Tapi mengingat di luar lebih bahaya, dia lalu masuk dan menutup pintu, ia juga mencoba mencari saklar dan menyalakannya, perlahan melihat sekitar rumah itu yang rupanya memang baik-baik saja, hanya saja dia tak bisa sembarangan berpikir rumah itu tak ada orang.
Ketika melewati banyaknya ruangan di lantai satu itu, dia tak sengaja sadar akan sesuatu, lalu melihat penampilannya dari kaca yang menempel di dinding. "Oh astaga... Aku baru sadar penampilanku masih berantakan, untungnya tadi malam, orang-orang tidak akan menyadari aku jelek..." gumamnya, lalu melihat kamar mandi dengan lampu menyala paling terang. Tanpa ragu dia masuk ke sana dan mulai membersihkan juga merapikan diri.
Hingga tak lama kemudian, dia keluar dengan napas nyaman. Penampilannya sangat cantik dan manis ketika dia rapi. "Haa... Segar ya, aku sudah beberapa hari tidak mandi... Xixixi..." Selama dia putus asa di apartemen, dia memang tidak merawat dirinya. Lalu melihat sekitar dan memutuskan untuk ke ruang tamu.
"Bukankah ini termasuk rumah yang tertinggal kan, aku sebaiknya harus eksplor," gumamnya, lalu berjalan ke lantai dua dengan perlahan, memastikan rumah itu memang kosong, dan di lantai dua itu ada lantai kecil yang mengarah ke dua kamar, satu kamar ada di pojokan dan yang satunya di samping.
Di kamar samping itu, dia membukanya dan rupanya itu adalah kamar dengan kasur besar. "Wuu... Hebat..." Ia tampak terkesan lalu melihat-lihat, kamar itu hanya kamar biasa, dengan jendela dan juga televisi di sana.
Elmera kemudian ke kamar satunya, tapi ketika akan dibuka, itu terkunci. "Terkunci? Pasti kuncinya di sekitar sini..." Dia mulai melihat sekitar dan mencari. Kebetulan di depan pintu ada rak kecil yang memperlihatkan foto bingkai yang buram, tak terlihat itu bentuk foto apa. Elmera bingung dan mengambil foto itu. "Aneh sekali..." pikirnya, tapi ketika bingkai terangkat, rupanya ada kunci di baliknya, membuat Elmera langsung menatap itu.
"Oh, apakah ini kuncinya..." Ia langsung mengambilnya dan mencoba di pintu itu yang rupanya langsung terbuka, membuatnya menghela napas panjang.
"Aku tak tahu apa yang akan ada di dalam sana..." Ia perlahan membuka pintu dengan suara mengerikan hingga memperlihatkan ruangan kecil yang hanya berisikan komputer dan rak-rak lainnya. Seperti ruangan pengawas, dan yang benar saja, komputer itu menyala ketika dia masuk tadi, dan perlahan Elmera melihat apa yang diperlihatkan komputer itu. Rupanya ada beberapa layar kamera CCTV yang tampaknya masih hidup di sana.
"Hm, apakah komputer ini tidak menghabiskan listrik?" Elmera bertanya-tanya, tapi kebetulan dia melihat kertas putih tertempel di dinding dan ia bisa mengambilnya. Kemudian menggunakan cahaya komputer untuk membacanya.
"Selalu memastikan kamera." Begitu tulisannya, membuat Elmera bingung.
Tapi dia perlahan tahu. "Apakah artinya, ada penjahat yang bisa saja ke sini, dan orang yang menulis ini mencoba mengatakan bahwa CCTV bisa menjadi pengawas orang yang mencoba masuk... Tapi, aku bahkan masih bertanya-tanya rumah siapa ini..." gumamnya dengan bingung.
Di saat dia berpikir, pandangannya kebetulan menatap ke arah komputer yang rupanya memperlihatkan sesuatu yang sekilas terjadi di depan pintu rumah.
Elmera terdiam memastikan itu tadi, karena dia juga melihat ada sekilas yang bergerak dan tidak terkena kamera CCTV. "Apa itu? Apakah penyusup?" Dia langsung berdiri dan keluar dari kamar, menuruni tangga perlahan mengintip menatap pintu rumah. Di sana tak terlihat ada siapa-siapa lalu memberanikan diri untuk membuka pintu, ia benar-benar tak melihat siapa-siapa di luar, tapi ia menemukan sebuah bunga mawar yang sendirian di bawah.
Elmera terdiam, lalu mengambil itu dan mencium aromanya. "Bunga?" ia masih bingung, tapi kemudian meletakkan kembali bunga itu di bawah dan masuk meninggalkannya.
Ia kembali ke lantai atas di ruangan CCTV itu, ia juga kembali duduk menatap komputer. "Aku harus memastikan," ia menatap serius di antara layar dan siapa sangka ada gerakan lagi, kali ini di dalam rumah bagian dekat ruangan yang belum diketahui Elmera.
"Hah?!" dia terkejut karena itu adalah seorang penyusup dengan topeng karung aneh. Elmera menyadari bahwa itu adalah seorang penguntit yang selama ini mengikutinya.
"Dia... Dia pasti orangnya... Aku harus menghubungi polisi..." Dia mengeluarkan ponsel yang ia kantongi dan menghubungi polisi.
Tak lama polisi langsung mengangkat. "Polisi, apa masalahmu?"
"Ini Elmera... Aku ada di rumah di jalan 30, ada penyusup masuk dan aku dalam bahaya," kata Elmera.
"Tunggu, Elmera? Gadis warisan dari-
"Tak ada waktu, cepat kirimkan polisi aku mohon," Elmera memohon.
"Baik, polisi akan datang 30 menit, apa kau bisa bertahan selama itu?" Polisi itu bertanya.
Elmera terdiam sebentar, lalu mengangguk pelan. "Ya, ya... Aku, aku akan usahakan..."
Tak lama kemudian, dia selesai menghubungi dan berniat akan keluar dari rumah itu saja. "Di depan ada mobil bukan? Aku harus menggunakan mobil untuk melarikan diri," ia keluar kamar dan akan mencari kunci mobil.
Tapi tiba-tiba saja ada tapak kaki muncul dari kamar di sebelah, membuat Elmera terkejut. Rupanya pria itu mendekat padanya.
"Ahh!!" Elmera panik, apalagi pria itu lebih besar darinya. Siapa sangka, ketika Elmera akan melarikan diri, tiba-tiba kepalanya dipukul dari belakang. "Akh!!" ia langsung terjatuh, telinganya langsung berdenging dan pandangannya berputar membuatnya tak sadarkan diri.
"(Aku... Celaka...)" kini apakah dia akan menjadi salah satu perempuan yang akan masuk ke dalam berita karena ditangkap oleh penjahat penguntit wanita.
Siapa yang menyangka, orang itu mengikuti Elmera sampai rumah itu dan hantu yang menghantui Elmera selama perjalanan mungkin hanyalah sebuah imajinasi Elmera yang terganggu pikirannya. Wanita itu muncul ketika Elmera benar-benar putus asa, tapi wanita itu tak muncul di rumah itu karena Elmera bisa beradaptasi, mulai dari merapikan dirinya dan merasa tenang di rumah itu.
Tapi ketika ditangkap penjahat itu, apakah dia harus tenang? Bahkan saat ini Elmera mencoba membuka mata, dia merasakan bahwa dia sedang ditarik kakinya dan dibiarkan kepala dan tubuhnya terseret di tanah.
Elmera dengan pandangan yang merah mencoba melihat dan berpikir bahwa itu masih malam, dia tak bisa mengatakan apa pun, dan karena pukulan keras itu, pandangannya menjadi merah darah.
Lalu ia merasakan tubuhnya berhenti terseret dan mencoba melihat apa yang terjadi. Rupanya orang gila itu menggali sesuatu di tanah dekat tubuh Elmera. Sepertinya Elmera akan dikubur.
Tapi dengan kekuatan penuh, Elmera mencoba untuk bangun. Dia akan bangun dengan tubuh lemas, tapi orang itu mendekat akan melemparnya ke dalam lubang.
"Aku... Selalu... Ingin... Menjadi kuat!!!" teriaknya dengan tenaga yang tersisa dan bisa bangun. Ketika orang itu buru-buru akan mendekat, Elmera dengan cepat menggunakan tendangan kaki berputar yang langsung mengenai orang itu hingga orang itu jatuh ke bawah.
Elmera berhasil membuatnya jatuh, tapi dia sendiri masih terlalu pusing. "Shit... Kau menggunakan apa untuk memukulku..." Dia menutup matanya dengan tangan, tapi pandangannya tetap merah.
Ketika orang itu mencoba bangun dan akan menangkap Elmera lagi, Elmera berbalik dan malah kabur. Dia hanya bisa melihat ke dalam hutan yang gelap.
Orang itu juga menyusul, tapi dia kehilangan Elmera, membuatnya melihat sekitar. Tapi tiba-tiba Elmera muncul dari atas pohon dan langsung menendang kepala orang itu hingga menginjaknya.
"Hiya!!! Terima itu, sialan..." Ia juga menginjak kepala orang itu berkali-kali membuat orang itu tak sadarkan diri di balik topeng karungnya.
Elmera bernapas cepat dan mendadak kepalanya kembali berdenging. "Akh! Ini sakit!!" pandangan merahnya menjadi gelap, layaknya beberapa darah bertambah menutupi pandangannya, membuat merah gelap dan disusul kepala yang sakit.
Tapi di saat itu juga, ada yang memanggil. "Nona Elmera.....!!!" tapi Elmera langsung jatuh tak sadarkan diri. Sepertinya dia terlalu parah untuk menahan pendarahan kepalanya.
--
Elmera tampak membuka mata di sebuah ranjang rumah sakit dengan kepala yang tersingkir perban, dia tampak lebih baik dan mendengar orang memanggil di samping nya. "Nona...."
Membuat Elmera menoleh yang rupanya itu asisten nya, tepatnya pria yang saat itu menjemput Elmera dari militer, dialah yang selama ini akan mengawasi Elmera. Mari kita panggil dia Axe, dia telah mengkhawatirkan kondisi Elmera.
"Apa yang terjadi?" Elmera mencoba bertanya dengan pandangan yang masih lemas.
"Ada pihak polisi menghubungi ku, dia bilang ada yang meminta bantuan bernama Elmera, mereka pikir itu Anda jadi mereka menghubungi ku, kemudian aku menyusul bersama mereka. Dan rupanya benar, tolong jelaskan padaku, apa yang sebenarnya terjadi, kenapa Anda bisa ada di rumah itu?" Axe menatap.
"Aku, aku benar benar samar samar lupa..." Elmera kembali memegang kepalanya.
Axe lalu menghela napas panjang. "Rumah itu, milik seorang wanita yang menjadi korban dari kasus penculikan wanita di malam hari dan pelaku nya adalah pria itu, sebenarnya apa yang kau lakukan padanya, karena pelaku mati di tempat," tatap nya.
"Dia mati?" Elmera terkejut, dia tak menyangka penjahat itu akan mati di tempat. "Ya, apa yang Anda lakukan?" tatap nya.
Tapi Elmera menggeleng sambil menghela napas panjang. "Sudahlah... Aku tak mau membahas nya..."
"Lalu, setelah ini apa yang akan Anda lakukan, sudah kubilang bahwa di luar sana berbahaya, lebih baik tinggal di tempat ku, aku akan menjaga Anda," tatap nya.
"Haiz, diamlah.... Aku tak mau di jaga... Biarpun kau di suruh Ayah ku, tapi aku sama sekali tak mau.... Aku sudah memikirkan kemana aku setelah ini.... Aku akan tinggal di kota lain, jadi siapkan aku barang barang dan mobil, apa kau bisa merekomendasikan rumah dengan fitur teknologi terkini?" Elmera menatap.
"Nona Elmera... Sepertinya itu sudah cukup, anda tak perlu begini..."
"Haiz... Jika kau tak mau melakukan nya, aku hanya akan terus ingat pada Ayah ku!! Aku ingin menikmati hidup ku sendiri, aku ingin menjadi gadis kuat!!" tatap nya dengan tegas.
Mendengar itu membuat Axe menghela napas panjang. "Baiklah... Aku akan menyiapkan nya dan Anda bisa pergi setelah sembuh..." tatapnya.
"Bagus..." Elmera tersenyum kecil.