He Chunhua mulai gugup, benar-benar merasa tidak nyaman!
Tidak peduli dalam menjalankan perkebunan dan perternakan atau membesarkan Jiang Xi dan ayahnya, dia dapat menanganinya dengan mudah.
Namun tentang pasangan hidup, dia merasa takut.
Dulu dia pernah ditolak dua kali karena mempunyai anak. Dia tidak pernah menaruh harapan kepada seorang pria, juga tidak terbiasa dengan kehadiran seorang pria.
Sekarang dia terlahir kembali sebagai seorang wanita yang sudah menikah, berusia 28 tahun, dia harus beradaptasi meskipun dia tidak menginginkannya.
Bercerai bukanlah jalan keluar yang baik. Pada tahun 60an, penyelidikan sangat ketak di mana-mana, tidak hanya harus meninjau secara pemerintahan, tetapi harus bisa memberikan bukti.
Apalagi dia sudah mempunyai dua anak laki-laki, jadi dia tidak bisa meninggalkan mereka begitu saja. Jika tidak, dia akan dikritik dan dia akan merasa bersalah kepada karakter asli.
Dia berkata dengan kasar: "Tidak kok, kamu terlalu banyak pikir."
Luo Qiushi tahu bahwa dia tidak mau datang ke daerah bagian utara, dia pasti marah.
Lalu mengubah topik pembicaraan: "Anak-anak itu kenapa bersamamu?"
"Mereka!" He Chunhua memandang ke arah Jiang Xi, "Aku bertemu mereka di jalan. Mereka juga mau pergi ke perkebunan di daerah bagian utara, kami kebetulan sedang dalam perjalanan ke situ. Mereka sangat kasihan. Ibu mereka baru saja meninggal di perjalanan, ayah mereka hilang dan sampai sekarang tidak ada kabar. Jadi mereka tidak punya pilihan selain pergi mencari bantuan dari neneknya...."
Luo Qiushi merasa sedikir linglung saat mendengar He Chunhua bercerita dengan suara lembut. Dia sangat berbeda dari ingatannya.
Berdasarkan kepribadiannya sebelumnya, dia jarang melakukan hal-hal seperti membantu orang lain. Dia benar-benar seorang yang sangat egois.
Terlebih lagi, dia selalu suka bertengkar dengannya ketika berbicara seperti petasan.
Sekarang dia berbicara dengan lembut, hal ini membuat dia tiba-tiba seperti ilusi. Seperti bukan istrinya, tetapi orang lain.
He Chunhua berbicara lama sekali dan ketika dia melihat Luo Qiushi sedang menatapnya dengan bingung, dia terbatuk dua kali, "Kamu tidak menyalakanku karena membawa mereka bersama dalam perjalanan bukan?"
"Kapan aku bilang tidak setuju! Kali ini kamu melakukan sebuah hal yang baik. Setiap orang pasti akan menghadapi kesulitan, membantulah sebanyak yang kamu bisa. Terkadang membantu orang lain juga sedang membantu diri sendiri." Luo Qiushi sepenuhnya setuju, bahkan merasa He Chunhua memiliki kesadaran yang cukup tinggi. Tidak tahu apa yang membuatnya berubah begitu banyak.
He Chunhua tahu bahwa dia tidak keberatan.
Cerita dalam novel, Luo Qiushi adalah seorang yang selalu melayani rakyat.
Hanya saja dia biasanya agak kasar, karakter asli tidak menyukai kekasarannya itu.
Terlepas dari alur cerita, cara pandang mereka mirip, jadi mereka bisa menjadi teman hidup yang baik.
Ketidaknyamanan di awal berangsur-angsur berkurang.
Keduanya mengobrol sebentar, sampai mendengar tangisan Xiaoshitou dan menyadari Xiaoshitou demam lagi.
Ketakutan yang berulang-ulang, ditambah dengan dinginnya malam, sangat tidak baik untuk kesehatannya.
Di saat yang sama, Jiang Xi, Lu Zhui dan Xiao Liu yang baru saja tertidur, juga terbangun.
Jika demam lebih baik minum air hangat agar tidak dehidrasi. Di dalam truk ada teko untuk merebus air panas, Luo Qiushi segera mengambilnya lalu merebus air di api unggun.
Lu Zhui dan Xiao Liu takut kayu bakarnya tidak cukup, jadi mereka pergi mencari lebih banyak kayu bakar.
He Chunhua menyeka tubuh Xiaoshitou dengan air hangat untuk membantunya menghilangkan panas.
Anak-anak lainnya tidak terbangun oleh kesibukan orang-orang dewasa. Jiang Xi mengeluarkan obat penurun panas dari ruang ajaib dan melarutkannya ke dalam air saat tidak ada yang memperhatikan.
Setelah Xiaoshitou minum obat, sudah hampir subuh baru tertidur, tidak berapa lama langit mulai terang.
Bau serigala dan darah membuat Jiang Xi tidak ingin bergerak atau berbicara.
Dingin, ngantuk dan lapar, dia berpura-pura untuk tidur dan pikirannya masuk ke dalam ruang ajaib.
Di dalam ruang ajaib, air dan listrik bisa digunakan secara normal, semua peralatan berjalan secara otomatis.
Sapi, kambing, babi, ayam dan bebek menyantap makanan dengan senang.
Melihat itu membuatnya semakin lapar.
Jika tidak ada begitu banyak makanan enak, dia mungkin bisa makan makanan apapun dalam lingkungan yang sulit ini, sampai pakan ternak pun bisa dimakannya.
Saat dia hendak mencari makanan di rumah dalam ruang ajaib, Xiao Liu memanggilnya di dunia nyata, "Gadis kecil, kamu sedang mimpi apa? Cepat hapus air liurmu!"
Jiang Xi: "....."
Jiang Xi dengan cepat menyeka mulutnya, tetapi tidak ada apapun.
Xiao Liu tertawa dan berkata: "Aku hanya bercanda, ini jatah makanan yang kami bawa di truk, makanlah!"
Jiang Xi tertegun sejenak, lalu berkata: "Terima kasih."
Dia mengingat cerita di novel tentang Xiao Liu. Dia tidak selalu muncul dalam cerita, bahkan tidak ada nama aslinya.
Setelah alur cerita novel mulai berjalan, dia adalah kelompok pertama pemeran figuran yang tereliminasi.
Dibandingkan dengan peranan dia, Xiao Liu lebih tidak beruntung.
Xiao Liu seumuran dengan Lu Zhui. Jika dilihat jelas, tampangnya tidak kalah dengan Lu Zhui, lumayan ganteng.
Sangat disayangkan!
Dia memakan roti kukus tersebut dan mengingat kembali alur cerita. Tanpa disadari, sebagian besar roti kukus sudah dimakan olehnya.
Anak-anak masih tertidur, He Chunhua memakan roti kukus yang diberikan oleh Luo Qiushi.
Ada menerima ada memberi, Jiang Xi juga membagikan makanan yang diambil dari tasnya. Karena ada He Chunhua, dalam waktu yang lama dia pasti akan berurusan dengan mereka.
Dan bisa bertemu dengan mereka, tidak perlu khawatir akan kelaparan.
Lu Zhui hanya makan ubi kukus dan Xiao Liu makan kentang kukus. Roti kukus yang kelihatannya tidak enak juga sangat berharga.
Bahkan bakpaonya lebih lembut dari bakpao biasa, jadi dia menyisakan untuk anak-anak.
Setelah anak-anak mengisi perut, hari sudah terang.
Saat ini baru melihat jelas mayat serigala-serigala yang sudah kaku, mereka sangat ketakutan hingga hampir memuntahkan apa yang baru saja dimakan.
Tidak ada yang ingin naik ke truk lagi.
Zhaoyang sambil menutup hidungnya berkata kepada Luo Qiushi: "Pa, buang saja. Menjijikan sekali."
"Buang?" Luo Qiushi tertawa dan berkata: "Nak, ini adalah harta karun. Kulit serigala bisa dijual, dagingnya bisa dimakan. Saat ini persediaan makanan sangat sedikit, kondisi juga sedang sulit. Ini bukan waktunya memilih-milih."
Zhaoyang: "....."
Wajah Zhaoyang berkerut seperti pare. Dia tidak mau makan daging serigala, walaupun mati kelaparan, dia tidak akan memakannya!
Xuyang berubah menjadi cerewet, dia terus berbicara dengan Luo Qiushi: "Papa, daging serigala enak tidak? Papa pernah makan?"
"Tentu saja pernah, dagingnya sangat enak." Luo Qiushi bahkan berbicara tanpa mengedipkan matanya. Sampai dirinya juga tidak tahu apakah yang dia bicarakan itu bohong atau tidak.
Terakhir kali dia makan, tidak memasukkan garam atau apapun.
Saat itu dia sudah sangat lapar sehingga menghabiskan makanan tanpa tahu rasanya seperti apa.
Xiao Liu dan Lu Zhui saling berpandangan dan sama-sama terhibur dengan apa yang dibicarakan ayah dan anak itu.
Mereka juga memakannya saat itu dan rasanya tidak terlalu enak.
Bagaimana bisa enak tanpa menambahkan bumbu apapun?
Luo Qiushi semakin bercerita semakin antusias, terus bercerita kepada Zhaoyang dan Xuyang. Sambil bercerita dia sambil menggunakan rumput untuk menutupi serigala-serigala itu.
Jika hanya ada kedua anaknya itu, dia tidak akan menutupi serigala-serigala tersebut. Ini bisa dijadikan sebagai kesempatan untuk melatih mereka.
Tetapi sekarang ada Jiang Xi dan adik-adiknya, demi untuk menjaga mental mereka baru melakukan hal itu.
Setelah ditutupi, baunya berkurang banyak.
Jiang Xi dan adik-adiknya baru masuk kembali ke dalam truk.
Tidak ada yang bisa dikenang di hutan belantara ini, mereka juga tidak ingin mengalami pengalaman seperti ini lagi.
Lu Zhui dan Xiao Liu memadamkan api sebelum masuk ke dalam kabin truk. Saat Luo Qiushi memberikan perintah, truk langsung berangkat.
Akhirnya mereka tidak perlu berjalan kaki lagi dan mereka bisa beristirahat.
Hanya saja jalannya tidak bagus untuk dilalui, ini membuat organ dalam mereka terus terguncang.
He Chunhua memegang tangan Jiang Xi dan menjadi semakin tegang saat truk semakin mendekati perkebunan.
Tangan Jiang Xi sampai sakit karena gengaman neneknya, dia berkata dengan pelan: "Bukankan nenek sering bilang harus menerima dan menghadapi semua hal dengan tenang? Jadi tenanglah, aku yakin nenek bisa mengatasinya."
He Chunhua menganggukkan kepala tanpa berbicara.