Chapter 4 - Dikhianati Takdir

Di dalam sebuah ruangan tempat beberapa orang dengan jubah gelap berkumpul, cahaya silau dari sebuah pola sihir muncul terang. Salah satu pemimpin berjubah yang baru saja membacakan sebuah mantra layaknya pembaca puisi, kini menatap dengan kagum.

"Atas berkah dan kekuatan dari dewi 'Nera', kami memanggil mereka yang telah diutus oleh takdir, mereka yang terpilih layaknya pejuang-pejuang terbaik dalam barisan pasukan perang." Ucap mantra bagian terakhir yang di sebutkan sebelumnya.

Seketika Igumo bersama teman-temannya yang lain muncul dari balik kilauan cahaya tersebut... Dalam ekspresi wajah yang heran mereka saling menatapi penampilan masing-masing, tampak sebuah perubahan yang signifikan dengan gaya rambut dan pakaian yang mereka miliki sekarang.

Igumo menyadari penampilannya sedikit berubah dengan dia menggunakan sebuah pakaian yang tampak lebih minimalis dan berwarna lebih sedikit gelap, tampaknya di khususkan untuk seorang petualang. Sementara orang misterius yang adalah pengguna sihir pemanggil menyoraki kehadiran mereka.

"Atas izin dewa, kini kalian telah hadir!, para pejuang kerajaan!, perkenalkan, namaku 'Evard Scholion' sebagai seorang magus, aku telah memanggil kalian kedunia ini," sapa Evard. Dia kemudian menerangkan kembali alasan pemanggilan mereka, "beberapa hari yang lalu di kastil kerajaan ini, seorang dewi menyampaikan pesan, akan sebuah perang besar antara ras manusia dan iblis, dan dunia yang terpilih akan mengirim para pejuang mereka untuk memimpin perang tersebut."

Dikala penyihir, Evard, menjelaskan, para siswa sekolah dan guru yang mendengarnya semakin kebingungan, sembari bertanya-tanya, "perang?," seolah tidak memahami dengan jelas, "apa dia barusan bilang iblis?" satu persatu mereka mulai bertanya-tanya.

Guru mereka yaitu Tina-Sensei, kemudian maju memberi pertanyaan. "Maafkan aku, tapi apa yang anda maksud dengan perang besar?,,," gimik Tina dengan penasaran.

Evard kemudian menolak dengan berat hati untuk menjawab. "Untuk hal itu, bisa langsung anda katakan setelah bertemu dengan sang raja." Mendengar ucapannya, alhasil mereka mulai mengikuti arahan para penyihir magus untuk bertemu sang raja.

...

Akhirnya mereka berkumpul di sebuah ruangan besar dalam kerajaan dengan sang raja yang tengah duduk di ketahtaannya. Setelah mendapat sambutan dari mereka yang berbaris rapi, raja kemudian berdiri menyambut dan memperkenalkan diri.

"Para pejuang utusan dewi Nera,,, perkenalkan aku adalah 'Cristof Evalion' pemimpin 'Kerjaan Fortis'... Aku sangat senang bisa menyambut kalian di kerajaan ini, para pejuang perang." Sambut Cristof dengan bangga. Tina-Sensei yang berlutut kemudian berdiri untuk bertanya langsung.

"Raja Cristof yang terhormat, namaku Tina Hibi... Mengenai penjelasan sebelumnya dari Evard, aku ingin bertanya tentang yang mereka maksud dengan perang besar," tanya Tina-Sensei.

Cristof pun menjawab, "tentu!, dalam sejarah yang berkali-kali berlalu, ada sebuah abad yang disebut sebagai abad penghapusan, perang antara dua ras yang mendominasi seluruh wilayah kekuasaan, berlangsung selama abad tersebut, pada waktu perang tersebut terjadi waktu tak pernah berganti dan kegelapan di seluruh dunia menyelimuti kekacauan yang terjadi," para siswa dan guru yang mendengarnya memandangi dengan serius dan tegang.

"Namun beberapa waktu yang lalu, kerajaan ini mendapat sebuah pesan dari dewi kebangkitan, yaitu dewi Nera,,, "perang akan terjadi, pemimpin ras iblis mulai terbangun,,, wahai ras manusia aku telah mengutus pejuang dari dunia lain,,, atas kehendak ku panggilah mereka ke dunia ini untuk membela takdir," aku harap kalian mengerti tujuan kalian sekarang." Ucap Sang Raja menyampaikan pesan dari dewi tersebut.

Setelah mendengarkan, dengan rasa ragu yang masih teraut di wajahnya, Tina-Sensei bertanya lagi. "Tapi,,, bagaimana mungkin kami harus ikut dalam perang tersebut,,, apa yang bisa kami lakukan!,,, kami bahkan tidak bisa bertarung, itu sudah pasti mustahil!" tegur Tina. Siswa yang lain juga mulai merenungi keraguan.

Akan tetapi raja yang sudah yakin dengan keputusannya menjawab. "Maka dari itu, sebelum perang yang kacau akan terjadi, kalian harus mempersiapkan diri,,, dikatakan jika para pejuang yang telah diutus oleh dewa akan mendapatkan kekuatan dan kemampuan sihir yang luar biasa, dengan kekuatan tersebut kalian akan menjadi penyelamat bagi ras manusia."

Saat mendengar tentang kekuatan sihir, para pejuang harapan kemudian memandang kagum dalam keraguan. Tina kemudian bertanya lagi untuk memastikan. "Tunggu dulu!, kekuatan sihir?" tanya Tina-Sensei.

"Itu benar!, maka dari itu, kalian akan belajar mengembangkan kekuatan sihir di sekolah sihir 'Veneficus' dan berlatih bertarung di kastil kerajaan,,," jawab raja mengungkap, "namun sebelum itu harus ku perkenalkan kepada kalian,,, sang pelatih terbaik..."

Seketika seorang perempuan berambut cokelat dengan baju zirah yang mengagumkan dan penampilan menawan maju untuk berkenalan. "Namaku adalah 'Firmy Olin',,, mulai sekarang izinkan aku memberi bimbingan..." Ungkapnya. Para siswa menatap kagum perempuan tersebut.

...

Kini mereka tiba di Veneficus, sebuah sekolah penyihir yang terletak di pinggir laut, tempat orang-orang melatih kemampuan untuk memproyeksikan energi sihir, mereka yang berkunjung kini dapat melihat berbagai pemandangan supranatural dari penyihir. Memasuki sekolah, para siswa dari dunia lain akan tinggal di sekolah tersebut menikmati fasilitas dari sekolah yang sudah berdiri sejak 30 tahun.

"Tina-Sensei!, apa yang harus kita lakukan sekarang?" Aiko memintai pendapat gurunya, namun dengan pasrah, Tina memberi saran untuk mengiyakan keputusan tersebut.

"Maafkan ibu, tapi apa yang dikatakan oleh raja tersebut ada benarnya, walau ibu sendiri tidak percaya dengan yang mereka katakan." Jawab Tina-Sensei yang putus asa.

Aiko dengan tegur memberi tahu, "Tapi bagaimana mungkin ibu bisa percaya jika kita harus ikut dalam perang,,, aku pikir kita mungkin bisa kembali dengan beberapa cara, seorang magus itu, dia pasti tahu cara mengirim kita kembali kedunia sebelumnya."

"Jika mungkin yang kau katakan itu benar, maka kita tidak punya pilihan selain tinggal di sini sampai bisa menemukan cara untuk pulang, maka dari itu ibu mohon pada semuanya untuk tetap bersama." Sorak Guru mereka.

Setelah saling memahami kini para siswa memandangi guru mereka dengan harapan, sementara Igumo yang terlibat dalam kondisi ini hanya terus merenung tanpa ada yang menanggapi... Setelah memasuki bangunan dalam sekolah, mereka berkumpul dalam ruang kelas yang di hiasi pemandangan dari artefak-artefak kuno yang terpajang di dinding.

Suasananya sedikit gelap disini, memberikan mereka berbagai pengalaman spiritual... Setelah berkunjung di ruang kelas, mereka kemudian berkumpul di lapangan depan kelas sesuai arahan gurunya,,, namun disaat mereka yang heran berkumpul di lapangan, tiba-tiba sosok berjubah muncul di hadapan mereka bersamaan dengan pola sihir yang menyala di bawah kakinya. Mereka yang melihat hal tersebut terdiam heran, bagaimana bisa sosok berjubah itu muncul secara tiba-tiba.

"Yang barusan kalian lihat itu adalah sihir perpindahan,,," sosok berjubah tersebut kemudian menunjukkan wajah sembari memperkenalkan, "namaku 'Vald Reithus' salah satu guru penyihir di sekolah ini."

Vald yang setelah memperkenalkan diri, lalu menjelaskan secara literal tentang apa itu sihir. "Secara literal, sihir adalah kemampuan untuk mengendalikan energi dari alam roh untuk menciptakan berbagai macam bentuk dan elemen dasar,,," ujar Vald. Dia kemudian merentangkan lengannya ke depan sembari mengucapkan mantra berikut, "bara yang telah padam, kobaran yang semakin memudar, ciptakanlah wujud dari keinginan!, Flamma!"

Seketika mantra tersebut menciptakan sebuah pola melingkar dengan ukiran abstrak yang terbentuk dari elemen api. Mereka yang menyaksikan hal tersebut kagum dengan tidak percaya. Setelah pertunjukannya, Vald kemudian maju mendekati Harumi lalu menggenggam kedua tangannya sembari memberi instruksi.

"Sekarang ikuti setelah ucapanku, gadis cantik..." Dengan percaya diri Vald memuji.

"Eh!, b-baik..." Meski Harumi ragu, Vald kemudian mengucap mantra lagi.

"Wahai roh agung, tunjukkanlah darimu kebenaran, wujudkanlah segala kepastian, extentia." Ucap Vald sebagai contoh.

Harumi dengan yakin kemudian memaparkan mantra tersebut. "Wahai roh agung, tunjukkanlah darimu kebenaran, wujudkanlah segala kepastian,,, extentia..." Dalam sekejap sekujur tubuh Harumi mulai memunculkan aura bercahaya, dalam kilauan tersebut dirinya mendapat rasa kagum, dan teman-temannya mulai memandangi dengan takjub.

Begitupula Vald yang nampak tidak percaya, memuji dengan bangga pada kemampuan para pejuang. "Menakjubkan!, sebagai seorang yang di utus oleh dewa, kalian mempunyai potensi untuk memiliki kekuatan sihir tingkat tinggi dan bahkan menguasai sihir dasar dengan begitu mudah," ujar Vald. Kini semangat mulai membangunkan keseriusannya, "Form Lux, adalah sebuah kemampuan sihir untuk memanipulasi elemen dari perwujudan cahaya, dengan kemampuan Form Lux seorang penyihir dapat menciptakan apa pun dari elemen cahaya, sebagai dasar, aura cahaya yang kau ciptakan berfungsi untuk menerangi lingkungan sekitar dan membantumu saat tersesat dalam kegelapan."

Harapan pun tumbuh di benak mereka, gurunya yang memandangi dari kejauhan tampak takjub dengan ekspresi beku, kini setelah mereka mendapat rasa semangat, awal mula dari petualangan mereka pun di mulai. Kembali ke kelas spritual kini Vald sebagai guru mereka akan mengajarkan ilmu sihir secara konsisten, menjelaskan berbagai pemahaman penting bagi seorang penyihir.

"Dalam ilmu sihir, mantra digunakan sebagai perantara untuk menyusun pola energi yang berasal dari alam bawah sadar, melalui kendali penuh atas pikiran, para penyihir menggunakan mantra untuk menyusun ulang bentuk dan urutan pola energi tersebut... Mantra terdiri dari tiga baris kalimat yang dimana semakin sedikit penyebutan kalimatnya, maka semakin rumit pola energi yang dapat untuk di bayangkan, bahkan jika pengguna sihir tak memerlukan mantra meski yah,,, itu sudah dianggap sebagai bakat yang mustahil." Vald dengan serius menjelaskan, berharap mereka paham.

Meski tampak masih bingung, para pejuang ini mulai mempelajari dengan serius melalui lisan guru mereka. Aiko kemudian bertanya bagaimana para penyihir menyusun berbagai kalimat untuk dijadikan mantra, memang secara logis pertanyaan ini mewakili berbagai teori tentang sihir yang tak terungkap.

"Sederhana saja, untuk menjawab pertanyaan logis semacam itu, datanglah berkunjung ke perpustakaan sekolah." Jawab Vald sederhana.

Untuk saat ini para pejuang dari dunia lain mendapat banyak bimbingan dari guru sihir mereka melalui peraktek sihir yang terus berkembang, beberapa peraktek berhasil membuat satu persatu dari mereka menguasai berbagai jenis dan bentuk sihir.

Aiko yang saat itu sedang mencoba mengikuti arahan gurunya untuk meneliti jenis sihir apa yang dimilikinya, kemudian mengucap kembali mantra yang sama dengan Harumi ucap sebelumnya, meski telah berkali-kali tergagalkan namun gurunya yang memang merupakan sepesialis sihir dapat dengan mudah memecahkan teka-teki sihir ini.

Dari pengamatan Vald, Aiko merupakan pengguna sihir dalam bentuk serangan dan pertahanan, ini mengharuskan Aiko untuk berlatih menggunakan sihir dalam bertarung.

"Form Aegis, itu adalah wujud sihir yang kau miliki, dengan mengembangkannya pasti akan sangat berguna dalam perang nanti." Menurut Vald Setelah mengamati.

"Form Aegis?, apa saja sihir yang bisa aku gunakan dengan itu?" tanya Aiko. Vald kemudian memunculkan sebuah pedang menggunakan sihir penciptaannya, begitu juga Aiko yang tiba-tiba menggenggam pedang di tangannya. "Bukankah ini,,," Aiko dengan rasa heran. Vald kemudian menunjukkan sebuah trik menyerang dengan dirinya yang sekejap berpindah ke belakang Aiko dan mengejutkannya, "aku menggunakan sebuah mantra sihir di bawah pijakan ku untuk bisa mempercepat pergerakanku berkali-kali lipat."

Aiko terkesan sesaat. Vald kemudian menginstruksikan dengan tepat, "untuk menggunakan kekuatan sihir dari Form Aegis kau harus bisa menguasai mantra singkat yang hanya perlu satu baris kalimat,,, "peningkatan diri, Velocity," setelah merapalnya, arahkan kemunculan energi pada satu titik tumpu tubuh mu, lalu wujudkan pengaruhnya..." Vald memberi contoh sembari melakukan gerakan yang sama dengan standar.

Aiko kemudian menutup mata lalu membayangkan bagaimana pola energi tersusun dalam pikirannya, setelah memahami cara kerja pola energi tersebut dia kemudian mulai merapal mantra dengan cermat, energi sihir seketika mengaliri sekujur tubuhnya dan pola sihir yang sama muncul di bawah pijakannya.

"Berhasil!, aku sekarang dapat merasakan energi sihir yang terhubung dalam pikiran." Aiko kemudian memasang kuda-kuda lalu bergerak dengan sedikit dorongan ke depan dan seketika membuatnya bergerak maju dengan sangat cepat, sampai tak terlihat oleh mata, gerakannya yang sangat cepat menciptakan gelombang suara, seperti sebuah tembakan ketika tubuhnya mengikis angin.

Aiko dalam posisi beku mulai merasakan kebanggaan akan kekuatannya. Vald yang melihatnya tampak terdiam melongo, para pejuang yang dikirim ke dunia lain benar-benar memperoleh berkah dengan kekuatan sihir. Igumo yang juga mulai mempelajari sihir kini dapat memproyeksikannya, dengan merapal mantra yang dia pelajari dari sebuah buku, dirinya dapat membuat sebuah pola yang di ukir menyala dengan energi sihir berwarna merah.

"Energi yang murni, mengalir dengan tenang, kekuatannya pun tercipta,, Influnt." Ucap Igumo dengan mantra. Dirinya seketika terkesan dalam heran, "eh?,,, aku berhasil,, ini benar-benar menyala."

"Form Flux, itu adalah kemampuan untuk mewujudkan berbagai hal dalam bentuk energi." Ujar Vald yang tiba-tiba muncul di belakangnya, membuat Igumo kaget, "Vald-Sensei!,, mewujudkan berbagai hal dengan energi?" heran Igumo.

"Benar, penyihir flux biasanya membutuhkan kondisi tenang yang tinggi untuk bisa menguasai kemampuan mereka..." Jawab Vald ringkas.

"Begituyah,,," Igumo memahami...

Selama 8 jam yang berlalu, kini para pejuang tampak telah menguasai kekuatan sihir mereka masing-masing. Mada Tomo yang saat ini telah menguasai sebuah bentuk sihir Bernama Form Ethereal, maju untuk menguji berbagai potensi dari bentuk sihir tersebut, sembari guru sihir mereka memberi deskripsi.

"Form Ethereal, adalah kekuatan sihir yang secara bertahap dapat memperkuat fisik dan indra pengguna, salah satu kemampuannya yang memberi manfaat adalah regenerasi pasif secara berkelanjutan,,, pejuang, Mada Tomo, aku mengakui mu sebagai seorang dengan gelar pahlawan karena kekuatan sihirmu adalah yang terbaik dari yang lain." Ucap Vald mendeskripsikan. Para siswa yang lain setelah mendengar pengakuan tersebut, menatap ke arah Mada dengan kagum.

Untuk menguji kepastiannya, Vald kemudian mulai membuat sekenario pertarungan dengan Mada,, Vald yang bergerak dengan sangat cepat memberi serangan basis dengan pedang, namun mada dengan fokus kemudian menyesuaikan kecepatannya lalu menahan serangan tersebut dengan pedang yang dapat dia perkuat dengan sihir. Bahkan dengan serangan kilat yang bertubi-tubi dari Vald, Mada dapat menahan dan menghindari dengan berurutan dan pas, membuat Vald tampak kewalahan untuk menyerang dengan santai.

Sementara Josuke dengan sihir dari Form Inferno dapat membuat dirinya mengendalikan elemen api, salah satu elemen paling destruktif, Josuke dengan kekuatan sihirnya dapat membuat tubuhnya kebal akan suhu yang ekstrem dan bahkan menciptakan aura dari api yang mengelilingi sekujur tubuhnya.

Dan Irigaki yang adalah pengguna sihir dari Form Zephyr, form tersebut adalah kemampuan sihir untuk mengendalikan angin dalam berbagai metode dan kegunaan, dengan kekuatan tersebut Irigaki bahkan tidak membutuhkan senjata untuk menyerang dan hanya dengan mengendalikan angin, dirinya dapat menciptakan serangan yang mengikis sebuah target hingga terbelah, dan juga dapat terbang di udara.

Dan Tamaichi yang dengan sihir dari Form Surge, dapat meningkatkan kecepatan geraknya yang di pertahan dengan kapasitas stamina yang melebihi batas manusia biasa, dengannya juga tubuhnya dapat memancarkan sebuah cahaya, sama seperti Harumi, dan juga reflek yang dipercepat dapat membuat dia menghindari berbagai serangan buta yang tak teramati...

Kini para siswa memandangi mereka bertiga dengan terpesona akan kekuatan dan penampilan yang mengesankan bahkan dengan guru sihirnya, Vald tampak terkesan untuk memuji kekuatan-kekuatan mereka...

Namun, dalam kekaguman yang ramai itu, Igumo Riko yang berdiri di pojok lapangan tampak merenungi hal yang mendalam dalam pikirannya, namun Aiko yang memperhatikan, kini menjumpai seorang gadis yang tampak suram itu.

"Apakah ada hal lain yang dirasa mengganggu dalam pikiranmu?, aku pikir kita tidak bisa membiarkan teman kita yang lain bersedih." Ucap Aiko membagi waktunya.

Igumo kemudian membalas dengan perasaan yang sesungguhnya. "Aku tidak apa-apa,, hanya saja,,, aku khawatir dengan perasaan Risa tentang adiknya."

"Eh?, Begituyah.." Aiko yang mengerti.

...

Kini Risa Arashi yang tampaknya baru bangun dari Ketidaksadaran diri, membuka mata dan menghela nafas dalam, tubuhnya yang saat ini terbaring lemas dengan badanya yang berada dalam pangkuan adiknya, Nouki. Sementara adiknya sendiri, yang bersandar di bebatuan tepi laut, tampak terdiam menatapi langit dengan tampilan kelabu. Suasananya tampak gelap oleh bayangan awan. Mereka sepertinya terbangun heran di sebuah pulau yang di hiasi oleh bebatuan sebagai objek utama dalam struktur pulau tersebut.

Risa yang masih terbaring dalam pangkuan adiknya merasa tidak ingin bangun, menikmati sensasi yang romantis selayaknya saudara yang serasi— entah momen apa ini. Namun Nouki yang kesal mencoba memposisikan tubuh kakaknya dengan tegak sembari menyambutnya dalam keheranan.

"Aah, akhirnya kau bangun,, apa kau bisa berdiri sekarang?, aku yakin ombak laut bisa menyapu kita jika kau masih tertidur tadi." Ucap Nouki sedikit kesal.

"Ehm?, hmm,, ehh!..." Risa yang di bangunkan terlihat masih ngantuk dengan wajah yang layu, "dimana kita?" tanya Risa.

"Entahlah, namun pemandangan langit di dunia ini sangat mengecewakan, dari kejauhan, petir terus menyambar, dari tadi terdengar suara gemuruh dari langit, semuanya terasa berbeda dengan yang seharusnya." Ucap Nouki menilai dengan kekecewaan.

Mereka mulai berjalan mengitari sudut pulau, dan suasananya menjadi semakin gelap, Risa yang tampak masih lelah berjalan dengan berpegang pada pundak adiknya, sementara itu Nouki dengan was-was memperhatikan perubahan di area sekitar, air laut yang semakin naik dengan frekuensi gelombang yang semakin tinggi, awan menjadi semakin gelap, namun semua itu terjadi hanya dalam hitungan menit, Nouki pun tampak di jebak dalam kebingungan.

Suara gemuruh yang aneh muncul lagi dari balik awan, namun tiba-tiba setelahnya petir menyambar keras ke laut, Risa yang berjalan dengan kantuk seketika tersadar penuh oleh kaget, Nouki mulai menilai heran kejadian tersebut. "Suara yang gemuruh tersebut, tidak mungkin berasal dari kilatan petir yang menyambar lebih dari kecepatan suara,, tampaknya keberadaan misteri sedang menanti di atas sana." Ucap firasat Nouki.

"Huh?..." Risa yang tidak memahami maksud jelasnya. Disaat suasana yang semakin menggelap, gempa seketika mengguncang pulau, angin kencang mendorong arah air laut membuatnya terlihat seperti sebuah pusaran dengan pulau yang berada di tengah pusarnya, Risa yang panik menggenggam erat tubuh adiknya, sementara dalam kondisi heran tersebut Nouki mendengar suara misterius memanggilnya dari belakang, itu tampak menuntun ke arah gua yang ada ditengah pulau.

Dengan tergesa Nouki membawa kakaknya dalam tarikan dan menuju ke sumber suara misterius untuk diungkap, kini mereka memasuki gua raksasa dalam gelap dan kesulitan menemukan jalan, "seharusnya—" tapi Nouki dalam kondisi tersebut melaluinya dengan enteng, bergantung dengan indranya, Nouki menavigasi keseluruhan area sekitarnya bahkan dalam pekatnya gelap.

Gua yang kini mereka telusuri mulai terlihat seperti sebuah labirin raksasa dengan tangga tanpa pintu, melewati tangga pertama, Nouki bersama kakaknya menemukan sebuah bolongan raksasa di balik dinding— sesaat kemudian dari dalam bolongan tersebut keluar suara erangan yang sangat menggangu. Mereka yang menyaksikan terdiam, namun akibatnya, muncul sesosok monster berwujud seperti gabungan dari kangguru dan burung elang, namun bukan seperti yang kalian bayangkan sekarang, karena ini adalah monster di dunia lain jadi itu sudah pasti lebih ngeri dari yang di bayangkan.

Monster tersebut kemudian melompat lurus ke arah mereka berdua dengan posisi akan mencengkeram mangsa,,, saat akan berhasil menggapai tubuhnya, Nouki dengan reflek memberikan tendangan kilat yang langsung memantulkan lompatan monster tersebut, membuatnya terhempas beberapa meter, namun sebelum sempat berpikir untuk melarikan diri, monster tersebut berdiri lagi lalu melompat dengan sangat tinggi sampai mendarat terbalik di langit-langit ruangan.

Sang monster kemudian mendorong tubuhnya dan dengan sangat cepat meluncur ke arah mereka, namun Nouki dengan cepat juga lalu memangku tubuh kakaknya dan menghindari serangan singkat tersebut,, serangan laju dari monster menyebabkan lantai retak dengan hebat.

Nouki yang berhasil mengamankan saudaranya kemudian bergerak mengitari posisi sang monster, dan ketika monster tersebut mulai memprediksi posisi Nouki selanjutnya lalu melompat lurus lagi, Nouki menghentikan langkahnya di arah depan monster tersebut, lalu dengan pengaruh gaya dorongan, Nouki kemudian memutar kaki kirinya kebelakang dan memberikan tendangan kuat yang langsung merendahkan posisi si monster.

Monster yang sekarat memaksa berdiri, namun Nouki memberikan serangan dengan tangannya, selayaknya serangan tombak yang seketika menembus tubuh monster hingga tersimbah darah, Nouki dengan tatapan emosi, mengayunkan lagi serangan tangannya yang seketika membelah dua tubuh si monster. Setelah berhasil membunuh monster, Nouki kini ternodai oleh darah, Risa terdiam memandangi adiknya, akan tetapi rasa khawatir melumpuhkan ketenangannya.

"Nou,,ki, -kun.." Risa yang dengan gelisah merasa khawatir.

Namun Nouki menghadang kakaknya, sekarang tubuhnya begitu kotor. "Berhenti di situ, kau sebaiknya tidak perlu mendekatiku yang saat ini di simbahi darah." Sembari mengalihkan pandangan dengan tidak peduli.

Namun suara erangan monster terdengar lagi 2 kali lebih keras, monster yang sama persis muncul lagi dari dalam bolongan tersebut namun dengan jumlah yang lebih banyak, memberi Nouki posisi yang tidak menguntungkan. Dalam kondisi yang sukar Nouki menarik tangan Risa, membawanya pergi dari sana, mereka terus berlari dengan Nouki yang tampak kesulitan menggiring kakaknya, hingga sampailah mereka di ujung ruangan dan menuruni tangga selanjutnya...

Nouki sembari menarik kakaknya, berlarian dengan konsisten menuruni tangga, Risa memandangi adiknya dengan tidak yakin,,, mereka kini tiba di dasar tangga tempat dimana mereka mendapati ruangan besar yang tampak lebih suram dari sebelumnya, tak terbayangkan hal apa lagi yang menanti di hadapan langkah mereka...

Risa yang berlarian mengikuti langkah adiknya mulai jatuh tersungkur, berlutut dalam rasa lelah sementara Nouki yang masih berdiri, tidak merasakan pengurasan stamina yang signifikan. Tiba-tiba ruangan di sana bergetar atap yang rapuh kemudian runtuh-rantah,, sesosok monster yang lebih mengerikan muncul lagi dengan wujud seperti naga undead (naga yang sudah mati namun menjadi mayat hidup) berdua mereka kembali terdiam dengan pemandangan aneh di hadapannya.

Monster naga dengan wujud yang setengah hancur kemudian mengeluarkan auman peringatan, sebelum kemudian matanya berbinar-binar mengerikan, monster naga itu kemudian menembakan serangan dari dalam mulutnya yang menggembung lalu mengeluarkan sebuah bola energi berwarna hijau.

Nouki dengan sigap membentuk perisai dari energi astral yang mengitari sekelilingnya, lalu menahan serangan tersebut yang kemudian meledak dengan cairan beracun yang membuat lantai ruangan membusuk dan menggelap. Nouki lalu menahan tubuhnya yang akan jatuh tersungkur dan Risa dengan khawatir menadahnya.

"Nouki-Kun!!, apa kamu masih baik-baik saja!?" erang Risa bertanya dengan khawatir.

"Diamlah!, ini adalah konsekuensi untuk menggunakan kekuatan astral, jiwaku jadi tidak seimbang." Ucap Nouki sembari menahan tubuhnya yang terus bergetar. Monster naga kemudian melebarkan sayapnya yang berkilau ungu, lalu menghempaskannya dengan sebuah tembakan energi yang terbawa angin kencang, energi yang terhempas tersebut kemudian menghancurkan barier astral yang melindungi mereka berdua, Nouki tampak tidak menduga hal tersebut akan memojokkannya.

"Monster itu!,, dia ternyata bisa menggunakan sihir!" sangka Nouki. Kini mereka telah kehilangan perlindungan dari serangan, dengan sigap Nouki menggendong tubuh kakaknya lalu melompati cairan sihir yang menjalar di bawah lantai akan tetapi monster naga mulai mengejar langkahnya dengan beterbangan di dalam ruangan yang sesak.

Monster tersebut kemudian menghadang Nouki dari depan, Nouki lalu melompat dan memberikan serangan lurus dengan kakinya, namun sekejap dalam jangkauan beberapa meter, perisai sihir muncul dan menahan serangan Nouki itu kemudian bersinar sangat terang, insting Nouki kemudian mendesaknya untuk mundur, dengan reflek Nouki melompat mundur menghindari tembakan radiasi energi tinggi yang kemudian menghantam atap ruangan, dan menyebabkannya meledak runtuh menyelimuti area sekitar dengan kabut padat.

Naga tersebut kemudian menyapu bersih seluruh kabut yang menghalangi— dari belakang Nouki kemudian membentuk pola sihir dengan rentangan tangannya lalu melepaskan sebuah gelombang energi yang menghancurkan tubuh monster naga dari dalam, seketika membuatnya tersungkur jatuh, sementara Nouki setelah menggunakan kekuatan sihir tersebut lengan kanannya menjadi mati rasa— akan tetapi monster naga yang saat tersungkur menatap ke arah Nouki dengan mata yang bersinar merah—

Seketika pola sihir muncul di bawah kakinya dan menargetkan sebuah kekuatan sihir dari monster naga yang seketika menegasi seluruh kekuatan sihir milik Nouki. Dalam sekejap seluruh kekuatan sihir Nouki di tiadakan, membuatnya jatuh tersungkur tidak sadarkan diri—

"Nouki!!," Risa yang histeris. Monster naga yang tersungkur lebih dulu kemudian bangkit kembali dengan energi sihir kegelapan yang menyinari sekujur tubuhnya dan auman keras mengguncang ruangan.. dalam kondisi yang buruk Risa maju untuk melindungi sang adik dalam pelukannya...

Dalam kondisi yang sulit— tiba-tiba muncul kesadaran misterius dari indra keenam, itu seperti terhubung ke dalam pikiran Nouki— sebuah kesadaran yang berada di luar jangkauan kesadaran realitas, itu mulai menyadarkan Nouki yang keseluruhan indranya telah melemah— Nouki kemudian membuka matanya yang berwarna merah menyala, dan monster naga kini akan menyerang mereka berdua.

Nouki lalu mengarahkan tangannya dengan sebuah pistol yang muncul secara misterius— proyeksi sihir kemudian muncul di ujung pistol lalu menyusun dua gabungan energi, Nouki lalu memberi tembakan yang sangat dahsyat dengan kecepatan tinggi, seketika menembus tubuh monster naga dan membuatnya hancur berantakan tanpa bisa lagi beregenerasi dengan kekuatan sihir kegelapan...

Nouki kembali berdiri dengan seluruh tubuh yang pulih, membuat Risa menatapi dengan tidak percaya— setelah berhasil mengalahkan Naga Undead tersebut Nouki melanjutkan langkahnya menelusuri bagian dalam labirin. Namun kakaknya yang masih khawatir mencoba mengelak keputusan adiknya.

"Nouki-Kun!, apa yang kau lakukan?, kita sebaiknya harus keluar dari tempat ini!" elak Risa.

"Kita tidak bisa sekarang,, saat ini kita telah terjebak dalam kekacauan, untuk bisa keluar dari kekacauan ini, kita harus memecahkan sebuah misteri yang tak terungkap..." Balas Nouki memberi keputusan.

"Tapi apa yang barusan terjadi—" Risa mengungkap. Namun tanpa peduli untuk mendengarkan, Nouki beranjak pergi meninggalkan kakaknya jauh di belakang, Risa yang pasrah berlari menyusul adiknya, kini mereka berdiri di atas tangga menanti apa yang mungkin akan terjadi...

—Bersambung—