Matahari pagi menyinari lapangan latihan Akademi Stellar, menyelimuti area dengan kehangatan lembut. Di bagian tengah lapangan, kelompok siswa berkumpul sesuai dengan jenis senjata yang mereka latih. Suara dentingan logam dan teriakan pelatih terdengar jelas di udara.
Di antara kelompok pelatihan Claymore, Raka memegang pedang besar dengan sedikit canggung. Pikirannya melayang jauh, mengingat pembicaraan dengan para Chaos God dan Arcbishop tentang rencana Chaos Cult untuk menyerang akademi. Apakah keputusan untuk membiarkan rencana ini berjalan, adalah keputusan yang benar? Ataukah ia hanya khawatir dengan apa yang mungkin terjadi?
Tia: (mendekati Raka dengan senyuman ceria) "Hei, Raka! Apa yang anda pikirkan? Anda terlihat seperti patung di tengah lapangan."
Raka tersentak dari lamunannya dan segera memalingkan wajah.
Raka: (mencoba terdengar santai) "Ah, bukan apa-apa. Hanya... sedikit lelah."
Tia mengerutkan dahi, tapi tidak menekan lebih jauh. Dia mengangkat Claymore-nya dan tersenyum.
Tia: (menyemangati) "Kalau begitu, ayo latihan lagi! Aku punya trik baru yang mungkin bisa kau coba."
Namun, perhatian Raka berpindah ke arah Thalassius, yang tampak kesulitan mengayunkan senjatanya. Ada sesuatu dalam tatapan Thalassius yang terasa tidak bersahabat, dan itu membuat Raka semakin penasaran.
Setelah pelatihan selesai, Lily, Selene, dan Tia mendekati Raka.
Lily: (tersenyum lembut) "Raka, ayo ikut kami. Ada sesuatu yang ingin kami tunjukkan."
Selene dan Tia mengangguk penuh antusias, berharap Raka menerima ajakan mereka. Namun, Raka melihat Thalassius berjalan menjauh dengan langkah berat. Tatapan dinginnya mengarah pada Raka untuk sesaat sebelum dia berbalik pergi.
Raka: (berpikir dalam hati, ragu) "Ada apa dengan tatapan itu? Seperti aku telah melakukan kesalahan besar..."
Raka: (menatap Lily, Selene, dan Tiara dengan sedikit senyum) "Maaf, aku harus pergi. Mungkin lain kali."
Ketiganya saling bertukar pandang dengan ekspresi bingung dan kecewa.
Selene: (dengan nada protes) "Tunggu, Raka! Kemana anda akan pergi?"
Raka tidak menjawab. Dia berlari mengejar Thalassius, meninggalkan ketiga gadis itu dengan rasa penasaran.
---
Raka akhirnya berhasil mengejar Thalassius di jalan menuju asrama.
Raka: (berteriak, mencoba menarik perhatian) "Thalassius! Tunggu sebentar!"
Thalassius berhenti, berbalik dengan tatapan dingin.
Thalassius: (dengan nada tegas) "Apa yang kau inginkan, Raka?"
Raka terdiam sejenak, bingung dengan sikap dingin temannya.
Raka: (dengan nada serius) "Aku ingin tahu apa yang terjadi. Kenapa kau terus melihatku seperti itu? Apa aku pernah melakukan sesuatu yang salah padamu?"
Thalassius memalingkan wajahnya, menahan perasaan yang bercampur aduk.
Thalassius: (menghela nafas panjang) "Kau benar-benar tidak tahu, ya? Itu hanya membuktikan seberapa butanya dirimu."
Raka: (bingung) "Apa maksudmu? Jangan berbelit-belit seperti wanita! Katakan saja apa masalahnya!"
Thalassius mendekat dan menarik kerah baju Raka dengan penuh emosi.
Thalassius: (dengan suara frustasi) "Dasar playboy sialan! Kau selalu dikelilingi gadis-gadis cantik, jadi kau tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya menjadi sepertiku. Tunanganku sendiri, Selene, selalu bersikap dingin padaku, tapi bisa-bisanya dia bersikap lembut dan imut di depanmu!"
Raka membelalak, terkejut mendengar pengakuan itu.
Thalassius: (melanjutkan, dengan suara getir) "Aku mencoba membuatnya melihatku. Aku berusaha keras selama ujian penempatan kelas, tapi dia tetap saja mengabaikanku. Bahkan dia sampai bersaing dengan Gadis demon dan Gadis naga itu hanya demi mendapatkan perhatianmu. Jadi, katakan padaku, Raka, siapa yang tidak akan kesal melihat semua itu?"
Thalassius melepaskan kerah baju Raka dengan kasar, lalu berjalan pergi dengan langkah berat.
Raka: (jatuh terduduk, bergumam dalam hati) "Jadi itu alasan dia marah padaku... Ini seperti cerita harem yang buruk saja, kalau begini aku jadi terlihat seperti tukang NTR."
Dia menghela napas panjang, merasa bersalah atas situasi yang tidak disengaja ini.
---
Lily, Selene, dan Tia, yang menyaksikan kejadian itu dari kejauhan, segera mendekati Raka.
Lily: (cemas) "Raka, apa anda baik-baik saja?"
Tia: (dengan nada penuh amarah) "Apa yang dia lakukan padamu? Aku akan memberinya pelajaran!"
Selene: (menyipitkan mata, dengan nada dingin) "Dia memang selalu emosional. Aku akan memastikan dia tahu tempatnya."
Namun, Raka dengan tiba-tiba berdiri dan berteriak dengan nada kesal.
Raka: (menatap Selene tajam) "Selene, aku ingin tahu. Apa benar kau tunangan Thalassius?"
Selene tampak terkejut, sementara Lily dan Tia memandangnya dengan ekspresi tidak percaya.
Lily: (kaget) "Tunggu, apa maksudnya ini, Selene? Tunangan?"
Selene mengalihkan pandangan, tampak enggan menjawab.
Raka: (dengan nada tegas) "Ini perintah. Jelaskan sekarang."
Selene menggigit bibirnya, akhirnya mengangguk pelan.
Selene: (menghela napas panjang) "Baiklah... Aku akan menjelaskan semuanya."
---