Dengan kantong yang sedikit lebih berat dan semangat yang berkobar, Erik meninggalkan tempat pembantaian di tepi sungai. Dia mengikuti jalan setapak yang samar, membawanya lebih dalam ke hutan belantara. Sinar matahari pagi yang menembus dedaunan menciptakan pola cahaya yang rumit di tanah hutan, namun tidak mampu sepenuhnya menghilangkan perasaan dingin yang melekat pada Erik setelah pertempuran tadi malam. Aroma darah goblin masih tercium samar di udara, mengingatkannya pada kehidupan yang telah direnggutnya.
Indranya yang terasah, yang telah diasah selama bertahun-tahun sebagai pembunuh bayaran, terus waspada terhadap setiap suara dan gerakan. Dia mendengar gemerisik daun kering diinjak oleh hewan kecil, kicauan burung yang bersahutan di kejauhan, dan aliran sungai yang gemericik di antara bebatuan. Hutan ini adalah dunia yang sama sekali berbeda dari jalanan kota yang biasa ia lalui, namun Erik merasa anehnya tenang dan fokus.
Ting!
Layar statusnya berkedip, menampilkan informasi tentang tanaman merambat yang baru saja ia lewati:
Nama: Devil's Snare
Jenis: Tanaman Karnivora
Efek: Menjerat dan mencekik mangsa
Level: 5
HP: 35/35
"Menarik," pikir Erik sambil mengamati tanaman itu dengan rasa ingin tahu yang dingin. "Mungkin bisa dimanfaatkan untuk membuat jebakan."
Dia melanjutkan perjalanannya, matanya terus memindai sekelilingnya. Dia melihat jejak-jejak hewan, mulai dari jejak kaki kelinci yang kecil dan lincah hingga jejak cakar serigala yang besar dan mengancam. Dia juga menemukan beberapa tanaman yang bisa digunakan sebagai obat atau racun. Dia memetik beberapa daun mint liar untuk meredakan rasa hausnya dan beberapa jamur bercahaya yang mungkin bisa digunakan sebagai sumber cahaya di malam hari.
Saat hari mulai gelap, Erik menemukan sebuah gua kecil yang tersembunyi di balik air terjun. Gua itu lembap dan gelap, tetapi menawarkan perlindungan dari angin malam yang dingin. Dia mengumpulkan beberapa ranting kering dan menyalakan api unggun kecil, menikmati kehangatannya yang menenangkan.
Cahaya api menari-nari di dinding gua, menciptakan bayangan yang menipu. Saat Erik menatap api, pikirannya melayang ke masa lalunya. Dia teringat akan kehidupan lamanya sebagai ahli bedah yang dihormati, tentang bagaimana dia jatuh ke dalam kegelapan dan menjadi pembunuh bayaran yang ditakuti. Dia teringat akan korban-korbannya, wajah-wajah mereka yang penuh ketakutan dan keputusasaan.
Ting!
Layar statusnya berkedip lagi, kali ini menampilkan ringkasan kemajuannya:
Level: 3
EXP: 230/400
HP: 120/120
MP: 60/60
Poin Atribut yang Tersedia: 1
Erik menghela napas panjang. Dia telah membuat kemajuan yang signifikan, tetapi dia juga telah melakukan banyak hal yang mengerikan. Dia bertanya-tanya apakah dia bisa menebus dosa-dosanya, apakah dia bisa menggunakan kemampuannya untuk kebaikan.
Keesokan paginya, Erik terbangun dengan perasaan yang campur aduk. Dia merasa segar setelah tidur nyenyak, tetapi juga dihantui oleh pertanyaan-pertanyaan tentang masa depannya. Dia memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya, mengikuti jalan setapak yang mengarah ke timur, menuju peradaban.
Saat dia berjalan, dia merasakan perubahan dalam dirinya. Dia tidak lagi hanya seorang pembunuh yang haus darah. Dia adalah seorang penjelajah, seorang pencari pengetahuan, seorang individu yang mencari tujuan baru dalam hidup. Dia tidak tahu apa yang akan dia temukan di ujung jalan, tetapi dia siap untuk menghadapinya.
Dia adalah The Wraith, sang pembunuh bayangan. Dan dia baru saja memulai babak baru dalam hidupnya.