Ketika Hana dan Arga memasuki minggu berikutnya, ketegangan yang mereka rasakan semakin meningkat. Ordo Kegelapan tampaknya semakin aktif, dan perasaan dikejar oleh bayang-bayang gelap menghantui setiap langkah mereka. Mereka melanjutkan penyelidikan dengan tekad yang tak tergoyahkan, tetapi ancaman yang mereka hadapi semakin nyata.
Hari itu, mereka memutuskan untuk mengunjungi Dr. Aditya di universitas tempat dia mengajar. Informasi yang mereka kumpulkan menunjukkan bahwa Dr. Aditya sering menghabiskan waktu di laboratorium penelitian, dan mereka berharap bisa menemukan sesuatu yang berguna di sana. Mereka menyusun rencana untuk menyusup ke laboratorium tanpa menimbulkan kecurigaan.
Hana dan Arga tiba di universitas lebih awal pagi itu, dan dengan hati-hati mereka memasuki gedung tempat laboratorium Dr. Aditya berada. Mereka tahu bahwa harus berhati-hati agar tidak menarik perhatian staf universitas atau mahasiswa.
Di lobi universitas, mereka menyamar sebagai mahasiswa yang mencari informasi tentang kursus-kursus yang ditawarkan. Mereka bertanya kepada resepsionis tentang jadwal Dr. Aditya dan mendapatkan informasi bahwa Dr. Aditya biasanya menghabiskan waktu di laboratorium penelitian pada pagi hari sebelum kuliah.
Dengan informasi tersebut, mereka menuju ke laboratorium dengan hati-hati. Sesampainya di sana, mereka melihat pintu masuk laboratorium yang terkunci, tetapi ada kode akses di samping pintu. Hana dan Arga memutuskan untuk mencari cara untuk membuka pintu tersebut tanpa menarik perhatian.
Setelah memeriksa sekitar dan memastikan tidak ada yang melihat, Arga memutuskan untuk memanfaatkan keahliannya dalam teknologi untuk membuka pintu. Dia menggunakan alat yang dia bawa untuk memanipulasi sistem kunci elektronik. Dalam beberapa menit, pintu terbuka dengan suara lembut.
"Cepat, masuk," bisik Arga kepada Hana, memimpin jalan masuk ke dalam laboratorium.
Di dalam laboratorium, suasananya tenang, dengan rak-rak penuh buku, peralatan penelitian, dan catatan-catatan yang tersebar. Mereka mulai mencari-cari dokumen yang mungkin berisi informasi tentang penelitian Dr. Aditya dan hubungannya dengan Ordo Kegelapan.
Hana memeriksa meja kerja yang terletak di sudut ruangan. Di atas meja tersebut, dia menemukan sebuah buku catatan yang tampaknya digunakan oleh Dr. Aditya. Buku catatan itu penuh dengan tulisan tangan yang cermat, simbol-simbol kuno, dan catatan penelitian.
"Hati-hati, Hana," kata Arga saat memeriksa sekeliling ruangan, memastikan tidak ada yang mendekat. "Kita harus cepat, tapi jangan lupa untuk mengambil semua informasi penting."
Hana membuka halaman-halaman buku catatan dengan hati-hati, membaca catatan yang berkaitan dengan ritual dan simbol-simbol yang sering digunakan oleh Ordo Kegelapan. Salah satu catatan menarik perhatiannya: "Penelitian tentang kekuatan simbol X-13 menunjukkan potensi untuk membuka portal ke dimensi lain. Kekuatan simbol ini bisa digunakan untuk memanggil entitas jahat yang telah lama terpendam."
Hana merasa ngeri membaca catatan tersebut. "Arga, lihat ini. Ada catatan tentang simbol X-13 dan kemampuannya untuk memanggil entitas jahat. Ini mungkin terkait dengan ritual yang gagal di Gedung Lama."
Arga mengangguk serius. "Simbol ini mungkin sangat penting. Jika Ordo Kegelapan sedang mencoba menggunakan simbol ini untuk membuka portal atau memanggil entitas jahat, kita harus mencari tahu lebih banyak tentang bagaimana cara kerjanya dan apa yang bisa kita lakukan untuk menghentikannya."
Di tengah-tengah pencarian mereka, mereka mendengar suara langkah kaki mendekat dari luar laboratorium. Hana dan Arga segera bersembunyi di belakang rak-rak buku, menunggu dengan napas tertahan. Suara langkah kaki semakin dekat, dan akhirnya pintu laboratorium terbuka.
Seorang pria yang mengenakan jas lab memasuki ruangan. "Apa yang sedang terjadi di sini?" gumamnya sambil memeriksa ruangan dengan tatapan curiga.
Hana dan Arga berusaha menjaga agar tidak membuat suara, bersembunyi di tempat yang aman sambil memantau pergerakan pria tersebut. Pria itu tampaknya sedang mencari sesuatu atau mencoba memeriksa kondisi laboratorium.
Setelah beberapa menit yang terasa seperti selamanya, pria itu akhirnya keluar dari laboratorium dan meninggalkan pintu terbuka sedikit. Hana dan Arga memanfaatkan kesempatan itu untuk segera keluar dari tempat persembunyian mereka dan cepat-cepat meninggalkan laboratorium sebelum seseorang kembali.
Mereka merasa lega saat akhirnya keluar dari gedung universitas dan kembali ke mobil mereka. Hana menggenggam erat buku catatan yang mereka ambil dan memandang Arga dengan ekspresi cemas. "Apa yang kita lakukan sekarang?"
Arga memandang buku catatan dengan penuh perhatian. "Kita harus memeriksa informasi lebih lanjut tentang simbol X-13 dan bagaimana entitas jahat bisa dipanggil. Jika kita bisa memahami lebih dalam, kita mungkin bisa menemukan cara untuk menghentikan Ordo Kegelapan."
Hana mengangguk, merasa sedikit lebih tenang setelah mendapatkan informasi penting. "Bagaimana kalau kita pergi ke perpustakaan khusus untuk mencari buku-buku tentang simbol-simbol kuno dan ritual?"
Arga setuju, dan mereka memutuskan untuk mengunjungi perpustakaan khusus yang memiliki koleksi buku tentang sejarah mistis dan simbol-simbol kuno. Di sana, mereka berharap bisa menemukan lebih banyak informasi tentang simbol X-13 dan entitas jahat yang mungkin dipanggil melalui ritual tersebut.
Setibanya di perpustakaan, mereka langsung menuju ke rak-rak yang berisi buku-buku tentang mistisisme dan simbolisme. Mereka mulai mencari buku-buku yang bisa memberikan informasi tentang simbol X-13 dan bagaimana cara menghadapinya.
Sementara Hana dan Arga mencari buku, mereka disambut oleh seorang pustakawan yang ramah bernama Ibu Nia. Ibu Nia menawarkan bantuan untuk mencari buku-buku yang mereka butuhkan dan memberikan beberapa rekomendasi.
"Kami memiliki beberapa buku tentang simbol-simbol kuno dan ritual mistis di bagian belakang perpustakaan," kata Ibu Nia. "Jika Anda tertarik, saya bisa membantu Anda mencari informasi lebih lanjut."
Dengan bantuan Ibu Nia, Hana dan Arga berhasil menemukan beberapa buku yang menjelaskan tentang simbol-simbol kuno dan praktik-praktik magis. Mereka memeriksa buku-buku tersebut dengan seksama, mencari petunjuk tentang simbol X-13 dan entitas jahat yang mungkin dipanggil.
Beberapa jam berlalu saat mereka membaca dan mencatat informasi penting. Mereka menemukan bahwa simbol X-13 adalah simbol kuno yang terkait dengan ritual pemanggilan entitas dari dimensi lain. Simbol ini dipercaya memiliki kekuatan untuk membuka portal dan memanggil makhluk jahat yang telah lama terpendam.
"Ini semakin menakutkan," kata Hana sambil membaca salah satu buku. "Jika Ordo Kegelapan berhasil menggunakan simbol ini, mereka bisa memanggil sesuatu yang sangat berbahaya."
Arga setuju, "Kita harus menemukan cara untuk mencegah mereka melanjutkan rencana ini. Kita perlu mencari tahu bagaimana mengatasi simbol ini dan menutup portal jika mereka sudah mulai membukanya."
Mereka melanjutkan pencarian mereka dengan tekun, berharap bisa menemukan cara untuk menghentikan Ordo Kegelapan sebelum mereka dapat menyelesaikan rencana mereka. Selama pencarian mereka, mereka juga menemukan beberapa petunjuk tentang lokasi-lokasi yang sering digunakan dalam ritual mistis dan bagaimana cara mengidentifikasi tanda-tanda pemanggilan entitas jahat.
Sore harinya, Hana dan Arga merasa semakin siap untuk menghadapi tantangan yang akan datang. Mereka memutuskan untuk kembali ke rumah Hana dan merencanakan langkah-langkah berikutnya. Mereka tahu bahwa mereka harus bertindak cepat untuk mencegah Ordo Kegelapan melanjutkan rencana mereka.
"Dengan semua informasi ini, kita harus lebih berhati-hati," kata Arga. "Kita harus mencari tahu di mana Ordo Kegelapan mungkin akan melaksanakan ritual berikutnya dan memastikan kita bisa mencegahnya."
Hana mengangguk. "Kita juga harus mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk. Jika mereka mulai memanggil entitas jahat, kita harus tahu apa yang harus dilakukan."
Mereka menyusun rencana dan membuat persiapan untuk menghadapi kemungkinan yang ada. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka belum berakhir, tetapi dengan informasi yang mereka miliki, mereka merasa lebih siap untuk menghadapi ancaman yang akan datang.
Malam itu, ketika Hana dan Arga bersiap-siap untuk tidur, mereka merasa bahwa bayang-bayang gelap yang mengintai mereka semakin mendekat. Mereka tahu bahwa Ordo Kegelapan akan melakukan segala cara untuk mencapai tujuan mereka, dan mereka harus siap untuk menghadapi segala ancaman yang mungkin muncul.
Dengan tekad yang kuat dan semangat yang diperbarui, Hana dan Arga melanjutkan perjuangan mereka melawan Ordo Kegelapan. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka penuh dengan bahaya dan tantangan, tetapi mereka siap untuk menghadapi apa pun demi melindungi dunia dari ancaman yang mengancam.