Sore menjelang senja di koridor Akademi Stellar terasa damai, diterangi oleh cahaya keemasan matahari yang menyelinap melalui jendela-jendela besar. Suasana tenang itu terasa kontras dengan diskusi intens yang baru saja terjadi antara Raka dan Thalassius. Raka duduk bersandar di salah satu dinding, menatap lantai dengan ekspresi bingung dan lelah setelah kejadian sebelumnya.
Lily, Selene, dan Tia, yang menyaksikan kejadian itu dari kejauhan, segera mendekati Raka.
Lily: (cemas) "Raka, apa anda baik-baik saja?"
Tia: (dengan nada penuh amarah) "Apa yang dia lakukan padamu? Aku akan memberinya pelajaran!"
Selene: (menyipitkan mata, dengan nada dingin) "Dia memang selalu emosional. Aku akan memastikan dia tahu tempatnya."
Namun, Raka dengan tiba-tiba berdiri dan berteriak dengan nada kesal.
Raka: (menatap Selene tajam) "Selene, aku ingin tahu. Apa benar kau tunangan Thalassius?"
Selene tampak terkejut, sementara Lily dan Tia memandangnya dengan ekspresi tidak percaya.
Lily: (kaget) "Tunggu, apa maksudnya ini, Selene? Tunangan?"
Selene mengalihkan pandangan, tampak enggan menjawab.
Raka: (dengan nada tegas) "Ini perintah. Jelaskan sekarang."
Selene menggigit bibirnya, akhirnya mengangguk pelan.
Selene: (menghela napas panjang) "Baiklah... Aku akan menjelaskan semuanya."
---
Selene menjelaskan hubungan pertunangannya dengan Thalassius dengan nada pelan dan penuh kehati-hatian.
Selene: (menatap jendela, suaranya penuh kepedihan) "Pertunanganku dengan Thalassius adalah bagian dari rencana Arcbishop-ku, The Leviathan of the North—Levy Melvillei. Dia ingin menyatukan keluarga besar Nethirian untuk memperkuat hubungan politik mereka. Salah satu cara untuk memperkuat hubungan adalah menyatukan keluarga Besar seperti Vaengli dan Carchari melalui pernikahan Politik"
Raka: (mengernyit bingung) "Tapi kenapa harus melibatkanmu, Selene? Bukankah kau seharusnya bebas dari semua itu?"
Selene: (tersenyum pahit) "Seharusnya begitu. Tapi aku sebagai Queen of Abyss malah terlahir kembali di keluarga Carchari. Sebagai putri dari keluarga itu, aku... dijodohkan dengan Thalassius sejak kecil. Itu bagian dari rencana besar Levy untuk menciptakan aliansi Nethirian yang kuat."
Tia: (mendengus kesal) "Jadi, kau dipaksa menerima ini hanya karena kebetulan reinkarnasimu kali ini?"
Selene: (mengangguk pelan) "Ya. Levy bahkan meminta maaf padaku saat dia tahu aku terlibat dalam rencannya. Dia juga bilang aku bisa memilih untuk tidak terlibat. Namun karena rencana ini cukup bagus dan keluarga Caschari hanya memiliki aku sebagai pewaris...aku jadi menyetujuinya namun dengan setengah hati... Karena itu aku tak pernah benar-benar mencintai Thalassius atau melihatnya sebagai pasangan. Hatiku hanya untuk mu Raka."
Selene menatap Raka dengan lembut, membuat Raka merasa canggung. Dia mengalihkan pandangannya, berusaha menyembunyikan rasa tidak nyaman yang mulai muncul.
Raka: (mencoba mengalihkan topik) "Baiklah... tapi aku masih tidak mengerti. Bagaimana dengan reinkarnasi kalian? Kalian semua selalu terlahir kembali di dunia ini sebagai perempuan di Ras spesifik tertentu atau bagaimana?"
Lily dan Tiara saling bertukar pandang sebelum menjawab.
Lily: (dengan nada serius) "Ya, kami selalu terlahir kembali sebagai perempuan. Dan kami selalu berada di ras spesifik tertentu, sesuai dengan atribut dunia kami. Tapi satu hal yang pasti, kami tidak pernah memiliki hubungan dengan siapa pun."
Tia: (mengangguk setuju) "anda satu-satunya alasan kami ada, Raka. Kami tidak peduli dengan siapa pun selain dirimu."
Raka memijat pelipisnya, merasa bingung dengan situasi ini.
Raka: (menghela napas panjang, lalu terduduk di lantai) "Aku mengerti... tapi aku ingin kalian tahu sesuatu."
Dia lalu mulai menceritakan perasaannya.
Raka: (berbicara pelan) "Ketika aku menyadari bahwa aku masuk ke dunia ini, aku masih berpikir sebagai Eka. Sebagai seseorang yang menganggap hidup dan mati di dunia ini hanyalah sekadar permainan. Tapi semakin aku hidup di sini, semakin aku menyadari... ini bukan hanya sebuah dunia buatan. Ini nyata."
Ketiga Chaos God mendengarkan dengan penuh perhatian, tanpa menyela.
Raka: (melanjutkan) "Aku mulai menerima diriku sebagai Raka. Sebagai seseorang yang hidup di dunia ini, yang memiliki keluarga, teman, dan sekarang... kalian." (dia berhenti sejenak, menarik napas) "Aku ingin kalian juga menikmati hidup kalian dan peduli dengan hubungan apapun yang kalian miliki didunia ini. Aku tahu kalian menganggapku sebagai pusat hidup kalian, tapi... Disini sepertinya kalian bebas melakukan apa yang kalian inginkan. Aku tidak ingin kalian terus terikat oleh apa yang kalian sebut program, jadi tolong jangan terlalu terpaku pada diriku."
Lily, Tiara, dan Selene menundukkan kepala, wajah mereka menunjukkan perasaan yang campur aduk.
Selene: (dengan nada lembut) "Tapi, Raka... Anda adalah tujuan hidup kami."
Tia: (tersenyum kecil, mencoba mencerahkan suasana) "Kalau begitu, aku ingin menikah denganmu bagaimana Tuan?!"
Raka terdiam, terkejut oleh pernyataan itu.
Lily: (wajah memerah, terbata-bata) "T-Tia! Jangan bicara sembarangan seperti itu!"
Tia: (dengan nada polos) "Kenapa? Drakthar bilang kalau mereka yang saling menyukai akan menikah dan memiliki anak!."
Lily: (kesal) "dasar kadal tua sialan!"
Raka mencoba mengatur napas, tetapi Lily tiba-tiba berbicara.
Lily: (dengan nada malu, wajahnya memerah) "Kalau begitu... aku ingin berpacaran denganmu, Raka."
Lalu Raka mendengar Selene dengan pikiran liarnya
Selene: (berpikir dan bergumam) "Kalau aku apaya?, karena aku punya tunangan jadi mungkin disebut selingkuh, Selingkuhannya?."
Raka merasa kepalanya akan meledak.
Raka: (berteriak frustasi, wajah merah padam) "AAAAAH! CUKUP SUDAH!!!"
Dia memandang mereka bertiga dengan wajah putus asa, sementara mereka hanya saling melirik sambil tersenyum kecil.
Tia: (tertawa kecil) "anda imut sekali kalau marah, Raka."
Lily: (menutup mulutnya, mencoba menahan tawa) "Hahaha... maaf, Raka. Kami hanya bercanda."
Selene: (tersenyum lembut) "Tapi tetap saja, anda tahu kan? Anda adalah pusat dunia kami. Kami tidak bisa mengabaikan anda begitu saja!."
Raka: (dengan nada serius) "hah...Kalian terlalu jauh! Aku hanya ingin kalian hidup bebas, bukan membuatku gila!"
Raka hanya bisa memegangi kepalanya, mencoba menenangkan pikirannya yang semakin kacau.
---