Tepat pada jam makan siang, di lobi perusahaan VL Company, telah terjadi keributan hebat yang di akibatkan oleh kedatangan Aron Glay yang datang dalam keadaan berantakan, rencananya ia akan datang untuk berbicara kepada Victor lebih dulu sebelum menemui Fritz Orlando, akan tetapi baru saja ingin masuk kedalam perusahaan ia sudah di hadang oleh satpam yang berjaga di depan pintu masuk perusahaan.
" APA YANG KALIAN LAKUKAN?!!! " teriak Aron marah, atas perlakuan kedua satpam yang ada di hadapannya.
" maaf anda tidak di perbolehkan masuk kedalam " ucap salah seorang dari satpam tersebut.
" APA?!!! KAU TIDAK TAU SIAPA AKU?!! AKU ADALAH SAHABAT DARI BOSS KALIAN!! " ujar Aron dengan masih berteriak - teriak di hadapan kedua satpam tersebut.
Kedua satpam yang di teriaki oleh Aron itu hanya saling berpandangan dengan bingung, mereka berdua merasa sudah melakukan hal yang di perintahkan jadi tidak perlu merasa takut dengan ancaman yang di berikan oleh Aron.
Saat Aron Glay masih berteriak - teriak dan memaki dua satpam di hadapannya hingga menimbulkan atensi dari para staf yang berlalu lalang, dari arah belakang Aron, terlihat Victor Lee yang baru saja turun dari mobilnya di ikuti oleh orang kepercayaannya yang bernama Louis.
Melihat gelagat dua satpam di depannya yang tiba - tiba membungkuk tersebut, Aron segera berbalik untuk melihat siapa yang ada di sana, dan betapa senangnya Aron melihat kedatangan Victor, tanpa menunggu lama Aron segera menghampirinya namun di luar dugaan ia melihat tatapan tajam Victor menghunus padanya, yang membuat langkahnya berhenti seketika.
" apa kau benar - benar akan berbuat seperti ini pada ku? " tanya Aron, saat melihat Victor yang berjalan melewatinya.
Victor yang mendengar perkataan dari Aron pun seketika menghentikan langkahnya dan berbalik melihat ke arah Aron, ia bukan manusia bodoh yang tidak bisa memaknai pertanyaan dari mantan sahabatnya tersebut.
Ya. Victor sudah menganggap Aron sebagai mantan sahabatnya, karena ia berpikir Aron sudah tidak bisa memberi keuntungan padanya. Ia sebenarnya tidak pernah menganggap hubungannya dan Aron sebagai sahabat, ia hanya menganggap Aron sebagai orang yang bisa memberikannya keuntungan.
Tapi melihat keadaan seorang Aron Glay sekarang, benar - benar membuat Victor sangat marah dan muak, di tambah lagi dengan pemberitaan media hari ini yang membahas kasus Aron sehingga menetapkannya sebagai buronan. Membuat Victor ingin meledakan kepala Aron sekarang juga.
Padahal Victor sudah menganggap Aron Glay sebagai sekutu terkuatnya untuk menjatuhkan Orlando Company nantinya, setelah ia menghabisi Nicholas Orlando. Tapi dengan bodohnya putra Aron, Reymond Glay mencari perkara dengan seorang Briana dan menghancurkan semua rencananya.
" Louis, segera antarkan Tuan Aron ke vila di atas bukit " perintah Victor kepada Louis secara tiba - tiba.
" baik tuan " balas Louis mengikuti perintah sang atasan, dan segera pergi menyiapkan mobil untuk mengantar Aron.
Sedangkan Aron yang mendengar perintah yang di ucapkan Victor kepada Louis merasa bingung, karena maksud kedatangannya menemui Victor untuk meminta bantuan untuk menyelamatkan perusahaan nya dari kebangkrutan bukan meminta untuk di sembunyikan.
Victor yang mengerti tatapan bingung dari Aron pun segera menjawab.
" Aron, perusahaan mu sudah hancur sekarang, dan sekarang media telah memberitakan tentang kasus - kasus mu. Dan polisi menetapkan kau sebagai seorang buronan " ucap Victor menjelaskan.
Aron yang mendengar penjelasan dari Victor merasa sangat kaget, tubuhnya terasa lemas seketika, ia benar-benar merasa tidak percaya dengan apa yang terjadi pada hidupnya hari ini, tetapi mendengar penjelasan dari Victor, ia pun tidak bisa menganggap itu sebuah kebohongan.
" baiklah, Victor terima kasih sudah membantuku bersembunyi " balas Aron.
" iya bersembunyi lah di sana, sampai semua aman dan kau bisa lari dari negara ini, aku yang akan membantumu mengurus semuanya"
" hm " balas Aron dengan sebuah anggukan mengerti.
Louis datang dengan sebuah mobil Mercedes Benz, dan seorang pengawal yang bertindak sebagai sopir. Ia segera keluar dan mempersilahkan Aron masuk kedalam mobil dan mengantarnya ke tempat tujuan.
Aron pun segera melangkah masuk kedalam mobil dan membuka kacanya untuk berpamitan kepada Victor, Victor yang melihat itu segera mengangguk kepala untuk membalas Aron.
Mobil yang membawa Aron pun pergi menggalakan halaman perusahaan, dan Victor yang melihat itu segera melangkah masuk kedalam perusahaan, dengan sebuah rencana yang telah ia susun di dalam kepalanya.
****
Sore harinya di sebuah gereja sederhana yang jauh dari hiruk pikuk kota Washington DC, terlihat seorang pengantin wanita dengan makeup tipis dan natural yang memoles wajah cantiknya serta gaun pengantin berwarna putih yang menjuntai dengan sebuah tudung yang menutupi wajahnya.
Sedangkan sang pengantin Pria tampak gagah dengan sebuah jas hitam yang di lengkapi dengan kemeja putih, dasi kupu kupu berwarna hitam serta celana bahan dengan warna senada, tidak lupa dengan tatanan rambutnya yang terlihat rapi, menambah kesan ketampanan untuk sang pengantin.
Di sore itu Edgar dan Riana benar - benar melangsungkan pernikahan dengan di hadiri oleh beberapa orang saja yaitu keluarga Orlando, Niel dan Sarah serta pak pendeta yang menikahkan mereka berdua.
Setelah proses pemberkatan selesai baik Edgar maupun Riana telah resmi menjadi sepasang suami istri yang sah, sehingga mereka sudah terikat satu sama lain dan tak bisa mundur lagi.
Edgar yang dari tadi sibuk menikmati kecantikan Riana yang telah sah menjadi istrinya sungguh tidak sadar saat di panggil namanya oleh sang pendeta, hingga ia merasakan tangan nya yang terasa sakit saat di cubit dengan keras oleh Riana.
" tuan Edgar Sanchez anda bisa mencium istri anda sekarang " ucap sang pendeta, setelah melakukan beberapa kali panggilan untuk menyadarkan Edgar.
" hm..., Apa? " tanya Edgar terlihat kaget atas ucapan dari sang pendeta.
Edgar tampak bingung dan linglung atas suruhan dari pak pendeta tersebut sehingga ia hanya berdiri dan menatap wajah Riana dengan tatapan bodoh.
Riana yang tidak tahan melihat kebodohan Edgar segera saja menarik tengkuk lehernya dan berjinjit untuk memulai ciuman seperti yang di katakan oleh pak pendeta. Gerakan tiba - tiba dari Riana mampu mengejutkan semua orang termasuk Edgar.
Edgar membeku di tempatnya saat mendapatkan perlakuan tersebut dari Riana matanya benar - benar membulat sempurna saking kagetnya, ia menatap wajah Riana dengan tidak percaya hingga sang istri melepaskan ciumannya dan berbisik.
" berhenti bertingkah bodoh, Sayang. " Bisik Riana sambil memberikan senyum tipis nya kepada Edgar yang menatap tak percaya padanya.
Edgar yang mendengar perkataan Riana segera melihatnya, dan ia mendapati Riana tersenyum padanya dengan sangat tipis, hal itu membuatnya merinding dengan tiba - tiba.
" Sial! Aku menikahi perempuan gila! "