Chereads / Isekai : Chaos and Order / Chapter 23 - Bab 20: Antusiasme yang Terbakar

Chapter 23 - Bab 20: Antusiasme yang Terbakar

Suasana di lapangan Akademi Stellar berubah serius saat Raka berdiri di depan Lucas. Angin bertiup pelan, mengangkat debu di sekitar mereka. Lucas tampak santai dan percaya diri, dengan seringai tipis di wajahnya. Bagi Lucas, pertarungan ini akan seperti menggulung lawan dengan satu serangan mudah. Di sisi lain, Raka tahu betul betapa brutal Lucas, dan dia tidak melihat jalan untuk menang. Satu-satunya cara adalah meminimalisir cedera.

Raka: (berbisik) "Sinkron!"

[Default] > [World Time] > [Time 1/2×]

Seiring aktivasi kekuatannya, dunia di sekitar Raka melambat. Gerakan angin, detak jantung, dan langkah kaki Lucas semua terasa seperti berjalan dalam mode slow-motion. Ini memberinya cukup ruang untuk menghindari serangan cepat Lucas.

Lucas melancarkan serangan kejutan, tinju kanannya melesat. Namun, dalam sudut pandang Raka yang terikat dengan perlambatan waktu, pukulan itu terlihat jelas dan lambat. Dengan gesit, Raka menghindar ke samping.

Lily: (terkejut) "Dia... menghindari serangannya!"

Selene: (menatap takjub) "Itu pasti kekuatannya!"

Murid-murid lain yang sebelumnya frustasi melihat teman-temannya terkapar, kini mulai bersorak.

Murid 1: "Hebat dia berhasil menghindar!"

Murid 2: "Hajar dia, Raka!"

Murid 3: "Kasih dia pelajaran yang pantas dia dapatkan!"

Lucas: (menyipitkan mata) "Hmm... kamu menarik juga. Satu-satunya yang berhasil menghindar."

(Sambil mengendurkan ototnya, Lucas menyeringai.)

Lucas: "Baiklah, aku akan sedikit lebih serius."

Raka: (tersenyum lemah) 'Tentu saja dia bakal lebih serius. Apa lagi yang kuharapkan?'

Lucas meningkatkan kecepatannya, dan bagi Raka, gerakan Lucas kini mulai tampak seperti orang normal—cukup cepat untuk membuatnya kewalahan. Pukulan dan tendangan datang bertubi-tubi. Raka menghindar dengan susah payah, tapi dia tahu tidak akan bertahan lama.

Lucas: (dalam hati) 'Hmm mereka benar benar mirip, hampir seperti Alya. Mereka berdua selalu bertahan dan menghindar, jarang menyerang. Sayang sekali dia tidak punya bakat... Anak ini harus tahu dunia itu keras.'

Tiba-tiba, Lucas mengubah tempo. Dalam sekejap, gerakannya menjadi lebih cepat.

Raka: (terkejut) 'Apa? Dia... dia lebih cepat!?'

Sebelum sempat bereaksi, sebuah tendangan menghantam kakinya. Raka kehilangan keseimbangan dan mulai jatuh. Belum sempat menyentuh tanah, Lucas melayangkan tendangan kedua ke perutnya, membuat Raka terpental beberapa meter ke belakang dan jatuh keras ke tanah.

Raka: (mengerang) 'Sial...'

[Default] > [World Time] > [Time 1×]

Dengan desahan berat, Raka menonaktifkan kekuatannya. Tubuhnya terasa berat dan sakit di beberapa tempat.

Lily dan Selene langsung berlari ke arahnya, ekspresi cemas tergambar jelas di wajah mereka.

Lily: (khawatir) "Tuan Raka, anda tidak apa-apa?"

Selene: (mendesak) "Apa ada yang terasa sakit? Apa anda masih bisa berdiri?"

Raka: (mengerang) "Aku masih hidup..." 'meski sedikit babak belur.'

Sorakan yang tadinya meriah berubah menjadi keheningan total. Murid-murid mulai menyadari betapa brutal metode Lucas. Keterkejutan dan ketakutan memenuhi lapangan.

Lucas: (menyeringai lebar) "Jadi, siapa lagi yang mau melawan?"

Seluruh kelas terdiam, tak ada yang berani maju. Bahkan yang tadinya menyemangati Raka kini terlihat gugup.

Lucas: (dalam hati) 'Hah, dasar anak-anak lemah. Di dunia nyata, tidak ada tempat bagi orang yang mudah menyerah.'

Namun, di tengah sunyi itu, sebuah suara menggema.

Thalassius: (gugup tapi bertekad) "Instruktur! Kau curang tadi... Aku ingin tanding ulang!"

Lucas menatap dengan sedikit terkejut saat Thalassius yang baru saja sadar langsung berdiri dan menantangnya lagi.

Thalassius: (dalam hati) 'Kalau aku tanding lagi, pasti aku jadi pusat perhatian seperti Raka tadi! Semuanya bakal terkesan!'

Melihat keberanian Thalassius, murid-murid lain mulai bangkit. Rasa kesal dan frustrasi yang mereka rasakan terhadap Lucas berubah menjadi tekad.

Murid 1: "Benar! Kami juga mau tanding ulang!"

Murid 2: "Ayo, ini nggak bisa dibiarkan begitu saja!"

Murid 3: "Ya, kau harus tau penderitaan kami!"

Lily: (dengan mata berkilat) "Tuan Raka, izinkan kami bertarung lagi."

Selene: (mengangguk) "Kami tidak bisa diam saja setelah apa yang dia lakukan pada anda."

Raka: (terdiam sesaat, lalu menghela napas) "Ya, tetapi tetap jangan pakai kekuatan dewa kalian."

Lily dan Selene: (serempak) "Baik!"

Lucas tersenyum lebar, merasakan antusiasme kelas B kembali berkobar.

Lucas: (tertawa) "Akhirnya! Ayo, siapa pun kalian—maju dan lawan aku!"

Satu per satu murid dari kelas B bersiap maju dengan semangat membara. Suasana di lapangan yang tadinya sunyi kini berubah menjadi hiruk-pikuk tantangan.

Lucas: (sambil membuka kedua tangannya) "Datanglah! Aku akan ajari kalian cara membangkitkan Aura dengan tubuh kalian "