Chapter 3 - Chapter 3

Pagi berikutnya, Irian Jaya bangun dari tidurnya didalam kapalnya dan berdiri sambil meregangkan otot-otot nya, dia mencuci muka dan menggosok gigi.

Dia melihat pantulan bayangan nya di cermin,dia menyadari bahwa seluruh otot nya penuh bekas luka dan tatapan nya terlalu tegas, mungkin dia perlu istirahat dari tugasnya dan jalan jalan dengan Enterprise hari ini mungkin bisa membantu nya.

Sementara itu Enterprise sedang berdiri di pelabuhan dan menatap cakrawala sambil menunggu Irian Jaya, beberapa saat kemudian dia menoleh pada Irian Jaya yang berjalan kearahnya, dia merasakan gelombang kegembiraan muncul di hati nya. Dia pun mendekati Irian Jaya dan menyapa dengan hangat dan lembut.

"Selamat pagi Irian, apakah kau masih bersemangat menghabiskan sisa waktu mu di Azur Lane bersama ku?"

Irian Jaya mengangguk dan menyilangkan tangannya.

"Huh, aku ingin menghilangkan stres ku hari ini dan besok aku akan pulang ke Nusan navy, jadi ya aku akan jalan-jalan bersama mu."

Enterprise tersenyum kecil jelas dia tak pernah menunjukkan sifatnya yang seperti ini pada siapapun selain Saudari nya sebelum nya, dan inilah pertama kalinya dia melakukan itu dengan orang lain.

"Kalau begitu, mari kita sarapan di kafe, kau pasti belum mendapatkan kopi pagi mu kan? Ayo kita pergi"

Dengan itu mereka berdua pergi ke kafe terdekat dan memasuki nya, mereka duduk di salah satu meja kosong dan melihat menu. Sesekali Enterprise melirik nya di balik buku menu, dia tak bisa mengalihkan pandangannya dari Irian Jaya yang tampan dan gagah.

Irian Jaya menyadari tatapan nya lalu menjentikkan jarinya.

"Hei, apakah kau melamun?"ku

Enterprise tersadar dari lamunannya dan berkata dengan gugup.

"Melamun? Tentu saja tidak, aku sedang memilih menu untuk diriku sendiri."ucap nya sambil menutupi wajahnya dengan buku menu.

Irian Jaya menemukan keanehan pada sifat Enterprise akhir-akhir ini namun dia menepis pikiran itu.

"Baiklah, aku akan memesan kopi hitam dan roti panggang"

Enterprise mencoba kembali bersikap tenang dan menghela nafas.

"Huh...kurasa aku juga akan pesan itu untuk sarapan"

Gadis pelayan menulis pesanan mereka dan berjalan pergi, beberapa saat kemudian dia kembali dan meletakkan dua kopi hitam dan dua piring roti panggang lalu berjalan pergi.

Irian Jaya memakan roti nya lalu meminum kopi hitam dengan tenang sambil memikirkan sesuatu, Enterprise juga memakan makanan nya dengan tenang sambil melirik kearahnya. Beberapa saat kemudian Irian Jaya berdiri dan izin kepada Enterprise untuk pergi ke Toilet.

Di Toilet Irian Jaya mencuci wajahnya dan melihat bayangan nya di cermin dan berkata pada dirinya sendiri.

"Setelah pulang ke Nusan navy,aku akan mengambil cuti lagi dua hari, badan ku terasa tidak enak dan agak panas akhir-akhir ini."

Setelah dia melihat ke cermin, tiba tiba bayangan seorang pria berambut abu abu dengan penutup mata kiri muncul sekilas di cermin beberapa saat, Irian Jaya terkejut dengan kemunculan sosok itu dan dia mundur beberapa langkah.

"Apa itu tadi?" Ucapnya

Dia pun bingung dengan apa yang terjadi, dia bingung dan terkejut serta dia merasakan bulu kuduk nya berdiri dan menggigil, Irian Jaya pun mencuci muka lagi dan menampar wajahnya pelan untuk memastikan dia tak berhalusinasi. Setelah beberapa saat dia kembali melihat cermin dan sosok itu sudah menghilang, dia bernafas lega dan keluar dari toilet.

Irian Jaya duduk kembali di meja nya bersama Enterprise lalu menghela nafas, tentu saja dia terkejut, bingung sekaligus penasaran dengan apa yang terjadi di toilet sebelumnya, dia memegang dagunya dan merenungkan kejadian tadi.

Enterprise melihat nya dan memukul bahunya dengan ringan.

"Hei, apa yang terjadi? Tampaknya kau sedang bingung, apa yang kau pikirkan?"

Irian Jaya menjawab dengan tenang dan menghembuskan nafas.

"Huh...tak apa apa" ucapnya, jelas sekali dia sedang berbohong dalam nada bicaranya.

Enterprise mengangkat alisnya, dia tahu bahwa dia sedang berbohong, namun dia mengerti dan tak ingin membicarakan hal itu.

"Kalau begitu, aku ingin mengungkapkan sesuatu padamu..."

Irian Jaya mengangguk dan berkata dengan lembut.

"Tentu, katakan saja"

Enterprise menarik nafas panjang lalu menghembuskan nya kembali untuk menghilangkan kegugupan nya dan wajahnya kembali menjadi serius, dia berbicara dengan tegas.

"Sebenarnya....aku punya perasaan padamu Irian Jaya..dan aku ingin menjadi pacar mu, aku akan melakukan apapun untuk membuat mu bahagia dan terlindungi dari bahaya."

Kata-kata itu telah menghantam wajah Irian Jaya seperti palu, dia tak pernah menyangka kata-kata itu akan muncul begitu saja, apalagi dari Shipgirl terkuat Eagle Union, dia terdiam sejenak dan tak bisa berkata apapun.

Enterprise lalu melanjutkan dengan nadanya yang serius dan tegas.

"Aku jatuh cinta padamu Irian, sejak kau menyelamatkan ku berkali kali setiap aku tenggelam, aku merasakan cinta yang bergejolak didalam hati ku untuk mu... Kau tak perlu menjawab permintaan ku sekarang, aku bisa menunggu."

Irian Jaya membeku di tempat duduknya dan tak berdaya saat Enterprise berbicara, dia tahu itu tawaran yang bagus, memiliki kekasih dan bahagia. Namun dia juga harus Fokus pada tugasnya sebagai Shipboy dan komandan Nusan navy, dia memikirkan kata kata yang tepat lalu menjawab dengan tegas dan serius.

"Oh gitu, maaf aku tak bisa menjawabnya sekarang, aku masih punya banyak hal untuk dipikirkan. Ku harap kau tak keberatan menunggu entah berapa lama"

Enterprise mengangguk dan melepaskan topi nya lalu mengambil amplop pink, dia memberikannya padanya dan berbicara.

"Aku tak keberatan menunggu selama apapun, dan terimalah surat cinta ku ini, aku akan selalu menunggu mu sampai hari itu tiba."

Irian jaya mengambil surat itu dan menyimpannya di saku.

"Aku janji tak akan butuh waktu lama, setelah semua selesai aku akan datang dan memberikan jawaban ku. Kurasa aku harus pulang ke Nusan navy, sampai jumpa Enterprise."

Enterprise mengangguk dan melihat pria itu berjalan keluar kafe, dia membayar di kasir lalu pergi ke pelabuhan. Setelah sampai di pelabuhan dia melihat Irian Jaya bersiap untuk pergi dia memegang dadanya lalu berkat lembut.

"Irian, apakah aku boleh datang ke Nusan navy untuk menemui mu suatu hari nanti?"

Irian Jaya terkejut dengan permintaan itu, dia tahu niat Enterprise untuk melakukan itu. Namun dia mengangguk dan membolehkannya.

"Kau bisa datang kapanpun kau mau, aku akan selalu ada disana."

Irian Jaya naik ke kapalnya dan berlayar pergi menuju matahari terbenam, ia menghilang dalam kegelapan dan cakrawala. Javelin, Laffey, Ayanami dan Z23 berlari ke pelabuhan dan melihat Enterprise menatap lautan.

Javelin bertanya pada Enterprise.

"Kak Enterprise, kemana Irian Jaya pergi?"

Enterprise menjawab dengan sedikit khawatir.

"Dia sudah pulang, kecil kemungkinan dia akan kesini. Tapi akan ku pastikan dia menerima Cinta ku." Dengan itu, Enterprise berbalik dan pergi melewati empat gadis itu.

Keempat gadis itu melihat sekali ke Cakrawala dan pulang ke asrama mereka masing masing untuk beristirahat.

Sementara itu Enterprise masuk ke kamarnya dan berbaring di kasur nya, dia memikirkan apa saja yang akan dia lakukan untuk memenangkan hati Shipboy itu. Dia bilang pada dirinya sendiri bahwa dia akan datang ke Nusan navy untuk menjenguk Irian Jaya, tapi apakah dia mampu? Dia juga harus fokus pada peran dan tugas nya di Eagle Union. Enterprise sudah berpikir bahwa jika dia mendapatkan hati libur, dia akan datang ke sana dan mengenal Irian Jaya lebih pribadi.

Sementara itu Irian Jaya merenung di kapalnya, menatap langit malam dan laut yang gelap yang hanya di cahayai oleh sinar bulan. Dia tak tahu apa yang telah dia lakukan hingga pantas mendapatkan Enterprise, dia mencoba mengingat hal yang tanpa sengaja pernah menghubungkan dia dan Enterprise, seperti menyelamatkannya saat dia tenggelam berkali kali atau membantu nya melawan Siren?, Hal itu akan terus mengganggu nya didalam pikiran nya.

Dan dia teringat dengan sosok yang muncul di cermin saat dia di toilet Kafe, siapa sebenarnya itu? Apa niatnya? Dia tak tahu apapun, namun dia akan memecahkan misteri itu cepat atau lambat.

To be continued...