Chereads / A Silent Lover / Chapter 2 - 02. Rasa yang muncul

Chapter 2 - 02. Rasa yang muncul

Selamat membaca guys, semoga kalian suka. Maaf ya kalau ada typo-typonya ^-^

Note kalimat miring+tanda petik satu itu pakek bahasa isyarat ya dan kalo kalimat miring+bold itu suara batin ^-^

Pagi ini adhisti tengah sibuk dengan kegiatan memasaknya. Ini adalah hal biasa yang telah dia lakukan sejak dulu. Dia sering bangun pagi-pagi hanya untuk membantu sang bunda memasak dan bisa di anggap itu sudah menjadi salah satu hobinya.

"Wah putri cantik bunda sudah bangun, masak apa kamu sayang?" Ucap sang bunda saat melihat sang anak sudah bangun, dan sudah sibuk di dapur untuk memasak sarapan.

Adisti menoleh melihat sang bunda dan tersenyum saat mendengar pertanyaan sang bunda 'Hanya omelet kentang bunda, dan nasi goreng untuk bekal ayah dan kakak.' Setelah memberi tau sang bunda apa yang dia masak, adhisti pun melanjutkan acara masaknya. Sementara sang bunda hanya mengelengkan kepalanya sambil tersenyum manis. Dia Bahagia melihat bungsunya terlihat bersemangat dan bahagia seperti ini.

"Baiklah lanjutkan memasaknya, bunda akan membangunkan ayahmu dan kakakmu saja. Kalaupun bunda membantu pasti tidak akan kamu biarkan." ucap sang bunda dengan nada kesal main-main di akhir kalimatnya. Mendengar ini adhisti hanya tertawa senang, memang benar dia tidak akan membiarkan sang bunda untuk turun tangan membantunya memasak.

Di lain sisi, di kediaman pradipta, terlihat mahesa putra tunggal dari arya itu baru saja terbangun dari tidur nyenyaknya. Setelah mandi dan membereskan tempat tidurnya mahesa pun turun untuk pergi ke ruang makan, karena dia yakin sang ayah pasti sekarang sudah menunggunya.

Dan benar saja, sang ayah sudah duduk di ruang makan dengan kopi dan koran paginya. Mendengar suarah langkah kaki mendekat ke arahnya, aryapun mengalihkan pengelihatannya dari koran yang tengah dia baca.

Mahesa yang melihat sang ayah menyadari bahwa dia tengah berjalan ke arahnya pun tersenyum 'Selamat pagi ayah.' Sapa mahesa dengan gerakan tangannya yang semangat dan senyum tampannya.

"Pagi anak ayah yang tampan." Balas sang ayah menggunakan bahasa isyaratnya, dan tak lupa senyum hangat untuk sang anak. setelah itu mahesa pun duduk di kursi samping ayahnya, dan sarapn pagi keluaga pradipta pun di mulai.

...

Skip time

Setelah acara sarapan pagi yang harmonis, hari ini adhisti berniat keluar rumah untuk berjalan-jalan di area taman komplek perumahannya. Sebenarnya dia berniat keluar rumah karena dia ingin bertemu dengan pria yang menolongnya kemarin, dia lupa menanyakan nama pria itu.

"Loh anak gadis bunda mau kemana?" tanya sang bunda saat melihat anak gadisnya sudah rapi dan terlihat cantik. Adhisti salah tingkah saat melihat sang bunda, ya bagaimana tidak salah tingkah jika sang bunda saja melihatnya sangat intes sekali.

'Adhisti ingin berjalan-jalan ke taman komplek bun.' Gerakan tangan adhisti sedikit kaku saat menjelaskan, kalua dia ingin pergi ke taman. Sebenarnya dia juga bingung kenapa tiba-tiba saja gugup saat ditanyai seperti itu oleh sang bunda. Padahal biasanya juga tidak seperti ini.

"Oh, hati-hati kalau begitu ya sayang." Ucap sang bunda saat tau akan kemana anak gadisnya itu. Sementara adhisti menarik nafas lega saat sang bunda tidak bertanya lagi.

'Oke bunda, aku pergi dulu ya. Bye bye bunda.' Adhisti melambaikan tangannya pada sang bunda, lalu keluar rumahnya menuju taman.

...

Mahesa saat ini tengah berada di taman dengan salah satu sahabat baiknya. Dia tidak ingin terus berada di rumah, karena itu akan selalu mengingatkannya pada rasa sakit di tinggalkan sang ibu.

Bahu mahesa di tepuk pelan oleh sahabat satu-satunya. Mahesa menolehkan kepalanya menatap sang sahabat dengan tatapan bingung lalu 'Ada apa dipta?' Tanya mahesa bingung.

Dipta guatama adalah sahabat satu-satunya dimiliki oleh mahesa. 'Itu ada cewe yang dari tadi ngeliatin kamu sa.' Jawab dipta dan menujuk ke arah adhisti yang tengah berdiri di bawah pohon.

Mahesa mengikuti arah telunjuk dipta dan melihat seorang gadis yang memang tengah melihat ke arahnya. Mehesa mencoba mengingat di mana dia pernah bertemu dengan gadis itu, 'Ah bukankah dia gadis yang tidak sengaja tertabrak orang dan kakinya kesleo itu.' Batin mahesa saat mengenali siapa gadis yang ada di bawah pohon itu.

Mahesa menoleh ke arah dipta 'aku akan kesana dulu, kamu bisa tunggu sebentar dipta?' Tanya mahesa pada dipta.

'Oke, nanti jangan lupa jelaskan ya, bagaimana kamu bisa kenal cewek itu.' Mahesa hanya memutar matanya malas, lalu berdiri dan melangkahkan kakinya menuju ke arah adhisti.

...

Sebenarnya saat sampai di taman adhisti tidak terlalu berharap akan bertemu dengan pria yang sempat menolongnya. Tapi entah keberuntungannya sedang baik atau bagaimana, dia melihat pria itu sedang duduk di taman dengan seorang pria lainnya. Sepertinya itu sahabat dari pria yang menolongnya.

Sebenarnya saat sampai di taman adhisti tidak terlalu berharap akan bertemu dengan pria yang menolongnya. Tapi entah keberuntungannya sedang baik atau bagaimana, dia melihat pria itu sedang duduk di taman dengan seorang pria lainnya. Sepertinya itu sahabat dari pria yang menolongnya.

Adhisti tengah berdiri di bawah pohon beringin, dan melihat ke arah tempat pria yang menolongnya itu. Lalu tiba-tiba saja pria yang menolongnya itu melihat ke arah tempat dia berdiri. Adhisti sedikit salah tingkah saat itu. Tak lama kemudian pria itu berdiri dan berjalan ke arahnya.

'Aduh bagaimana ini, dia berjalan ke arah sini. Apa aku terlalu jelas saat melihatnya.' Resah batin adhisti.

Hallo gaes i'm back, gmna nih kalian suka gak sama ceritanya? oh ya jangan lupa bintang dan follow aku ya, see you gaes ^-^