Ketegangan memenuhi udara. Alya dan Kris berdiri dengan kewaspadaan tinggi, menghadapi dua sosok yang baru saja muncul dari langit seperti bintang jatuh. Kris mengencangkan pegangan pada pedangnya, matanya tak lepas dari kedua lawan di depan mereka. Sementara itu, Alya berdiri dengan tenang, tapi ada sesuatu dalam ekspresinya yang menunjukkan bahwa dia mengenali siapa mereka.
Azariel: (mengamati Alya sejenak sebelum menyadari identitasnya) "Oh, ternyata Alya Celestia. Maaf atas perlakuan tidak sopan kami."
Alya: (mengangguk perlahan, membalas dengan tenang) "Tak apa, Azariel. Kau tidak perlu minta maaf. Lagi pula, ini hanya ujian."
Azariel: (dengan sopan memperkenalkan rekan di sampingnya) "Oh ya, perkenalkan, ini Lyrith, putri kedua dari Demon King."
Lyrith: (langsung menyela dengan penuh semangat, tersenyum lebar) "Senang bertemu denganmu, Alya. Jadi kau benar-benar penerus Saintess yang sangat kuat itu? Kalau benar, tolong bertarung denganku. Aku ingin melawan orang-orang kuat!"
Alya: (tampak bingung dengan sikap Lyrith yang terlalu bersemangat, lalu mengangguk) "Ya."
Lyrith: (tersenyum lebar, api di kakinya berkobar lebih besar) "Kalau begitu, ayo kita bertarung!"
Azariel: (mengangkat senapannya dengan tenang, matanya fokus ke Kris) "Kalau begitu, aku akan menghadapi rekanku di sini."
Kris: (segera menghunuskan pedangnya, matanya tajam) "Jangan anggap remeh aku."
Alya mulai merapal mantranya dengan fokus, bersiap untuk menghadapi Lyrith yang sudah maju dengan penuh antusiasme.
---
{Di tempat lain dalam Monolit World}
Keira dan Alan sedang mundur, kelelahan setelah pertarungan mereka sebelumnya. Namun, tiba-tiba mereka berpapasan dengan seorang peserta lain. Mata Keira menyipit saat mengenali sosok di hadapannya.
Keira: (dengan nada kesal, berdiri tegak) "Wang Ying Yue, apa urusanmu di sini?"
Ying Yue: (dengan tatapan dingin, penuh hinaan) "Keira Draconfall. Tadinya aku berharap banyak padamu, tapi lihatlah dirimu sekarang. Lari tanpa rasa malu."
Alan: (berusaha memperingatkan, nada khawatir) "Keira tenang lah!, jangan memaksakan dirimu!"
Keira: (amarahnya mulai berkobar, menepis tangan Alan yang mencoba menenangkannya) "Diam, Alan!"
Namun, Keira tidak mendengarkan. Amarahnya membuat api di tubuhnya mulai membara dengan liar.
Keira: (dengan nada marah, api di sekelilingnya semakin membesar) "Lihat siapa yang bicara! Apa orang timur hanya bisa mengoceh?"
Ying Yue: (tersenyum dingin, memanggil kekuatan air) "Bagus. Sekarang aku tidak akan segan. Akan kutunjukkan kekuatan laut dari timur."
Sementara itu, Alan mendengar suara yang familiar memanggilnya dari belakang.
Seo Ryun: (berdiri dengan senyuman sinis, tatapannya tajam) "Hehehe, kita bertemu lagi, Alan Ashford."
Alan: (memutar tubuhnya, menyapa dengan hormat) "Lee Seo Ryun. Sudah berapa lama kita tidak bertemu."
Seo Ryun: (tetap dingin, aura intens di sekitarnya) "Kurasa cukup lama untuk membuatku bosan."
Sementara itu, Keira dan Ying Yue bersiap untuk bertempur habis-habisan.
Keira: (dengan teriakan lantang, api semakin berkobar) "Phoenix Fury!"
Ying Yue: (membalas dengan nada tegas, air laut berputar di sekelilingnya) "Shuilongyin!"
---
Kembali ke Alya dan Kris:
Alya: (mengangkat tangannya, mulai membaca mantra dengan penuh kekuatan) "Dengan 8 kekuatan ini, aku memanggil pusat dari segala bintang yang memakan segalanya... [Ash-Celestaris]!"
Lyrith: (melompat maju, api di kakinya semakin besar) "Hell Step!"
Di saat bersamaan, Kris dan Azariel juga bersiap untuk melancarkan serangan mereka. Namun, sebelum jurus-jurus hebat itu sempat bertemu di udara, tiba-tiba gelang di tangan mereka semua mengeluarkan suara alarm yang keras.
Alya: (berhenti sejenak, tatapannya berubah frustrasi) "Alarm ini...?"
Lyrith: (berbicara dengan kesal, melihat cahaya teleportasi mulai menyelimuti tubuhnya) "Serius? Tepat di saat seru!"
Azariel: (dengan nada tenang, melihat ke arah Kris) "Sepertinya waktunya habis."
Kris: (mengangguk, menurunkan pedangnya) "Ya, ujian ini sudah selesai."
Keira dan Ying Yue, yang sedang bersiap mengeluarkan serangan pamungkas mereka, juga terganggu oleh alarm tersebut.
Keira: (berdiri dengan frustasi, api di sekelilingnya perlahan padam) "Tidak mungkin... Tepat sebelum aku bisa mengalahkannya!"
Ying Yue: (dengan nada dingin, memperhatikan cahaya teleportasi di tangannya) "Tampaknya kita harus menyelesaikan ini lain kali."
Seketika itu juga, tubuh semua peserta mulai diselimuti cahaya teleportasi, membawa mereka keluar dari Monolit World.
---
{Di dunia nyata}
Kepala Sekolah Airi menatap layar besar yang menunjukkan hasil ujian, sementara Saintess Stella berdiri di sampingnya dengan senyum tipis di wajahnya.
Airi: (berkomentar sambil menghela napas) "Tampaknya, mereka telah menunjukkan potensi mereka. Sekarang, mari kita lihat bagaimana mereka berkembang dari sini."
Stella: (dengan nada datar, melihat layar) "Ya, sepuluh besar telah teridentifikasi. Tapi perjalanan mereka baru saja dimulai."
Airi mengangguk.
Airi: (tersenyum kecil) "Saatnya memberikan hasil dan melanjutkan perjalanan mereka di akademi ini."
Dengan itu, ujian di Monolit World berakhir, dan perjalanan baru bagi sepuluh siswa terbaik Akademi Stellar akan segera dimulai.
---