Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Greend-Eye Monster

KharaChikara
--
chs / week
--
NOT RATINGS
4.2k
Views
Synopsis
Kisah dari sebuah game horor akan menjadi nyata mengikuti kisah yang aku alami, ini di sebut "Greend-Eye Monster" dalam psikologi ini di sebut "gangguan mental"
VIEW MORE

Chapter 1 - Chapter 1: Not a Los Angeles

Hai, aku Elmera Orlova, aku seorang gadis yang berasal dari Los Angeles. Jika sudah mendengar kota itu, apa yang akan di pikirkan? Aku bukan salah satu dari malaikat yang hilang, aku hanyalah gadis biasa.

Aku ingin sedikit sombong sebentar, Ayah ku itu adalah seorang pebisnis yang terkenal di Los Angeles, dia punya berbaris baris kasino dan juga wanita cantik yang di sebut "malaikat yang hilang"

Sejak kecil, aku hidup senang, aku memiliki segalanya, apapun yang aku minta akan di kabulkan oleh Ayahku, tapi meskipun kedengaran nya menyenangkan, ini semua memiliki sisi buruk tersendiri.

Jika Ayah ku adalah sosok yang selalu memberikan apapun yang aku mau, dia akan memiliki kekurangan... Dia suka bermain wanita di tempatnya, kemudian dari aku sejak bertanya soal dimana Ibu, dia akan menjawab dengan lantang bahwa mereka telah bercerai dan terus saja menyebutkan bahwa yang salah dalam konflik perceraian adalah Ibu sendiri. Jika aku jadi Ibu, aku pasti akan menyalahkan Ayah atas konflik perceraian, itu karena Ayah mudah bermain dengan banyak nya wanita, nyatanya dia terus saja membawa wanita cantik ke rumah, bahkan dia terus mengatakan padaku. "Kamu baru saja bertemu ibu baru mu."

Dia mengatakan itu terus menerus setiap kali membawa wanita pulang. Aku sudah menghadapinya semenjak aku berumur 1 tahun hingga 8 tahun hidup ku, aku hanya bisa menatap polos dan membiarkan Ayah melakukan kegiatan kotornya yang saat itu dengan bodohnya aku sebut sebagai bisnis. Hingga banyak wanita wanita itu yang kadang berakhir mati, bahkan berakhir stress, juga berakhir di jual, wanita wanita yang malang, tapi itulah Los Angeles di sini.

Semakin lama, aku semakin paham, bahwa kehidupan ini sangat buruk untuk ku, aku tak bisa terus terusan seperti ini. Jadi di umur 13 tahun, aku mulai memberanikan diri mencari jati diriku, dari kecil aku sangat suka pada wanita yang bisa mempertahankan diri dengan bertarung.

Dari pada harus menjual diri dan membiarkan orang orang menyentuhnya, aku lebih suka pada wanita hebat yang memiliki garis kekuatan seperti lelaki, tak akan ada batasan gender jika dia sudah mendapatkan kekuatan setara.

Seperti dalam novel yang aku baca berjudul "Full Presed Body" yang menceritakan tentang seorang wanita yang dulunya merupakan seorang pemain ring, tapi dia sekarang menjadi wanita mekanik jalanan, dia masih bisa membela diri jika banyak pria akan melecehkan nya hingga dia mendapatkan cinta nya.... Itu cerita yang luar biasa.

Juga masih ada lagi "Gadis Pembunuh Tanpa Cinta Tanda Sejati" Menurutku, itu adalah novel yang sangat bagus karena seorang gadis yang bersikap tidak mau mendapatkan pacar tapi seumur hidup nya dia menarik perhatian banyak lelaki. Pasti sangat menyenangkan.

Masih ada banyak lagi, tapi aku tak mau menyebutkan nya, sungguh luar biasa sekali jika aku bisa hidup dalam cerita novel.

Sampai mana tadi, oh, aku harus mengatakan pada Ayah soal aku ingin menjadi gadis yang tangguh juga, aku tak mau lemah.

Dulu, aku pernah di ejek gadis manja hanya karena aku lahir di Ayah yang kaya. Aku tak mau itu terulang lagi, padahal aku tidak manja sama sekali, justru Ayah kebanyakan tegas padaku kok.

Ayah yang mendengar penjelasan ku menjadi mengatakan bahwa aku harus ke militer.

Oh ya, sedikit info bahwa Ayah ku merupakan seseorang yang mendukung ku secara hati, dia akan melakukan apapun bahkan mengizinkan aku melakukan sesuatu yang berhubungan maupun tidak berhubungan dengan uang nya. Ayah juga akan senang jika aku menjadi gadis yang berani, jika di tanya sikap Ayah baik atau tidak, aku tentu saja akan mengatakan dia sangat baik dan perhatian.

Nyatanya dia mendukung ku masuk ke dalam militer, tapi ketika dia mendengarkan permintaan ku yang satu ini, dia awalnya ragu.

Waktu itu aku berjalan masuk ke kantor nya yang ada di rumah, dia sedang menghubungi seseorang di ponsel nya dan kebetulan ketika aku datang, dia sudah selesai.

Dia kemudian menatap ku secara perlahan. "Kau ingin sesuatu, Sayang?" tatapnya.

Lihat, dia memanggil ku dengan baik, aku sudah bilang bukan? Meskipun begitu, aku mungkin menilai Ayah menggunakan nada ramah nya pada banyak wanita juga, paling tidak dia memiliki sikap yang baik, aku tak masalah jika dia memanggil sayang pada banyak orang, asalkan dia tidak melupakan ku.

Tanpa ada rasa ragu untuk mengajukan permintaan, aku langsung mengatakan nya. "Um, tahun ini, aku ingin mulai sesuatu yang berbeda... Mungkin militer..." tatap ku.

Ayah yang mendengar itu tidak terkejut sama sekali, dia justru menjadi memegang dagunya dan berpikir sambil melihat dari bawah hingga atas.

Melihat keraguan Ayah, aku langsung menjelaskan soal bagaimana caraku bisa memiliki kekaguman pada wanita wanita hebat, dan setelah aku menjelaskan panjang lebar, dia menyetujui nya.

"Baiklah... Apapun untuk mu..."

Awalnya aku takut hingga aku menghembuskan napas niat ku dan di umur 13 tahun itu, aku di kirim ke distrik militer Angkatan Darat untuk wanita. Di sana aku paling muda dan belajar bagaimana wanita bisa mempertahankan diri dari apapun.

Tapi bukan ini kisah ku, itu tadi hanya sebatas masa lalu ku dan pengalaman ku saja, sekarang biar aku beritahu cerita sesungguhnya dari kisah ku. Setelah aku keluar dari militer di umur ku yang ke 18 tahun, aku keluar dengan penampilan yang masih sama saja.

Sebenarnya ada sebuah rahasia yang aku sembunyikan dan belum aku katakan dan sekarang aku akan mengatakan nya. Ketika aku masuk ke militer, aku di tolak oleh pihak karena tinggi ku dan pertumbuhan tubuhku sangat lambat, secara fisik aku tak akan di terima oleh pihak. Mungkin aku bisa menyimpulkan bahwa jika masuk militer, tinggi wanita harus begitu tinggi, karena masalahnya aku adalah gadis yang abadi, atau bisa dikatakan tubuhku hanyalah seorang gadis, aku bahkan tak tahu apakah aku bisa menjadi wanita? Bagaimanapun juga itu adalah masalah utama kenapa aku di tolak.

Tapi bukankah aku punya Ayah, dia bisa mengatasi nya dan aku akan mengatakan bahwa dia memberikan uang pada mereka untuk menerima ku. Awalnya aku akan menerima kebaikan kotornya, karena ini memang keinginan ku. Alhasil selama aku berlatih militer dan di tugaskan, aku selalu yang paling kecil. Rekan rekan ku menyebutku sebagai "gadis kecil" Setiap kali mereka memanggil ku.

Meskipun begitu, banyak dari mereka yang sangat ingin berteman dengan ku, mereka bisa menjadi keluarga, jadi jika kalian berpikir bahwa orang-orang di militer itu memiliki sikap yang buruk, kalian salah, mereka sangat baik dan juga lembut, hanya saja jika mereka diminta tegas dalam tugas maka mereka juga akan bisa tegas, tapi hati mereka tetap baik.

Oke, lanjut ke cerita berikutnya, sampai mana tadi... Oh, setelah aku keluar, seharusnya aku akan menceritakan semua pengalaman ku kepada Ayah selama 6-7 tahun, tapi kenyataan terburuk nya, ketika aku keluar dari gerbang lingkungan militer, ada salah satu seorang yang menjemput ku, kukira Ayah ternyata hanya seseorang yang di tugaskan.

Tepatnya seorang Pria yang terlihat seperti pengawal, dia seperti salah satu pria yang ada di militer hanya karena fisiknya, tapi faktanya dia hanya bawahan Ayah saja. Aku tahu dia, hanya saja aku memilih untuk diam.

Dia juga membisu dan memberikan sebuah kertas pada ku, dengan bingung, aku mengambil kertas itu dan mengambilnya, kemudian membaca dengan hati hati.

== Kematian ==

"Ayahku.....?" Aku menatap tak percaya membaca surat itu, berisi sosok yang telah mati 3 tahun lalu ketika aku masih di militer. Yakni Ayahku, dia meninggalkan ku dan meninggalkan semuanya. Aku tak percaya dengan apa yang terjadi.

"Jadi.... Itu alasan... Kenapa dia tidak pernah datang ketika aku sudah berkali kali di berangkatkan untuk tugas.... Dia selalu tak datang..." tatap ku dengan tatapan kosong.

Pria itu hanya mengangguk sambil memegang topinya di dada. Lalu mengatakan sesuatu. "Mulai hari ini, aku akan menemani Nona, aku adalah asisten dekat dari Ayah Anda, yang memegang bisnis nya sekarang adalah paman Anda, aku juga pernah di tugaskan untuk menemani mu, sekarang mungkin aku akan melakukan nya lagi," katanya membuat ku terdiam terkejut. "Tunggu! Paman ku?!"

Paman ku itu, bukan tipe orang yang baik, dalam artian dia seperti orang yang tidak pandai berbisnis, tapi sudahlah. Aku juga tak peduli dengan uang nya. Aku hanya bisa membatu sekarang.

Lalu pria itu bertanya padaku. "Setelah ini... Apa Anda ingin mengunjungi makam beliau... Atau--

Aku langsung menjawab. "Aku, tidak akan mengunjungi nya... Biarkan dia berpikir bahwa aku berada di militer... Sebenarnya pihak militer menawarkan ku tugas lagi hingga aku berumur 30 tahun karena kemampuan ku sangat cepat dalam mempelajari ini, tapi aku sengaja keluar hanya untuk bertemu Ayah, dan ini yang kudapatkan, karena aku sudah merasa cukup menjadi pemberani...."

Aku berhenti sejenak menatap belakang, menatap ke gerbang militer. Lalu menambah perkataan ku. "Biarkan Ayah berpikir aku belum keluar dari militer... Hingga suatu saat aku mau menjenguknya..... Aku akan melakukan nya.... Untuk sekarang.... Aku ingin menjalani kehidupan ku.... Sendiri," tatap ku dengan serius.

"Aku akan menemani."

"Tidak perlu...." Aku kembali menyela. "Aku ingin membuat kisah ku sendiri..."

"Apa yang akan Anda lakukan?" Pria itu kembali bertanya padaku.

Dan aku langsung menjawab. "Untuk sementara... Tolong sewakan apartemen kecil untuk ku, aku mau.... Merenung sebentar," kataku, begini begini pun, aku butuh merenung setelah kepergian Ayah.

Karena kelihatan nya pria ini tipe yang harus peduli, dia terus memastikan. "Anda harus berjanji, bahwa itu hanya sebentar.... Aku diminta oleh Ayah Anda menjaga kesehatan Anda, apalagi, hanya Anda yang dia punya... Jangan sampai sebuah "Bayangan Hitam" Mempengaruhi pikiran Anda. Ingat soal kondisi kecil anda sendiri?"

Perkataan nya benar benar kelihatan seperti main main, aku hanya bisa menghela napas panjang.

"Aku tak peduli hal itu datang atau tidak..."