Edgar sedang berdiri di samping Riana yang sedang duduk di sebuah kursi di depan jeruji besi, sambil menatap seseorang yang ia kenal sedang tertidur pulas di sebuah lantai penjara markas yang kotor dalam keadaan tangan dan kaki terikat serta mulut yang di lakban.
" bangunkan dia " perintah Riana dengan nada suara yang dingin setelah beberapa menit terdiam.
Anak buah yang mendengar perintah itu dari Riana segera menyiram kan air di ember yang ia pegang ke wajah Aron Glay yang masih berada di bawah pengaruh obat bius.
Sedangkan Aron yang di siram secara tiba - tiba tersebut merasa terkejut bukan main, ia bangun dengan terbatuk - batuk sambil mencoba mengembalikan kesadaran nya. Setelah Aron mulai tersadar sepenuhnya, ia mulai mengerjabkan kedua mata dan menatap sekelilingnya.
Aron merasa bingung dengan apa yang ia lihat, ia mulai bertanya - tanya ada di mana dirinya berada. Bukan kah seharusnya ia berada di villa milik Victor Lee, apa yang terjadi? Saat ia masih mengedarkan pandangannya tiba - tiba saja matanya bertatapan dengan Edgar dan Riana, yang menatapnya dari jeruji besi.
Aron terdiam membeku melihat kedua remaja tersebut yang menatapnya dengan tersenyum hina versi mereka masing - masing. Aron tidak bodoh ia mengetahui siapa mereka terlebih seseorang yang berdiri dengan tatapan elangnya di samping Riana, Edgar Lee.
" akhirnya, kita bertemu juga Aron Glay " ucap Riana menyapa Aron dengan tatapan mematikan.
" woah, sepertinya kau menikmati hidupmu selama ini dengan baik " lanjut Riana.
Orang - orang yang mendengar perkataan Riana hanya terdiam dengan pikiran masing - masing, mereka tidak ingin berekspresi lebih karena mereka tau apa yang akan Riana lakukan.
Terlihat Riana duduk dengan tenang di kursinya dengan kaki yang di silangkan, sambil menatap Aron. Ia ingin segera memberi balasan kepada orang yang ada di balik jeruji besi dengan posisi tubuh yang meringkuk
Sedangkan Aron yang melihat tatapan dari Riana segera memberontak dalam keadaan meringkuk dan tubuh yang terikat serta mulut yang terlakban dengan erat, ia hanya berbicara melalui matanya kepada Riana.
Dan Riana yang melihat hal itu hanya tersenyum kecil, senyum yang penuh hina untuk Aron Glay.
" buka ikatannya dan gantung dia dalam keadaan terbalik, pastikan dia tergantung dengan tinggi sehingga Blue tidak bisa meraihnya "
" baik Nona muda "
Edgar yang mendengar perintah Riana segera mengentrupsi.
" apa kau akan menyiksanya sekarang? " tanya Edgar sambil menatap ke arah sang istri.
" tidak, kau orang pertama yang akan melakukannya " jawab Riana sambil membalas tatapan sang suami dengan tersenyum tipis.
Saat sedang menunggu anak buahnya yang bekerja, Edgar dan Riana kembali di intrupsi oleh suara seseorang yang berjalan dan suara Geraman dari hewan buas. Edgar dan Riana dengan segera menoleh kearah sumber suara untuk melihat siapa yang datang.
Terlihat Niel datang sambil berjalan kearah mereka di ikuti oleh seekor harimau putih, berloreng hitam serta mempunyai mata yang berwarna biru laut yang indah.
Riana yang melihat kedatangan Blue segera saja menyambut dan memberikan senyum tulus untuk hewan peliharaannya tersebut. Sedangkan Edgar yang berdiri dan melihat Riana tersenyum tulus pada seekor harimau pun merasa terpesona untuk kedua kalinya, ia melihat Riana begitu cantik.
Saat Blue sudah berada di hadapan Riana, segera saja gadis itu mengambil sikap jongkok dan memeluk hewan peliharaannya itu.
" halo tampan, bagaimana kabar mu? " tanya Riana sambil mengusap lembut kepala harimau kesayangannya tersebut.
" Hm, kau terlihat kurus, apa kau tidak di beri makan dengan baik? " lanjut Riana.
Para bawahan yang mendengar perkataan Riana pun hanya saling memandang satu sama lain, mereka berpikir nona mudanya tersebut menganggap mereka semua tidak becus merawat harimau kesayangannya. Padahal mereka semua merawat harimau tersebut dengan sangat baik.
" buka pintu selnya " perintah Riana.
" Blue, hari ini aku membawakan mu mainan baru, mainan yang sangat seru untuk dimainkan " ujar Riana sambil kembali duduk di tempatnya.
Blue masih berada di bawah kaki Riana sambil mendusel kan kepalanya pada kaki Riana seperti seseorang yang minta di sayang. Sedangkan Riana masih terus mengelus kepala Blue dengan lembut.
" Blue, pergilah bermain, jangan buat dia terluka " perintah Riana kembali, dengan menatap Aron dengan tatapan kemarahan yang membara di matanya.
Blue yang seperti mengerti perintah itu segera berjalan perlahan dengan menggeram memasuki penjara, mata tajam harimau itu langsung menyoroti Aron yang di ikat dalam keadaan terbalik, persis seperti sebuah daging.
Dengan gerakan tiba - tiba harimau itu segera saja melakukan lompatan yang siap menerkam mangsanya, Aron yang hampir terkena terkaman dari Blue langsung berteriak panik dan ketakutan. Bahkan badan Aron bergetar dengan sangat hebat saking takutnya.
Edgar dan Riana yang melihat ketakutan Aron sangat marah dan kesal, menurut mereka berdua. Aron Glay terlalu cepat untuk merasa takut, mereka berdua benci dengan orang yang mudah merasa takut, tapi dengan mudah menghabisi seseorang hanya untuk memenuhi sifat keserakahan nya.
" apa kau tidak ingin menyapanya?, Dia adalah orang yang sudah membuat Daddy mu koma selama ini " tanya Riana kepada Edgar yang masih berdiri di samping nya.
" Aku akan melakukannya nanti " jawab Edgar dengan masih melihat Aron Glay menjadi mainan untuk harimau peliharaan sang istri.
Riana pun yang sudah merasa cukup menonton Aron ketakutan segera menghentikan harimau kesayangannya itu dan memanggilnya keluar dari sel penjara.
Setelah melihat Blue bermain, Riana segera meminta anak buahnya untuk membawa Blue kembali ke kandangnya. Sedangkan Edgar dan Riana mulai beranjak dari tempatnya, sekilas mereka melihat kearah Aron yang masih bergetar ketakutan tapi Edgar dan Riana tidak memperdulikannya sama sekali.
Sepasang suami istri itu berjalan beriringan keluar dari markas di ikuti oleh Niel di belakang mereka, saat mereka bertiga sampai di depan kendaraan masing - masing Riana mulai berbicara memecah keheningan.
" Niel, terus pantau orang - orang mu yang berada di dekat Victor Lee "
" oke, kau jangan khawatir "
" dan aku inginkan kau mencari lebih banyak skandal mengenai Daren dan Wanda Lee "
" aku tidak akan mengecewakan mu tentang itu "
Riana hanya membalas dengan sebuah anggukan kecil kepada jawaban Niel. Setelah itu Riana segera memasuki mobilnya dan di susul oleh Edgar sedangkan Niel juga segera masuk kedalam mobilnya setelah melihat Riana dan Edgar telah melakukan kendaraan mereka.
****
Di dalam mobil yang di kendarai oleh Edgar dan Riana telah terjadi keheningan untuk beberapa saat, hingga Edgar memecah keheningan dengan sebuah pertanyaan.
" tentang hubungan kita, apa itu benar? " tanya Edgar sambil tetap fokus melihat kedepan.
" Iya, kau juga sudah mendengarnya kan?, Aku menganggap hubungan kita serius bukan hanya sekedar perjanjian "
" kenapa? Apa kau berniat mengakhirinya setelah balas dendam ini selesai? " lanjut Riana.
" tidak, aku hanya ingin memastikan " ucap Edgar sambil menoleh ke arah Riana sekilas.
Riana tidak membalas perkataan Edgar, ia mulai memejamkan matanya yang di serang rasa kantuk yang tiba - tiba datang, dan Edgar yang melihat hal itu hanya tersenyum tipis. Edgar melihat jam yang ada di tangannya dan ternyata waktu sudah menunjukan pukul sepuluh malam.
Ternyata Ia dan Riana cukup lama berada di markas, pantas saja Riana mulai mengantuk pasti karena Ia merasa lelah untuk hari ini.
Setelah beberapa menit berkendara Edgar dan Riana telah sampai di apartemen mewah milik keluarga Orlando, Riana pun mulai membuka matanya dan melirik kearah Edgar yang juga menatapnya.
" mau menginap dengan ku? "
" Apa! "