Chereads / Drop Blood: The Successors / Chapter 40 - Chapter 40 Display Cat

Chapter 40 - Chapter 40 Display Cat

"Nona Neko, 2 minggu lagi anda akan melahirkan, biarkan aku menghantar Anda ke rumah sakit sekarang," kata Kim yang masuk ruangan Neko dengan sopan. Neko yang duduk di sofa menjadi menoleh padanya dengan wajah yang suram dan lelah. Hal itu membuat Kim terkejut.

"N... Nona Neko, Anda baik baik saja?!"

"Ha.... Ini benar benar melelahkan... (Aku selalu kesulitan dalam melakukan aktivitas biasa ketika perutku sudah sebesar ini.... Apalagi, mimpi yang selalu muncul itu...)" ia memegang kepalanya dengan pusing, tapi kebetulan dia melihat bunga mawar biru yang ada di vas kaca di rak meja lain itu, bunga itu tampak subur dan tidak layu sama sekali membuat Neko terdiam berpikir kemudian kembali menatap ke Kim.

"Apa kau sudah menyiapkan bajunya?" tatap nya pada Kim.

"Ya, sudah, aku sudah memasukan semua yang di perlukan di mobil," balas Kim. Lalu Neko terdiam mengangguk pelan, tapi ekspresinya menjadi seperti merenung dan hal itu membuat Kim terdiam bingung.

"Nona Neko? Apa Anda baik baik saja?"

"Aku hanya.... Bertanya tanya.... Apakah ini nanti akan sakit?" Neko menatap.

Hal itu membuat Kim terdiam, lalu dia menjawab. "Banyak orang bilang, itu akan sangat sakit... Bahkan antara kematian dan kehidupan akan di pertaruhkan di sana... Tapi, Anda tak perlu khawatir.... Selama Anda berniat untuk melihat bayi kecilnya, mungkin kehidupan akan selalu ada..." kata Kim membuat Neko masih terdiam.

"(Itu tetap saja... Membuat ku takut....)"

Sementara itu Felix berdiri dari meja kantor nya. "Aku akan membatalkan perjanjian ku dengan mereka. (Aku harus ke rumah sakit,)" dia berniat menyusul Neko.

Di hadapan nya ada Negan yang berdiri dengan terkejut karena mendengar itu tadi.

"Apa kau yakin? Pertemuan ini sangatlah penting," tatap Negan.

"Aku tidak menganggap semua penting selama ini kecuali saat aku benar benar berada di rumah," kata Felix. Ia berdiri dan melewati Negan dan akan keluar dari kantor.

Tapi siapa sangka saat ia membuka pintu kantor ada seseorang lelaki berpenampilan gangster yang tidak di kenal berada tepat di depan kantornya membuatnya terdiam menatap dingin.

"Minggirlah (Dimana Acheline?)" tatap Felix karena orang itu menghalangi jalan nya.

"Tuan Felix aku kemari untuk menyampaikan pesan pada mu dari Nona Nyie," lelaki itu menatap.

"Nyie?" Felix terdiam dan seketika teringat pada perempuan pemegang cambuk.

Wanita itu adalah wanita yang menculik Acheline untuk informasi dokumen dan di selamatkan Kim sendiri. Dan siapa sangka, namanya adalah Nyie.

"Ada apa, apa dia benar benar mampu membalas dendam padaku huh?" Felix menatap dengan serius.

"Dia meminta pertemuan di hari selasa depan, jika kau tidak datang, dia akan mencambuk seseorang yang akan kau hampiri sekarang," kata Lelaki itu seketika Felix terdiam membuka mata lebar.

"(Apa dia mengetahui Amai?)"

Di sisi lain, tepatnya di rumah sakit. Neko duduk di samping ranjang rumah sakit. Ia mengelus perutnya beberapa kali dengan masih berpikir. "(Perutku baru baru ini begitu sakit dan rasa yang tak tertahankan akan muncul ketika bayi kecilnya benar benar ingin keluar.... Ketika waktu itu tiba, aku harus merasakan takut....)" ia tampak khawatir.

Tapi ponselnya yang ada di samping ranjang berbunyi membuatnya menoleh dan mengambil itu, rupanya itu dari Cher Valdo, Ayahnya sendiri membuatnya mengangkatnya.

"Kenapa menghubungi ku?" Neko langsung bertanya.

Lalu Cher terdengar mengatakan sesuatu. "Kapan kau akan melahirkan bayinya? Apakah sudah lahir?"

"Belum, aku sedang ada di rumah sakit, mungkin dua minggu lagi...."

"Kalau begitu, ketika bayi itu lahir, tolong beritahu aku..." kata Cher.

"Ya, tentu saja..." Neko mengangguk. Tapi, tiba tiba saja ia menjadi merasakan sakit yang luar biasa. "(Akh..... Apa yang terjadi?!... Tunggu, Apa ini memang sudah waktunya?)" ia merasa terkejut dan tak di sangka, ponsel itu jatuh karena dia mencoba menahan rasa sakit itu. Apalagi masih terhubung dengan Cher. "Halo.... Halo! Putri ku!? Ada apa?!"

Lalu seorang perawat datang, ia terkejut melihat ekspresi Neko. "Nona pasien!! Apa Anda baik baik saja...?" tatap nya dengan panik sambil mendekat.

"Rasanya.... Sangat sakit," kata Neko sambil bernapas cepat menundukan wajahnya.

"Anda harus berbaring, menunggu bukaan lebar... Anda bisa menahan nya bukan?" tatap perawat itu sambil membaringkan Neko.

"Aku.... Aku akan baik baik saja. (Rasanya sangat sakit... Ini lebih sakit dari pada mereka yang suka melukaiku dengan apapun yang tajam... Tulang ku rasanya remuk semua.)"

Di saat itu juga Felix membuka pintu dan melihat Neko berbaring dengan napas yang cepat. "Amai!!" ia berjalan mendekat.

"Tuan Felix, mohon tunggulah di sini sebentar, aku akan memanggil Dokter," kata perawat itu lalu Felix memegang tangan Neko. "Amai," ia menatap dengan khawatir.

Lalu perawat itu berjalan pergi untuk memanggil Dokter.

"(Siapa?)" Neko mencoba membuka mata dan melihat bahwa itu Felix yang memegang tangan nya.

"Amai... Bagaimana perasaan mu?" tatap Felix.

"(Aku tak bisa bilang ini sangat sakit.) Ini.... Tidak ada apa apa nya," tatap Neko.

"Di saat yang seperti ini kau masih saja mau berbohong dengan mulutmu itu huh... Melahirkan memang sangat menyakitkan... Aku harap kau kuat menangani ini," kata Felix, ia mencium tangan Neko membuat Neko terdiam dengan napas cepatnya.

"(Aku terlalu menganggap ini enteng.... Bahkan rasanya sangat lah sakit.... Aku tidak bisa menahan nya,)" Neko masih mencoba menahan sakitnya. Bahkan Gadis yang kuat ini tidak bisa menahan rasa sakit melahirkan.

Tiba tiba Neko akan menutup mata tapi Felix berteriak memanggil. "Amai! Tetaplah buka matamu!"

Hal itu membuat Neko benar benar melihat Felix dengan jelas. "I.... Ini, sangat sakit...."

"Aku tahu ini sakit... Aku bisa mengerti itu, tapi, ini demi bayi itu... Kau harus kuat..." Felix menatap menenangkan membuat Neko terdiam dengan masih bernapas cepat.

Lalu dia berbicara soal bunga mawar. "Bunga mawar....." dengan nada rintih membuat Felix terdiam menatapnya hingga Neko menambah perkataan nya. "Bayi.... Itu... Mawar biru...." tambahnya.

"Kenapa? Mawar biru? Ada apa dengan mawar biru dan... Bayinya?" Felix menatap penasaran.

Tiba tiba tangan Neko memegang ke tiga jari tangan Felix dengan kencang. "Kau tidak tahu betapa sakit nya ini...!" Neko mulai tidak tahan dan kesakitan nya terus saja bertambah.

"Aku tahu itu, dan aku juga tahu kau perempuan yang kuat," balas Felix. Ia memegang pipi Neko dan membelainya.

"Be... Berikan aku... " Neko mengambil tangan Felix dan langsung menggigit jari telunjuk Felix hingga berdarah.

Felix terkejut sedikit, tapi ia mencoba tetap tenang. "Kau bisa melakukan itu sesuka mu," tatap Felix. Ia mencoba menunjukan bahwa ia tak merasakan kesakitan saat Neko menggigit nya.

Sementara itu Kim berada di luar rumah sakit. Ia juga menjadi khawatir pada kondisi Neko. "(Nona Neko apakah akan baik baik saja? Aku dengar melahirkan serasa semua tulang remuk dan Ini sama dengan setengah liter badan manusia hanya mampu menanggung rasa sakit hingga 45 Del. Tetapi selama bersalin Nona Neko pasti akan mengalami hingga 57 Del, sama dengan rasa sakit akibat 20 tulang yang patah bersamaan,)" pikir Kim dengan wajah khawatirnya.

Hinga Neko merasa sudah berada di bukaan pucak. "Ini sangat sakit...." dia terus mengatakan kesakitan nya membuat Felix semakin khawatir, ia bahkan berteriak. "Dimana Dokter nya!!"

Mendadak dokter wanita datang dan langsung mendekat. "Tuan Felix aku minta Anda keluar," tatapnya.

Tapi Neko menahan tangan Felix. "Tidak.... Jangan..." dengan suara sakit, ia menatap ke Felix. "Jangan tinggalkan aku...." tatapnya membuat Felix terdiam, dia memegang erat tangan Neko dan berlutut di bawah ranjang rumah sakit itu. "Aku di sini...."

Hal itu membuat Neko menatap ke langit langit dan tangan nya di pegang oleh Felix dengan erat.

"Nona, aku minta Anda tunggu sebentar, cukup bahaya jika belum terbuka lebar... Tahanlah sedikit lagi," kata Dokter.

Neko sudah tak tahan, ia bahkan meneteskan air mata yang begitu banyak tapi ia mendengar Felix mengatakan sesuatu. "Aku akan selalu cinta padamu...."

Hal itu membuat Neko terkejut dan menatap perlahan hingga Felix menambah perkataan nya. "Jadi, bertahanlah..."

--

"Oh.... Nona Neko.... Kenapa ini sangat lama..." Kim yang masih ada di luar ruangan persalinan bertambah sangat khawatir. Tapi ia di hubungi Acheline membuatnya terdiam dan mengangkat nya. "Ya, ada apa Acheline?"

"Kim, bisa minta tolong kemari, aku di tugaskan Bos, dan aku minta bantuan mu."

"Eh tapi.... Aku harus menunggu Nona Neko."

"Bukankah ada Bos di sana....?" kata Acheline membuat Kim terdiam. "(Benar juga...) Yah, kalau begitu aku pergi sekarang," dia menutup panggilan kemudian berjalan pergi.

Tapi tak berselang lama, bayinya sudah lahir. Itu terlihat ketika dokter itu menatap senang.

Felix yang melihat itu ikut menjadi senang, dia bahkan tersenyum lebar sangat senang, Neko tak melihat bayinya, tapi ia melihat Ekspresi Felix.

"(Bagus.... Itu... Bagus....)" dia bernapas pelan kemudian pandangan nya buram, di pandangan terakhirnya, Felix menatap ke arahnya dan terkejut. "Amai.... Jangan tutup matamu!" dia menyadarkan Neko.

Dokter segera mengecek kondisi Neko. "Nona, tetap buka mata milik mu."

"(Kenapa mereka meminta ku begitu.... Aku lelah, aku ingin tidur....)" Neko tetap tak bisa mendengar apapun itu dan bahkan menutup mata perlahan. Tapi di sana itu juga, dia kembali melihat mimpi yang terakhir ia lihat saat itu.

Dimana dia melihat mawar biru itu di sebuah vas yang begitu cantik. "Itu..." Neko terkejut melihatnya, mawar biru itu tampak lebih nyaman dari sebelumnya. Bahkan lebih sangat menawan, hal itu membuat Neko senang dan tersenyum. "Kau.... Bunga kecil yang sangat cantik...." tatapnya. Sepertinya mawar itu adalah bayi yang baru saja lahir dan dia sudah mendapatkan tempat yang begitu layak.

Namun tiba tiba dia mendengar teriakan panggilan Felix. "Amai!!"

Hal itu membuat cahaya silau dan Neko membuka mata dengan terdiam. "A... Apa yang..." ia tampak berwajah tak percaya lalu Melihat Felix yang duduk di samping nya di kursi dengan ranjang nya, ia tampak memegangi tangan Neko. "Sudah ku bilang jangan tutup mata milik mu," tatap Felix dengan khawatir.

Neko terdiam, dia lalu merasakan perutnya tak lagi membesar. "Dimana.... Bayinya...." tatapnya.

"Dia baik baik saja.... Dia sangat lucu.... Kau benar.... Dia seorang lelaki," kata Felix membuat Neko terdiam dan tersenyum haru, dia bahkan menangis.

Tapi ia mendengar Felix mengatakan sesuatu. "Amai... Terima kasih..."

END SEASON 1