Ruang rapat di Rook of Night memancarkan aura megah dan dingin. Sebuah meja panjang dengan ukiran delapan dunia Chaos berdiri di tengah, dikelilingi kursi megah yang dihiasi simbol dunia masing-masing. Lilin besar yang menyala di sudut ruangan memancarkan cahaya temaram, menambah kesan misterius.
Di ujung meja, Raka duduk dengan pakaian putih bergradasi emas yang menambah kesan misterius dan berwibawa. Di kedua sisinya, Lily dan Kaela berdiri dengan tatapan tegas, sementara Chaos God lainnya menyebar di tempat masing-masing, mengamati ruangan dengan sikap santai.
Yasmina, Mira, Althea, dan Erynn berdiri di hadapan mereka, menunggu aba-aba untuk memulai perkenalan. Yasmina melangkah maju lebih dulu, suaranya tegas namun penuh rasa hormat.
Yasmina: (membungkuk dengan anggun, tangannya diletakkan di depan) "Hormat saya, Tuan Raka. Nama saya Yasmina Asyifa, Archbishop dari Lady Luna. Saya mengelola sektor Rook of Night atas kehendak beliau."
Luna tersenyum kecil, melirik Yasmina.
Luna: (dengan nada lembut) "Yasmina adalah tangan kananku yang paling setia. Dia sudah lama menjaga Rook of Night dengan sempurna."
Yasmina: (tersenyum sedikit, matanya berbinar bangga) "Itu semua berkat bimbingan Anda, Ratu Lunastra."
Setelah Yasmina mundur, Mira melangkah maju. Langkahnya ringan tetapi penuh kepercayaan diri.
Mira: (tersenyum tipis, suaranya sedikit bercanda) "Mirielle Faelith, tetapi semua orang memanggil saya Mira. Saya adalah Archbishop dari Lady Kaela, sekaligus sekertaris pribadinya di Merchant Guild ."
Kaela menatap Mira dengan pandangan datar, tetapi senyumnya sedikit muncul di sudut bibirnya.
Kaela: (berbicara dengan santai) "Mira adalah sekertaris terbaikku, dia selalu mengelola dan memastikan tugasku dikerjakan dengan benar."
Mira: (tertawa kecil, menoleh ke arah Kaela) "Aku hanya ingin Anda tahu betapa kerasnya pekerjaan saya dan betapa besarnya tanggung jawab anda, Ratu Aella."
Lalu giliran Althea. Dia melangkah maju dengan anggun, auranya memancarkan keangkuhan seorang bangsawan.
Althea: (membungkuk tipis, tersenyum kecil) "Duchess Althea Nocturne, Archbishop dari Lady Lilith. Saya bertugas memastikan segala hal di wilayah barat berjalan sesuai keinginan beliau."
Lily mengangguk pelan, tatapannya tajam.
Lily: (berbicara dengan nada tegas) "Althea adalah satu-satunya yang kutoleransi di wilayah itu. Dia tahu batasannya."
Althea: (tersenyum halus, nada suaranya penuh pujian) "Saya hanya berusaha memenuhi kehendak Anda, Ratu Lilith."
Erynn adalah yang terakhir. Dia melangkah maju dengan tenang, auranya penuh ketenangan.
Erynn: (berbicara dengan nada lembut dan formal) "Erynn Arcanveil, salah satu Grand Mage di White Magic Tower . Saya menjadi tanggan kanan Lady Lumine yang seorang Master dari White Tower."
Lumine tertawa kecil, menepuk bahu Raka dengan lembut.
Lumine: (berbicara dengan nada ceria) "Erynn adalah pelayanku yang paling setia. Kalau bukan dia, aku tidak akan pernah bisa menjadi Master dari White Tower."
Erynn: (tersenyum kecil, menunduk hormat) "Segala pujian adalah milik Anda, Ratu Illumina."
Setelah semua memperkenalkan diri, Ariana, Tiara, dan Selene maju secara bersamaan.
Ariana: (membungkuk ringan, nada suaranya serius) "Tuan Raka, saya meminta maaf karena Archbishop saya tidak bisa hadir. Dia sedang menjalankan misi penting di wilayah selatan."
Tiara: (dengan nada dingin) "Hal yang sama berlaku untuk Archbishop-ku. Naga tua itu terlalu sibuk menjaga reruntuhan di wilayah barat."
Selene: (tersenyum lembut, berbicara dengan nada santai) "Archbishop-ku, dia berperan sebagai agen ganda di Order of the world jadi tidak boleh terlalu sering berinteraksi dengan kita. Tapi saya yakin Anda akan segera bertemu dengannya di waktu yang tepat."
Raka hanya mengangguk, berusaha menjaga wibawanya, meskipun di dalam hati ia merasa sedikit canggung dengan suasana formal ini.
Raka: (membatin, mencoba menenangkan diri) "Astaga, mereka semua begitu serius. Aku harus tetap tenang dan tidak terlihat gugup."
Yasmina, sebagai tuan rumah, mengambil alih pertemuan.
Yasmina: (menoleh ke Raka dengan hormat) "Tuan Raka, kami telah mempersiapkan rencana serangan ke Stellar Academy. Jika Anda mengizinkan, kami akan menjelaskan detailnya."
Raka mengangguk pelan, memberi isyarat untuk melanjutkan.
Mira: (berbicara penuh percaya diri) "Kami akan menyerang selama saat ujian tengah semester. Rencana ini melibatkan pengalihan besar di kota terdekat untuk melemahkan pertahanan akademi."
Althea: (menambahkan dengan nada angkuh) "Kami juga berencana mengambil artefak penting di akademi. Katanya artefak itu bisa mengabulkan keinginan pemakainya ."
Erynn: (tersenyum tipis, berbicara dengan nada licik) "Dan untuk memastikan keberhasilan, kami berencana menculik beberapa anak orang penting sebagai leverage terhadap Order of the World."
Raka mendengarkan dengan wajah datar, tetapi di dalam hatinya ia merasa tidak nyaman.
Raka: (berpikir sambil menahan diri) "Ini berbahaya. Aku harus memastikan mereka tidak melibatkan orang-orangku."
Dia mengangkat tangannya, menghentikan pembicaraan.
Raka: (berbicara tegas) "Rencana kalian bagus. Tapi ada syarat yang harus kalian patuhi."
Dia membuka gulungan kecil dari dalam jubahnya dan menyebarkannya di atas meja. Gambar Orang Orang yang Raka ingin agar tidak terlibat, terlihat jelas di sana.
Raka: (melipat tangannya, nada suaranya tegas) "Orang-orang ini tidak boleh disentuh. Apa pun yang terjadi."
Para Arcbishop saling memandang dengan bingung, tetapi Yasmina adalah yang pertama berbicara.
Yasmina: (menatap gambar itu dengan serius) "Dan alasan permintaan ini, Tuan Raka?"
Raka: (berbicara dengan nada dingin) "Itu urusanku. Kalian hanya perlu memastikan mereka tidak terlibat dalam apapun rencana kalian."
Para Chaos God tersenyum kecil mendengar ini.
Kaela: (berbisik pada Lumine) "Dia melindungi mereka dengan serius. Ini benar-benar sisi manisnya, bukan?"
Lumine: (tertawa kecil) "Kurasa ini adalah salah satu alasan kenapa kita menyukainya."
Para Arcbishop akhirnya setuju, meskipun beberapa terlihat enggan.
Yasmina: (berbicara dengan hormat) "Baiklah. Kami akan memastikan mereka tetap aman."
Raka mengangguk, lega karena mereka tidak terlalu menentang.
Raka: (membatin) "Setidaknya mereka mau mendengarkan."
Setelah diskusi selesai, para Arcbishop mundur untuk menyampaikan instruksi mereka. Para Chaos God mendampingi Raka kembali ke akademi, memberikan nasihat dan candaan ringan untuk mengurangi ketegangannya.
Setelah diskusi selesai, Yasmina memimpin para Arcbishop keluar dari ruang pertemuan untuk memberikan arahan kepada pasukan mereka. Para Chaos God tetap tinggal, membiarkan suasana di ruangan itu sedikit lebih santai. Raka akhirnya bisa bernapas lega setelah tekanan dari pertemuan formal tersebut.
Raka: (mengusap tengkuknya, tampak lelah) "Astaga... Mereka benar-benar serius. Aku nyaris merasa seperti sedang diinterogasi."
Lily: (tersenyum kecil, matanya penuh kebanggaan) "Kau melakukannya dengan baik, Raka. Bahkan para Arcbishop akhirnya tunduk."
Lumine: (dengan nada menggoda, melirik Raka) "Dan jujur saja, penampilanmu dengan pidato itu... sangat memukau. Aku hampir ikut tertunduk, loh."
Kaela: (melipat tangan, dengan nada datar) "Memukau, ya? Tapi aku yakin Raka masih berkeringat dingin di dalam hatinya. Sungguh mengecewakan!."
Raka: (tertawa canggung, mengusap dahinya) "Heh... Aku tidak bisa menyangkal itu."
Shade, yang selama ini diam di pundak Raka, tiba-tiba bersuara, membuat semua orang menoleh.
Shade: (menyeringai licik) "Tentu saja dia gugup. Aku bisa mendengar detak jantungnya seperti drum perang sepanjang pertemuan tadi."
Ariana: (tertawa kecil, suaranya lembut) "Tapi itu wajar. Aku yakin Raka masih menyesuaikan diri dengan posisi barunya."
Raka: (membatin, menatap mereka semua) "Mereka berbicara seolah ini hal kecil... Padahal aku hampir tidak tahu harus berkata apa tadi." (Raka lalu melepas sinkronisas) "Eh kenapa ini kenapa kepalaku pusing sekali" (tiba-tiba saja Raka terjatuh pingsan)
Para Chaos God yang melihat itu langsung kaget dan berusaha menangkap tubuh Raka yang terjatuh
Lily : "RAKA!!!"
Lumine : "Raka?!"
Kaela : "Tuan!"
Ariana : "Yangmulia!"
Lalu dengan perasaan khawatir mereka memeriksa keadaannya dan ternyata Raka hanya pingsan akibat kelelahan
Selene: (dengan nada khawatir, duduk di salah satu kursi) "dia sepertinya terlalu memaksakan diri, bagaimana kalau kita membawa Raka kembali ke akademi? Dia sepertinya sudah kelelahan ."
Tia: (mengangguk pelan, suaranya tegas) "Aku setuju. Setelah semua yang terjadi dia pasti sangat letih "
Para Chaos God setuju dan bersiap untuk mengantarkan Raka ke asrama saat dia siuman, tak lama kemudian Raka bangun dari pingsannya. Yang membuat para gadis itu sangat senang, Lily bahkan sampai memeluk erat Raka karena khawatir.
Raka : (membuka matanya, sambil kebingungan) "ahw... Apa yang terjadi?"
Tia : (dengan nada lembut) "anda pingsan selama 30 menit dan membuat kami khawatir"
Lily : (menangis meminta maaf di pangkuan Raka) "hiks.. maafkan aku Raka maafkan aku telah memaksamu melakukan semua ini...hiks"
Raka : "tenang Lily ini memang kemauan ku sendiri, jadi jangan salahkan dirimu"
Lily pun berhenti menangis dibarengi dengan wajah puas chaos God lain karena mendengar kata-kata Raka tadi. Lalu sesuai rencana mereka semua pergi bersama dari Rook of night bersama ketempat awal mereka di Ruang VIP Kafe milik Kaela mengunakan sihir milik Lumine. Karena Kaela Lumine dan Ariana tidak terlibat dengan akademi mereka berpamitan pada Raka.
Kaela: (menatap Raka, nada suaranya lembut) "Raka, aku harus kembali mengurus urusan Merchant Guild. Jangan lupa untuk memberi kabar jika kau butuh sesuatu."
Lumine: (tersenyum ceria, melambaikan tangan) "Dan jangan terlalu memikirkan tekanan dari para Arcbishop itu. Kau adalah Raka, dan mereka tidak bisa berbuat apa-apa kalau tidak ada kamu."
Ariana: (dengan nada serius, sambil menggenggam tangan Raka sejenak) "Jaga dirimu di akademi. Jika ada yang mengganggumu, kami hanya sejauh satu panggilan."
Raka: (tersenyum tipis, berbicara dengan nada tulus) "Terima kasih. Kalian juga hati-hati di luar sana."
Setelah perpisahan itu, Tiara, Selene, Lily, dan Luna menemani Raka kembali ke akademi.
Raka: (membatin, melirik ke arah para Chaos God) "Mereka selalu terlihat kuat dan percaya diri. Namun dimataku mereka seperti anak anak yang sedang belajar tentang dunia dan diri mereka sendiri." (Rakapun tersenyum tipis)
---
{Di Depan Gerbang Stellar Academy}
Bulan bersinar terang di atas langit, menerangi area sekitar akademi. Para Chaos God berhenti sejenak di depan gerbang, menatap Raka yang tampak lebih rileks sekarang.
Lily: (berbicara pelan, menyentuh bahu Raka) "Istirahatlah hari ini. Kau sudah melakukan lebih dari cukup."
Selene: (tersenyum lembut) "Kami akan mengawasi dari sini. Jika kau butuh bantuan, jangan ragu untuk memanggil kami."
Tia: (berbicara dengan nada tegas, tetapi ada kelembutan dalam suaranya) "Ingatlah, Raka. Kau bukan hanya pemimpin kami, tapi juga seseorang yang sangat berharga bagi kami. Jangan ragu untuk mengandalkan kami."
Luna, yang biasanya tenang, melangkah maju dan menatap langsung ke mata Raka.
Luna: (berbisik pelan, penuh keyakinan) "Kau lebih kuat dari yang kau pikirkan, Raka. Jangan pernah meragukan dirimu sendiri."
Raka terdiam sejenak, merasa terharu oleh dukungan mereka.
Raka: (tersenyum kecil, menundukkan kepalanya) "Terima kasih... semuanya. Aku akan mengingat itu."
Setelah mereka berpamitan, Raka melangkah masuk ke dalam akademi. Malam yang panjang akhirnya berakhir, tetapi dalam hatinya, Raka tahu bahwa tantangan baru akan segera datang.
---
Saat para Chaos God kembali ke tempat masing-masing, Yasmina berdiri di balkon Rook of Night, menatap ke langit malam. Pikirannya dipenuhi dengan keraguan dan harapan baru yang timbul dari kehadiran Raka.
Yasmina: (berbisik pelan, matanya menyipit) "Dia benar-benar berbeda dari yang aku bayangkan. Tapi... apakah dia benar-benar akan membawa perubahan bagi kami?"
Angin dingin berhembus, membawa bayangan masa depan yang penuh teka-teki bagi Chaos Cult dan dunia di sekitarnya.