Sebuah jam alarm tiba-tiba saja berbunyi di sebuah ruangan gelap, lalu ada tangan yang memukul jam itu hingga jam tersebut terpental ke dinding, jatuh bersama dengan sampah-sampah kotor di pojokan.
Kemudian, bangun seseorang yang terselimuti selimut dengan rambut berantakan dan tak terawat. Seorang gadis tepatnya, dia tampak menguap lebar dan menatap jam yang rusak tadi yang masih menyala hampir mati, menunjukkan pukul 11 siang.
Dia lalu bangun dan melihat keadaan sekitar, tepatnya sebuah apartemen kecil dengan tempat yang berantakan, banyak sampah, dan sepertinya tidak terawat sama sekali. Dia lalu berjalan ke arah lorong yang mengarah ke pintu keluar, tapi di lorong itu ada tempat kecil untuk kompor. Ia berhenti di sana untuk mengambil minum sejenak.
Lalu menghela napas panjang, tapi ada ponsel berbunyi. Ia kembali ke ruangan tadi dan mengambilnya, lalu menerimanya. "Ya? Hm..." dengan suara putus asa, dia mengangkatnya. Lalu terdengar suara berat pria.
"Nona Elmera, kapan Anda akan keluar dari apartemenmu? Ini sudah beberapa hari Anda di sana... Apakah Anda masih hidup?" tanya suara itu.
Tapi gadis itu hanya dengan rasa bosan menutupnya. "Haiz... Aku sudah ada beberapa hari di sini dan aku sama sekali tak peduli akan apapun..." gumamnya, lalu dia menatap ke arah cermin dan melihat dirinya.
"Ugh, lihatlah gadis jelek itu... Iyuh..." Dia bahkan merasa mengerikan pada dirinya sendiri, lalu menghela napas panjang. "(Semenjak hal itu... Aku benar-benar putus asa...)" Dia memegang rambutnya dan mengambil sisir. Rambut panjang yang berantakan itu akan dia sisir.
Tapi belum menyisir untuk satu uraian, dia terdiam karena harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menarik sisir itu ke bawah. "Hii...!!" Dia mencoba menariknya, bahkan mencoba mengakhiri itu dengan melepaskan sisirnya. Tapi sisirnya nyangkut, membuatnya bernapas cepat dan menyerah.
"Ha..." Lalu dia langsung berbaring di kasur lagi. "Huhuhu..." Dia tampak putus asa. "Sial... Sial... Sial... Ayah!!!" teriaknya.
Tiba-tiba saja, listrik mati membuatnya terkejut. "Ahh!!!" Bahkan teriakannya begitu keras saat dia melihat sekitar. "Apa... Apa yang terjadi..." Ia panik di dalam kegelapan.
"Ini... Mati listrik? Aku pertama kali mengalaminya..." gumamnya, lalu mencoba untuk mencari cahaya. Bahkan dia berdiri dan berjalan ke lorong, sepertinya dia akan keluar dari apartemennya, tapi tiba-tiba ia mendengar suara dari ruangan tadi, suara seperti kriukan barang. Ia menoleh dengan pandangan kosong dan tak bisa melihat apapun.
"Apa yang terjadi? Ada apa?" ia dengan cepat menoleh ke belakang dan tiba-tiba saja ada sosok wanita dengan rambut panjang di depannya. Wanita itu begitu mengerikan, dan sebelum Elmera sempat berteriak ketakutan, wanita itu tiba-tiba berposisi jungkir balik, membuat postur tubuh yang sama-sama mengerikan.
"Akh!!! Shit!! Mati!!" dengan teriakan ketakutan, dia mengepalkan tangan dan akan berlari memukul wanita itu. Tapi sebelum dia sampai, wanita itu menghilang bak bayangan yang pergi ke atas.
Elmera terkejut dan langsung kembali melihat sekitar, tapi pandangannya tertuju pada ponselnya. "Sial... Sial... Pikiranku kacau..." Dia memegang kepalanya, tapi ketika ingin menoleh ke belakang, dia terdiam karena melihat seperti bagian dari sebuah makhluk tak berwujud, pergi ke arah lorong pintu keluar apartemennya.
Tampaknya seperti monster bayangan hitam. "Aku harus keluar dari sini..." Ia mengambil ponselnya dan berlari ke arah lorong, tapi ketika sampai di sana, dia memutari tembok, ada wanita itu lagi.
"Akhh!!!" Elmera terkejut, menutup mata, dan membuang wajah. "Sial!! Siapa kamu!! Jangan menggangguku!!!" teriaknya. Lalu suasana hening, dan saat Elmera membuka mata, wanita itu sudah tidak ada.
Lalu dia segera ke pintu dengan bernapas panik, mencoba membuka pintu, tapi pintu itu tertutup. "Astaga... Aku lupa meletakkan di mana kuncinya..." Itu karena dia selama beberapa hari ini tidak pernah keluar. Dengan segera dia berbalik, tapi ketika berbalik, sosok wanita mengerikan itu berdiri tepat di hadapannya, mendekatkan wajahnya yang mengerikan di wajah Elmera yang terkejut.
"Akhh!!!" Teriakan itu adalah teriakan terkejut saat dia menoleh, lalu wanita itu kembali menghilang.
"Sial... Kamu bermain-main denganku!!" Elmera mulai kesal, lalu dia memaksakan membuka pintu apartemen dengan tenaganya hingga gagang pintu itu rusak, membuat celah terbuka.
Dia berhasil membukanya dan langsung berlari keluar. Rupanya keadaan masih malam hari. Dia keluar dari lingkungan apartemennya dan bernapas cepat di sana untuk berhenti.
Kemudian menatap ke belakang. "Ha... Ha... Ha... Sial... Apa yang sebenarnya terjadi, aku belum pernah mengalami hal itu... Dan... Kenapa semua gelap..." Elmera melihat sekitar. Di tempat itu gelap dan sepi, sepertinya mati listrik telah memengaruhi semua wilayah di kompleks itu.
Lalu ia tak sengaja melihat sebuah kertas tertempel di dinding rumah seseorang. Kertas itu adalah kertas peringatan, membuat Elmera membacanya dengan senter di ponselnya.
"Banyak wanita hilang yang dikabarkan diculik oleh sosok misterius, sepulang bekerja bahkan sekolah pada malam hari. Awalnya mereka akan diikuti oleh penjahat hingga sampai di rumah, lalu penjahat akan masuk ke dalam rumah dan membunuh atau menculik mereka..." Dia membaca dengan seksama.
Tapi ia tampak terdiam bingung. "Apa ini ada hubungannya?" gumamnya dengan berpikir. Tapi karena tak mau berpikir terlalu banyak, dia memutuskan untuk kembali berjalan dengan cepat, entah dia akan ke mana.
"Aku... Akan ke kota saja..." Ia menatap ponselnya, di sana ada kontak pria asistennya, tapi ia tak mau menghubunginya karena, "mungkin dia sibuk... Dia pasti tak bisa menjemputku...."
Sepertinya Elmera tinggal di apartemen yang terletak tak jauh dari perbatasan kota. Dia saat ini bisa keluar dari lorong sempit yang gelap dan kembali melihat cahaya di wilayah itu. Di depannya ada sungai besar dan di seberang sungai, ada stasiun kereta.
"Bagus... Ini hebat..." Ia langsung senang dan mencari jalan untuk menyebrangi sungai, hingga menemukan jembatan yang terhubung. Jembatan itu memiliki bentuk yang aneh, sempit dan pagar tinggi yang tertutup di kedua sisinya.
Tapi ketika akan mendekat ke sana, mendadak ada yang memanggil. "Nona..."
Membuat Elmera terkejut dan menoleh perlahan, rupanya itu manusia membuatnya menghela napas panjang. "Ada apa?" tatapnya pada seorang lelaki yang memakai seragam supermarket di dekat sana.
"Kenapa kau keluar malam-malam begini? Ini tak baik untuk gadis sepertimu," tatapnya.
"Eh... Apakah ada sesuatu?" Elmera tiba-tiba paranoid.
"Tak hanya ada sesuatu, tapi bisa saja ada bahaya... Apakah kamu tidak mendengar beritanya? Banyak wanita yang hilang akhir-akhir ini... Kebanyakan dari mereka tinggal sendiri... Dan berakhir diikuti orang aneh..." kata lelaki itu. Lalu di kalimat berikutnya, dia menggunakan nada yang begitu pelan seperti mencoba bersembunyi. "Dan tadi aku lihat... Ada seseorang yang mengikuti kamu..."
Elmera yang mendengar itu menjadi terkejut tak percaya dan langsung menoleh ke tempat di mana dia datang tadi, tapi tak ada siapa-siapa. "Bisa jadi dia bersembunyi..." gumamnya, lalu kembali menatap ke lelaki itu. "Terima kasih informasinya... Jangan khawatir, aku bisa... Menjaga diri... Jadi, sampai jumpa... (Aku harus cepat pergi...)" Elmera berjalan cepat ke jembatan, tapi ketika akan melihat ke sisi pagar jembatan, siapa sangka ada orang di sana.
"Akh!!" Elmera terkejut latah membuat orang itu menoleh. "Hei, punya masalah? Aku di sini saja membuatmu terkejut?" dia menatap datar.
"Ma... Maafkan aku, Tuan... (Aku begitu malu...)" Elmera langsung berlari pergi. Hingga ketika sampai di seberang, dia berhasil menyusul kereta dan terus bernapas cepat.
"Ha... Ha... Ha... Sial... Aku benar-benar kelelahan..." gumamnya, lalu tak sengaja melihat pemandangan malam di antara jendela kereta. Dia tampak terdiam melihat itu. Begitu sunyi dan sepi, juga damai menurutnya. Begitu sangat cantik dan dia sadar, dia telah menyia nyiakan kesempatan menikmati dunia yang sekarang membuat nya memasang wajah kecewa. "(Semenjak Ayah tiada.... Pikiran ku mulai kacau....)" pikirnya. Lalu ponsel nya berbunyi dari asisten itu.
Awalnya Elmera terdiam masih putus asa, lalu dia mengangkat nya. "Kenapa?"
Terdengar suara pria itu lagi. "Nona Elmera? Kenapa anda belum tidur?"
Elmera kembali terdiam dan menghela napas panjang. "Hei, tolong jangan hubungi aku lagi ok, aku sedang tidak dalam kondisi baik," kata dia yang langsung menutup panggilan dan menghela napas panjang.
"(Sekarang, aku tak tahu harus kemana....)"
Elmera menyandarkan kepalanya ke kaca dan memejamkan mata. Namun saat kereta berjalan semakin jauh, sosok makhluk yang tadi mengikutinya tampak berdiri di sisi jembatan, menghilang dalam gelap.
Tapi, pandangan Elmera mulai gelap yang artinya dia tampak mengantuk, tapi siapa sangka, di jendela depan nya, ada wajah wanita itu dari luar membuat nya membuka mata dan berteriak. "Ah!!"
Membuat beberapa orang di sana malam itu menjadi terdiam menatap nya membuat Elmera menoleh ke mereka. "Eh... Hehe.... Maaf," dia tampak malu, dan orang orang hanya diam dan kembali fokus pada hal mereka.
Tapi Elmera panik bahkan dia menggigit kukunya sendiri, ia mencoba melihat di banyak nya jendela kereta itu, tapi ia kebetulan melihat ke bawah menemukan sebuah kertas foto. Ia bingung dan mengambilnya lalu melihat bahwa itu adalah kertas foto yang bergambarkan sebuah rumah yang tak terlalu besar dan tak terlalu kecil di sana, lalu ia memutar foto melihat di kertas belakang nya yang bertuliskan. "Tolong aku di jalan 30."
Elmera terkejut membaca pesan itu bahkan dia menoleh ke jendela lagi, siapa sangka wajah wanita itu ada lagi dan kemudian menghilang perlahan membuat Elmera menelan ludah.
"Aku... Tak ada pilihan lain...." gumam nya dengan gemetar dan mencoba menahan ketakutan nya.
Tak lama kemudian, kereta turun dan Elmera langsung berjalan keluar dari stasiun. "Aku tak tahu tempat apa ini, tapi aku tahu dimana jalan 30..." gumam nya lagi, lalu terus berjalan melewati kota di malam itu hingga sampai di permukiman rumah dan menemukan rumah yang sama seperti yang ada di foto, dia langsung mencocokkan nya dan rupanya memang sama.
Rumah yang gelap dan ada satu mobil di sana. Elmera sekali lagi harus menelan ludah nya dengan ketakutan. "Huf... Hanya perlu.... Menolong..." ia lalu berjalan ke pintu dan mengetuk pintu, ketika dia mengetuk pintu, hal konyol terjadi dimana dia langsung melihat ada bell rumah.
"Oh, hehe... Ada bell ternyata..." ia tertawa kecil lalu menekan bell itu, tapi ketika masih tertawa kecil, ada suara dari dalam yang sangat keras.
"A....!!" Elmera terkejut dan bernapas cepat melihat ke belakang. "Apa itu tadi? Sepertinya... Dari dalam..." ia kembali menatap pintu, dan mencoba memegang gagang pintunya yang rupanya tidak terkunci.
Bahkan pandangan nya menjadi terpelogoh karena pintu itu terbuka pelan memperlihatkan ruangan gelap di dalam.
Elmera kembali ketakutan, lalu dia merengek. "Huhuhuh.... Siall... Kenapa aku harus mengalami ini sih..." ia tampak putus asa.