Chapter 52 - Mulai bertindak

Di dunia Camo.

Tengah hari di kota Osaka,terlihat banyak tentera sedang mengumpulkan mayat-mayat iblis di sekitar kota Osaka.

"Makhluk apa ini?"kata tentera melihat mayat-mayat itu.

"Iblis kali,liat ada tanduk dan badan mereka berwarna merah."jawab tentara lain didekatnya.

"Dah kita harus selesaikan semua ini sebelum terjadi gempa bumi lagi."kata tentara yang sedang membawa mayat iblis masuk ke dalam kapal terbang modern yang besar.

Mereka pun teruskan mengumpul mayat-mayat iblis tersebut.

Dalam masa yang sama di markas militer Okinawa,terlihat Ragashi sedang mencari maklumat di ruangannya,ia melihat berita di luar negara yang semuanya pasal gempa bumi.

"Bukan di Jepang saja..."kata Ragashi sedikit takut dengan keadaan sekarang.

Latina mengetuk pintu ruangan Komander Ragashi,ia pun masuk sambil membawa file bersama USB.

"Tuan,saya dapat informasi daripada para atasan,mereka dapat kesan sesuatu di Tokyo sebelum terjadinya gempa yang dahsyat itu."kata Latina.

"Di bagian mana?"tanya Ragashi.

"Odaiba tuan,di sela-sela bangunan."jawab Latina.

"Tentera yang berada di Tokyo pergi ke sana,mereka melihat ada mayat manusia tanpa kepala,manusia itu dibunuh dengan sangat tidak manusiawi."sambungnya lagi sambil memperlihatkan file itu kepada Komander Ragashi.

"Apa kamu tahu siapa pelakunya?"tanya Komander Ragashi.

Latina sedikit takut.

"Tuan liat sendiri."Latina memberikan USB itu kepada Komander Ragashi.

Ragashi pun mencolokkan USB itu pada komputernya,ia pun dibagikan sebuah video cctv.

Ragashi melihat manusia itu masuk ke dalam sela-sela bangunan itu,tidak lama itu ia melihat Yuragi masuk ke dalam sela-sela yang sama.

"Macam kenal..."kata Ragashi dengan kecil,ia pun langsung menyedarinya.

"Itu bukan sosok yang menyerang kota Osaka?!"sambungnya lagi.

Latina melihatnya terkejut.

"Bukan itu sahaja..."kata Latina.

Beberapa menit dalam video cctv itu langsung mati dikeranakan gempa pada waktu itu.

"Apa,kosong?"Ragashi kebingungan.

"Tunggu cctv itu reboot semula.."kata Latina.

Ragashi melihat cctv itu sudah memaparkan video lagi.

Beberapa saat,Ragashi melihat Yuragi keluar bersama Camo dari sela-sela bangunan itu.

Ragashi sangat terkejut.

"Kamui..."

Ragashi melihat Camo menghilang.

"Apa yang terjadi..."

Latina melihatnya sangat terkejut.

"Latina..."kata Komander Ragashi dengan perlahan-lahan melihatnya.

"Kita harus ke Tokyo segera..."sambungnya lagi.

Dalam masa yang sama,Camo berada di rumah bersama ibu,Sarah dan Nana.Mereka sedang melihat berita di tv.

"Wah,lagi..."kata Ibunya Kamui.

"Negara lain juga."Nana sangat terkejut.

"Sudah mahu kiamat."kata Sarah mulai sedikit takut.

Camo melihat mereka sangat ketakutan,ia pun mengingatkan percakapan Yuragi waktu itu.

"Kamu pasti tahu apa yang terjadi..."kata Camo kepada Yuragi dengan tatapan yang serius.

"Kamu harus terangkan semuanya."sambungnya lagi.

Yuragi sedikit ketakutan.

"Dia muncul lagi..."kata Yuragi sambil menggigil tapi dalam masa yang sama ia sangat marah.

"Siapa?"tanya Camo kebingungan.

"Raja..."kata Yuragi dengan perlahan-lahan.

"Raja yang pertama."

Kembali ke masa sekarang,Camo berkata dalam hatinya "Apa maksudnya?"

Sarah melihat Camo sangat tenang,ia pun berkata dengan kecil "Dingin..."

Keesokan harinya,ada kereta terlihat seperti G Wagon hitam datang ke rumah Camo,terlihat Ragashi keluar dari kereta itu.

Ragashi melihat sekeliling rumahnya,ia pun berkata "Normal..."

Ragashi memikirkan hal yang kemarin,ia pun pergi ke pintu rumah.Tidak lama itu pintu terbuka,terlihat isterinya ingin pergi menyiram tanaman di depan rumah.

"Eh."ibunya Kamui.

"Eh."Ragashi juga.

Beberapa menit kemudian,ibunya Kamui membuatkannya kopi di dapur.

Ragashi duduk di meja makan,ia pun berkata dalam hatinya "Eh,kenapa dia ada di sini?? Bukan dia di luar negara??"

Ragashi pun menenangkan dirinya.

Ibunya Kamui membawa dua cawan kopi,ia pun meletakkan di atas meja.

"Bila kamu pulang?"tanya Ragashi.

"Lama sudah."kata ibunya Kamui dengan dingin.

Ragashi memikirkan Kamui.

"Mana Kamui,apa kamu menderanya lagi."kata Ragashi sedikit marah.

Ibunya Kamui pun menggaruk kepala sambil berkata "Tidaklah,saya sudah taubat."

"Ya,begitu lah...saya terlalu egois."sambungnya lagi.

Ragashi terkejut.

"Begitu..."Ragashi sedikit gembira sambil melihat cawan kopi yang ia pegang.

"Mana anak kita sekarang?"tanya Ragashi.

"Dia pergi beli barang yang saya suruh."jawab isterinya.

Ragashi sedikit risau.

"Apa ada yang aneh dengan Kamui,seperti ada hal yang ia sembunyikan daripada kamu?"tanya Ragashi sedikit serius.

"Tiada...ya dia sudah banyak berubah sejak saya kembali ke rumah ini."kata isterinya.

"Kamu mahu tau,ia sudah punya dua pasangan."sambungnya lagi.

"Eh."Ragashi terkejut,ia langsung menghentam cawan kopinya sambil berkata

"Dia itu pendiam tahu!"

Ragashi menenangkan dirinya,ia pun meminum kopi tersebut.

"Ya lah,sudah lama saya tidak pulang,jadi banyak hal yang sudah berubah."kata Ragashi.

Isterinya pun sedikit tersenyum.

"Betul..."kata isterinya.

Ragashi melihat isterinya.

"Apa kamu marahkan saya?"tanya Ragashi.

Isterinya langsung menghentam meja dengan kuat dan berkata sambil menatap suaminya dengan sangat seram "Ya,saya betul-betul marahkan kamu..."

"Gara-gara kamu jugalah yang buat saya tertekan sampai pukul anak."sambungnya lagi.

Ragashi langsung rasa bersalah,isterinya pun menghembuskan nafas.

"Jadi kamu datang ke sini untuk apa?"tanya isterinya.

"Apa perempuan simpanan kamu tidak marah?"sambungnya lagi.

"Siapa?"Ragashi sangat bingung.

"Siapa lagi,itu wanita pakai kaca mata lah yang rambut pendek itu."jawab isterinya sambil menggaruk kepala.

Ragashi memikirkan Latina.

"Mana ada! Dia cuma rakan kerja."kata Ragashi dengan sangat jujur.

"Ialah tu.."isterinya tidak percaya.

"Kalau kau terus cakap macam tu,saya betul-betul ini kahwin sama dia."kata Ragashi sedikit becanda tetapi isterinya langsung menyirami air kopi itu ke arah mukanya Ragashi.

"Cuba....."isteri menatapnya dengan sangat tajam.

Ragashi menundukkan kepalanya sambil berkata "Maafkan saya."

Camo pun pulang sambil membawa bag plastik yang berisikan kentang,sayur-sayuran,jamur dan bahan-bahan masakan yang lain.

"Saya sudah pulang."

"Eh"Camo melihat ayahnya yang dibasahi air kopi.

"Apa yang terjadi?"

Satu jam kemudian,terlihat ibunya Kamui sedang membuat nabe di atas meja makan.

Mereka betiga pun berkumpul untuk makan bersama,Camo mengambil sayur-sayuran lalu ia memakannya.

"Hmm,sedap!"kata Camo dengan semangat.

Ibunya gembira melihatnya.

"Makan yang banyak."kata ibunya.

Ragashi sedikit tersenyum lalu ia melihat makanan dan mulai serius.

"Kamui."kata Ragashi.

"Ya? Tapi sebelum itu panggil saya Camo,itu nama julukan keren saya."kata Camo sambil menunjuk jempol.

"Baiklah Camo,nanti ikut ayah jalan-jalan,ayah sudah lama tidak pulang ke Tokyo mungkin banyak hal sudah berubah."kata Ragashi.

"Baiklah."jawab Camo.

Mereka pun melanjutkan makan.

Satu jam kemudian,Camo dan ayahnya ingin pergi ke kota.

"Hati-hati di sana,nanti gempa lagi."kata ibunya Kamui.

"Baik."kata Ragashi.

Mereka berdua pun naik kereta itu,Ragashi menyalahkan engine kereta sambil berkata "Hei."

"Apa?"kata Kamui.

Engine kereta berbunyi.

"Apa kamu itu anak saya?"tanya Ragashi dengan serius.

Camo terdiam sejenak.

"La? Siapa lagi,saya ini anak ayahlah."jawab Camo.

"Kenapa?"sambungnya lagi.

Ragashi memegang stereng.

"Tiadalah."kata Ragashi lalu menekan minyak.

Mereka pun berangkat.

Beberapa menit dalam kereta,mereka cuma diam tanpa sebarang kata.

"Apa kamu masih ingat waktu kamu masih umur 5 tahun,kamu sempat terjatuh ke dalam sumur."tanya Ragashi.

Camo langsung melihat ingatannya Kamui.

"Ohhh itu waktu tadika,apa sudah tu,gara-gara saya ingin mengambil kereta mainan."Camo ingin ketawa tapi ia menahan ketawanya,ia pun berkata dalam hatinya "Maaf Kamui,saya ingin ketawa."

Dalam masa yang sama di dunia Kamui,Kamui berada di istana raja iblis,ia langsung bersin dengan sangat kuat hingga membuat Yuri terkejut.

Kembali ke Camo.

"Wah kalau diingat lagi,itu sangat memalukan,ramai orang melihat saya."sambungnya lagi.

Ragashi sedikit tenang.

"Kan,ayah sampai kesusahan gara-gara ibu kamu marah terus."kata Ragashi sedikit tersenyum.

Camo melihat cermin kereta,ia melihat ada dua kereta suv hitam yang sedang mengikuti mereka dari belakang.

Ragashi membelokkan keretanya dengan laju,ke dua kereta hitam itu langsung mengejarnya.

"Apa yang terjadi?"tanya Camo kepada ayahnya.

Ragashi mulai serius.

"Mereka sudah bergerak."kata Ragashi.

"Siapa??"tanya Camo.

"Para atasan.."jawab Ragashi.

Camo terdiam melihatnya.

Salah satu kereta hitam itu melanggar mereka dari belakang,Ragashi memutarkan keretanya dengan sangat capat yang membuat kereta hitam yang berada di belakang mereka langsung maju dengan laju ke hadapan hingga melanggar truck sampah,ia pun menekan minyak dengan kuat,kereta G Wagon itu langsung bergerak maju ke hadapan kereta hitam yang kedua,kereta hitam itu langsung belok ke kiri untuk menghindari dari tabrakan.

"Sudah gila.."kata Camo.

"Mana dia!"tanya Ragashi dengan kuat.

"Apa?"Camo tidak faham.

Ragashi melihat satu kereta hitam itu mengejar mereka balik dari belakang.

"Mana dia!! Makhluk yang menyerang kota Osaka!!"kata Ragashi dengan kesal.

Camo terkejut.

Ragashi membelokkan keretanya ke kanan lalu ke kiri,ia ingin menghilangkan jejak daripada kereta hitam itu.

Mereka pun berhasil kabur,Ragashi terus menandu maju ke hadapan.

Camo langsung menyedari kereta hitam itu berada di kiri,Ragashi cuma melihat lurus ke hadapan tanpa menyedarinya.

"Awas!!"Camo langsung mengeluarkan sihir pelindung dari kiri kereta mereka,kereta hitam itu langsung melanggar pelindung itu dengan sangat kuat hingga bahagian depan kereta itu hancur.

Ragashi terkejut melihat perbuatannya.

"Kamui...kamu..."

Camo tidak ada masa untuk berfikir,ia langsung berkata "Pulang sekarang! Ibu masih ada di rumah!!"

Ragashi lupa soal isterinya,ia melihat Camo sangat risau kalau ibunya Kamui dijadikan tebusan (sandera).

Mereka pun memandu pulang ke rumah.

Dalam waktu perjalanan pulang ke rumah,Camo berkata kepada Ragashi "Maaf..."

Ragashi melihatnya sedikit murung.