He Chunhua berpikir sebentar, lalu berkata dengan suara pelan, "Gunakan obat A, anak-anak biasanya bisa menerima rasanya."
Jiang Xi kembali mencari obat dan berhasail menemukan obat yang disebut nenek. Dia mencampurkan obat dengan air dan memberikannya kepada Xiaoshitou untuk diminun.
Xiaoshitou tidak muntah kali ini. Namun, demam tinggi tidak langsung turun, harus dikompres.
Mereka membasahi kain bersih, lalu menggunakannya untuk mengusap tubuh Xiaoshitou berulang kali dan meletakkan kain basah di dahinya.
Selama demamnya tidak terlalu tinggi, apapun bisa ditangani.
Demamnya perlahan-lahan turun, langit juga semakin gelap.
Anak-anak yang lain tidak berdiam di tempat saja, mereka menyalakan api menggunakan cara yang diajarkan Jiang Xi sebelumnya, lalu dengan bersemangat mereka berlari ke arah Jiang Xi dan He Chunhua untuk membawa Xiaoshitou ke sana.
Sambali menjaga api, Xiaoshitou tidur nyenyak dalam pelukan He Chunhua.
Xuyang masih bersemangat. Dia tidak tahu bisa menyalakan api dengan cara memutarkan kayu seperti itu, lalu terus meminta Yuanbao untuk mengajarinya.
Tetapi tangan Yuanbao sudah pegal setelah menyalakan api, apalagi melihat Xiaoshitou sakit, dia khawatir, dia tidak punya semangat untuk bergerak.
Mibao dan Maimiao juga kelelahan setelah mengumpulkan kayu bakar, mereka duduk di dekat api tanpa berkata-kata.
Zhaoyang yang kelaparan merasa gelisah, sehingga dia kehilangan minatnya untuk melakukan apapun.
Dia mendekati He Chunhua dan berkata: "Mama, aku lapar."
He Chunhua menggunakan kepalanya menuju ke Jiang Xi dan berkata: "Pergilah minta kepada Zhaodi, dia bukan orang jahat, jadi jangan keras kepala, berbicaralah baik-baik dengannya."
Zhaoyang: "..."
Dia terus mondar-mandir di sekitar api, tetapi tidak bisa membuka mulutnya untuk berbicara.
Dia berkata kepada He Chunhua: "Ma, tolong mintakan untukku!"
He Chunhua memandangnya, "Kamu minta sendiri. Jangan mempertahankan harga diri sampai menderita, kamu masih kecil, harus bisa menerima dan melepaskan."
Zhaoyang ragu sejenak, "Baiklah!"
Dia mendekati Jiang Xi dan berkata dengan cepat, "Apakah kamu masih punya makanan?"
"Apa?" Jiang Xi tidak mendengar dengan jelas. "Katakan sekali lagi."
Zhaoyang hampir merusak pinggiran bajunya, lalu berkata lagi, "Apakah kamu masih punya makanan, saya lapar sekali."
Kali ini Jiang Xi tidak mempersulitnya, dia memberikan sepotong roti dan sebuah kentang rebus kepadanya.
Dia terdiam sejenak lalu mengucapkan: "Terima kasih."
Jiang Xi tidak menjawabnya. Dia duduk di samping He Chunhua, memandangi api dan terdiam.
Jika buka karena bertemu nenek, sulit baginya untuk mengurus anak yang sakit sendirian.
Anak sakit cenderung lebih rentan dalam segala hal.
Tidak cukup hanya dengan memiliki barang-barang saja, tetapi harus mempunyai pengalaman juga.
Menjaga empat anak lebih sulit daripada menjadi pemeran utama.
Jika hanya dia dan nenek, mereka pasti akan menikmati hidup.
Meraka akan membuka tenda dan menganggapnya seperti sedang berkemah di alam terbuka.
Ingin makan paha ayam panggang bisa langsung panggang, ingin makan ikan panggang juga langsung panggang.
He Chunhua mengira dia tidak berbicara karena mengkhawatirkan Xiaoshitou, lalu menghiburnya, "Anak sakit itu wajar, dia akan baik-baik saja, kamu jangan khawatir. Ayo tidur sebentar, malam masih panjang."
"Aku tidak mengantuk." Kata Jiang Xi.
Setelah selesai makan, Zhaoyang tidak tahu kapan tertidur dengan anak-anak lainnya.
Dia mengambil sekotak susu dari ruang ajaib dan memberikannya kepada nenek, "Minumlah nek, untuk mengembalikan energi."
He Chunhua tidak menolak, dia menerima susu kotak itu dan menghabiskannya dalam beberapa tegukan, lalu meminta Jiang Xi untuk memasukkan kotak kosong ke dalam tong sampah di ruang ajaib.
Jiang Xi juga meminum sekotak susu. Tubuhnya sangat kekurangan nutrisi, dia sudah berusia 13 tahun, tetapi masih belum menstruasi.
Dia mengingat cerita novelnya kembali, masa kecil Jiang Zhaodi menderita kekurangan gizi yang parah. Ini menyebabkan gangguan hormonal dan perkembangan rahin tidak normal, sehingga tidak memiliki kemampuan untuk mempunyai anak.
Karena itu, hidup Jiang Zhaodi semakin menderita.
Dia tidak ingin menikah atau memiliki anak, tetapi dia ingin memiliki tubuh yang sehat. Itu sebabnya dia begitu peduli dengan kesehatan tubuhnya.
Pertama-tama, dia harus makan makanan bergizi dan merawat tubuhnya dengan baik.
Dengan pengetahuan medis ala kadar neneknya, ditambah dengan persediaan obat-obatan yang cukup di ruang ajaib, serta buku-buku medis yang cukup banyak, dia seharusnya tidak akan mengalami nasib seperti Jiang Zhaodi.
Malam pun tiba, lebih sepi dari biasanya.
Api berkobar dengan suara 'krak' di sela-sela keheningan. Tiba-tiba terdengar suara lolongan serigala.
Jiang Xi langsung terbangun dari kantuknya.
Yuanbao, Mibao dan Maimiao juga terbangun ketakutan. Mereka segera bersembunyi di sekitar Jiang Xi, sementara Xuyang berada di samping He Chunhua.
Zhaoyang melihat Jiang Xi tidak takut, dia sendiri tidak ingin terlihat seperti anak kecil yang takut dan bersembunyi.
Selain itu, dia juga ingin menggunakan kekuatannya untuk melindungi ibu dan adiknya.
Dia mengambil sebuah kayu yang agak besar dan dengan tegang memandang ke kejauhan.
Xiaoshitou juga terbangun.
Di pangkuan He Chunhua, Xiaoshitou semakin merapatkan dirinya, gemetaran karena ketakutan. He Chunhua memiliki pengetahuan bagaimana cara menghadapi serangan serigala.
Dia meminta Jiang Xi untuk membakar lebih banyak kayu bakar, lalu menuangkan sedikit air di atasnya. Tidak lama kemudian, asap mulai membumbung.
Serigala tidak hanya takut pada api, tetapi juga takut pada asap.
Sekarang ada api dan juga asap, sehingga bisa digunakan sebagai perlindungan sementara.
Jiang Xi tidak duduk manis menunggu, dia telah menyiapkan beberapa senjata di dalam ruang ajaib sebagai pertahanan diri.
Jika serigala menyerang, dalam kondisi tubuh mereka saat ini, pasti tidak bisa lari, jadi dia memutuskan untuk memberikan serangan.
Kali ini benar-benar bertemu kelompok serigala, tidak tahu senjatanya bisa berguna atau tidak.
Jika tidak berguna, dia berpikir untuk menggunakan gas air mata.
Gas air mata adalah pilihan terakhir, jika tidak sampai benar-benar membutuhkannya, tidak akan menggunakannya.
Selain itu, dia juga memiliki pistol paku udara tekanan tinggi yang bisa menembak hingga 50 meter. Dalam jarak 30 meter, bisa menembus perut serigala.
Serigala adalah hewan berkelompok, jadi bisa dipastikan bukan hanya 1 ekor.
Dengan mata yang hijau semakin mendekat. He Chunhua yang awalnya tenang mulai berubah tegang dan khawatir.
Zhaoyang yang berusaha tenang pun menjadi takut, tangannya memegang kayu sambil gemetaran, dia belum pernah menghadapi situasi seperti ini, tetapi dia sudah pernah mendengar dari ayahnya betapa ganasnya serigala itu.
Api dan asap juga berguna, serigala tidak berani mendekati namun mulai mengelilingi mereka, mengeluarkan suara menggeram rendah untuk menakuti mereka.
Jiang Xi menghitung jumlah serigala berdasarkan mata hijau mereka, kurang lebih ada 7 ekor.
Serigala tidak bergerak, Jiang Xi juga tidak bergerak.
Dia lalu bergerak ke depan He Chunhua dan yang lainnya, siap untuk melindungi mereka kapan pun.
Dor!
Dor!
Dor!
He Chunhua merasa semakin tegang, menembak akan membuat serigala marah.
Seperti yang diduga, salah satu serigala berlari menuju Jiang Xi.
Jiang Xi bahkan tidak punya waktu untuk memarahi orang yang melakukan tembakan, dia langsung diserang.
Beberapa anak menutup mata mereka karena ketakutan.
Saat itu secara bersamaan dia juga menembakan paku bertekanan tinggi.
Paku berukuran 64mm ditembakkan secara beruntun, menembus tubuh serigala melewati mulutnya, bahkan tidak ada tetesan darah yang keluar. Mulut yang terbuka lebar juga tidak menutup kembali, langsung terjatuh menimpa Jiang Xi.
Serigala itu beratnya kurang lebih 50 kg, tubuhnya yang kurus kering tidak bisa bergerak, dia mencoba mendorongnya 2 kali, namun tidak berhasil.
Di samping terdengar suara tembakan beberapa kali 'dor, dor, dor'.
Suara serigala bertumbangan dan langkah kaki yang cepat terdengar, bahkan ada suara orang yang ingin memeriksa apakah seluruh kawanan serigala sudah mati.
Dia secara diam-diam langsung memasukan tembakan paku ke dalam ruang ajaib, lalu menyimpan senjata-senjata lainnya.
Kemudian, dia dengan sekuat tenaga mendorong serigala yang menindihnya, berteriak keras, "Tolong! Tolong aku!"
Teriakannya segera menarik perhatian orang lain.
Bahkan He Chunhua segera meninggalkan Xiaoshitou dan berlari ke tempat Jiang Xi.
Setelah serigala berhasil diangkat, dia merasa lega.
Telalu berat, dia merasa badannya hampir gepeng.
Dan bua serigala itu sangat menyengat, membuatnya hampir mual.
He Chunhua membantunya berdiri, dengan penuh perhatian bertanya, "Kamu baik-baik saja, nak? Apakah ada yang terluka?"
Jiang Xi menggeleng-gelengkan kepala, "Tidak, aku tidak terluka, tetapi badanku hampir gepeng rasanya."
"Apakah kamu yang membunuh serigala ini?" Suara seorang pria terdengar di telinganya.
"Saya sangat ketakutan, bagaimana mungkin bisa melakukannya." Jawabnya lalu bertanya, "Siapa kalian?"
"Papa!"
Dengan bersemangat Zhaoyang berlari menuju pria itu, karena sangat bersemangat, suaranya terdengar gemetaran.
Jiang Xi: "..."
Zhaoyang: "....."