Chereads / Drop Blood: The Successors / Chapter 38 - Chapter 38 Display Cat

Chapter 38 - Chapter 38 Display Cat

Hari ini, Neko tampak duduk di sofa, dia menghela napas panjang, perutnya juga sudah terlihat membesar, sepertinya itu akan mendekati kelahiran nya. "(Sangat lelah jika harus berjalan membawa perut besar ini, bukankah ini benar benar merepotkan...)" ia tampak kelelahan.

Kemudian, tak lama berselang, Felix membuka pintu membuatnya menoleh. Sepertinya dia baru saja kembali dari bekerja nya karena sudah malam.

Felix berjalan seperti biasanya, mendekat padanya sambil melepas jas setelan dan mengendurkan dasinya dan mulai duduk di samping Neko.

"Bagaimana hari mu?" tatap Neko pada Felix. Felix terdiam dengan pertanyaan itu. "Kenapa kau bertanya begitu? Tidak biasanya kau bertanya?"

"Apa aku harus memiliki alasan untuk bertanya agar jelas apa tujuan ku?" Neko langsung menatap datar.

"Yah, seperti yang kau lihat... Aku seperti biasanya, sangat lelah dan butuh.... Butuh... Butuh..." Felix menjadi terdiam sambil melihat ranjang.

"Terserah saja," Neko membuang wajah. Ia tahu Felix ingin berhubungan dengan nya, tapi sudah beberapa bulan ini tak bisa karena kandungan Neko.

"Apa kau senang terbebas dari pelukan tangan ku yang besar? Lihat saja saat bayi ini lahir nantinya, aku akan langsung membanting mu di ranjang nanti," tatap Felix.

". . . Terserah saja, aku ingin kau melepaskan ku setelah bayi ini lahir."

"Kenapa? Bayi itu membutuhkan asi bukan?"

"(Asi?) Asi? kau bilang?" Neko menatap bingung.

"Ada apa? Asi mu belum muncul di usia kandungan yang sudah besar?" tatap Felix.

"Mungkin," Neko membalas sambil melihat ke bawah. Di saat itu juga Felix tersenyum kecil sendiri.

--

Sebelumnya ketika usia kandungan nya hampir 5 bulan, Neko terlihat berjalan ke kamar mandi, dia mencuci wajahnya tapi melihat wajahnya yang tampak agak berbeda. "Karena kehamilan ini membuat ku harus melupakan merawat diriku.... Aku bahkan tak bisa mandi dengan nyaman sekali...." gumam nya sambil menyentuh beberapa kali pipinya, tapi ia merasakan sesuatu, yakni menatap ke kaca di bagian dada miliknya, baju di bagian dadanya mendadak saja basah. "Ah!" ia terkejut dan menutup basah nya itu. "(Kenapa ini basah....?)" ia terkejut tak percaya hingga ia menyadari sesuatu, yakni asi yang muncul duluan.

"(Oh, aku mengerti.... Ini adalah asi.... Sepertinya aku harus sering berganti baju nantinya....)" pikirnya.

--

"Apa asi itu keluar secara cepat, atau baru sedikit? Kenapa aku tak pernah tahu itu, bahkan usia kandungan yang sudah lama," tatap Felix.

"Itu karena setiap kau kembali, kau langsung menarik ku ke ranjang dan tidur begitu saja, kemudian di pagi hari, kau bangun lambat dan ke kantor secara mendadak, kau bilang sibuk sedikit saja sudah cukup, tapi kenapa begitu lama..." Neko menatap kesal.

"Ouh, ada yang merindukan ku rupanya...." Felix menatap menggoda membuat Neko terkejut dengan ucapan nya tadi. Dia langsung menutup mulut dan menggeleng. "Siapa yang bilang!"

"Akui saja..." Felix merangkulnya lembut di sofa, tapi ia terdiam menatap ke meja dekat sofa, di sana ada kertas pesan, hal itu membuatnya mengambilnya. "Apa ini?"

"Itu surat izin dari Kim... Dia bilang harus mengurus beberapa hal.... Dia tak akan menjaga ku selama satu minggu."

"Kenapa dia bisa izin?" Felix menatap serius.

"Adiknya, ada masalah dengan adiknya, dia harus kembali ke tempatnya sebentar..."

"Kau seharusnya tak meng kasihani nya... Dia hanya akan membuat alasan..."

"Memang nya kenapa, bukankah urusan nya lebih penting," Neko menatap.

"Tapi kau lebih penting, kau harus di jaga..... Ha.... Lupakan itu, aku akan meminta Arthur untuk menggantikan pekerjaan Kim..." Felix tampak kesal dan tak mau membahas.

"Kenapa kau begitu tak menyukai Kim?" Neko menatap bingung.

"Apakah aku memang harus menyukai nya...." Felix menjadi suram dan penuh kebencian. "Sebelum dia menjadi bawahan ku sekarang hanya untuk dekat dengan mu, dia bahkan berani, lebih berani dari pada kau yang memberontak... Aku tak suka perlawanan nya...." Felix tampak kesal, tapi Neko menjadi terdiam dan tersenyum kecil. "Pft.... (Ketika dia kesal begitu, dia bisa lucu juga...)"

--

Sebelum Kim masuk dalam bawahan Felix. Saat itu di ruangan Felix, Acheline berdiri di hadapan nya.

"Aku benar benar bingung, Amai memiliki satu asisten yang lebih muda dari pada dua orang itu," kata Felix sambil menatap ke dokumen yang ia baca.

"(Apa maksud nya? Apa Akai memiliki 3 asisten bawahan? Itu bukankah termasuk Dua orang?)" pikir Acheline dengan bingung. Ia berpikir bahwa Neko memiliki satu asisten tambahan yakni Kim karena selama ini Acheline hanya tahu Jun dan Hyun yang sekarang sudah tidak terlihat sejak Neko di bawa oleh Felix sendiri.

"Dia lebih muda dari mereka berdua, aku tak tahu harus mengapakan dia," tambah Felix. Seketika pintu terbuka membuat mereka berdua menoleh.

Terlihat Negan membawa Kim di depan nya, Kim terlihat berantakan dengan masih menggunakan pakaian setelan itu, mungkin dia habis berkelahi.

Tangan nya kini terikat ke belakang. Kim menatap serius pada Felix. "(Kau!!!)" ia kesal dan akan menyerang, tapi dengan sigap Negan menahan tangan Kim dan langsung mendorong nya untuk terbaring di bawah. "Jangan melawan!!" kata Negan.

Acheline hanya terdiam melihat nya di sana. Lalu Felix berdiri dan berjalan di depan meja kantornya dan duduk bersender di mejanya. "Kau mencari gadis itu?" tatap nya dengan tatapan datar.

"Di mana Nona Neko!! Lepaskan dia!!.... Aku pastikan aku akan membunuhmu!!" teriak Kim sambil mencoba memberontak meskipun Negan tetap memeganginya.

Lalu Felix melemparkan dokumen kontrak. "Jika kau ingin berurusan dengan hal ini, tanda tangani kontrak itu dan mulai sekarang kau pindah di bawah pengawasan ku," kata Felix.

"Brengsek!! Aku tidak menginginkan nya!! Aku hanya setia pada Nona Neko!! Jangan usik dia!!"

"Dia bisa saja aku sakiti jika kau tidak patuh seperti ini hanya karena kontrak... Kontrak itu tertulis kau bisa melihatnya dan tetap jaga rahasia yang tidak akan Amai ketahui sendiri, sebagai bawahan yang selalu bertanggung jawab, kau tahu apa yang terbaik untuk nya jika kau akan berada di sampingnya," kata Felix.

"Aku... Bisa bertemu dengan Nona Neko?" tatap Kim.

"Tentu, kenapa tidak, aku percaya kau bisa melakukan hal ini karena sampai sekarang Amai masih menggunakan mu... Aku tahu gadis itu hanya memilih orang setia dari yang paling setia menjaga dirinya... Patuh dan selalu takut pada dirinya, Acheline akan mengantar mu," tambah Felix. Lalu Kim menoleh pada Acheline yang terdiam dengan senyuman khas nya sendiri membuat Kim memasang wajah terkejut.

Begitulah bagaimana Kim dapat bergabung dengan Acheline dan Negan, yakni sebagai pembantu dan juga sekaligus pengawal serba bisa, Felix memiliki kualitas dalam mengambil rekrutan pengawalan, termasuk kemampuan Acheline dan Kim. Tetapi, di bagian Negan, belum di ketahui bagaimana cara Pria kepala 2 itu bisa berkelahi.

Pagi berikutnya, Neko tampak berada di rumah sakit, dia menatap ke dokter wanita yang juga menatapnya di meja pemberitahuan dokter itu. "Nona Neko, kandungan Anda sehat sehat saja, bayi nya juga sangat sehat, apakah sebelumnya pernah USG?" tatapnya.

". . . Tidak, aku tidak melakukan itu."

"Eh, kenapa... Apa Anda tak penasaran dengan jenis kelamin sang bayi? Apa Anda sudah menyiapkan banyak barang?" tatap Dokter itu.

Seketika Neko menjadi teringat. "Barang bayi? (Aku lupa untuk membuat daftarnya....) Berapa lama lagi aku kemari?" tatap Neko.

"Hm, perkiraan ku, mungkin sekitar 4 minggu lagi, jangan khawatir, tetap jaga kondisi dan jangan lupa makan makanan sehat untuk sang bayi..." kata Dokter nya dengan lembut membuat Neko mengerti.

Kemudian dia memutuskan untuk menghubungi Felix setelah keluar dari ruangan Dokter itu.

Sementara itu, Felix berada di kantornya, dia menatap dokumen di kertas mejanya, tapi mendadak pandangan nya menjadi kabur membuatnya terkejut dan menggeleng pelan, mengusap matanya dan menghela napas panjang. "(Sepertinya mata ku bermasalah..... Aku akan mencari kaca mata nanti....)" ia kemudian berdiri dan tak sengaja melihat dirinya di cermin kaca rak dokumen di sana, kaca yang memantulkan tubuhnya samar samar membuat nya berpikir. "(Coba pikir kembali, setelah sekian lama.... Mungkin aku bisa mendapatkan bayi yang akan memanggil ku Ayah....)" ia tersenyum kecil sendiri, tapi kemudian ponselnya berbunyi membuatnya mengambilnya.

Itu adalah Neko membuatnya langsung menerimanya. "Amai, kenapa?"

Lalu muncul suara Neko. "Aku ingin membeli daftar belanja bayi, sebelum bayi ini keluar, aku harus mempersiapkan barang barang untuk nya..." kata Neko.

Felix yang mendengar itu menjadi terpikirkan. "Sebenarnya aku meminta beberapa orang saja untuk membelinya-

"Apa?! Aku ingin memilih sendiri... Aku tak mau ada orang lain bercampur tangan..." Neko langsung kesal.

"Aku hanya bercanda...." Felix mengatakan itu membuat Neko semakin kesal. "Untuk apa kau membeli barang bayi jika kau tak tahu dia laki laki atau perempuan..." kata Felix sambil bersandar di mejanya kemudian menyalakan rokoknya. Dia memang tak bisa lepas dari rokoknya.

"Lupakan, aku beli sendiri-

"Hei, hei... Yah... Baiklah, aku akan menjaga mu... Tunggulah sebentar," Felix panik, ia langsung berjalan keluar dari kantornya, tapi di pintu ada Negan yang akan masuk.

"Bos, ini dokumen-

"Lupakan saja, urus itu sendiri," Felix langsung membalas begitu membuat Negan terdiam kecewa. "(Yah, lembur lagi deh....)" ia sudah tampak lelah.

Tampak Neko menunggu di depan halaman rumah yang luas, lalu Arthur berjalan mendekat dengan payung untuk melindungi Neko dari panas.

Tapi Neko kesal. "Pergilah!"

"No... Nona, maafkan aku tapi... Cuaca akan berdampak buruk...." Arthur tidak pergi meskipun dia tampak ketakutan.

Neko menjadi tambah kesal hingga mobil Felix tiba, dia lalu keluar dari mobil. "Baiklah, masuklah," tatapnya.

"Kenapa kau tidak membiarkan ku pergi sendiri! Aku tak mau belanja dengan mu," Neko tampak kesal sambil menunjuk nunjuk.

"Kita memiliki tanggung jawab yang sama.... Yakni sebagai Ayah dan Ibu bukan?" Felix menatap, seketika Neko terkejut dengan wajah sedikit malu, tapi kemudian dia membuang wajah dan masuk ke mobil duluan, Arthur hanya menundukkan badan ketika dilihat oleh Felix sendiri.