Chereads / The Status Seeker / Chapter 6 - Perjalanan Menuju Willowbrook

Chapter 6 - Perjalanan Menuju Willowbrook

Kael dan Elara melangkah memasuki Hutan Gelap, meninggalkan kenyamanan pondok Elara di belakang mereka. Cahaya matahari pagi yang hangat segera tergantikan oleh bayangan pepohonan yang menjulang tinggi, menciptakan suasana yang lembap dan sedikit mencekam. Udara dipenuhi aroma tanah basah, daun-daun yang membusuk, dan sesekali tercium aroma manis bunga liar yang tumbuh di sela-sela akar pohon. Sinar matahari yang berhasil menembus celah-celah dedaunan membentuk berkas-berkas cahaya yang menari-nari di atas lumut hijau zamrud yang menutupi batang-batang pohon raksasa.Elara memimpin jalan, tongkat kayunya yang diukir dengan simbol-simbol misterius mengetuk tanah dengan ritme yang teratur, seolah-olah sedang berkomunikasi dengan roh-roh hutan. Kael mengikutinya dari belakang, matanya mengamati sekeliling dengan waspada. Ia melihat status setiap makhluk yang mereka temui, mulai dari tupai kecil yang lincah dengan status "Tupai Kelabu, Level 2, Penakut" hingga burung hantu bertanduk yang mengawasi mereka dari cabang pohon yang tinggi dengan status "Burung Hantu Tanduk Besar, Level 15, Pemburu Malam"."Lihat, Kael," bisik Elara, menunjuk ke arah semak belukar yang lebat di sisi kanan jalan setapak. "Itu adalah sarang laba-laba raksasa. Berhati-hatilah, racun mereka sangat berbahaya."Kael melihat ke arah yang ditunjukkan Elara dan melihat status laba-laba itu:

Laba-laba Raksasa Hutan Level 12 HP: 120/120 Kemampuan: Jaring Lengket, Racun Paralitik, Taring Berbisa

Kael mengangguk, berterima kasih atas peringatan Elara. Mereka berjalan dengan hati-hati, menghindari sarang laba-laba dan jebakan alam lainnya yang tersebar di sepanjang jalan. Sesekali, mereka akan berhenti untuk beristirahat di bawah pohon besar yang rindang. Elara akan mengeluarkan kantong kulit mereka yang berisi air segar dari mata air pegunungan dan roti gandum yang ia panggang sendiri. Mereka akan berbagi makanan sambil menikmati kicauan burung-burung yang merdu dan gemericik air sungai yang mengalir di dekatnya.Selama perjalanan, Elara mengajari Kael lebih banyak tentang sihir dan bagaimana menggunakannya. Ia menjelaskan bahwa sihir adalah energi alami yang mengalir di seluruh Eterra, seperti darah yang mengalir di dalam tubuh manusia. Penyihir seperti dirinya dapat merasakan dan mengendalikan energi ini, menggunakannya untuk melakukan berbagai hal, mulai dari menyembuhkan luka hingga memanggil badai."Setiap orang memiliki potensi sihir," kata Elara, "tetapi hanya sedikit yang bisa merasakan dan mengendalikannya. Itu membutuhkan latihan dan disiplin yang keras, serta pemahaman yang mendalam tentang alam dan hubungannya dengan energi sihir."Kael mendengarkan dengan penuh minat, membayangkan dirinya bisa menggunakan sihir seperti Elara. Ia bertanya-tanya apakah ia juga memiliki potensi sihir yang tersembunyi."Mungkin saja," kata Elara sambil tersenyum. "Siapa tahu, mungkin suatu hari nanti kamu akan menjadi seorang penyihir hebat."Kata-kata Elara membuat Kael merasa bersemangat. Ia merasa bahwa perjalanannya ke Willowbrook bukan hanya tentang menyelamatkan desa, tetapi juga tentang menemukan dirinya sendiri dan potensi yang ia miliki. Ia mulai melihat Eterra bukan sebagai dunia yang asing dan menakutkan, tetapi sebagai tempat yang penuh dengan keajaiban dan kemungkinan.Saat malam tiba, mereka menemukan sebuah gua kecil yang tersembunyi di balik air terjun yang deras. Suara gemuruh air yang jatuh menciptakan suasana yang menenangkan sekaligus megah. Mereka memutuskan untuk bermalam di sana, menyalakan api unggun kecil dengan menggunakan kayu kering dan lumut yang mudah terbakar. Cahaya api unggun yang hangat menerangi dinding gua yang lembap, menciptakan bayangan-bayangan yang menari-nari.Sambil makan sup kacang hangat yang dimasak Elara di atas api unggun, mereka berbicara tentang harapan dan impian mereka. Elara bermimpi untuk menjelajahi seluruh Eterra, menemukan tempat-tempat magis yang tersembunyi, dan mempelajari semua jenis sihir, termasuk sihir kuno yang telah lama hilang. Kael bermimpi untuk kembali ke Bumi, tetapi ia juga mulai merasa bahwa ia memiliki tujuan di Eterra. Ia ingin membantu orang lain, melindungi yang lemah, dan melawan kejahatan. Ia ingin menjadi seorang pahlawan, seperti dalam video game yang dulu ia mainkan.Saat mereka bersiap untuk tidur, Kael menatap Elara dengan rasa terima kasih yang mendalam. Ia tidak tahu apa yang akan ia lakukan tanpa Elara. Ia merasa bahwa mereka adalah teman sejati, terikat oleh ikatan yang lebih kuat dari sekadar takdir. Elara bukan hanya seorang mentor, tetapi juga seorang teman yang peduli dan mengerti.Keesokan paginya, mereka melanjutkan perjalanan mereka, semakin dekat dengan Willowbrook. Kael merasa lebih siap dari sebelumnya. Ia tahu bahwa perjalanan ini akan menjadi ujian berat, tetapi ia yakin bahwa ia dan Elara bisa mengatasinya bersama-sama. Ia merasa bahwa ia tidak sendirian lagi, dan bahwa ia memiliki seseorang yang bisa ia andalkan.