Raka, Lily, dan Selene telah mengganti pakaian mereka dengan pakaian olahraga yang praktis untuk pelajaran fisik. Mereka berjalan bersama menuju lapangan terbuka Akademi. Di sana, mereka melihat Thalassius berdiri dengan dua orang yang terlihat seperti pengikutnya. Thalassius, dengan sikap penuh percaya diri, menyapa mereka.
Thalassius: "Raka! Lily! Selene! Lihatlah," katanya dengan bangga, menunjuk dua orang di belakangnya,
Thalassius: "Mereka adalah bawahanku. Ini adalah langkah pertamaku untuk menguasai akademi."
Raka, yang selalu penasaran, bertanya, Raka : (penasaran) "Apa maksudmu, bawahan? Apa kalian sedang merencana sesuatu?"
Thalassius: (tersenyum sombong)
"Tentu saja, Raka. Ini awal dari impianku untuk menjadi yang terkuat di sini."
Mendengar itu, Raka dan Lily hanya bisa bengong. Mereka saling memandang dan mengucapkan selamat secara datar, meski keduanya heran dengan mimpi kekanak-kanakan Thalassius. Namun, Selene tidak bisa menahan diri dan dengan dingin menimpali,
Selene: (kesal) "Hanya orang bodoh yang ingin menjadi bawahan orang bodoh."
Perkataan itu langsung membuat Thalassius tersinggung.
Thalassius: (kesal) "Apa kau bilang?!"
Kedua bawahannya juga ikut mengejek Selene, seakan menguatkan ejekan tuan mereka.
Raka melihat pertengkaran itu yang mulai memanas, namun sebelum dia bisa menenangkan keadaan, tiba-tiba ada seseorang yang memeluknya dari belakang.
???: "Raka! Akhirnya kita satu pelajaran!" suara ceria itu terdengar sangat familiar.
Raka terkejut, dan ketika dia menoleh, dia melihat Tia. Lily dan Selene sama terkejutnya
Lily & Selene : (Serempak) "Tia?!"
Thalassius: (menatap heran) "Cewek? Kau kenal dia, Raka?"
Raka menjelaskan dengan wajah sedikit memerah,
Raka : (malu) "Di..dia teman dari Kelas A."
Mendengar kata "teman", Tia terlihat sedikit kecewa.
Tia: "Teman? Apa kita hanya teman?" katanya sambil memeluk Raka lebih erat, membuat Raka semakin malu.
Dengan cepat, Raka mencoba mengalihkan topik.
Raka: (sedikit panik)"Ngomong-ngomong, Tia, kenapa kau di sini?"
Tia: (mengerutkan keningnya) "Apa kelas kalian tidak diberitahu? Ini adalah pelajaran gabungan antara Kelas A dan Kelas B!"
Mendengar itu, Raka, Lily, Selene, Thalassius, dan dua bawahannya serempak berteriak, "PELAJARAN GABUNGAN?!"
***
Di lapangan, Instruktur Cedric Hawthorne berdiri dengan postur tegap dan berbicara lantang ke arah para siswa.
Cerdric : (dengan suara berwibawa) "Benar sekali! Ini adalah pelajaran gabungan antara Kelas A dan Kelas B, Tujuannya adalah untuk meningkatkan rasa kompetitif di antara kalian, agar kalian bisa berkembang lebih cepat."
Namun, Cedric segera menyadari bahwa suasana sudah sangat tegang. Tekanan dan aura kompetitif yang besar terpancar dari kedua belah pihak. Para siswa dari Kelas A tampak arogan, sementara siswa dari Kelas B menunjukkan kemarahan dan rasa dendam.
Cedric: (mengangguk puas) "Bagus, kalian sudah menunjukkan jiwa kompetitif bahkan sebelum kelas dimulai. Harusnya memang seperti ini."
Sementara itu, Raka berdiri di antara kerumunan dengan perasaan tidak nyaman.
Raka: (Merasa tidak nyaman) 'Tekanan di sini benar-benar intens'.
Dia melihat sekeliling dan menyadari tatapan penuh kebencian dari siswa Kelas B ke arah Kelas A. Sementara itu, siswa Kelas A membalas tatapan itu dengan kesombongan.
Raka, yang merasa bingung, bertanya tanpa sadar,
Raka : "Kenapa mereka seperti ini?"
Lily, yang mendengar pertanyaannya, menjelaskan dengan tenang,
Lily: "Sebagian besar siswa dari Kelas B adalah mereka yang kalah dari Kelas A dalam ujian penempatan kelas. Jadi, tidak aneh kalau mereka menyimpan sedikit dendam."
Raka mengangguk, kini memahami situasinya. Namun, ini membuatnya semakin khawatir tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.
Cedric melanjutkan penjelasannya,
Cerdric: "Untuk memaksimalkan latihan, kalian akan dibagi ke dalam kelompok berdasarkan senjata yang kalian gunakan. Berikut adalah pembagian kelompoknya:
1. {Sword Group}: Berfokus pada senjata jarak dekat seperti pedang pendek, rapier, katana, dan belati. Kelompok ini mengandalkan kecepatan dan ketepatan.
2. {Bow Group}: Kelompok ini mengandalkan senjata jarak jauh seperti busur panah, crossbow, dan senjata lempar. Taktik mereka adalah menjaga jarak.
3. {Polearm Group}: Berfokus pada senjata jarak menengah seperti tombak, halberd, tongkat, dan trident. Kontrol ruang dan pertahanan adalah kunci mereka.
4. {Claymore Group}: Berfokus pada senjata berat seperti claymore, palu, kapak, dan senjata dua tangan lainnya. Mereka mengandalkan kekuatan besar.
5. {Catalyst Group}: Berfokus pada senjata sihir seperti grimoires, tongkat sihir, dan orbs. Mereka fokus pada casting sihir dan pertahanan magis."
Setelah selesai menjelaskan, Cedric menyuruh para siswa memikirkan baik-baik kelompok mana yang akan mereka pilih.
***
Kembali ke sudut pandang Raka dan teman-temannya.
Selene: (dengan tegas mengatakan)
"Aku akan masuk ke Polearm Group, aku sudah terbiasa menggunakan tombak."
Lily: (mengangguk dan berkata)
"Aku akan ke Catalyst Group. Talent-ku, Cryokinesis, berhubungan dengan penggunaan sihir."
Dua orang bawahannya Thalassius berkata mereka akan masuk ke Sword Group dan Bow Group. Sementara itu, Thalassius sendiri berkata dengan bangga,
Thalassius: "Aku akan masuk Claymore Group. Hanya senjata berat yang cocok untuk pria sejati!"
Selene, yang mendengar itu, langsung mengejek, "Otak otot," yang memicu perdebatan antara mereka lagi. Kali ini, Lily memilih untuk tidak terlibat dalam perdebatan Selene dan Thalassius.
Lily kemudian beralih pada Raka dan Tia.
Lily: "Raka, Tia, kalian mau masuk kelompok mana?"
Tia : (dengan penuh semangat), "Aku akan masuk Claymore Group juga! Sepertinya menyenangkan!"
Raka, yang terlihat termenung sejenak, akhirnya berkata,
Raka: "Aku juga akan ikut Claymore Group."
Selene terlihat sedikit kecewa dengan keputusan Raka.
Selene : "Kenapa kau memilih itu?"
Sementara itu, Thalassius tersenyum penuh kemenangan.
Thalassius: "Lihat, bahkan Raka berpikir sama denganku!" (katanya dengan bangga).
Selene yang kesal, langsung meninju Thalassius.
Selene: "Raka tidak berpikir seperti itu!" (katanya dengan marah)
Thalassius lalu Bagun dari rasa sakit akibat Selene lalu menatap Raka dengan Rasa iri, dia merasa iri karena Raka selalu dikelilingi dan dibela oleh gadis-gadis cantik, tiba-tiba menantang Raka untuk duel.
Thalassius : "Ayo, Raka! Dalam latihan ini, kita harus buktikan siapa yang lebih kuat!"
Raka, yang tidak tahu kenapa Thalassius tiba-tiba berubah dingin, hanya bisa mengangguk Raka: "Ya."
Thalassius lalu pergi bersama dua bawahannya untuk mengambil senjata kayu mereka. Tia, yang satu kelompok dengan Raka, mengajak Raka untuk pergi bersama mengambil senjata mereka.
Tia: "Ayo, Raka, kita ambil senjata kita!"
Raka mengiyakan dan mereka pergi bersama. Di belakang, Lily dan Selene hanya bisa memandang dengan perasaan iri melihat Tia begitu dekat dengan Raka.