Chereads / Isekai : Chaos and Order / Chapter 12 - Bab 9: Pertarungan Tak Terduga

Chapter 12 - Bab 9: Pertarungan Tak Terduga

Di dalam Monolit World, pemandangan dipenuhi oleh medan yang bergelombang, dihiasi reruntuhan kuno di sana-sini. Langit merah senja membentang di atas kepala, memberikan suasana intens dan penuh ketegangan. Udara terasa panas dari serangan-serangan sihir yang dilepaskan, meninggalkan aroma terbakar dan tanah yang gosong. Gemuruh ledakan terus terdengar dari kejauhan, tanda bahwa pertempuran sengit terus berlanjut.

Di salah satu sisi arena, Keira melancarkan serangan bertubi-tubi. Bola api melesat dari tangannya, mengejar lawannya dengan presisi mematikan. Sihir apinya melukis udara dengan percikan merah dan oranye, menghujani targetnya tanpa ampun.

Keira: (mengangkat kedua tangannya, wajahnya tegang) "Hancurkan dia!"

Namun, di depannya, Alya berdiri teguh, memanggil kekuatan bintangnya. Dengan gerakan tenang namun penuh keyakinan, Alya mengangkat tangannya.

Alya: (dengan suara rendah dan fokus) "Datanglah, [Star Guardian]."

Di atas Alya, muncul cahaya terang yang membentuk spirit berbentuk ksatria bersinar, dengan perisai bercahaya yang mampu memblokir semua serangan api Keira. Setiap bola api yang menghantam perisai itu seakan menghilang, terserap oleh kekuatan kosmik yang dipancarkan oleh [Star Guardian].

Keira: (bernapas berat, frustasi) "Tidak mungkin... Bahkan seranganku tak mampu menembusnya?"

Alya: (tersenyum kecil, suaranya santai) "Sudah selesai?"

---

Di sisi lain medan pertempuran, Alan menatap Kris dengan penuh hormat.

Alan: (menundukkan kepala sedikit, memperkenalkan diri dengan sopan) "Sebuah kehormatan dapat melawan Anda di sini, Tuan Kristoffer Von Celestia. Perkenalkan nama saya Alan Ashford, keluarga bangsawan Ashford dari Western Kingdom."

Kris: (mengangguk ringan, menjawab dengan tenang) "Panggil saja Kris, tidak perlu terlalu formal. Lagipula, kita sama-sama siswa di sini, Tuan Alan dari keluarga Ashford."

Alan: (tersenyum, mengangkat pedangnya dengan sikap tenang) "Baiklah, kalau begitu."

Dia melirik ke arah Alya dan Keira yang sedang bertarung, lalu bertanya.

Alan: (menatap Kris dengan rasa ingin tahu) "Apa Anda tidak akan membantu nona penerus Saintess dalam pertarungannya?"

Kris: (tersenyum tipis, matanya berkilat penuh keyakinan) "Dia memerintahkanku untuk tidak ikut campur."

Kris mengangkat pedangnya, mengarahkannya ke Alan.

Kris: (menantang dengan nada percaya diri) "Karena itu, hiburlah aku sampai urusan Nona Alya selesai."

Alan: (menelan ludah, menyadari keseriusan situasi) "Saya akan berusaha sebaik mungkin."

Pertarungan di antara mereka segera dimulai, pedang beradu dengan dentingan logam yang keras. Keduanya bergerak dengan kecepatan luar biasa, setiap serangan dihantam dengan serangan balik yang setara.

---

Di tempat kehormatan di lapangan ujian, Kepala Sekolah Airi dan tamu kehormatan akademi, sang Saintess Stella, duduk memperhatikan jalannya pertarungan dengan seksama.

Airi: (berkomentar kagum, matanya bersinar melihat layar sihir) "Keira sungguh hebat dalam mengontrol sihir apinya. Dia dapat menyerang pertahanan bintang Alya dengan sangat baik dan cukup akurat."

Dia berhenti sejenak, lalu tersenyum memuji.

Airi: (melihat Stella dengan nada hormat) "Tapi, tentu saja, kemampuan Alya dalam menguasai sihir Bintang di usianya ini sungguh luar biasa. Apalagi dia bisa memanggil spirit seperti [Star Guardian] itu. Tidak heran jika Anda yang melatihnya langsung."

Stella: (tetap tenang, dengan suara datar) "Alya memang memiliki potensi besar. Dia lahir dengan 8 atribut, membuatnya jauh lebih mudah untuk memahami sihir Bintang."

Stella mengalihkan pandangannya ke layar.

Stella: (menyipitkan mata, berbicara pelan) "Tapi, tampaknya dia belum benar-benar serius dalam ujian ini."

Airi: (terkejut, berbicara dalam hati dengan nada kesal) "Belum serius? Jangan bercanda! Apa yang kau ajarkan pada anak sekecil itu, kau... fosil berjalan?!"

Namun, dia hanya tersenyum tipis, menahan kata-katanya.

---

Kembali ke Monolit World, Keira kini terengah-engah, keringat membasahi wajahnya setelah mengeluarkan serangan bertubi-tubi tanpa hasil.

Keira: (berbicara dengan napas tersengal, menatap Alya) "Bagaimana kau bisa tetap berdiri...? Seranganku tak berpengaruh sama sekali."

Alya: (tersenyum kecil, dengan nada santai) "Sepertinya sekarang giliranku untuk menyerang."

Dia mulai mengangkat tangannya dan membaca mantra.

Alya: (dengan suara pelan namun jelas) "Dengan 8 kekuatan ini, aku memanggil pusat dari segala bintang yang menciptakan segalanya, Ash-"

Namun, sebelum Alya sempat menyelesaikan mantranya, Kris tiba-tiba menginterupsi.

Kris: (berbicara dengan nada tergesa-gesa) "Nona tolong batalkan sihir Anda!"

Alya: (berbalik dengan tatapan tajam, nadanya kesal) "Sudah kubilang jangan mengganggu!"

Kris: (berusaha menenangkan, menunjukkan sesuatu di langit) "Maaf, Nona, namun kita kedatangan tamu lagi."

Alya mengikuti arah pandangan Kris. Di kejauhan, sebuah komet melesat dengan kecepatan tinggi menuju ke arah mereka.

Alya: (dengan nada tegas, memberi perintah) "[Star Guardian], blokir itu!"

Saat komet itu menghantam perisai bintang, cahaya terang meledak. Dari balik ledakan itu, muncul seorang gadis dari ras Demon dengan kaki yang menyala-nyala oleh api.

Gadis itu: (dengan suara lantang, sedikit frustrasi) "Heh, ternyata aku tidak bisa menghancurkannya."

Dari belakang gadis tersebut, seorang pria berpakaian seperti pastor berjalan mendekat. Holo di atas kepalanya menunjukkan bahwa dia dari ras Angel.

Pria itu: (berbicara dengan nada santai, menatap gadis itu) "Apa kau harus melompat terbang ke udara setiap kali kau menemukan lawan?"

Gadis itu: (mendengus kesal) "Memang kenapa? Toh itu efektif."

Pria itu menghela nafas, lalu memukul kepala gadis itu dengan lembut.

Pria itu: (dengan nada tegas namun lembut) "Kita ini satu tim, jadi jangan tinggalkan aku sendiri."

---