Suasana riuh di lapangan Akademi Stellar menggema hingga ke seluruh sudut kampus. Para siswa baru berkumpul dengan penuh antisipasi. Ujian Battle Royal telah berakhir, dan kini saatnya pengumuman hasil yang paling ditunggu-tunggu. Desas-desus beredar tentang siapa yang masuk 10 besar dan kelas mana mereka akan ditempatkan.
Di depan mereka, berdiri Airi, seorang kepala akademi Stellar yang disegani, siap untuk menyampaikan hasil. Dengan senyum tenang dan sikap anggun, dia menarik perhatian seluruh siswa.
Airi: (berbicara dengan suara lantang dan penuh wibawa) "Selamat datang di Akademi Stellar! Hari ini, kita akan mengumumkan peringkat 10 besar dari Ujian Battle Royal yang telah kalian jalani dengan sangat baik."
Suara tepuk tangan dan sorakan memenuhi udara. Mata setiap siswa tertuju pada Airi, beberapa penuh harap, sementara yang lain terlihat gugup.
Airi: (mengangkat selembar kertas dan mulai membacakan nama) "Aku akan mulai menyebutkan nama-nama 10 besar. Alya Celestia."
(Sorak sorai bergema lebih keras saat nama Alya disebutkan. Alya melangkah maju dengan penuh percaya diri, senyum tipis menghiasi wajahnya. Dia menerima kartu siswa dari Airi dengan anggukan hormat.)
Airi: "Kristoffer Von Celestia."
(Kris, yang tak kalah karismatik dari Alya, berjalan dengan tenang. Tepuk tangan menggema, meski lebih sedikit daripada Alya, menunjukkan bahwa Alya memang lebih menonjol dalam ujian kali ini.)
Airi:"Lyrith D. Sallivan."
(Aura misterius mengelilingi Lyrith, darah dari garis keturunan raja iblis mengalir dalam dirinya. Beberapa siswa tampak waspada, namun tak bisa menahan rasa kagum mereka pada kekuatannya.)
Airi: "Azariel Seraphis."
(Wajahnya yang tampan membuat para wanita terpesona dengan holo yang bersinar di kepalanya memberi kesan agung. Dia melangkah maju dengan tenang, sorot matanya yang tajam membuat beberapa siswa mundur setengah langkah.)
Airi: (melanjutkan dengan tenang) "Wang Ying Yue. Lee Seo Ryun. Keira Draconfall. Alan Ashford. Sahra Qadir. Sierra Luisa."
(Nama-nama lain terus dipanggil hingga seluruh sepuluh besar berdiri di depan kerumunan. Masing-masing menerima kartu siswa mereka secara pribadi dari Airi, yang memberi mereka ucapan selamat satu per satu.)
Airi: (berdiri kembali di tengah panggung) "Dan mereka yang berada di 10 besar akan ditempatkan di Kelas S, di bawah bimbingan langsung Lucas Von Celestia, sang Sword Saint, sebagai guru pelajaran tempur lapangan mereka!"
(Sorakan keras meledak di seluruh lapangan. Para siswa tampak sangat iri dan terkesan, sementara 10 besar hanya berdiri dengan berbagai ekspresi—beberapa bangga, yang lain tetap tenang, menyembunyikan perasaan mereka.)
Airi: (melanjutkan dengan nada penuh energi) "Untuk kalian yang tidak masuk 10 besar, penempatan kelas akan ditampilkan pada layar di depan. Silakan cari nama kalian dan menuju pos kelas masing-masing untuk mengambil kartu siswa kalian."
(Raka dan Lily, yang berdiri di antara kerumunan, saling berpandangan sebelum bergegas ke arah layar. Nama mereka tertulis jelas di daftar Kelas B.)
Lily: (menghentikan langkahnya, mengerutkan dahi) "Kelas B? Aku pikir setidaknya aku akan masuk kelas A. Aku bahkan mengalahkan Selene!"
Raka: (tersenyum lembut, mencoba menenangkan Lily) "Yah, kelas B juga tidak buruk, kan? Kita masih punya banyak kesempatan untuk membuktikan diri. Lagipula, ini lebih baik dari yang aku harapkan."
Lily: (mendengus, melipat tangannya di dada) "Aku tidak suka kalah."
(Mereka melanjutkan perjalanan menuju Pos B untuk mengambil kartu siswa mereka. Di sana, mereka melihat Thalassius dan Selene sedang berdiri menunggu.)
Lily: (menatap Thalassius dengan pandangan mengejek) "Heh, tidak kusangka kita akan sekelas dengan orang yang kita kalahkan."
Thalassius: (tetap tenang, tidak terpengaruh) "Ini memang sebuah aib bagiku, namun mau bagaimana lagi? Ini keputusan akademi."
(Lily terdiam, mengepalkan tangan kesal. Di sisi lain, Raka menyembunyikan senyum kecil. Dia tahu Lily tidak suka ketika orang lain tetap tenang saat dia mencoba mengganggu mereka.)
Selene: (menatap Raka dengan tatapan tajam dan serius) "..."
Raka: (merasa canggung di bawah tatapan itu) "Apa ada yang salah? Eh, Selene?"
(Selene tidak menjawab. Tanpa sepatah kata pun, dia berbalik dan berjalan menuju pos untuk mengambil kartu siswanya. Raka menghela napas panjang, merasa bingung dan sedikit khawatir.)
(Setelah menerima kartu siswa mereka, Lily mengajak Raka untuk keluar dari keramaian. Wajah Lily mulai melunak ketika mereka keluar dari kerumunan siswa.)
Lily: (berbicara tiba-tiba) "Hei, Raka. Malam ini... datanglah ke kamarku. Ada sesuatu yang penting yang ingin kubicarakan denganmu."
Raka: (sedikit bingung, mengangguk pelan) "Uh, baik. Tapi apa itu sesuatu yang serius?"
Lily: (tersenyum misterius) "Kamu akan tahu nanti. Jangan lupa ya, ini nomor kamarku."
(Sambil menyerahkan secarik kertas, Lily melambaikan tangan dan berjalan pergi. Raka melihat secarik kertas di tangannya dan kemudian mendongak ke langit yang cerah, seolah menandakan bahwa hidup barunya di akademi baru saja dimulai.)
---