Chapter 2 - Enam Tahap Penderitaan

[11:32 pm]. Kini hampir mendekati tengah hari di sekolah. Kelas kedua baru saja dimulai. Setelah Nouki baru kembali dari luar menikmati pemandangan taman dan mencoba untuk melupakan segala hal menyedihkan yang terjadi. Tina-Sensei yang mengajar di kelasnya dengan serentak membawakan informasi mengenai acara festival olahraga di sekolahnya.

Nouki yang meskipun sering disebut tidak berguna ternyata adalah siswa dengan bakat dalam olahraga lari, hampir berkali-kali dirinya bisa memenangkan lomba lari mewakili kelasnya, meski begitu, jarang sekali dirinya bisa dilirik oleh orang lain bahkan oleh gurunya.

Sembari dengan serius mereka memperhatikan, guru, Tina-Sensei menuliskan berbagai macam hal mengenai festival olahraga di papan tulis yang akan di adakan minggu depan, sebelum kemudian masuk ke materi pelajaran hari ini.

Kelas kini jadi lebih sunyi terasa setiap kali guru sedang menuliskan materi di papan tulis meski banyak siswa di sana, namun perasaan seperti inilah yang selalu di idam-idamkan oleh Nouki.

Pukul [11:41 pm]. Kini satu kelas sedang berada dalam kesibukan yang sama, mengerjakan tugas-tugas di papan tulis. Nouki dalam keadaaan tenang sepenuhnya mengalihkan pandangannya ke luar jendela memperhatikan berbagai detail kota.

Namun disaat yang sama dirinya juga merasakan ketidakseimbangan pikiran yang misterius, mencoba memecah teka-teki dari teori dalam pikirannya, namun saat pandangannya begitu terfokus keluar jendela, sembari memikirkan soal materi saat ini, Nouki dari sudut dapat dengan jelas melihat sekumpulan Mobil Jeep yang berkumpul di luar sekolah.

Pemandangan yang terasa begitu asing baginya, namun Nouki tampak segan untuk mengangkat tangan dan bertanya tentang keanehan di hadapannya, terkadang merasa mungkin diri sendiri lebih terlihat aneh dalam pandangan orang lain.

Namun Nouki juga melihat Kiyomi yang duduk di hadapannya tampak teralihkan oleh pemandangan aneh dari luar, Nouki semakin merasa jika apa yang dia lihat sebelumnya bukanlah hal biasa yang mungkin sudah semua siswa dan guru ketahui.

"Ini aneh, ada banyak sekumpulan mobil?, apakah ada kemacetan di luar?" ucap Nouki dalam hati yang terdebarkan. Semua semakin aneh saat ketika Nouki melihat seorang pria bertopeng turun dari salah satu mobil tersebut, guru yang sedang sibuk mengajar dan para siswa yang memperhatikan, tampak tidak sadar akan kejanggalan tersebut.

"Baik anak-anak, apakah ada yang ingin ditanyakan mengenai materi ini?, atau jika dirasa ada yang membingungkan kalian boleh bertanya." Ucap guru Tina dengan tersenyum.

Aiko pun mendirikan tangan untuk bertanya sembari gurunya membalas, dan para siswa juga begitu terfokuskan pada pelajaran. Tetapi Nouki yang begitu heran tak dapat lepas dari sikap melamunnya, hingga ketika suasana luar yang begitu sunyi semua siswa sekolah dalam kelas melanjutkan pelajaran, tiba-tiba, suara tembakan yang sangat keras mengubah suasana sunyi tersebut.

Nouki tiba-tiba lepas dari rasa melamunnya dan seketika keraguan tergambarkan di wajahnya, saat ini di luar dan dalam sekolah muncul segerombolan teroris yang menyerang sekolah itu dan mulai memicu keributan. Seluruh siswa dalam kelas yang mendengar keributan tersebut terdiam tak memahami kondisi, namun seketika jendela kaca di kelas Nouki itu tiba-tiba pecah berhamburan akibat sebuah tembakan.

Kini barulah para siswa gadis mulai menjadi panik sementara mereka yang siswa laki-laki terjerat dalam kebingungan yang mengerikan, guru mereka yang terbingung-bingung mulai bertanya-tanya dengan ragu.

"A-apa yang telah terjadi!?" ucap Tina-Sensei dengan histeris, namun dengan keputusan yang tenang guru Tina mencoba membimbing murid-muridnya agar tidak panik terus-menerus.

Nouki tak sanggup lagi untuk tenang jantungnya yang berdebar-debar kencang mengguncang seluruh tubuhnya. Para siswa yang tak bisa lagi untuk tetap berdiam di kursinya kini mulai berdiri berpikir untuk segera pergi meninggalkan kelas, namun guru Tina yang paling tenang meredahkan kepanikan murid-muridnya.

Dengan segenap panggilan telepon Tina-Sensei mencoba menanyakan kondisi di luar kepada guru yang lain, namun apa yang dia dengan dari mulut guru lain mengacaukan ekspresi tenang di wajahnya.

"Tina-Sensei!, bagaimana kondisi anda!?, apakah baik-baik saja." Tanya guru yang lain memastikan keadaan terlebih dulu.

"Saya baik-baik saja, apa yang terjadi?" tanya guru Tina untuk memastikan dengan jelas meski kini diselimuti oleh perasaan histeris.

"Saat ini sekolah kita sedang di kepung oleh segerombolan orang bersenjata, aku mohon kepada Tina-Sensei untuk memantau para siswa dan jangan sampai ada yang menuju ke koridor." Ucap guru dari kelas lain dengan tergesa-gesa. Mendengarnya Tina-Sensei seketika terdiam dengan wajah pasrah.

"Tidak mungkin... Mereka adalah teroris." Ucap Tina-Sensei. Mendengarnya Aiko mulai bertanya sementara para teman-teman sekelas terdiam tanpa bisa berpikir apa tanpa memastikan. Kini guru Tina segera memerintahkan Aiko dan teman sekelasnya untuk segera menghentikan pembelajaran dan bergegas pergi dari sekolah.

Aiko yang yang mendengarnya dengan langsung paham kemudian memerintahkan teman-temannya untuk mengambil tas mereka masing-masing dan dengan sesuai arahan, mereka akan bergegas menuju ke pintu keluar di bagian belakang sekolah, guru Tina dengan niat baik akan mengikuti muridnya dari belakang untuk memantau.

Sementara yang lain tampak mendengarkan yang lainnya lagi terlihat masih begitu ragu, Igumo dengan rasa tidak tenang di wajahnya mulai menanyakan akan kondisi mereka kedepannya pada Kiyomi.

"Apa kita akan baik-baik saja, bagaimana jika terjadi sesuatu yang tak diinginkan?" Igumo memandang ke bawah dengan perasaan takut sembari bertanya di hadapan kiyomi.

"Jangan khawatir Igumo-Chan yang lain pasti akan berusaha untuk melindungi kita." Kiyomi yang mendengarnya berusaha untuk menghilangkan keraguan di wajahnya sendiri lalu memberitahu sebuah kepastian.

Teman sekelasnya kini saling berbincang satu sama lain untuk mengharapkan solusi dan dengan tegar saling mempercayakan satu sama lain. Sementara Nouki yang masih terduduk sendiri dengan rasa pasrah di wajahnya, sedang berusaha menentukan siapa yang harus dia percaya, nasib hidupnya seperti gelombang tanpa arah yang pasti.

Sementara kini suara tembakan semakin menggema di koridor lantai bawah para teroris dengan sadis mulai berjelajah di dalam sekolah sambil membawa senjata dan beberapa siswa dari kelas bawah kini mulai di sandera, seorang guru kini dalam keadaan di ikat oleh para teroris, siswa-siswa yang malang harus berusaha untuk diam selama mereka di sandera.

Beberapa kelas tampak begitu berantakan akibat teroris yang membrutal. Kini Nouki dan teman-temannya mulai keluar dari kelas berjalan diantara koridor yang sepi melewati beberapa kelas yang telah kosong, para murid yang lain saat ini sudah lebih dulu meninggalkan kelas mereka dan mencari jalan keluar.

"Sekarang tujuan kita adalah pergi ke tangga turun menuju koridor belakang, sebaiknya jangan ada yang berlari sampai kalian melihat orang asing, dan apapun yang terjadi sebaiknya jangan coba-coba untuk melawan." Ucap Aiko menyampaikan kepada teman-temannya.

Dengan berurutan mereka melangkah pelan melewati koridor namun suara tembakan terus menggema dari arah yang tak menentu, barisan laki-laki kini memimpin bagian depan, dan Aiko bersama guru Tina mengikuti di paling belakang. Mereka saat berjalan sambil melihat sekitar mendengar suara tembakan yang begitu keras tak jauh dari arah depan ujung koridor dan juga terdengar suara sekelompok teroris yang mengintimidasi.

Namun karena hal tersebut salah satu siswa gadis bernama 'Kyoto Uzaki' melarikan diri dari barisan teman kelasnya dengan histeris, membuat guru dan semua teman semakin panik, Aiko dan gurunya mencoba untuk menghentikan namun sebuah kesia-siaan.

Siswa pria, Mada Tomo memutuskan untuk mengejar Kyoto yang lari tanpa arah sementara siswa yang lain mau tidak mau harus meneruskan perjalanannya keluar. Hingga mereka tiba untuk singgah di sebuah kelas di lantai bawah merekapun beristirahat sejenak di kelas yang kosong tersebut.

Sembari melihat keluar jendela kaca, terlihat dengan jelas beberapa orang bertopeng dan bersenjata tampak mengepung kecuali di bagian belakang sekolah. Namun disaat yang sama siswa, Yoki terus menerus mengeluh tanpa alasan menciptakan sebuah pandangan yang menjengkelkan, Hatake yang berada di sampingnya mencoba menenangkan namun Yoki yang tak begitu memperdulikan sebaliknya meneriaki temannya sendiri.

Josuke yang saat itu jengkel kepada Yoki meneriakinya untuk diam namun Yoki tetap mencoba untuk mengeluh dan bahkan mengatai Josuke aneh karena tetap begitu tenang dalam kondisi mereka yang sekarang, Josuke yang semakin jengkel menarik leher baju Yoki dengan pandangan yang kesal, dan tatapan mereka berdua tampak bertentangan.

Irigaki kemudian melerai mereka berdua namun Yoki yang semakin stress tak terkendali membuat Irigaki ikut jengkel. Namun tiba-tiba tanpa disangka sebuah tembakan memecahkan kaca dan sebuah peluru berkecepatan tinggi mengenai bahu milik Yoki dari belakang menyebabkannya mengalami luka berat.

Teman-temannya mulai kaget dalam kepanikan dan Aiko yang melihat kejadian tersebut memerintah dengan serentak untuk menjauh dari jendela sementara Nouki yang terdiam tak berbuat apa-apa memandangi dengan tidak percaya.

"Semuanya!!, menjauh dari jendela!!" teriak Aiko menggertak. Semuanya dengan sigap menjauh dari jendela seperti yang diperintahkan. Dari kejauhan, tepatnya di atas sebuah gedung kosong yang masih dalam masa konstruksi salah seorang teroris memantau menggunakan sniper.

Secara terus-menerus semua siswa panik, Tina-Sensei dengan sekuat tenaga dan penuh kepercayaan mencoba mengatasi tetapi salah satu muridnya saat ini dalam kondisi sekarat. Darah berceceran di lantai jika tidak segera di tangani, Yoki yang sekarat akan mati kehabisan darah.

Guru dan beberapa teman dengan sigap membantu namun Yoki kini mulai hilang kesadaran dan pingsan. Setelah berhasil meredahkan luka muridnya yang meski telah pingsan guru Tina lalu berdiri, dengan penuh rasa khawatir dia lalu menyampaikan kepada yang lain bahwa gurunya akan keluar untuk mencari Mada dan Kyoto yang belum kembali.

"Semuanya!, ibu mohon kepada kalian untuk tetap di sini sampai ibu kembali, ibu khawatir hal buruk juga akan terjadi pada Mada dan Kyoto. Aiko-san!, dengan ini ibu mohon padamu untuk tetap di sini bersama yang lain." Ucap Tina-Sensei dengan tegas. Sementara Aiko tampak tak bisa berhenti menghawatirkan gurunya.

"Tapi Tina-Sensei!, kami lebih khawatir jika tidak ada Tina-Sensei di sini..." Ucap Aiko dengan bersikeras mengehentikan gurunya untuk pergi.

"Jangan khawatir, ibu pasti akan kembali dengan yang lain." Namun guru Tina kini di penuhi tekad, demi menyelamatkan murid-muridnya.

Tetapi setelah memutuskan untuk keluar dan mencari, tiba-tiba pintu yang telah di kunci di dobrak paksa oleh salah satu teroris kini para teroris tersebut masuk kedalam kelas sembari menodongkan senjata pada Tina-Sensei, membuatnya ragu untuk melawan.

Salah satu dari anggota teroris tersebut masuk dan membawa si Mada yang telah babak belur di wajah, gurunya kini mulai menghawatirkan muridnya dengan histeris. Dengan lisan yang kuat guru Tina memohon kepada sekelompok teroris tersebut agar nyawa mereka tak di bahayakan.

Namun Nouki yang saat itu menyadari jika hanya satu orang teroris di sana yang menggunakan senjata api sedangkan beberapa yang lainnya hanya menggunakan senjata tajam, mencoba memberitahukan salah satu temannya di sana.

Tina-Sensei yang saat itu ditodongi senjata memohon dengan tegas namun malah timbul amarah yang senyap dari sang teroris bersenjata dan kemudian teroris tersebut melepaskan tembakan bebas ke arah atas dengan niat mengancam.

Suara tembakan yang beruntun menakuti para siswa, dengan terkejut mereka semua kemudian terdiam. Teroris yang licik kemudian mendorong guru Tina hingga jatuh tersungkur, seperti kelakuan teroris pada umumnya, teroris tersebut dengan keji mencoba menodai guru Tina dengan menarik bajunya hingga robek.

Tina-sensei yang terpojok hanya bisa pasrah demi melindungi murid-muridnya, namun ini adalah sebuah kesempatan bagi sang murid hebat untuk membantu, Josuke dengan penuh emosi kemudian memberi tendangan pembalasan kepada salah satu teroris yang ingin melecehkan gurunya.

Di saat ketiga anggota teroris yang lainnya akan menyerang, Irigaki bersama dengan Tamaichi membantu dengan menahan serangan tersebut.

Ketika Tamaichi tampak kesulitan melawan dua orang teroris dengan sigap dia mencoba meneriaki Nouki sementara kawan-kawan yang lain tampak begitu ketakutan, dikala Josuke menghadapi teroris bersenjata dan Irigaki menghajar habis teroris. Nouki yang tampak ragu bahkan sulit untuk berpikir, langkah apa yang mesti dia lakukan untuk membantu.

Dengan usaha memberanikan diri Nouki tanpa pikir panjang maju membantu, dengan penampilan konyol menyerang dan menahan pergerakan teroris yang menahan Tamaichi dari belakang, bersamaan dengan menyerang sembari berteriak keras dan dengan penuh emosi menghajar dan mengintimidasi sang teroris.

Nouki yang berhasil dengan sekuat tenaga melepas teroris yang menahan pergerakan Tamaichi dan kini berduel dengan salah satu teroris tersebut, Nouki dengan keberanian melepaskan serangan kedua kepada teroris, namun teroris yang mahir dengan mudah menghindari serangan kedua milik Nouki dan dengan gesit memberi serangan balik yang langsung mengenai wajah Nouki, membuatnya jatuh tersungkur dengan memalukan.

Teroris yang kejam menendang tubuh Nouki yang jatuh dalam kegagalan, dengan rasa penderitaan membuatnya terlihat memalukan di hadapan teman-temannya yang lain, Igumo dan Kiyomi memandangi dengan khawatir, kini tiga teroris telah di lumpuhkan sementara dan satu teroris yang masih berdiri mengahadapi ketiga teman Nouki.

Dengan isyarat tersembunyi dari gurunya Aiko yang langsung paham kondisi dengan sigap memerintahkan seluruh teman-temannya yang berada dalam kelas untuk keluar.

Dengan demikian mereka mulai berlarian keluar dan tanpa arahan yang tepat para siswa tersebut berlarian ke arah yang berlawanan dan tak sejalan masing-masing.

Kini Nouki mulai bangun untuk kemudian sadar kembali, namun semua teman-temannya telah pergi kecuali guru, Aiko, Josuke, Tamaichi, Irigaki dan Kiyomi masih tertinggal di sana sedangkan para siswa yang telah keluar dari kelas tersebut kini hanya berlarian tanpa arah yang pasti.

Nouki yang baru bangkit dari pingsannya melihat Kiyomi yang tampak dengan khawatir padanya, Nouki, ketika baru sadar dengan terpuruk mencoba menayangkan kondisi, namun Kiyomi yang seluruh tubuhnya bergetar ketakutan tak dapat menjelaskan dengan jelas.

"Nou-Kun!, akhirnya kamu sadar juga." Ucap Kiyomi pada Nouki yang baru saja terbangun.

"A-apa, Kiyomi?, apa yang terjadi?, dimana yang lain?" tanya Nouki dengan khawatir.

Dengan serinci mungkin Kiyomi menjelaskan, sementara Igumo yang saat itu sudah keluar terlebih dahulu menyadari bahwa Kiyomi dan Nouki belum pergi menyusulnya, rasa khawatir mulai terukir di wajahnya.

"Aku tidak tau lagi... Bahkan Aiko saat ini sudah keluar untuk mencari yang lain, tapi aku mau tidak mau tidak bisa meninggalkan mu di sini, aku sudah bilang akan menyusul Igumo bersamamu nanti." Dengan tenang sembari Kiyomi membantu Nouki berdiri. Josuke yang melihatnya dengan tegas meminta mereka untuk segera menyusul yang lain meski Nouki tampak ragu untuk meninggalkan mereka bertiga, dan juga Tina-Sensei yang begitu khawatir memintanya untuk ikut pergi bersama dan menyerahkan sisanya kepada Josuke dan kedua temannya.

Akhirnya setelah keputusan tersebut, Nouki di bantu oleh Kiyomi bergegas pergi mengikuti langkah guru Tina dari belakang. Mereka sembari memperbincangkan apa yang harus di lakukan untuk dapat keluar, dengan langkah tenang melewati koridor yang berantakan tetapi sesaat seketika, Nouki menyadari keanehan dari lantai koridor yang mereka pijak.

Sebuah aliran minyak dengan kuat melepaskan bau menyengat, seketika di hadapan mereka bertiga muncul semacam asap gelap menyelimuti. Mereka yang telah berjalan cukup jauh namun tak bertemu dengan yang lain kini berlari dengan pasrah dan tiba di ruang latihan bola basket.

Untuk sejenak mereka beristirahat— namun apa yang tak diduga-duga kini jadi sebuah kejadian, secara tiba-tiba sebuah bom molotov di lempar masuk melalui jendela kaca oleh para teroris dari luar. Dengan gairah yang tak terpatahkan sembari berteriak kejam, para teroris terus melempari bagian dalam sekolah dengan bom molotov, dengan sekejap mulai menyebar kobaran api yang sedikit demi sedikit menjalar melalui koridor.

Sementara siswa dari kelas lain yang belum meninggalkan kelas mereka menggambarkan ekspresi pasrah yang sama di wajah mereka, dengan kondisi tegang guru yang memimpin kelas tersebut hanya bisa meminta muridnya untuk tetap tenang selagi menunggu bantuan, dengan percaya diri yang tabu guru tersebut menjelaskan bawah mereka telah menghubungi polisi dan agen khusus untuk menangani masalah ini.

Namun dengan jelas hanya terlihat rasa ragu di wajah murid-muridnya, beberapa diantaranya hanya mulai merenungi nasib. Hingga tiba-tiba jendela kaca mulai berpecahan akibat di lempari bom molotov, kini kepanikan mulai tersorakkan siswa yang histeris berlarian pergi meninggalkan guru mereka dalam keadaan pasrah.

Kelas yang terbakar dari dalam menimbulkan kepanikan berkelanjutan, suara teriakan histeris dari murid-murid kini mulai terdengar bahkan sampai ke ruang olahraga yang menggema.

Nouki dan Kiyomi yang saat itu terjebak bersama gurunya mencoba mencari jalan keluar dan menghindari kobaran api di hadapan mereka, sebuah jalan keluar yang mana mengharuskan mereka melewati tangga menuju koridor di lantai atas, dengan bersusah payah mereka menaiki tangga spiral raksasa menuju ke atap sekolah.

Namun di sini hal mengerikan bermula terjadi, tepat di belakang mereka kelompok teroris memberikan tembakan peringatan sembari meneriaki dengan suara yang menjijikan. Dengan cepat mereka menaiki tangga berlarian melewati koridor dengan gugup, lalu melewati tangga spiral lagi yang akan membawa mereka menuju ke atap sekolah.

Di ujung atas tangga, mereka kini tiba di atas atap sekolah. Di atas atap yang tersapu-sapu oleh kencangnya angin mereka melihat anggota teroris yang berkumpul di sana. Mereka yang telah berpikir untuk segera menginjakkan kaki lalu pergi kini telah hilang kesempatan, para kelompok teroris telah mengepung pergerakan mereka, teroris yang berjumlah sekitar 20 orang, dengan tatapan kejam membuat mereka bertiga hilang harapan.

Salah satu dari sekumpulan teroris kini mulai mendekat dengan tawa kejam, seorang teroris yang mungkin adalah pemimpin dalam kekacauan ini, dengan tubuh yang bergidik ketakutan di hadapan pemimpin teroris yang misterius, Tina-Sensei mencoba menjaga bagian depan dari kedua muridnya namun teroris yang kejam mencekik leher gurunya, membuatnya tertahan dalam penderitaan.

Nouki yang tak tahan dengan perbuatan teroris memberanikan diri, tanpa persiapan yang matang maju untuk menyelamatkan gurunya bersamaan dengan pukulan dan suara yang keras Nouki berhasil mengenai wajah milik pemimpin teroris, dan membuatnya terdorong mundur.

Namun sesaat kemudian Nouki dengan cepat di rubuhkan oleh banyaknya teroris, pada saat-saat yang sulit Nouki dengan tubuh terbaring di bawah tak dapat menahan serangan lagi, dengan keras wajahnya di injak, lalu di tertawakan dengan meriah.

—「TAHAP PERTAMA PENDERITAAN」—

Dikala teman dan gurunya yang terpojok, Kiyomi yang saat ini berada dalam hampanya harapan hidup, mencoba meneriaki Nouki dengan khawatir namun para teroris kemudian menahannya juga, dalam kesengsaraan dirinya memohon berkali-kali untuk dilepaskan. Nouki mencoba untuk tetap sadar dan melihat Kiyomi yang ditahan dengan keras oleh pasukan teroris.

"Kiyomi..." Teriak Nouki dengan putus asa. Namun suasana mulai menimbulkan kengerian dimana ketika Kiyomi yang mencoba berontak membuat Nouki khawatir, akibatnya teroris yang dengki membuatnya merasakan penderitaan akhir.

Dengan sebilah pisau, teroris yang menahan Kiyomi langsung menyayat lehernya membuat darah mulai berceceran, Kiyomi yang seketika tak dapat mengeluarkan suaranya menahan penderitaan yang pedih.

Nouki yang melihat kejadian tersebut kemudian menatap melalui mata yang kini di penuhi trauma, teriakan histeris dari gurunya menciptakan suasana yang mencekam, para teroris yang menyaksikan, dengan gembira tertawa dalam ketidakwarasan.

Nouki yang jantungnya berdetak kencang menyaksikan cipratan darah keluar melalui pipa tenggorokan Kiyomi, menciptakan pemandangan yang sangat mengganggu. Tangan Nouki yang mencoba menggapai tubuh Kiyomi yang tersungkur lemas malah membuatkannya penderitaan.

Teroris yang mulai beringas kemudian mengayunkan parang berat ke arah pergelangan tangan milik Nouki dan secara langsung mematahkannya, hanya dalam sekali ayunan membuat tulangnya terdengar patah dengan jelas.

Nouki yang tak dapat lagi menahan rasa sakit berteriak keras berlinangkan air mata, sementara gurunya yang melirik kondisi mereka berdua hanya bisa menatap sedih.

"Sudahilah semua ini!, aku mohon!" teriak guru Tina di hadapan pemimpin teroris. Namun dengan keji si pemimpin teroris menggenggam wajah gurunya dengan tangan kotornya, lalu menatapnya dengan ekspresi cabul dan seram, sembari meraba dada milik gurunya dengan kasar. Guru Tina dengan emosi lalu meludahi wajah si teroris bertopeng.

Sampai membuat si teroris melampiaskan emosi dengan memukul wajahnya hingga membuat guru Tina jatuh pingsan, para teroris mulai memandang dengan kecewa.

—「TAHAP KEDUA PENDERITAAN」—

Sementara Nouki dengan tenaga tersisa kembali berdiri sembari menahan pendarahan hebat di pergelangan tangan kirinya, secara aneh berjalan melewati para barisan teroris tanpa di hadang sama sekali. Namun setelah berjalan beberapa langkah dengan putus asa, seorang teroris yang memegang senjata memukul bagian belakang kepalanya, yang secara langsung membuatnya lenyap dari kesadaran.

Kini banyak orang dari luar dengan panik menyaksikan sekolah yang mulai terbakar dari bawah menuju ke atas, para keluarga siswa dengan gugup memaksa masuk sementara petugas kepolisian mencoba menahan siapa saja untuk memasuki sekolah tersebut.

Suara adu tembak mulai terdengar dengan nyaring membuat suasana yang rusuh, beberapa polisi yang dikirim sebagai bantuan mulai melakukan adu tembak jarak jauh dengan para teroris yang bersembunyian di antara gumpalan asap hitam.

Sesekali ledakan terjadi yang mana menghancurkan sebagian bangunan sekolah dan kelas yang mulai habis terbakar, harapan tampak lumpuh dari wajah orang-orang yang menyaksikan kekacauan dari luar.

—「TAHAP KETIGA PENDERITAAN」—

Meski telah menderita berkali-kali Nouki yang masih berada diatas atap sekolah bersama kumpulan teroris, masih tersadarkan oleh keinginan untuk hidup. Untuk sekali lagi dia membuka mata melihat kekacauan yang masih terjadi dengan ingatan yang samar di sekitarnya.

"Apa yang terjadi?,,," Nouki yang ingatannya samar kemudian melihat Kiyomi dan gurunya yang terbaring menderita.

"Tina-S-Sensei... Kiyomi... Mereka ini!,,," sembari melihat para teroris. "Apa yang terjadi!?... Apakah aku masih hidup... Kenapa?,,," Nouki dalam hati yang menderita.

Para teroris yang waktu itu akan pergi meninggalkan tempat tersebut melihat Nouki tampak masih sadar dengan kepalanya yang berlumuran darah, membuat para teroris terdiam dalam keheranan.

Saat Nouki yang sudah sadar kembali dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya, salah seorang teroris kemudian menembak kaki Nouki, membuatnya di sadarkan sepenuhnya oleh rasa sakit yang tak terbayangkan, sembari menangis perih tubuhnya kembali terjatuh dengan sensasi yang lebih menyakitkan, tulang kaki kirinya kini dapat di pastikan telah hancur, para teroris kini meninggalkan mereka dengan tawa keji.

—「TAHAP KEEMPAT PENDERITAAN」—

Pukul [01:28 pm]. Beberapa jam telah berlalu dengan kekacauan. Nouki kini kembali tersadar untuk yang terakhir kali, dengan begitu kesulitan dirinya berdiri, meski itu berhasil Nouki dengan tubuh yang tak dapat seimbang berjalan pergi meninggalkan Kiyomi yang telah tiada sementara para teroris mencuri guru mereka.

"Apa-apaan semua ini... Kenapa harus mereka yang menderita..." Nouki sembari berjalan pergi, berbicara dalam kesadarannya yang mendalam, sedetik demi sedetik kesadarannya mulai pudar dan hanya tertinggal rasa sakit yang tak terpulihkan, kobaran api besar mulai menyelimuti sekolah. Sementara Nouki yang saat itu sudah tiba di depan tangga turun mulai kehilangan kesadarannya dan terkunci dalam kegelisahan.

Akibat kaki kirinya yang kini terluka fatal dan pengelihatannya yang memburuk akibat kehabisan darah, Nouki dengan nasib menyedihkan pun terjatuh diantara pusat tengah tangga spiral raksasa.

Dalam beberapa detik ketika tubuhnya mulai terjatuh melewati setiap susunan tangga, bahu kanannya dengan sangat keras menghantam pinggiran tangga, menyebabkan pergesekan tulang yang sangat fatal.

"Mengapa?... Semuanya sekarang terlihat gelap dan hampa... Kehidupan ku yang menyedihkan berakhir dalam sebuah penderitaan." Ucap Nouki dengan kesadaran yang tersisa dan dalam pengelihatannya yang gelap dan hampa.

—「TAHAP KELIMA PENDERITAAN」—

Tubuh Nouki yang saat ini melayang-layang di tengah-tengah tangga spiral menjadi tak beraturan arah. Dan lutut kanannya menjadi remuk akibat mendarat dengan salah di pinggir anak tangga, namun tubuhnya terus jatuh kebawah, menyebabkan kemampuannya untuk berjalan telah sepenuhnya sirna.

"Mengapa kenyataan bisa begitu menyakitkan bisa juga terasa lebih baik... Namun perasaanku saat ini, tidak diantara keduanya... Apakah semua penderitaan sudah berakhir?... Aku akan berakhir bersama semua penderitaan ini..." Kini hanya tersisa pikiran dari Nouki, yang tak memahami alasan dari semua penderitaannya ini.

—「TAHAP KEENAM PENDERITAAN」—

Pada akhirnya... Nouki yang tubuhnya terus menerus terjatuh kini mendarat dengan sangat tidak benar, alhasil dengan posisi tersebut, leher bagian belakangnya menghantam lantai dasar tangga, dan mematahkan tulang lehernya sehingga tak dapat lagi untuk di sembuhkan, menyebabkan kemampuannya untuk berbicara menjadi tak berguna...

"Begitu yah?... Bahkan sebelum akhirnya tiada, aku masih harus merasakan penderitaan berturut-turut... Jadi seperti ini kematian, aku sebelumnya hanya belajar akan definisinya, namun sekarang semua sepenuhnya hampa... Aku tak lagi mendengar, melihat dan merasa."

Pada akhirnya Nouki yang sadar tak ada yang bisa mengubah nasib hidupnya sendiri, kini telah berakhir dengan enam tahap penderitaan sebelum dirinya kemudian tiada...

Pukul [3:29 pm]. Menjelang sore. Kini petugas pemadam kebakaran tiba membawakan harapan untuk sekolah yang terbakar api. Selama beberapa jam sebelumnya para teroris yang menyerang sekolah kini telah melarikan diri bersama pemimpinnya, dan sebagian saat ini telah berhasil di tahan dan dilumpuhkan oleh kepolisian.

Para siswa sekolah saat ini berhasil di amankan, Igumo bersama yang lain kini berhasil keluar melalui jalan keluar dari belakang, sementara orang-orang yang dengan gelisah berkumpul menunggu dari luar. Diantara banyak orang itu ada Risa Arashi yang saat ini mencari adiknya, Nouki, dengan pandangan gelisah dan tubuh yang bergidik, meski kini semuanya telah berakhir, tak ada lagi harapan...

—Bersambung—