Chereads / Isekai : Chaos and Order / Chapter 9 - Bab 6: Pertarungan di Sungai Beku

Chapter 9 - Bab 6: Pertarungan di Sungai Beku

Langit senja mulai memudar menjadi kelam, sementara angin dingin perlahan merayap melalui celah-celah pepohonan di sekitar sungai. Cahaya matahari yang tersisa memantul di atas permukaan air yang sebagian besar masih mengalir deras, kecuali bagian yang telah dibekukan oleh kekuatan Lily. Sungai itu memisahkan hutan yang rapat dengan bukit-bukit di seberang, menciptakan batas alami yang sering kali menjadi medan tempur tak terduga.

Raka dan Lily berdiri di atas permukaan es, kaki mereka menyentuh lapisan beku yang baru saja diciptakan Lily. Mereka sudah bersiap untuk menyeberangi sungai, tetapi kini mereka terhenti oleh kemunculan dua sosok misterius di belakang mereka. Udara di sekitar mulai terasa lebih dingin, bukan hanya karena es, tetapi juga karena ketegangan yang mengalir di antara mereka berempat.

Thalassius: (berdiri tegap dengan jangkar besar di bahunya) "Aku Thalassius Vaengli."

Selene: (dengan nada tenang, memegang tombak yang bersinar) "Dan aku Selene Carchari."

Mereka memperkenalkan diri tanpa ragu, menambahkan nama keluarga mereka yang segera dikenali oleh Raka dan Lily sebagai keluarga bangsawan dari ras Nerithian—makhluk laut dari negara Northern Tribe.

Lily: (berbisik pada Raka, matanya penuh kewaspadaan) "Mereka bukan orang biasa. Kita harus berhati-hati."

Selene: (dengan nada netral, menatap Lily dan Raka) "Kami hanya ingin ikut menyeberang."

Thalassius: (mendesah pelan, melirik Selene) "Mereka sepertinya tidak percaya."

Selene: (mengangkat bahu santai) "Sepertinya begitu."

Thalassius: (menatap Lily dan Raka dengan senyum licik) "Aku rasa tak ada pilihan lain."

Thalassius tiba-tiba melesat maju menuju Lily, mengayunkan jangkar besarnya dengan cepat.

Lily: (dengan sigap memanggil energi dingin, bersiap bertahan) "Beraninya!"

Namun sebelum jangkar itu mendekatinya, salah satu Gear milik Raka melesat dengan kecepatan tinggi, menghantam jangkar Thalassius. Benturan keras terdengar ketika jangkar dan Gear saling bertemu, memaksa Thalassius untuk mundur beberapa langkah.

Thalassius: (tersenyum kagum, meski matanya penuh antisipasi) "Oh, tidak buruk."

Raka: (berdiri tegap, menatap Thalassius dengan tajam) "Jika kau ingin bertarung, aku siap."

Lily segera melayangkan tangannya ke depan, mencoba membekukan kaki Thalassius. Namun, dengan kecepatan yang tak terduga, Thalassius mundur, menghindari lapisan es yang menjalar cepat di tanah tempat ia berdiri.

Selene: (dengan nada tajam, menatap Thalassius) "Sepertinya kau terlalu gegabah."

Thalassius: (tertawa kecil, mengangkat bahunya) "Baiklah, aku salah. Sekarang, bantu aku."

Selene mengangguk singkat sebelum melangkah maju, tombaknya menyala dengan energi air yang mengalir di sepanjang batang senjatanya.

Thalassius: (dengan nada penuh semangat, menunjuk Raka dan Lily) "Ayo kita mulai pertarungan dua lawan dua ini."

Raka: (berbisik pada dirinya sendiri, mengeluh) "Sial."

---

{Pertarungan Dimulai}

Thalassius kembali melesat dengan kecepatan luar biasa, kali ini gerakannya lebih agresif. Raka dengan sigap meluncurkan dua Gearnya sekaligus—satu diarahkan ke Thalassius dan satu lagi ke Selene, berusaha membuat keduanya sibuk.

Namun, Thalassius berputar cepat, menggunakan jangkar kapal besarnya untuk menangkis kedua Gear itu dengan satu ayunan memutar.

Raka: (terkejut, bergumam pelan) "Mustahil..."

Sementara itu, Lily meluncurkan tombak es ke arah Thalassius, tapi sebelum tombak itu bisa mencapai sasarannya, Selene sudah bergerak.

Selene: (dengan nada tajam, tombaknya menyala) "Tidak semudah itu!"

Dia menangkis serangan dengan tombak panjang yang kini dilapisi air, membuat serangan Lily buyar.

Lily: (menggertakkan gigi, mendengus kesal) "Dia cepat."

Raka kemudian memanggil dua Gear tambahan yang terbuat dari baja biasa dari gulungan yang ada di kantongnya.

Raka: (berbicara pada dirinya sendiri, mengatur napas) "Ini mungkin tidak sekuat Andamatium, tapi setidaknya masih bisa dipakai."

Dengan empat Gear sekarang di tangannya, dia melancarkan serangan bertubi-tubi ke arah Thalassius, mencoba menahannya dan menjaga jarak.

Selene, di sisi lain, menggunakan kombinasi sihir air dan listrik, melancarkan gelombang besar ke arah Raka.

Selene: (dengan nada percaya diri, meluncurkan serangan) "Rasakan ini!"

Namun, serangan itu membeku di tengah jalan, terkena efek Cryokinesis milik Lily.

Lily: (dengan nada dingin, menatap Selene) "Kau harus mencoba lebih keras dari itu."

Pertarungan terus berlangsung dengan intensitas tinggi. Kedua pihak tampak seimbang, meskipun serangan demi serangan saling dihentikan atau dihindari.

Namun, Raka mulai kelelahan. Kontrolnya terhadap Gearnya menurun, dan serangannya semakin melambat. Pada satu momen, keempat Gear miliknya berhenti di udara sebelum jatuh ke tanah.

Raka: (terhuyung, darah mulai mengalir dari hidungnya) "Sial... terlalu banyak...sihir..."

Thalassius, menyadari kesempatan ini, langsung melesat maju, jangkar besarnya siap menebas Raka.

Lily: (berteriak panik, mencoba bergerak maju) "Raka!"

Di dalam hatinya, Lily tahu bahwa mereka tak punya banyak pilihan lagi. Namun, sebelum dia bisa mengucapkan mantra, suara Raka tiba-tiba terdengar.

Raka: (berteriak dengan suara penuh tekad) "SINKRON!"

Dalam pikirannya, Raka memilih salah satu kemampuan variasi: [Extra] > [Divine Magnet].

Tepat saat Thalassius mendekat, tubuhnya tiba-tiba terhempas ke belakang seolah ditarik oleh kekuatan tak terlihat.

Selene: (berlari ke arah Thalassius, cemas) "Apa kau baik-baik saja?"

Thalassius: (mengangkat tubuhnya perlahan, matanya penuh keterkejutan) "Apa... itu tadi?"

Lily menatap Raka dengan pandangan penuh kekaguman dan sedikit kerinduan.

Lily: (berbisik pelan, hampir tak terdengar) "T-Tuan Eka?"

Raka bangkit dari tempatnya duduk, wajahnya penuh dengan tekad baru. Dia mengangkat keempat Gear miliknya ke udara tanpa menyentuhnya, mengendalikan mereka dengan kekuatan magnetis barunya.

Raka: (dengan senyum penuh percaya diri, menatap Thalassius dan Selene) "Ayo mulai ronde kedua."

Thalassius dan Selene kini mulai waspada. Mereka sadar bahwa sesuatu dalam diri Raka telah berubah, dan perubahan itu mungkin akan menentukan nasib pertarungan ini.

---