Chereads / Drop Blood: The Successors / Chapter 35 - Chapter 35 Display Cat

Chapter 35 - Chapter 35 Display Cat

Malamnya, ia duduk disofa ruangan nya seperti biasanya sambil membaca buku. Ia terdiam dan dengan mata berwarna merah nya, ia melirik ke jam dinding yang menunjukan pukul 10 malam.

"(Dia belum pulang?)" ia memikirkan Felix yang belum pulang hingga larut malam. Ia lalu memutuskan untuk tidur duluan dengan memakai pajamas berwarna merah dan berbaring ke tempat tidur. Ia tidur dengan miring ke samping kiri dengan mata yang masih terbuka.

"(Aku benar benar masih belum percaya, aku bisa merasakan hal yang seperti ini?)" ia terdiam dengan cemas. Lalu tiba tiba pintu terbuka membuat cahaya luar ruangan itu masuk ke dalam ruangan gelap itu. Rupanya Felix, Neko segera menutup mata dan pura pura tertidur.

Felix melihat ke ranjang dan melihat Neko sudah tidur.

"(Apa yang terjadi? Kenapa aku pura pura tidur seperti ini? Harusnya aku menghindar... Aku harap dia tidur menyeret ku untuk melakukan sesuatu di ranjang,)" pikir Neko dengan masih mencoba tidur.

Sementara itu Felix di sisi lain ranjang melepas baju atasnya dan memakai pajamas berwarna biru gelap. Ia lalu duduk di samping ranjang, sebelum tidur ia melihat ada apa di ponselnya.

Neko yang tidur membelakangi nya menjadi terdiam bingung. "(Kenapa dia tidak segera berbaring, aku ingin sekali membalikan badan ku untuk melihat apa yang ia sedang lakukan.)"

Lalu Felix meletakan ponselnya di samping meja ranjang dan mulai berbaring. Neko merasakan Felix sudah mulai berbaring di samping nya.

"(Tak ada pergerakan menyentuhku, syukur lah,)" Neko menjadi menghela napas panjang dalam hati karena Felix tidak menyentuhnya. Namun siapa sangka, tangan Felix memeluk Neko dan menariknya untuk mendekat membuat Neko terkejut sambil membuka mata.

Felix menarik Neko dengan meletakan Neko berada dekat dengan nya dengan tangan kirinya sebagai bantal untuk Neko dan tangan kanan nya memeluk perut Neko.

Neko hanya terdiam memasang wajah kesal itu. "(Mau bagaimana lagi, di mata nya mungkin aku sedang tertidur lelap jadi aku tidak bisa melawan nya, ini juga tidak mengganggu... Aku akan tidur saja,)" Neko mulai menutup mata dan mulai tidur. Mereka benar benar seperti pasangan yang baik.

Hari berikutnya, Felix membuka mata dengan cahaya yang menyilaukan wajahnya karena jendela di ruangan kamar itu terbuka. Ia melihat di sampingnya, tak ada Neko. Ia menjadi bangun duduk dan melihat sekitar.

Tak lama kemudian Neko datang dengan gaun pendek berwarna putih, ia memberikan ponsel Felix padanya.

"Ini untuk mu, nomor ini terus menghubungi mu dari tadi," ia memberikan nya pada Felix yang duduk di sisi samping ranjang.

Felix menerimanya, saat Neko akan pergi melepas ponsel itu. Tiba tiba tangan Felix menahan tangan nya itu dan menariknya duduk pangkuan nya agar tidak pergi dengan tangan nya.

"Apa yang kau lakukan?!" Neko berteriak terkejut.

"Tetaplah di sini, sekali kali kau bisa mendengarku bicara menghubungi orang," kata Felix. Lalu Neko terdiam dan menghela napas panjang.

Di saat itu juga Felix mendekat mencium leher Neko membuat Neko terkejut menutup lehernya.

Felix hanya tersenyum kecil lalu mengangkat ponsel nya yang dari tadi berdering itu.

Rupanya dari Sheo Jin. "Hola~" sapa Sheo Jin yang bicara duluan.

"Ada apa?" tanya Felix dengan suara serius.

"Bisa kita bertemu di pinggir jalan depan kafe kesukaan ku, kafe kucing.... Meong.... Aku juga ingin kau mengajak gadis mu itu yah?" kata Sheo Jin. Neko yang mendengar itu menjadi terdiam memasang wajah kaku nya. "(Apa..... Apa yang akan terjadi?!)"

"Baiklah, terserah kau," balas Felix lalu ia menutup ponselnya dan meletakan nya di ranjang.

Lalu mendekat dan berbisik ke Neko. "Kau dengar sendiri, bersiaplah dan berpenampilan yang feminim lah," bisik Felix.

"Hah? Kenapa aku harus berpenampilan feminim?!"

"Karena perutmu, jika kau memakai baju yang sering kau pakai, itu akan memperlihatkan perutmu... Pakai lah gaun pendek lain, jadilah pasangan baik ku nanti di pinggir jalan," balas Felix.

"Apa!!" Neko masih tidak percaya dan memasang wajah pucat.

--

"Kenapa kita harus ada disini," Neko memasang wajah biasanya yang duduk di bangku jalan bersama Felix.

"Wanita itu (Sheo Jin) ingin bertemu dengan kita disini," Felix membalas sambil melihat sekitar.

Felix menghela napas lalu ia melihat sepasang kekasih berjalan bersama sambil saling bercumbu sedikit.

"(Kenapa mereka terbuka?)" tatap Felix dengan pucat. Lalu ia menoleh ke Neko.

"Amai..." panggilnya. Lalu Neko menoleh dengan bingung.

Tiba tiba Felix mencium keningnya.

"Apa yang kau lakukan brengsek!!" Neko menutup keningnya sendiri. "Ini publik!!!"

Lalu Felix menunjuk pasangan tadi seketika Neko terdiam terdiam kaku. "(Di zaman ini semua nya serba terbuka.)"

Sementara itu di sisi lain, Sheo Jin tersenyum lebar melihat dari kaca kafe. Kaca besar tepatnya, ia melihat Felix dan Neko yang duduk di kursi taman pinggir jalan di lihat oleh Sheo Jin yang ada di seberang, karena di seberang merupakan kafe kucing dan di meja Sheo Jin ada satu kucing yang berbaring duduk dengan santai.

"(Benar benar pasangan yang sempurna, aku benar benar senang melihat ini, lihat ya Felix.... Aku akan menunjukan ini di pernikahan mu dengan nya nanti, aku akan memanggil mu Tuan Felix dan Istri Felix. Haha sangat cocok, harimau dan sarigala yang sedang menjalin hubungan yang dewasa, benar benar kisah cinta,)" Sheo Jin menjadi senang sendiri. Dia benar benar mendukung kisah cinta dari Felix dan Neko. Ia lalu mengeluarkan kamera dan memotret mereka. Dan tak di sangka sangka, ia memotret saat Felix mencium kening Neko.

Sheo Jin menjadi terkejut, ia tak menyangka memotret adegan itu dan saat ini dia sedang melihat Neko menutup keningnya dengan wajah merona. "Astaga, mereka benar benar mesra," ia menjadi menyangga dagunya merasa terhibur dengan adegan itu.

--

"Haiz.... Ini sangat lama," Felix menghela napas panjang, ia lalu melihat Neko dan wajahnya menjadi terdiam karena melihat Neko merasa panas, padahal mereka sudah di tutupi bayangan gedung tinggi yang menutupi sinar matahari.

"Apa kau merasa panas?" Felix menatap.

"Haiz.... Ini sangat lama, aku ingin pulang saja," Neko berdiri dan berjalan pergi duluan.

Felix terdiam, ia melihat sekitar. "(Wanita itu benar benar mempermainkan aku,)" ia menjadi kecewa dan kesal lalu berdiri dan berjalan menyusul Neko.

Di sisi lain Sheo Jin menutup mulutnya. "Maaf ya Felix ~ aku terpaksa melakukan ini hehe," Sheo Jin tidak memasang wajah bersalah sama sekali.

--

"Amai, berhentilah dan tunggu di sini, aku sudah menghubungi mobil untuk datang kemari... Ada supir yang akan menjemput kita," Felix berteriak sambil berjalan mengejar Neko yang agak jauh.

Tapi tiba tiba Neko berhenti berjalan melihat sesuatu di sampingnya, tepatnya toko kue. Felix juga terdiam melihat Neko yang berhenti berjalan. Ia lalu menoleh pada apa yang di lihat Neko.

Rupanya yang di lihat Neko hingga terkaku adalah toko kue. Dari sana Felix sudah mengerti, ia lalu memegang tangan Neko dan menariknya pelan. "Aku akan membelikan mu kue apel jika kau mau," tatap nya. Neko terdiam dan menggeleng cepat, ia bahkan menolak tangan Felix dengan melepasnya. "Aku tidak mau dari mu," ia menyila tangan dan menoleh ke arah lain.

Tak di sangka sangka, orang orang yang ada di sana menjadi melihat mereka berdua dan mereka semua tersenyum manis. "Benar benar pasangan yang manis ya," mereka berbicara dan itu di dengar oleh Felix dan Neko yang menjadi terkaku mendengar itu.

"Ba.... Baiklah, cepatlah masuk.... (Mereka akan melihat kita hingga mati,)" Neko mulai malu dan berjalan masuk duluan. Lalu Felix mengikutinya, mereka yang ada di dalam toko kue itu memilih kue bersama dengan memilih pendapat masing masing, dan itu terlihat dari kaca toko kue. Ada orang yang memotret dari luar, yakni Sheo Jin. "Spot yang bagus lagi, semoga kalian segera jadi pasangan ya," ia menjadi penguntit dan diam diam memotret. Benar benar tidak banget deh.

Setelah itu mereka keluar dengan Felix yang membawa kotak kue itu di tangan nya, tepat di mana saat mobil yang mereka tunggu sudah berhenti di pinggir jalan. Felix lalu membuka pintu tengah dan melihat ke Neko. "Masuklah," tatap nya lalu Neko berjalan akan masuk ke sana. Tapi tiba tiba ada yang menahan tangan Neko dan menguntirnya ke atas membuat Neko terkejut menoleh ke belakang.

Felix juga terkejut melihat siapa yang melakukan nya, rupanya Matthew. Ia segera meletakan kotak kue itu di bangku dan menutup pintu tengah.

"Apa yang kau lakukan!!??" teriak Neko pada Matthew. Tangan nya benar benar tergenggam dengan kuat dengan tangan Matthew. "Neko.... Jelaskan pada ku siapa pria itu!?? Dan kenapa aku melihat perutmu membesar, apa kau sedang mengandung anak dari pria itu!? Katakan padaku?!" Matthew menatap dengan khawatir dengan wajah nya yang sangat kesal pada Neko.

"Apa maksud mu!! Lepaskan aku!!"

"Kau pikir aku bodoh, kau lebih memilih Pria seperti itu dari pada aku? Huh?"

Sementara itu Felix datang melangkah dengan wajah seriusnya.

"Matthew, kau harus melepasku.... Atau dia tidak akan memaafkan mu, apa kau mau di hajar olehnya.... Lepaskan aku sekarang... " Neko langsung menarik tangan nya dan lepas begitu saja meskipun Matthew terkejut.

"Hei... Katakan nama mu, apa kau dari Viktor?" tatap Felix. Tatapan warna mata birunya menjadi menyala sambil memegang pundak Neko menariknya untuk mendekat padanya.

Matthew terdiam, ia mengepal tangan dan langsung mengatakan sesuatu. "Aku Matthew, asal kau tahu.... Neko dulu lebih menyukaiku.... Kau tidak berhak mengambilnya begitu saja dari ku!!" kata Matthew sambil menunjuk Felix. Ia benar benar sudah mulai berani dan menghilangkan sifat takutnya.

Di sisi lain, Neko malah memasang wajah tak percaya. "(Si brengsek..... Apa yang dia katakan tadi...!?)"

Felix terdiam dengan wajah serius nya, ia tiba tiba menggendong Neko membuat Neko terkejut. Matthew yang melihat itu pun juga terkejut, melihat Neko di gendong oleh pria di dada.

"Dengar ini, Matthew.... Dia akan menjadi milikku, karena dia sudah jelas mengandung bayi dari darah daging ku sendiri.... Kau tidak berhak mencampuri ini," kata Felix seketika Matthew terkejut tak percaya.

"Neko, katakan ini tidak benar?!"

"(Aku tidak bisa mengatakan apapun,)" Neko hanya membuang wajah perlahan meskipun ekspresi wajahnya sedih. Lalu Felix berbalik berjalan ke mobil membawa Neko pergi meninggalkan Matthew.

"(Neko..... Kenapa kau melakukan ini?)....."