Chereads / Pembunuh Berantai dari Dunia Lain / Chapter 7 - Menelusuri Ebonhollow

Chapter 7 - Menelusuri Ebonhollow

Gerbang Ebonhollow menjulang tinggi di atas Erik, terbuat dari kayu ek yang tebal dan diperkuat dengan besi. Paku-paku besi berukuran besar mencuat dari permukaan kayu yang kasar, memberikan kesan kokoh dan tak tertembus. Dua penjaga bersenjata lengkap berdiri di kedua sisi gerbang, mengenakan baju zirah kulit yang dihiasi lambang kota: seekor naga hitam yang melingkari perisai perak. Mata mereka yang tajam mengawasi setiap orang yang masuk dan keluar kota, seolah-olah mencari tanda-tanda bahaya atau niat jahat. Erik berjalan dengan tenang melewati mereka, merasakan tatapan curiga mereka tertuju padanya. Dia mengenakan jubah perjalanan yang lusuh, warnanya yang pudar menyatu dengan bayang-bayang. Di balik jubahnya, dia menyembunyikan pisau bedahnya yang setia, perpanjangan dari keinginannya yang tak tergoyahkan. Dia berusaha untuk tidak menarik perhatian yang tidak diinginkan, tetapi dia tahu bahwa penampilannya yang asing dan aura misteriusnya mungkin akan menimbulkan kecurigaan.

Ting!

Layar statusnya menampilkan informasi tentang kedua penjaga:

Nama: Gregor

Level: 8

Kelas: Penjaga Kota

HP: 50/50

Kekuatan: 12

Agility: 8

Keterampilan:

- Pedang Panjang (Lv. 3)

- Perisai (Lv. 2)

Nama: Anya

Level: 7

Kelas: Penjaga Kota

HP: 45/45

Kekuatan: 10

Agility: 9

Keterampilan:

- Tombak (Lv. 2)

- Pemanah (Lv. 1)

Erik mengangguk kecil. Penjaga-penjaga ini tidak akan menjadi ancaman baginya jika terjadi konfrontasi. Kekuatan dan kelincahan mereka jauh di bawah rata-rata, terutama jika dibandingkan dengan kemampuannya yang telah ditingkatkan oleh sistem. Namun, dia tidak ingin menimbulkan masalah yang tidak perlu. Dia hanya ingin menjelajahi kota ini dan mencari informasi tentang sistem status misterius yang telah menjadi bagian dari dirinya.

Begitu memasuki kota, Erik disambut oleh hiruk-pikuk aktivitas yang memusingkan. Jalanan sempit yang berbatu dipenuhi oleh pedagang yang menjajakan barang dagangan mereka, suara mereka bersaing untuk menarik perhatian pelanggan. Rempah-rempah eksotis dari negeri-negeri jauh, senjata dan baju zirah yang berkilauan di bawah sinar matahari, kain-kain berwarna cerah yang berkibar tertiup angin, semua dipamerkan dengan penuh semangat. Aroma makanan yang lezat tercium dari kedai-kedai makan yang berjajar di sepanjang jalan, menggoda perut Erik yang keroncongan dengan janji akan daging panggang yang gurih dan roti hangat yang baru dipanggang. Ada juga aroma manis dari kue-kue yang baru keluar dari oven, serta aroma rempah-rempah yang kuat dari kios-kios yang menjual ramuan dan obat-obatan.

Suara-suara riuh rendah percakapan, tawar-menawar, dan tawa berbaur menjadi simfoni kehidupan yang semarak. Erik berjalan perlahan, matanya menjelajahi setiap sudut dan celah. Dia memperhatikan detail-detail kecil: arsitektur bangunan yang terbuat dari batu dan kayu, dengan atap-atap yang curam dan jendela-jendela kecil yang dibingkai oleh jeruji besi; lentera minyak yang tergantung di depan toko-toko, cahayanya yang berkedip-kedip menerangi jalanan yang remang-remang; dan anak-anak kecil yang bermain di gang-gang sempit, tawa riang mereka bergema di antara dinding-dinding batu yang dingin. Anak-anak itu bermain petak umpet, lempar batu, dan permainan lainnya yang biasa dimainkan oleh anak-anak di mana pun.

Erik juga mengamati orang-orang yang berlalu lalang, menganalisis status mereka dan mencoba memahami peran mereka dalam masyarakat ini. Dia melihat seorang pandai besi yang berotot, palu godamnya berdentang-dentang saat dia menempa besi panas menjadi bentuk yang diinginkan. Keringat mengucur dari dahinya yang berkerut, otot-ototnya menegang saat dia mengangkat palu beratnya. Di sebelahnya, api unggun membara, memancarkan panas yang menyengat dan menerangi wajahnya yang keras dan tegas. Dia melihat seorang penjual bunga yang cantik, senyumnya yang hangat memikat para pelanggan untuk membeli karangan bunga yang indah. Rambutnya yang panjang dan hitam tergerai di bahunya, matanya yang cokelat berbinar-binar dengan semangat hidup. Dia mengenakan gaun sederhana berwarna kuning cerah, yang kontras dengan warna-warni bunga yang dia jual. Dia melihat seorang ksatria yang gagah berani, baju zirahnya yang berkilauan memantulkan sinar matahari saat dia berjalan dengan bangga di jalanan. Dia memiliki rahang yang kuat dan mata biru yang tajam. Dia membawa pedang panjang di pinggangnya dan perisai besar di punggungnya, siap untuk membela kota dari ancaman apa pun.

Ting!

Nama: Silas

Level: 15

Kelas: Pandai Besi

HP: 60/60

Kekuatan: 20

Ketangkasan: 12

Keterampilan:

- Penempaan (Lv. 5)

- Perbaikan (Lv. 3)

Nama: Anya

Level: 10

Kelas: Penjual Bunga

HP: 25/25

Pesona: 18

Ketangkasan: 14

Keterampilan:

- Merangkai Bunga (Lv. 4)

- Mengobati Luka Ringan (Lv. 2)

Nama: Borin

Level: 20

Kelas: Ksatria

HP: 100/100

Kekuatan: 25

Pertahanan: 22

Keterampilan:

- Pedang Panjang (Lv. 6)

- Perisai (Lv. 5)

- Taktik Perang (Lv. 3)

Erik terkesan dengan keragaman kelas dan level yang dia lihat. Sistem status ini tampaknya terintegrasi dengan baik dalam masyarakat ini, menentukan peran dan status setiap individu. Dia bertanya-tanya apakah ada cara untuk meningkatkan levelnya lebih cepat, untuk membuka lebih banyak keterampilan dan kemampuan. Mungkin dia bisa memanfaatkan pengetahuannya tentang anatomi untuk membantu menyembuhkan orang yang terluka, atau menggunakan keterampilan bertarungnya untuk melindungi mereka dari bahaya.

Saat dia berjalan, dia melihat sebuah bangunan besar yang menjulang tinggi di atas bangunan lainnya. Bangunan itu terbuat dari batu putih yang megah, dihiasi dengan patung-patung dewa dan pahlawan yang dipahat dengan detail yang rumit. Sebuah papan nama di depan bangunan itu bertuliskan "Guild Petualang" dalam huruf-huruf emas yang berkilauan. Di atas pintu masuk, terdapat ukiran seekor naga yang sedang mengepakkan sayapnya, seolah-olah siap untuk terbang.

Erik merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. Ini adalah tempat yang dia cari. Guild Petualang adalah pusat informasi dan sumber daya bagi para petualang, tempat di mana mereka bisa menerima misi, membeli peralatan, dan bertukar informasi. Ini adalah tempat yang sempurna bagi Erik untuk memulai penyelidikannya tentang sistem status dan menemukan tempatnya di dunia baru ini. Dia menarik napas dalam-dalam, merapikan jubahnya, dan melangkah masuk ke dalam Guild Petualang, siap untuk menghadapi apa pun yang menantinya.