"Aku tidak suka saat kau tidak mau mengakui apa yang sudah kau lakukan saat ini, ini bukan lah larangan untuk mu memberitahu apa yang tengah kau alami, senang ataupun sedih, suka ataupun benci kau tetap harus melakukan ini, karena ini memang telah di atur untuk mu," tambah Felix dengan tatapan serius.
"Aku tahu itu, tapi aku tidak bisa bersama mu... Jika kau ingin menahan darah ku, bawa saja bayi itu, dia sepenuhnya darah ku," kata Neko sambil membuang wajahnya dengan tatapan yang sedih bercampur kecewa.
"Aku tidak bilang bahwa ini hanya darah dari mu, Hwa juga merupakan darah dariku, dia adalah darah kita berdua. Kau harus tahu, dia membutuhkan kita berdua."
"Apa yang kau maksud kan, membutuhkan kita berdua, dia hanya akan melihat mu saja saat aku pergi nanti," Neko menyela.
"Amai... Aku layak menjadi pengatur mu, apa yang kau lakukan adalah hal yang harus aku tahu. Seorang pemimpin akan bertanggung jawab pada apa yang dia kerjakan untuk semua anggotanya, tetapi ini akan menjadi lebih penting jika dia lebih memberikan perhatian nya pada apa yang dia sayangi."
Mendengar itu, Neko menjadi terdiam. Ia meremas bajunya dengan berpikir keras, wajahnya sudah terlihat sangat tertekan. Tapi ada satu kelopak sakura yang jatuh di kepala Neko. Felix yang melihat itu menjadi mengangkat tangan nya, satu tangan nya memang membawa Hwa yang melihat tangan Felix ke atas kepala Neko.
Neko yang melihat tangan Felix akan mendekat, ia menjadi menutup mata. Felix mengambil kelopak itu dan melepasnya terbang ke bawah, lalu ia melihat Neko masih menutup mata.
Ia lalu membungkukkan badan nya mendekat ke Neko yang masih menutup mata. Perlahan mendekat dan mencium kening Neko membuat suasana benar benar berbeda dari apapun. Bunga sakura yang terus jatuh menghiasi tempat mereka dan Hwa yang memasang tatapan polos itu melihat kedua orang itu tengah bermanis.
"Kau harus setuju dengan ini," kata Felix yang berbisik pada Neko yang perlahan membuka mata.
"(Menikah dengan seorang Pria bukanlah tujuan maupun impian yang aku hidupkan, selama aku hidup aku hanya berpikir bahwa semua manusia memang lah rusak dan sama saja, memiliki pemikiran yang sama dan juga hal keji yang sama, tapi semakin ke sini aku melihat bahwa sifat manusia memang lah berbeda, jika mereka pembunuh maka mereka akan bersikap layaknya pembunuh, jika mereka sangat baik maka mereka akan mencoba menjadi baik di depan maupun di belakang seseorang. Tapi bagaimana dengan orang di depan ku ini, dia seorang pembunuh, dia seorang yang berjabat tinggi, dan juga dia seorang yang lembut dan perhatian... Aku tidak bisa menilai dari sisi mana dia dan aku masih belum percaya dengan semua ini meskipun aku harus menerimanya,)" pikir Neko, lalu air mata menetes dari pipinya membuat Felix terdiam memandang itu. Ia lalu memberikan Hwa pada Neko.
"Kau bisa menangis, ajarilah bayi kita menangis, karena kau harus tahu, dia berhenti menangis saat dia lahir, belum ada satu menit, dia berhenti menangis," kata Felix. Lalu Neko benar benar memeluk Hwa, Hwa hanya memasang wajah polos dan tak tahunya memandang itu semua.
"(Aku sangat payah... Aku terlalu santai dengan dunia ini sehingga tak sadar dengan apa yang aku lakukan ini,)" Neko menggigit bibirnya sendiri dengan memeluk Hwa. Lalu Felix mendekat dan menarik pelan Neko untuk mendekat padanya.
Felix juga memeluk Neko. "Aku harap kau sudah mulai mengerti ini," kata Felix.
"(Baiklah, ini mungkin adalah sebuah takdir untuk ku, seorang Gadis tanpa pengajaran apapun dari orang yang lebih menyayangi nya, mau bagaimana lagi... Aku akan menerimanya, bayi ini aku akui adalah milik aku dengan nya.)"
Lalu ia menatap Felix yang merogoh sesuatu kemudian mengulurkan nya pada Neko, siapa sangka, itu adalah kotak kecil tempat cincin berada membuat Neko terkejut melihatnya. Bahkan ketika Felix membukanya, itu adalah cincin berlian yang sangat indah dan begitu cantik.
--
"Maafkan aku tidak bisa datang ke sana... Pekerjaan di sini sangat sibuk, tapi aku juga ingin melihat bayi kecilnya...." kata seseorang yang berbicara lewat telepon dengan Neko.
"Ini baik baik saja, tak perlu sampai datang kemari, bayinya sehat sehat saja...." balas Neko, rupanya dia sedang berbicara dengan Cher dan Hwa tampak tertidur di pangkuan tangan Neko yang sedang duduk di sofa kamarnya.
"Kudengar, kau akan menikah?" kata Cher membuat Neko terdiam, Neko agak khawatir dan membalas. "Ya..."
"Ini baik baik saja.... Kau sudah memiliki keluarga," kata Cher, seketika Neko terkejut mendengar itu tadi. "(Keluarga....) Yeah.... Keluarga...." tambah Neko.
Tapi di sisi Cher, dia bicara pada seseorang secara diam diam dari ponsel. "Hei, atur jam terbang ku nanti," tatapnya, sepertinya dia akan melakukan penerbangan dan meninggalkan pekerjaan nya.
Sementara itu Neko tampak khawatir. "(Aku merasa..... Aneh sekali.... Kita akan menikah.... Dan apakah ini.... Yang nama nya keluarga...)" ia terdiam bingung.
--
Hingga suatu saat tiba. Terlihat matahari yang indah bersinar sangat terang di sana, cuaca sangat bersahabat. Tampak sebuah tangan putih manis terangkat dan di terima oleh tangan besar seorang Pria.
Pria itu adalah Felix yang menggunakan baju setelan pengantin Pria dan di depan nya adalah Neko dengan gaun putih yang manis.
"Apa kau benar benar yakin, kau tidak akan bisa mengubah hal ini lagi," tatap Felix. Lalu Neko mengangguk pelan.
Melihat Neko menyetujuinya, Felix menjadi tersenyum kecil dan memasukkan cincin manis di jari manis kanan Neko.
"Terlihat pas, aku tahu ukuran mu memang segini," kata Felix dan dia mencium tangan Neko.
Lalu Neko melihat jarinya sendiri. "(Ini adalah hal pertama yang aku alami, aku tak pernah memakai apapun di jari ini dan sekarang, sudah terpakai kan,)" pikirnya lalu ia melihat Felix. "Biarkan aku memakaikan punya mu juga," tatap nya.
"Ukuran ku lebih besar pastinya," kata Felix sambil memberikan cincin Pria.
"(Ini benar, jarinya memang sangat lah besar,)" Neko menerimanya lalu memasangkan cincin itu di jari Felix.
Tiba tiba mata Neko berkaca.
Felix yang melihat itu menjadi terdiam dengan senyum nya. "Keluarkan itu, agar aku bisa melihat betapa bahagia ataupun benci nya perasaan mu," kata Felix.
Di sana juga ada orang orang termasuk Kim dan Acheline yang di undang.
"Sangat romantis, akhirnya Bos bisa menikah deh," kata Acheline.
"Ya, aku harap mereka bahagia selalu," tambah Kim.
"Sangat manis," Syung ha juga ada di sana, dia yang menjaga Hwa dengan membawanya. "Lihat Tuan kecil, kau akan bahagia dengan adanya keluarga yang baik," kata Syung ha. Hwa yang melihat Felix dan Neko menjadi tersenyum dan tertawa senang.
"Mulai sekarang dan seterusnya, kau akan menjadi milikku, Amai," kata Felix yang memegang tangan Neko. Neko juga memegang erat tangan Felix.
"Aku tetap akan mengabaikan mu ketika kau benar benar menjengkelkan," tatap Neko dengan tatapan serius.
Tapi Felix membalas dengan senyuman kecil itu dan langsung menggendong Neko di dada. Di saat itu juga mereka saling mencium bibir.
Namun ada tamu tidak di undang yang datang buru buru, dia bahkan datang ke sana dan langsung berada di tengah tengah, siapa sangka, itu adalah Cher dengan napas terengah nya. Ia melihat Neko dan Felix sudah bahagia di atas.
"Sepertinya aku melewatkan nya..."
Tapi ada yang memegang bahunya dari belakang yakni Kim. "Ehem.... Tuan, dimana kartu undangan mu?" Tatapnya dengan serius. Syung ha dan Acheline juga melihat itu.
Tapi Cher malah menatap ke arah tangan Syung Ha membuat Cher terkejut. "Sangat imut sekali...." dia juga terluluhkan dan akan mengambil Hwa tapi Acheline melindungi Syung ha dan Hwa sendiri.
"Apa kau, Tuan Cher Valdo?" tatap Acheline dengan serius.
"Yah! Dan aku berhak bertemu cucu ku!" Cher menatap kesal. Itu membuat keributan bahkan Neko dan Felix menatap ke arah sana. Neko terkejut menyadari Cher ada di sana.
"Kenapa...." dia bahkan langsung turun dan mendekat, di hadapan Cher, di saat itu juga, Cher melihat Neko, ia tak percaya dengan apa yang ia lihat. Bahkan dengan gaun pengantin yang sangat cantik sekali. "(Aku.... Tak pernah tahu rupawan dari putri kecil ku yang bahkan tidak aku akui... Tapi sekalinya bertemu, waktu serasa cepat dan dia menggunakan pakaian pengantin yang cantik...)" pikirnya bahkan tatapan nya tak percaya.
"Tuan Cher, bukankah kau sendiri bilang bahwa pekerjaan sibuk?" Neko menatap.
"Ini.... Ini hanya sebagai kejutan, tapi aku rupanya terlambat..." tatapnya lalu Neko terdiam sebentar, dia menatap ke Hwa yang di bawa Syung ha, kemudian dia menghela napas panjang.
Tapi Cher berjalan mendekat ke Neko membuat Neko terdiam. "Tidakkah kau tahu.... Kau begitu sangat cantik.... Putri kecil ku," tatapnya dengan sangat tulus membuat Neko tersenyum kecil dan menundukkan badan. "Terima kasih... Tapi, kita sudah sepakat.... Untuk tidak terlalu dekat," Neko menatap.
"Ya... Yah.... Aku.... Mengerti sekali.... Hanya sebentar saja..." tatapnya, dia membuka kedua lengan nya membuat Neko terdiam, tapi Neko paham bahwa Cher menginginkan pelukan darinya.
Neko mencoba menahan rasa masa lalu, tapi bagaimana pun juga, dia juga berhasil merubah sikap keras milik Cher. Sehingga dia membiarkan Cher memeluknya.
Felix yang di belakang Neko agak jauh menjadi menyilang tangan, sudah terlihat dia benar benar kesal. "(Aku tahu, meskipun dia itu Ayah mu, tapi bukankah kau menilai seseorang dari sikap nya....)"
Kemudian setelah itu, Neko menatap Cher, ia perlahan melepas tangan Cher dan menerima tangan Felix yang terulur kan. Cher menatap serius ke Felix, tapi dia memang harus merelakan nya. "Semoga kalian bahagia," tatapnya lalu dia menatap ke Neko. "Putri ku, jika kau butuh sesuatu atau ada kekerasan dalam rumah tangga kalian, langsung hubungi aku atau lari saja ke tempat ku, mengerti?" tatapnya.
Hal itu membuat Felix kesal dan emosi, kepingan kemarahan muncul satu satu dan urat yang menahan di lehernya.
Neko juga tampak tak nyaman dengan kalimat tadi. "Ehem... Aku pastikan tak ada hal yang seperti itu... Mungkin, Anda bisa menatap ke Hwa di sana terlebih dahulu," Neko mengalihkan pembicaraan menunjuk Hwa yang di bawa Syung ha.
Seketika Cher menatap ke Hwa. "Cucu ku yang manis dan tampan.... Ini kakek mu," dia menggendong Hwa dengan sangat antusias. Bayi satu itu memang sangat lucu, kelak dia bisa menjadi lelaki yang tampan.