Daun-daun bergerak cepat, angin berhembus kencang tak terkendali.
Kate berdiri di tengah padang rumput tak dapat menahan angin, sebisa mungkin ia harus menerobos angin itu suara wanita memanggilnya tapi tak mungkin baginya untuk menggapai suara itu.
"kate... kate bangunlah!"
perubahan suara yang memanggilnya terasa baginya ia tahu suara pertama tak asing baginya dan suara kedua adalah kakaknya, dalam sekejap penglihatannya gelap dan ia terbangun di kasurnya dengan kakaknya di sisinya.
"kate cepat bangun! nanti terlambat jika kau tak bangun dalam hitungan 3 kau tak bangun teh ini akan berada di wajahmu, 1... 2..."
"iya iya sebentar aku bangun"
"ayo kita tak punya banyak waktu kau juga belum menentukan kelas mana yang akan kau ikuti"
"kak tenanglah sedikit lagipula kepala sekolah kita bibi kita sendiri"
"apapun itu cepatlah bersiap atau kutinggal"
"iya iya" kate menjawab sambil melakukan persiapan sekolahnya dengan tergesa-gesa seperti sedang dikejar seseorang, ia kembali terpikir suara yang memanggilnya di dalam mimpi itu mengingatkannya akan ibunya yang menghilang bertahun-tahun yang lalu,
air mata mambasahi pipinya juga menetes ke lantai, kehangatan pelukan ia rasakan.
"kate... sudah-sudah ayo kita berangkat"
di perjalanan Kate melihat sebuah bangunan besar, Kate melihat sekeliling ia tak asing dengan sekitarnya seperti dia sudah pernah disana sebelumnya.
"Kate jangan dilihat kita lanjut saja"
mereka berdua sampai di sekolahnya dan itu luas sekali pada hari pertama itu mereka dikumpulkan di landasan pacu milik kelas angkatan udara, Kate tak bisa mengatakan sepatah katapun dari mulutnya dan itu membuatnya dianggap murid yang aneh oleh murid-murid lainnya.
satu per satu murid dipanggil namanya oleh seorang pengurus dan murid-murid yang dipanggil akan diberi beberapa pertanyaan yang menentukan cabang mana yang akan mereka dapat di kelas yang sudah mereka pilih sebelumnya, dikarenakan kate yang belum memilih ia langsung dimasukkan ke kelas angkatan darat saat namanya dipanggil saat ia maju kedepan Kate dapat merasakan semua mata tertuju padanya tapi tak ada pilihan baginya selain mengetepikan rasa takutnya.
"Kate mactavish kan?"
Kate hanya bisa terdiam dan mengangguk
"kau belum memilih?"
Kate hanya menggelengkan kepala tanpa menjawab sepatah katapun
"sepertinya aku tak perlu menanyakan apa-apa aku sudah mempunyai semua jawaban yang kuperlukan, kau dimasukkan di peran penembak jitu kate kau boleh kembali ke barisanmu"
walau bingung kate hanya bisa berjalan kembali ke barisan dengan rasa yang sama dari sebelumnya semua mata tertuju padanya.
"baik semuanya selamat datang di sekolah baru kalian, kalian perlu tahu jika semua saat menjalankan tugas-tugas dari sekolah kalian bisa saja terbunuh mengerti?"
"mengerti"
"bagus, jika tak ada mau mundur aku akan jelaskan bagaimana cara kerja sekolah ini jadi sekolah ini ada 3 kelas yaitu angkatan udara, darat, dan laut. Aku akan menganggap kalian sudah tahu tempat masing-masing sejauh ini, apa ada pertanyaan?"
Murid-murid terdiam, sebelum kepala sekolah melanjutkan seorang murid mengangkat tangan dan berkata
"aku menyadari jika tak ada murid baru yang mendapat kelas dalam angkatan udara"
"keren juga kau bisa menyadari itu, nanti itu akan berada di ujian terakhir kalian jika ingin menjadi anggota kelas angkatan udara" jawab kepala sekolah
"nanti kalian akan dibuat menjadi grup-grup yang berisi 12 orang sesuai peran masing-masing dan kalian akan mendapatkan kelas sesuai peran masing-masing, kelas kalian akan dibagikan dengan pembina angkatan darat ataupun laut dan setelah kelas kalian dibagikan boleh saja kalian keliling sekolah ini tapi usahakan jangan sendiri" ia menambahkan
setelah kelas-kelas dibagikan mereka kembali dikumpulkan dan diperkenalkan dengan satu grup yang anggotanya menggunakan jaket hitam mereka diberitahu bahwa grup itu adalah grup pasukan khusus dan jika mereka bertemu dengan salah satu dari anggota grup pasukan khusus, apapun yang terjadi pegangan kendali akan diambil oleh anggota itu.
sesaat barisan dibubarkan Kate berjalan-jalan sendirian ditaman dengan pertanyaan yang masih berbunyi dikepalanya siapa yang memasukkannya kedalam penembak jitu? bagaimana pengurus itu dapat mengetahui dirinya? walau begitu kate tetap mencari seseorang untuk menemaninya, ia tak menemukan siapapun tanpa ia sadari dirinya sudah dikepung oleh gerombolan murid.
Kate diberhentikan oleh murid-murid yang memakai topeng satu-satunya yang Kate tahu mereka semua perempuan.
"oh kau anak yang diperlakukan seperti putri ya?"
"mau apa kalian"
seketika mereka menyerang Kate, kate yang tak membawa apa-apa hanya bisa menghindar gerakannya seperti angin yang susah disentuh sampai ketika ia melakukan satu gerakan yang salah dan akhirnya tertangkap dan di pukuli sampai kehilangan kesadaran.
sebelum kehilangan kesadaran sepenuhnya Kate dapat melihat ada seseorang yang melakukan perlawanan kepada orang yang melukainya.