Chapter 5 - Chapter 5

Hari-hari berlalu dengan cepat, saat ini Irian Jaya duduk di meja kantor nya dengan santai dan memikirkan beberapa hal yang terjadi selama beberapa hari terakhir, dia menatap surat cinta dari Enterprise di depannya dalam diam. Dia sempat memikirkan bayangan misterius nya yang ada di cermin di restoran Eagle Union beberapa hari lalu yang membuatnya cukup penasaran.

Saat Irian Jaya sedang berpikir, Yani masuk tanpa mengetuk pintu dan duduk di sofa.

"Irian, kau terlihat sering merenung belakangan ini, ada apa?"

Irian Jaya kembali pada kenyataan, segera menyembunyikan surat itu didalam salah satu dokumen dan menatapnya.

"Tak apa apa, aku hanya memikirkan sesuatu yang tak terlalu penting, itu saja."

Yani menyilangkan tangannya di dada nya.

"Aku tak tahu apa yang sedang kau lakukan, tapi aku tahu ada sesuatu yang salah padamu."

Irian Jaya menjawab dengan tenang.

"Tenang saja, bukan masalah besar"

Yani mendekati nya dan merapikan seragam dan dasi Irian Jaya sambil memijat bahunya.

"Otot-otot mu tampak tegang, pekerjaan kantor dan pertarungan sangat membuat mu lelah, kan?. Maka dari itulah aku ada disisi mu sebagai Wakil dan sekretaris mu untuk membuat mu santai sekaligus meringankan pekerjaan mu."

Irian Jaya bersandar di kursi dan mengendurkan otot-otot nya untuk bersantai, dia menutup matanya dan menghela nafas lega saat di pijat oleh Yani yang cantik dan tegas. Yani memijat dan mengusap otot-otot nya di balik seragamnya dengan jarinya, sentuhan nya seperti bulu burung yang lembut saat diluar pertarungan.

Beberapa saat kemudian, waktu santai mereka terganggu dengan suara langkah kaki yang cepat.

Tiba tiba Siliwangi masuk dengan terengah-engah sambil memegang sapu kesayangan nya, dia mengatur nafas sejenak sebelum mendekati mereka berdua, Irian Jaya dan Yani mendongak ke arah nya sambil menunggu apa yang ingin Siliwangi bicarakan.

Siliwangi berbicara sambil mengatur nafas.

"Irian Jay.....Yani..huh..nyonya Ratu memanggil kalian berdua... Di ruang singgasana." Ucapnya sambil gemetar.

Irian Jaya dan Yani mengangguk, mereka berdua berjalan bersama ke istana menuju ruang singgasana dimana Ratu menunggu mereka, Siliwangi berbaring di sofa Irian Jaya karena lelah.

Setelah beberapa saat mereka berdua berjalan di istana, Irian Jaya dan Yani memasuki ruang singgasana sana dengan penuh percaya diri. Didalamnya ada Shipgirl kecil yang duduk di puncak Tahta, dia adalah Ratu Nusan navy, Gadjah Mada.

Disampingnya ada empat Shipgirl yang sangat berpengaruh juga, mereka disebut "Djaja sister", yakni yang tertua Sanwadjaja, gadis berambut biru laut, kemeja putih dengan jas hitam angkatan laut.Lalu ada Sandjaja, gadis yang sebelumnya menghabisi sekelompok Siren dengan mudah bersama Irian Jaya dan Yani. Ada Bwadjaja gadis berambut pirang, seragam putih merah dan memegang pistol. Terakhir yang termuda dan paling lembut, Dewaruci, pakaian nya serba merah dan berambut putih, mereka semua memegang tongkat yang menjadi tanda otoritas mereka.

Irian Jaya dan Yani berlutut di hadapan Gadjah Mada, Irian Jaya berbicara dengan tegas dan sopan.

"Apa yang anda inginkan, Yang mulia?"

Gadjah Mada berbicara dengan suara keibuan, meskipun tubuhnya seperti gadis kecil.

"Sanwadjaja akan memberi mu informasi, silahkan Sanwadjaja."

Sanwadjaja membungkuk sedikit ke arah ratu lalu menghadap Irian Jaya.

"Terimakasih yang mulia, Irian Jaya dan Yani. Aku telah mendapatkan informasi dari pengamatan ku terhadap Siren, beberapa Armada Siren akan berkumpul di suatu titik untuk menyerang markas Azur Lane secara bersamaan yang akan mereka lakukan sekitar beberapa minggu kedepan."

Sandjaja maju untuk menyampaikan perintah dari Gadjah Mada.

"Maka dari itu, kita akan menghalangi mereka sebelum mereka masuk ke perairan Azur Lane, kami ingin kau mengirim surat untuk meminta bantuan ke Azur Lane untuk melawan mereka, dan ini adalah kesempatan bagi kita untuk mengharumkan nama Nusan navy."

Gadjah Mada menyilangkan tangannya dan bersandar.

"Dan kau Irian Jaya, bertanggung jawab untuk memimpin armada utama kita dalam operasi ini dan meraih hasil yang memuaskan. Kuharap kau mempersiapkan dirimu untuk operasi ini,Kau mengerti Shipboy?"

Irian Jaya mengangguk dan berdiri tegak sambil hormat.

"Saya mengerti yang mulia, saya dan Yani akan mempersiapkan diri serta armada kita untuk pertempuran tersebut. aku perlu semua informasi untuk membuat sebuah rencana yang bagus dan akan membawa kemenangan bagi kita semua."

Gadjah Mada mengangguk.

"Aku tahu, kami akan mengirim semua informasi yang telah kami temukan padamu, aku harap kau telah membuat rencana yang bagus dan akan kau presentasikan pada kami minggu depan. Aku percaya padamu, Shipboy"

Irian Jaya berbicara tegas.

"Siap nyonya, aku tak akan mengecewakan mu"Ucapnya sebelum berdiri dan membungkuk hormat, dia mengajak Yani untuk keluar.

Setelah mereka keluar, Irian Jaya memegang dagunya untuk berpikir apa saja yang akan dia rencanakan untuk pertempuran tersebut, dia sudah melakukan ini berkali kali seperti membuat rencana dan bertarung, dia sudah terbiasa dengan siklus hidup nya yang tak berujung seperti ini. Sementara Yani menulis daftar latihan yang akan dia ada kan untuk melatih Shipgirl Nusan navy yang lain, dia sudah berpengalaman dalam melatih seseorang untuk bertarung.

Saat mereka berdua berjalan dalam keheningan lorong Istana, tiba tiba suara klakson kapal berbunyi keras di pelabuhan Nusan navy. Irian Jaya dan Yani melihat melalui jendela, terlihat kapal induk dengan bendera Eagle Union telah berlabuh di sana, itu Enterprise.

Irian Jaya tahu apa yang akan dia lakukan disini, maka dia menoleh ke arah Yani dan mencoba mengalihkan perhatiannya.

"Yani, bisakah kau meninggalkan ku sendirian sebentar? Aku perlu berbicara dengan seseorang."

Yani mengangguk.

"Baiklah, sampai jumpa" ucapnya sambil berjalan pergi dengan buku catatannya.

Irian Jaya berjalan keluar istana lalu pergi ke pelabuhan, dia melihat Enterprise sedang berdiri di samping kapal nya untuk menunggu nya, Enterprise sesekali melihat sekeliling untuk menemukan Irian Jaya. Sampai dia melihat Irian Jaya mendekati nya, hati nya merasakan kegugupan dan kegembiraan, dia merapikan seragam dan topinya bahkan melihat ke cermin yang ia bawa untuk memastikan dia tampil cantik.

Irian Jaya mendekati nya dengan tatapan tajam dan tegasnya yang biasa.

"Selamat datang di Nusan navy Enterprise, apa yang membawa mu jauh jauh kesini?"

Enterprise mencoba menenangkan dirinya dan menghela nafas.

"Aku ingin bertemu dengan mu untuk membicarakan suatu hal pribadi."

Tiba tiba Irian Jaya teringat dengan pengakuan cinta dari Enterprise dan surat cinta darinya beberapa hari lalu, dia bahkan belum memikirkan ini untuk menerima atau menolak, namun dia memikirkan hal itu dengan cepat dan hati hati, tawaran Enterprise untuk menjadi kekasih nya begitu menggiurkan, siapa yang tak ingin menjadi kekasih dari kapal induk terkuat Eagle union. Dan Irian Jaya juga berpikir bahwa ini adalah kesempatan bagus untuk menjalin aliansi dalam melawan Siren dalam misi yang selanjutnya akan dia hadapi.

Saat Irian Jaya berpikir panjang, tiba tiba Enterprise mengambil tangan nya lalu menyeretnya ke taman dan membawanya duduk di taman bersama sama. Setelah mereka duduk disana berduaan, Enterprise menggenggam kedua tangan Irian Jaya dengan erat dan rona merah di pipinya, dia terlalu gugup karena dia tak pernah sedekat ini dengan pria yang ia cintai sebelumnya.

Enterprise menatapnya dengan gugup dan serius.

"Irian, apakah kau sudah mempertimbangkan tawaran ku sebelumnya? Aku sudah tak sabar mendengar jawaban mu." Ucapnya saat wajahnya dipenuhi kegugupan dan penasaran.

Irian Jaya menatap langit sebentar lalu menoleh kearahnya, dia akan mencoba berbohong untuk saat ini, namun suatu hari nanti dia akan mencoba membangun cinta untuk Enterprise.

"Aku telah mempertimbangkan hal itu, dan aku akan menerima tawaran mu untuk menjadi kekasih mu." Ucapnya dengan nada serius.

Setelah mendengar itu, Jantung Enterprise terasa ingin keluar dari dadanya dan memeluk Irian Jaya, matanya berbinar dan terbelalak tak percaya. Kemudian, ia melompat kedalam pelukannya dan membenamkan wajahnya ke dada Irian Jaya.

"Terimakasih.... terimakasih..... terimakasih Irian Jaya, itu adalah kata yang sangat ingin ku dengar dari mu, aku mencintai mu~"ucapnya sambil menangis bahagia.

Irian Jaya terkejut dengan gerakan itu dan memeluk nya kembali sambil menyeka air matanya.

"Aku juga mencintaimu, Enterprise" ucapnya dengan sedikit lembut, meskipun dia tahu dia sedang berbohong, Irian Jaya mulai merasakan sesuatu di hati nya yang mulai tumbuh secara perlahan.

Lalu Irian Jaya teringat dengan tugasnya dan menatap Enterprise, dia bertanya dengan suara lembut dan serius.

"Ngomong ngomong Enterprise, bisakah kau mendengar permintaan ku sebentar?"

Enterprise mengangguk dengan senyuman.

"Tentu saja, apapun untuk mu."

Irian Jaya menghembuskan nafas dan mulai bicara serius.

"Aku ingin meminta bantuan mu untuk melawan armada Siren yang akan muncul untuk menyerang markas Azur Lane, aku membutuhkan mu dan Shipgirl lain di Azur Lane untuk membantu kami untuk melawan mereka."

Senyum Enterprise memudar dan ekspresi nya berubah menjadi serius lagi.

"Kalau gitu, aku akan membawa armada Eagle Union dan faksi lain yang bisa untuk membantu mu, kirim semua informasinya kepadaku, aku akan mengikuti mu melawan mereka. Demi Azur Lane dan pria yang ku cintai."ucapnya dengan percaya diri.

Irian Jaya mengangguk, dia dengan lembut membelai rambut nya.

"Terimakasih Enterprise, aku menghargai antusiasme mu untuk membantu, aku akan memastikan pertempuran ini bisa kita menangkan dan tak ada korban jiwa lagi." Ucapnya sambil terus membelai rambut nya.

Enterprise menatap nya dan tersenyum sedikit.

"Aku tahu aku bisa mengandalkan mu, Irian Jaya. Mungkin sampai sini aja urusan ku datang kesini, aku akan mempersiapkan pasukan untuk berjuang dalam perang itu, sampai jumpa Irian Jaya~." Ucapnya sebelum mencium bibirnya dengan cepat dan berbalik pergi.

Irian Jaya membeku di kursi karena ciuman tiba tiba itu, namun dia segera menyadarkan diri dan berjalan mengikuti Enterprise ke pelabuhan, rencana nya untuk gadis itu berjalan lancar. Dia memanfaatkan Cinta Enterprise untuk sementara ini untuk meminta bantuan melawan Siren, tentu saja dia merasa sedikit bersalah, namun dia merasakan cinta nya pada Enterprise telah tumbuh di hatinya.

Dia melihat gadis itu mulai berlayar menjauh dari Nusan navy, Irian Jaya menutup mata nya dan memandang langit untuk merenungkan sesuatu yang akan dia hadapi, sekarang dia bukan hanya bertarung untuk melindungi faksi atau dunia, dia juga akan bertarung untuk melindungi gadis yang ia cintai. Wajah Irian Jaya kembali ke ekspresi nya yang dingin dan serius, lalu ia berbalik dan berjalan kembali ke kantor nya, dia menerima semua berkas informasi di atas mejanya lalu mulai menyusun rencana untuk pertarungan tersebut.

Irian Jaya dengan tekun menyusun dan memikirkan sebuah rencana yang akan membawa kemenangan bagi mereka, dia memiliki keinginan untuk membuktikan bahwa meskipun ia adalah satu satunya Shipboy di dunia Azur Lane, dia akan bisa menjadi hebat dan kuat untuk melindungi dunia dari siren dan membawa kedamaian bagi dunia.

Selama 12 jam penuh, Irian Jaya masih tekun dalam perencanaan nya, seperti membuat sketsa titik penyerangan dan kelemahan atau keuntungan apa saja yang akan dia hadapi saat hari itu tiba, Siliwangi juga sudah membawa dua teko kopi hitam untuk komandan nya Irian Jaya selama itu, dia memperhatikan pria itu tenggelam dalam pikiran dan pekerjaan nya. Setelah semuanya selesai, Irian Jaya memberitahu sang Ratu dan saudari Djaja tentang strategi pertempuran nya, dia dengan tegas menyampaikan isi pikiran nya dan keuntungan serta kekurangan yang mereka punya, ia menyatukan semuanya secara matang, semua anggota istana dan Shipgirl Nusan navy yang lain menyetujui nya.

Ratu Gadjah Mada menatapnya dengan penuh harap.

"Bagus sekali Shipboy ku, kau melakukannya dengan baik, ku harap semua ini berjalan lancar."

Irian Jaya membungkuk hormat.

"Terimakasih nyonya, aku juga berharap begitu, aku akan mengirim ini pada Enterprise sekarang." Ucapnya sebelum berbalik dan pergi ke kantor nya.

Irian Jaya duduk di mejanya dan mengutak-atik komputer nya, dia menulis semua strategi yang telah ia buat untuk dikirim ke Enterprise melalui Email, setelah selesai mengirim dia bersandar di kursinya dan tertidur karena kelelahan, dia juga harus mengumpulkan tenaga untuk tiga hari kedepan untuk pertempuran itu. Yani melewati kantor nya dan menutupi Irian Jaya dengan selimut sambil mencium kening nya sebelum dia duduk di sofa kantor untuk menjaganya.

To be continued...