Chereads / Isekai : Chaos and Order / Chapter 45 - Bab 42: Ujian Penguasa Kekacauan

Chapter 45 - Bab 42: Ujian Penguasa Kekacauan

Ruangan High Council of Chaos terasa seperti tempat di mana seluruh dunia menahan napas. Lilin-lilin besar di dinding memberikan cahaya redup, menciptakan bayangan yang bergerak gelisah di permukaan marmer hitam. Aroma dupa yang berat mengisi udara, menambah suasana tegang yang menyelimuti semua orang di ruangan itu.

Raka berdiri di tengah aula, dikelilingi oleh para Chaos God. Jubah putih bergradasi emas yang ia kenakan tampak bersinar samar, tetapi bukan itu yang menarik perhatian semua orang. Wajahnya yang tersembunyi di balik kabut cahaya membuat dirinya tampak seperti makhluk yang lebih Angung dari manusia biasa.

Namun, di balik semua itu, Raka merasa dadanya berdebar kencang.

Raka: (membatin, menatap lingkaran Arcbishop di depannya) "Kenapa suasananya seperti ini? Mereka semua menatapku seperti aku harus melakukan keajaiban. Sial, aku bahkan tidak tahu apa yang harus kukatakan."

Dia menelan ludah, mencoba menenangkan dirinya. Di luar, wajahnya tetap tenang. Tapi di dalam, pikirannya berputar liar.

Raka: (membatin, melihat Yasmina yang berdiri di antara Arcbishop) "Yasmina, setidaknya kau bisa memberikan panduan, bukan? Tapi tidak... Dia malah berdiri seperti patung. Dan para Chaos God? Mereka malah tersenyum seperti aku punya rencana besar. Astaga. Tidak ada pilihan lain sepertinya aku harus menambahkan stat karisma"

Raka pun mencari Trait dalam [Trait Box] yang bisa menambah stat Karisma lalu dia menemukan Trait bernama [Advance King Aura] yang bisa menambah Stat karismanya sebanyak 300+ dan mencobanya

Raka: ( mengeluarkan suara berat) " Baik semuanya dengarkan aku baik-baik" (terkejut dalam hati) "WTF kenapa suaraku sangat berat"

Suaranya terdengar lebih berat dari biasanya, dipengaruhi oleh [Advance King Aura] yang baru saja ia tambahkan dalam Traitnya.

Raka: (membatin)

"mungkin ini akan membantu!"

(berusaha terdengar dingin dan tegas) "Aku tidak datang ke sini untuk diuji. Justru kalian yang akan diuji... untuk membuktikan bahwa kalian layak berada di bawah bendera Chaos."

Kata-katanya menggema di seluruh aula. Para Arcbishop saling memandang, tatapan mereka penuh keraguan dan skeptis.

Althea: (menunjuk Raka dengan tegas, nada marah) "Berani sekali kau berkata seperti itu! Kami adalah pelayan setia para Ratu! Mengapa kami harus membuktikan kesetiaan kami kepada... orang seperti kau?"

Mira: (menyilangkan tangan, berbicara dengan sinis) "Aku tidak peduli apa yang dikatakan para Ratu. Sampai aku melihat buktinya sendiri, aku tidak akan mengakui orang ini sebagai pemimpin kami."

Erynn: (tersenyum kecil, tetapi matanya menyipit tajam) "Sangat menarik. Tapi jika kau benar-benar seperti yang mereka katakan, aku ingin melihat kekuatanmu."

Raka menatap mereka semua. Dari luar, dia tampak tenang, tetapi di dalam kepalanya ada pertarungan besar.

Raka: (membatin, merasa semakin gugup) "Bagus sekali. Sekarang mereka semua ingin bukti. Bukti apa? Aku bahkan tidak tahu apa yang sedang kulakukan di sini."

Dia melirik ke arah Lily, berharap ada bantuan dari sang Chaos God. Namun Lily hanya mengangkat ibu jarinya, memberikan isyarat dukungan dengan senyuman percaya diri.

Raka: (membatin, merasa putus asa) "Lily, itu sama sekali tidak membantu. Tolong lakukan sesuatu selain tersenyum seperti itu."

Para Knight yang berdiri di belakang Arcbishop mulai bergerak, dan beberapa dari mereka tertawa mengejek.

Knight 1: (tertawa keras) "Apa-apaan ini? Hanya karena memakai jubah putih dan berdiri di tengah ruangan, dia pikir dia bisa memerintah kita?"

Knight 2: (menepuk dada, berbicara dengan nada mengejek) "Sepertinya si 'Raja' ini butuh pelajaran."

Lily, yang berdiri di samping Raka, segera melangkah maju. Matanya berkilat dingin.

Lily: (berbicara dengan nada tajam) "Jaga mulut kalian! Beraninya kalian meremehkan dia di hadapan kami?!" [Frost Aura]

Ruangan seketika dipenuhi hawa dingin yang menusuk, membuat beberapa Knight gemetar. Namun, Raka mengangkat tangannya dengan tegas, menghentikan Lily sebelum dia melangkah lebih jauh.

Raka: (berbicara dengan nada rendah tetapi tegas) "Tidak perlu, Lily. Biarkan aku yang menangani ini."

Lily: ( Khawatir) " Tapi...."

Raka hanya tersenyum dengan lembut kepada Lily namun di dalam hatinya, Raka hampir menjerit karena gugup.

Raka: (membatin, mencoba menenangkan diri) "Oke, Raka. Ini saatnya kau bertindak. Mereka tidak tahu kau tidak tau apa yang kau bisa. Asal kau terlihat percaya diri, semuanya akan baik-baik saja."

Dia menarik napas dalam-dalam, mengaktifkan [God Power].

Raka: (berbisik pelan, dengan nada tenang) "Sinkron." [Advance King Aura]>[Active]

Aura yang sangat kuat tiba-tiba meledak dari tubuh Raka, memenuhi ruangan dengan tekanan besar. Udara terasa berat, dan beberapa Knight bahkan terpaksa berlutut karena tidak mampu menahan kekuatan itu.

Selene: (berdiri dengan anggun, berbicara dengan suara lembut) "Lihatlah... Dia adalah Raja kita. Tidak ada keraguan lagi."

Lumine: (tersenyum lebar, menyilangkan tangan) "Sepertinya mereka akhirnya memahami posisi mereka."

Namun di dalam, Raka masih merasa sangat canggung.

Raka: (membatin, dengan kagum) "waw! , jadi ini kekuatan Aura Raja yang dikatakan Alya, ini sangat efektif untuk mengintimidasi lawan dan sangat kuat."

Ketika aura Raja itu mereda, Raka duduk di singgasana besar di tengah aula. Para Arcbishop menatapnya dengan pandangan campuran—takut, kagum, dan ragu.

Raka: (berbicara dengan nada lebih berat dari sebelumnya, meski masih gugup di dalam) "Jadi apa kalian sudah paham posisi kalian, wahai makluk rendahan!"

Ruangan masih bergetar oleh aura Raka yang mulai mereda. Namun, tekanan yang ia tinggalkan seolah menggantung di udara. Para Arcbishop saling memandang dengan ekspresi sulit diartikan—antara kagum, takut, dan skeptis.

Althea: (membatin) " Aura Raja benar benar tidak terduga!"

Mira: (membatin) " kekuatan yang sangat langka dan berharga, jadi dia memiliki nya"

Erynn: (membatin) "menarik sekali, dia salah satu yang memiliki kualitas penguasa ya"

Di barisan belakang, salah satu Knight akhirnya berbicara, melawan diam yang membekukan ruangan.

Knight 1: (dengan nada mengejek, mencoba mengalihkan ketakutan) "Itu saja? Tekanan seperti ini hanya gertakan. Kau pikir kami akan tunduk hanya karena trik murahan seperti itu?"

Beberapa Knight lainnya tertawa kecil, mencoba memulihkan keberanian mereka. Namun tawa itu terdengar kosong, tidak sepenuh hati.

Knight 2: (menyilangkan tangan, menatap Raka dengan arogan) "Kalau kau memang sehebat yang mereka katakan, buktikan pada kami. Jangan hanya bermain dengan aura."

Lily langsung melangkah maju dengan ekspresi penuh kemarahan, tetapi Raka mengangkat tangannya untuk menghentikannya.

Raka: (dengan nada dingin, meskipun di dalam hatinya merasa canggung) "Tidak apa-apa, Lily. Biarkan mereka berbicara."

Lily: (dengan nada tajam, tetap memandang para Knight) "Tetapi mereka sudah berani sekali meremehkanmu, Raka. Kau tidak perlu menahan diri untuk orang seperti ini." [Frost Aura]

Raka tersenyum tipis, tetapi senyum itu tidak sepenuhnya tulus.

Raka: (membatin, merasa sedikit putus asa) "Kenapa mereka tidak menurut saja, ini jadi merepotkan Mereka sangat keras kepala aku jadi ingin tau doktrin apa yang Chaos Cult ajarkan sebenarnya ?"

Dia berdiri dari singgasananya, jubah putihnya melayang lembut saat dia melangkah turun satu tingkat.

Raka: (dengan nada berat, matanya menyapu seluruh ruangan) "Baiklah. Jika kalian tidak percaya padaku, aku akan memberimu satu kesempatan untuk membuktikan keberanian kalian."

Dia menunjuk tangga di depan singgasana besar itu.

Raka: (dengan nada penuh wibawa, meski tangannya gemetar sedikit) "Tangga ini adalah ujian kalian. Jika kalian bisa mencapai anak tangga kelima, aku akan pergi dari tempat ini atau apa pun yang kalian minta. Tapi jika kalian gagal... jangan salahkan aku atas apa yang terjadi."

Para Knight saling memandang, kebingungan dan ragu mulai menyebar di antara mereka. Namun, rasa sombong mereka menghalangi logika.

Knight 3: (berbisik kepada rekannya) "Ini hanya tangga. Apa yang bisa dia lakukan? Ini pasti hanya gertakan."

Knight 4: (mengangguk, dengan nada yakin) "Benar. Kita akan menunjukkan bahwa dia tidak lebih dari seorang penipu."

Salah satu Knight melangkah maju, melemparkan senyuman penuh ejekan kepada Raka sebelum menapakkan kakinya di anak tangga pertama.

Saat itu juga, tubuhnya lenyap. Tidak ada suara, tidak ada perlawanan—hanya armor dan pedang yang jatuh dengan bunyi keras ke lantai.

Semua orang terdiam. Ruangan yang tadinya penuh bisikan dan ejekan berubah menjadi sunyi mencekam. Para Knight yang lain mundur selangkah, wajah mereka memucat.

Mira: (dengan nada terkejut, menatap armor kosong itu) "Apa yang... terjadi?"

Althea: (menggertakkan gigi, mencoba menenangkan diri) "Itu tidak mungkin. Apakah dia teleportasi? Tapi kenapa hanya tubuhnya yang menghilang?"

Erynn: (dengan senyum kecil, matanya berbinar dengan rasa ingin tahu) "Menarik. Ini kekuatan seperti apa? Bahkan aku tidak bisa menjelaskannya."

Di sisi lain, para Chaos God hanya berdiri dengan tenang.

Lily: (berbicara dengan nada puas, memandang para Knight) "Itu peringatan pertama. Kalian masih mau mencoba?"

Lumine: (tersenyum lebar, menyilangkan tangan) "Aku hampir merasa kasihan. Tapi mereka yang mencari masalah, jadi mereka pantas mendapatkannya."

Raka, di sisi lain, merasa jantungnya hampir meledak.

Raka: (membatin, mencoba tetap tenang) "Astaga, ini terlalu efektif. Aku bahkan tidak tahu bahwa [Shape] > [Eraser] akan bekerja seperti ini. Dan kenapa hanya tubuh mereka yang hilang? Ini tidak sama dengan di game."

Namun, dia tetap berdiri tegak di atas tangga, matanya menyapu seluruh ruangan.

Raka: (berbicara dengan nada berat, meski hatinya masih gugup) "Sekarang kalian tahu apa yang terjadi pada siapa pun yang meremehkan aku. Kalian hanyalah bidak di papan catur tak berguna dan tak berharga. Dimataku, kalian tidak berarti apa-apa."

Pidatonya menggema di seluruh ruangan, membuat para Arcbishop dan Knight menundukkan kepala. Bahkan mereka yang skeptis mulai merasa takut.

Raka: (melangkah turun, menunjuk mereka dengan tegas) "Aku tidak membutuhkan kalian. Jika aku mau!, aku akan memusnahkan kalian semua sebelum fajar tiba, Tapi ini adalah permintaan gadis gadis yang aku cintai sepenuh hati."

(Bicara dengan lebih tegas) "Sekarang!, Sekarang aku memberi kalian kesempatan untuk membuktikan nilai kalian. Jadi sekarang, buat pilihan. Ikuti aku dan buktikan kesetiaanmu, atau lenyap menjadi sejarah yang terlupakan."

Para Chaos God tersenyum bangga, meski beberapa dari mereka tersipu malu ketika Raka menyebut mereka dalam pidatonya sebelumnya.

Kaela: (berbisik kepada Lumine, sambil tersenyum kecil) "Dia benar-benar tahu cara menarik hati orang-orang."

Lumine: (tertawa pelan, matanya berbinar) "Dia memang Raka kita. Lihat bagaimana semua orang menggigil di hadapannya."

Sorakan mulai terdengar dari seluruh ruangan. Semua anggota Chaos Cult, baik Arcbishop maupun Knight, berseru serempak, menyatakan kesetiaan mereka kepada Raka.

Yasmina: (berdiri di sudut, berbicara pelan tetapi penuh hormat) "Selamat datang, Raja Chaos."

Di dalam hatinya, Raka hanya berharap bahwa peran ini tidak menjadi lebih sulit dari ini.

Raka: (membatin, dengan sedikit lelah)

"Apa yang sebenarnya terjadi?!"