Selamat membaca guys, semoga kalian suka. Maaf ya kalau ada typo-typonya ^-^
Note kalimat miring+tanda petik satu itu pakek bahasa isyarat ya dan kalo kalimat miring+bold itu suara batin ^-^
.
.
.
Saat ini nalendra tengah berada di ruang keluarga, ia tengah bersantai dengan menonton film kartun kuning kesukaan adiknya itu.
"Nalen kamu gak pergi ke perusahaan?" Tanya bunda yang baru saja keluar dari dapur. dan melihat anak cowoknya yang tengah bersantai di ruang keluarga.
"Enggak bun, aku lagi gak ada kerjaan di kantor. Jadi mau libur dulu buat hari ini." Jawab nalendra yang bahkan fokusnya untuk menonton kartun kotak kuning itu tidak teralihkan. Bunda yang mendengar ini, berbinar bahagia, tadinya dia mau pergi untuk mencari hadiah sendiri, tapi karena anak cowoknya ini ada di rumah, jadi dia ajak saja.
"Oh begitu. Karena kamu gak ada kerjaan dan lagi libur. Kamu ikut bunda hari ini." Titah bunda tanpa mau mendengarkan pendapat sang anak cowoknya. Nalendra yang mendengar ini, langsung mengalihkan fokusnya dari kartun yang ia tonton.
"Emangnya mau kemana bun?" Tanya nalen ke bunda.
"Mau cari kado buat adik kamu, kan bentar lagi adik kamu ulang tahun. Terus juga adik kamukan mau buka pameran, dan tiket pameran ini habis loh." Nalen membulatkan matanya terkejut, dia lupa jika adiknya itu akan ulang tahun beberapa hari ke depan dan lupa tentang masalah pameran ini, karena ia pun sibuk sekali di perusahaan.
"Eh iya aku lupa lagi kalo adek mau ulang tahun, sama masalah pameran itu. Pantes aja beberapa hari lalu dia sibuk banget di studionya." Guman nalen yang masih bisa didengar oleh sang bunda.
"Nah mangkanya kamu ikut bunda hari ini, tapi bunda mau siap-siap dulu." Setelah mengatakan ini, bunda pun berjalan menuju ke kamarnya.
"Oke bun, aku juga mau siap-siap dulu." Nalen pun juga pergi untuk bersiap-siap di kamarnya.
...
"Bunda udah siap belum sih." Teriak nalen yang sejak tadi sudah menunggu lama sang bunda di ruang tamu.
"Ck kamu ini teriak-teriak saja dari tadi, berisik tau nak." Ucap sang bunda sambil berjalan menghampiri anak cowoknya yang duduk di sofa ruang tamu.
"Lagian bunda siap-siapnya lama banget." Nalen dongkol sekali, dia menunggu sang bunda 1 jam lebih. Membuat ia jadi malas mau keluar rumah.
"Yaudah ayok sekarang, kenapa kamu masih duduk." Nalen berdiri dari duduknya dengan ogah-ogahan, lalu berjalan keluar rumah. Kebetulan mobil sudah disiapkan oleh supir, cuman menyiapkan aja bukan mengantar. Karena supir nanti akan menjemput sang adik yang keluar bermain.
...
Pagi hari selanjutnya, mara dan kavin tengah berdebat tentang sesuatu. Entah berapa lama mereka berdebat, sampai akhirnya kavin mencoba bersabar dan berkata pada mara,
"Mara bisa gak sehari aja, kamu bisa lebih tenang dan gak sensi ke aku?" Entah mau sampai kapan jika mereka berdebat terus, lagi pula ia juga malu dilihat oleh orang-orang yang ada di restaurant.
Oh dia dan mara ke restaurant mystique untuk membuat reservasi makan siang dengan adhisti. Selain itu mereka membuat rencana untuk membuat surprise untuk sahabatnya itu. Anyway ini bukan surprise untuk ulang tahun adhisti, tapi untuk keberhasilan adhisti. Ini adalah hal biasa yang sering mereka lakukan saat masih kecil. Dan saat kavin pergi ke luar negri, hanya mara lah yang membuat kejutan ini.
"Ya lagian kamu ngeselin banget dari tadi." Dengus mara yang emosi dengan kavin yang dari tadi entah sengaja atau tidak selalu saja menabrak bahunya.
"Oke-oke maaf. Aku tadi bener-bener gak sengaja. Jadi tolong untuk hari ini aja, marahnya ditunda dulu." Ujar kavin sambil meringis, sedikit merasa bersalah.
"Ck, ya!" Balas mara, lalu melanjutkan kerjaannya untuk menghias dinding. Dan akhirnya pun mereka menyeselasikan acara menghiasnya. Mereka menyewa salah satu tempat VIP di restaurant tersebut. Sebenarnya mereka bisa meminta pelayan di sana untuk menghiasnya, tapi mereka memilih menghias sendiri.
...
Tepukan di bahunya membuat adhisti menolehkan kepalanya. 'Hai adhisti right?' Sapa orang yang menepuk pundaknya.
'Dane? Hai juga. Kamu ngapain di sini?' Tanya adhisti sambil melihat ke belakang mahesa. Ia pikir mahesa Bersama temannya, yang waktu itu ia temui di taman.
'Oh aku mau ke restaurant mystique sebenernya, cuman sempet ngeliat kamu di sini kayak orang kebingungan, jadi aku samperin.' Adhisti tiba-tiba saja melihat mahesa seperti penyelamat hidupnya. dan tersenyum lebar, 'Eh kebetulan akum au ke restaurant itu, cuman aku kayaknya kesasaran deh.'
'Wah kebetulan sekali, sebenernya gak jauh kok dari sini. Mau jalan bareng ke sana?' Adhist menganggukan kepalanya dengan semangat. Lalu mereka berdua pun berjalan menuju kea rah restaurant mystique.
'Kamu mau ngapain ke restaurant itu?' Tanya adhisti pada mahesa.
'Oh itu restaurantku, aku ke sana mau ngecek aja sih.'
'Eh restaurant itu punya kamu? Oh ya aku lupa kalo nama belakang kamu pradipta.' Adhisti menganggukan kepalanya, lalu dalam hati 'Pantas saja dia bisa ada di sini tadi.' Mahesa hanya tersenyum tipis melihatnya.
...
"Stt jangan berisik mara." Bisik kavin pada mara.
"Bodoh, gimana aku gak berisik. Kaki aku kamu injek kavin." Tekan mara dengan suara sekecil mungkin.
"Eh maaf-maaf. Lagian tempatnya sempit banget ini." Ucap kavin dengan suara kecil juga. Saat ini mereka tengah berdiri di balik tembok yang sempit. Mereka tengah bersembunyi untuk mengejutkan adhisti.
"Ya lagian kamu kenapa malah ikut bersembunyi di sini? Kenapa gak di bawah meja aja?" Bisik mara dengan bersungut-sungut. Kavin hanya meringis malu mendengar ini. "Kamu kan tau aku tinggi, jadi kalo bersembunyi di bawah meja susah."
"Ck banyak alasan." Guman mara.
Tap tap tap
"Di ruangan ini nona adhisti, sebelum anda masuk saya akan menutup mata nona dulu." Terdengar suara pelayan yang mereka tugaskan untuk mengantar adhisti ke ruang VIP itu, dan memberi tau pelayan itu untuk menutup mata adhisti lebih dahulu.
"Stt adhisti udah di luar. Jangan banyak gerak mara." Bisik kavin.
"Minggir, gua mau sembunyi di tempat lain aja." Tanpa menunggu jawaban kavin, mara pun pergi bersembunyi di bawah meja.
Kavin hanya menghela nafas lelah, tapi ya beruntung juga kalau mara mau mengalah dari dirinya.
Cklek
Suara pintu terbuka membuat kavin dan mara diam-diam berdebar, takut kejutan yang mereka buat jadi gagal.
"Mari nona." Ucap pelayan itu sambil menuntun adhisti masuk.
(Fyi gaes pelayan ini cewek kok.)
"Baik nona berhenti di sini. Saya akan keluar terlebih dahulu, anda boleh membuka penutup mat aini, jika anda sudah mendengar bunyi pintu tertutup." Ujap pelayan itu menjelaskan pada adhisti, dan adhisti menganggukan kepalanya mengerti.
Pelayan itu pun keluar dari ruangan itu.
Cklek
Adhisti akhirnya melepaskan penutup matanya setelah mendengar bunyi pintu tertutup. Hal pertama yang ia lihat saat membuka penutup matanya adalah gelap. Sementara mara dan kavin saling mengkode untuk keluar. Mereka sama-sam menghitung dalam hati dan-
"SURPRISE!" Teriak mereka bersama, dan saat itu lampu di ruang juga ikut menyala. Adhisti masih dia dengah wajah terkejutnya, lalu matanya berkaca-kaca melihat kedua sahabatnya itu.
'Terimakasih.' Adhisti tersenyum lebar. Merasa Bahagia saat melihat kejutan dari sahabatnya. Apa lagi saat melihat ada tulisan besar dari balon yang di tempel ke dinding. "SELAMAT ATAS PAMERANNYA YANG PERTAMA." Begitu lah tulisan yang tertempel itu. Mara dan kavin memeluk adhisti secara bergantian.
"Tidak perlu mengucapkan terimakasih dalam persahabatan kita ingat." Ucap mara yang di setujui oleh kavin.
"Benar itu. Sudah-sudah jangan menangis dhisti. Ayo-ayo kita makan." Ucap kavin sambil menggiring adhisti untuk duduk di tempatnya.
.
.
.
Hallo gaes i'm back, gmna nih kalian suka gak sama ceritanya? oh ya jangan lupa Like, komen dan follow aku ya, see you gaes ^-^