Chapter 6 - Dewa Yang Terlupakan

Terbangun di sebuah dimensi misterius, langit dalam tampilan putih terang sementara pemandangan di gambarkan berupa lahan rumput luas di hiasi oleh berbagai macam bebungaan,, Nouki terbaring merenung memandangi langit aneh di atas wajahnya, untuk akhirnya berdiri memandangi sekitar.

Suasana terkesan statis tetapi terdengar seperti sebuah gemaan suara luar angkasa dalam latar belakang dimensi tersebut, Nouki bersama rasa penasaran mulai meliputi area sekitar hingga dirinya menemukan sebuah tempat peristirahatan di bawah pohon tebal, selayaknya sedang berpiknik, Nouki mulai menyandari batang pohon tersebut dan menikmati semilir angin dari pegunungan di ufuk barat.

Saturasi langit yang terlihat rendah menyisakan warna putih yang luas, Nouki berjalan diantara barisan rumput dan menemukan sebuah danau yang dapat di itari, sejenak dia memandangi bayangan dirinya di permukaan air, dirinya pun berpindah lokasi, kali ini di tepian bukit dimana Nouki menyaksikan pemandangan sepi yang tak pernah dia dapatkan di dunia nyata.

Saat akan menjelajah lebih leluasa lagi, Nouki secara misterius menemukan sesosok gadis yang tampak merenung juga, hanya saja dia sedang terduduk tenang di pinggir danau, dirinya mulai menghampiri, gadis berambut putih ciffon panjang, bertubuh langsing dengan kilauan di kulit wajahnya nampak mempesona, perlahan si gadis menegakkan kepalanya dan memandangi Nouki yang berwajah datar.

Nouki tanpa urusan berbalik pergi meninggalkan, "tunggu!" teriak si gadis. Nouki berhenti dalam posisi tegak dan melihat kembali si gadis misterius muncul tepat dihadapannya, gadis kecil– maksudku gadis yang hanya setinggi leher Nouki, memandangi dengan wajah tersipu kecil-kecilan, sekitar 10 detik gadis itu memandangi wajah Nouki secara detail, Nouki nampak jengkel wajahnya cemberut pasrah.

"Baiklah tuan putri yang misterius!,, apakah anda juga salah satu yang terjebak di dunia dengan pemandangan kelam ini?" pertanyaan Nouki.

Namun si gadis masih terdiam dengan wajah setengah takjub, Nouki merasa terkutuk oleh kecanggungan, berusaha memalingkan pandangan dari si gadis aneh, "mengagumkan.." gadis mulai berbicara secara lisan, Nouki membalikkan lagi pandangannya yang heran secara perlahan.

Sang gadis kembali berucap, "kamu makhluk fana bukan?" fana yang berati dapat rusak, hilang, mati dan tidak kekal selayaknya kita sebagai manusia, di banding harus menjawab iya/tidak, Nouki menanggapi hal lain yang mengacau pikirannya. "Mungkin kah... Kau juga terjebak di labirin kekacauan, dimana sebenarnya ini?" tanya Nouki yang muak.

"Labirin kekacauan?, Ahh," seolah mengerti. "mungkin yang dimaksud adalah Dugeon of Chaos,, jika tidak salah, konsep labirin tersebut juga terhubung ke Gap,,," ungkapnya tenang.

"Gap?" sela Nouki bingung.

"Benar,, ini adalah Gap, sumber ketiadaan segala hal. (Ucapnya mengungkap lagi,)

Aku pikir Gap itu berarti kosong dan hanya ketiadaan saja namun anehnya, aku menemukan dunia ini tercipta di dalam Gap yang bermakna kekosongan tanpa batas," heran si gadis

Karena keduanya tampak bingung, akhirnya memutuskan untuk duduk di tepi danau, dan mengungkap diri masing-masing.

"Kalau begitu boleh kah aku tau nama mu?" si gadis bertanya dengan wajah serius. Nouki yang memandang langit kemudian menanggapi, "aku punya nama yang bermakna tidak jelas, entah darimana mereka terinspirasi untuk memanggilku, Nouki Arashi." Jawab Nouki secara tidak langsung.

"Nouki Arashi..." Gadis menyahut, "aku Sia, 'Sia Delicti'.." Sapa Sia yang matanya berbinar-binar bangga.

"Sia,," celetuk Nouki— "Anehnya, tampilan dunia ini, persis dengan apa yang ada dalam mimpi ku saat masih kecil, langit putih terang tanpa awan, rerumputan luas dan angin, danau kecil, hingga pegunungan, semua itu masih ada dalam ingatan abstrak." Nouki menerangkan sesaat menikmati sensasi damai.

"Tapi taukah Nouki, jika dunia yang tercipta dari ingatan ini tidak memiliki ujung atau batasan, Gap sendiri adalah pion kekosongan,, maknanya adalah segala hal haruslah berasal dari ketiadaan." Sahut Sia yang telah akrab, nampak memiliki pengetahuan luas dalam kekosongan.

Nouki tampak menyadari kebenarannya sekarang dan menganggukkan kepala secara pelan sebagai tanda memahami, mungkin seperti mempengaruhi sifat ketiadaan, mengubahnya menjadi sebuah Dunia Ingatan dalam Gap, yang merupakan keadaan tiadanya segala hal, jurang pemisah antara kenyataan dan ketiadaan.

Sia yang sifatnya penasaran, "kalau begitu, maukah Nouki bercerita kepadaku mengenai makhluk fana– maksudku hal menarik tentang manusia?" mendengarnya, Nouki melirik dengan penasaran juga, mengapa seorang gadis yang tampak lebih fana ingin mendengar pendapatnya tentang manusia.

Nouki lalu menasehati secara filosofis, sembarinya mengalihkan pandangan yang keji. "Ada sebuah peribahasa yang berbunyi, manusia tertarik oleh tanah airnya, anjing tertarik oleh piringnya ; mereka yang berakal, luas pandangannya sedangkan mereka yang bodoh hanya memikirkan soal isi perutnya,, kalau telah kenyang mereka tidak menghendaki apa-apa lagi..."

Sia yang mendengar memandangi dengan kagum dalam diam, berdiri membanggakan pendapat Nouki. "Luar biasa!, jadi itu yang mereka sebut sebagai peribahasa!," ujar Sia.

Pada akhirnya Nouki yang terbawa suasana oleh pemandangan kelam menceritakan berbagai kiasan tentang manusia, sementara Sia menanggapi setiap skema cerita yang penuh pengamatan, setelah obrolan tersebut berlabuh cukup jauh– bagaimana Nouki menjelaskan tentang sifat manusia yang amat kompleks mencoba memahami makna eksistensi mereka sendiri, dan keluh kesah yang berakhir di kekosongan, Sia tampak sukar untuk berhenti melongo, mendengar setiap rekap cerita hidupnya.

Nouki yang tergelitik rasa khawatir memutuskan untuk berdiri memikirkan solusi agar bisa keluar dari Gap, dirinya memandang Sia dengan harapan, "nampaknya kau tahu banyak tentang tempat ini,, apakah ada kemungkinan untuk kembali ke kenyataan?," keluh Nouki.

"Anda ingin kembali!," sanggah Sia, wajahnya mulai murung.

"Bukankah kau sendiri juga yang terjebak dalam Gap,, tampaknya itu telah berlalu cukup lama.." Nouki, di kala dirinya mulai merabah air danau, dimana itu seperti terselubung dalam ingatannya langsung.

"Aku tidak merasa telah menjebak diri dalam Gap,,, aku hanya,, sekedar menyendiri." Sia seperti memberi makna yang mendalam akan kebenaran dirinya yang belum terungkap, Nouki yang mendengarnya mencoba menelusuri pengertiannya. "Menyendiri?" lirih si Nouki.

Sia akhirnya mengungkap, "manusia memanggilku sebagai, Dewi Keburukan,,, aku tidak terlalu berperan besar dalam apa yang dewa lain kehendaki,, lalu memutuskan untuk mengasingkan diri dalam kehampaan dan kekecewaan." Sia yang memberi alasan, memilih jalan yang berat untuk merelakan.

"Ucapan mu nampak tidak benar seperti Gap ini,, tapi aku mengakui itu bukanlah jalan yang buruk,, lagi pula, dua sifat rangkap tidak selalu sejalan satu sama lain..." Nouki bersama Sia mulai mengitari gunung tanpa makna, selagi mereka mengamati sebuah pemandangan bola melingkar berwarna amat gelap muncul dari balik awan.

"Tentu aku bisa membantumu keluar dari sini,, tapi apa langkah anda selanjutnya?" tanya Sia seperti seorang pengawal.

"Aku harus memenuhi apa yang telah ku kehendaki, meski itu masih jauh dari kata terwujud,, keluar dari cengkeraman keironian dan memutuskan nasibku sendiri." Balas Nouki membuat Sia tidak dapat menyangkal lagi, kali ini dirinya mulai merasa takjub seperti sebuah harapan hidup yang perlu untuk diartikan, dia mulai tertarik akan destinasi Nouki.

"Tentu,, jika itu balasanmu setelah bertemu dengan ku– biar ku beritahu satu hal mengenai Gap, untuk kembali ke keadaan semula, sebuah eksistensi harus di wujudkan dari ketiadaan," ujar Sia, tampaknya kecewa ditinggalkan.

"Jika engkau adalah Gap, maka Gap adalah kau... Analogi tersebut adalah satu gagasan yang sama,, jika Nouki adalah Gap itu sendiri maka keduanya adalah kehendak yang sama..." Balas Sia secara rinci dalam kata yang berintikan teori metafisika, sembari dia memutar-mutarkan telunjuk jarinya saat berpikir.

"Di wujudkan, dari ketiadaan,, seperti itukah Gap.. Persis seperti itu saat aku tiba di sini.." Nouki akhirnya memahami lebih mendalam sebagai ketidaksadaran kolektif— setelah mencoba reka ulang dalam pikirannya dia kini membuat sebuah fenomena, Kelahiran Independen, dimana Nouki mulai memudar bersama Dunia Ingatan dan perlahan menghilang dari dalam Gap—

Nouki sekarang membuka matanya yang telah sadar, kembali lagi dirinya menyandar di antara bebatuan dalam ruang gua bawah tanah, kini artefak yang berada dalam genggamannya memancarkan cahaya yang memberi arahan melalui empati keduanya. Nouki mencoba mengikuti arahan tersebut tanpa khawatir hingga dia kini berjalan melewati banyak terowongan dalam gua labirin.

Dengan perlahan meraba butiran pasir di bawah kakinya sampai itu menampakkan sebuah garis membentuk pola mantra sihir, kini mulai bercahaya dan melingkar mengitari sebuah gundukan batu di hadapannya, Nouki secara perlahan menyesuaikan posisi letak artefak di atas gundukan batu tersebut yang mulai berubah menjadi secercah energi.

Dikala bercahaya lebar, pancaran energi dalam sekala partikel mulai beterbangan di antara jarak 2 meter dari pusat gundukan batu, itu kemudian membuka sebuah jalan turun dengan tangga yang kemudian Nouki turuni—

"Itu seperti keputusan yang nyata, tapi mengapa sang Dewi Keburukan harus mengikuti langkah makhluk fana?" heran sebuah suara seorang wanita misterius, yang menggema dalam kekosongan di Gap mendengar keputusan dari Dewi Sia.

"Apakah ujaran ku salah?, karena aku sendiri perwujudan keburukan?,, adalah keputusanku sendiri untuk bersama dengan Nouki, mempelajari sebuah makna eksistensi, itu adalah pemahaman yang masih para dewa pelajari dari dulu."

Mendengarnya, suara misterius menggema lagi kali ini memberi sebuah nasihat pada Sia, "baiklah, aku bisa langsung memahami keputusanmu, aku sendiri tahu segala hubungan dari suatu sifat,,, namun dirimu pasti tahu sendiri konsekuensi dari keputusan tersebut.. Kau akan di tempatkan pada ranah yang sama dengan makhluk fana..."

Sia mengangguk setuju, kini wujudnya mulai bersinar memberikan harapan selagi suara dari Dewa yang misterius mengawalnya untuk pergi, mereka kini menjadi sebagai mitra yang serasi—

Sekali lagi dia berjalan melewati lorong yang di hiasi obor, bercahaya diantara tiang pancang memberi kesan seperti sebuah jalan sambutan dari misteri. Sesaat tiba di ujung lorong, Nouki kembali mendapati ruang penjara bawah tanah, hanya saja kali ini lebih luas dan tampil terstruktur dengan gaya-gaya kuno.

Di hadapannya terdapat sebuah peti yang tersegel oleh ukiran mantra sihir tidak aktif dan sebuah pintu raksasa di baliknya, Nouki nampak penasaran, pikirannya baru saja dari kekosongan, sebelum melangkah lebih maju ke dekat peti dirinya kembali mendeteksi aktivitas sihir, serentetan pola sihir muncul dan memanggil beberapa jenis monster labirin.

Serangan bola api yang bertubi-tubi menyerang ke berbagai arah membakar dengan suhu lebih dari 5000°C,, tanah yang berguncang hebat meretakkan tembok dan menciptakan Vibrasi tinggi yang mengganggu aliran darah ke otak, kikisan angin yang membelah partikel kecil dan mengacaukan gaya vektor,, Nouki menahan setiap serangan elemen ekstrem tersebut dengan barier sihir.

Tiga monster elemen menghambat Nouki dengan kekuatan sihir yang terkutuk sementara beberapa undead dan monster slime menyerang secara langsung, Nouki yang meneleaah konsep sihir secara mendalam mencoba untuk mengkombinasikan beberapa data informasi dengan Decode, Nouki lalu membuka matanya yang bersinar dengan kekuatan sihir, seketika wujud monster di hadapannya mulai bersinar merah dan seketika melebur menjadi debu di udara.

Nouki dengan gaya kemudian menggenggam dua buah pistol di tangannya, menembak secara acuh tak acuh, tembakan energi sihir dengan daya ledak yang sangat besar, itu menembus prisai sihir para monster dan membinasakannya dalam sekejap, namun dari kejauhan salah satu monster dengan kekuatan sihir menciptakan mantra pemanggilan, Nouki kembali di kerumuni berbagai makhluk sihir dan monster labirin.

Sejenak dirinya berhenti di tengah kerumunan monster, Aura sihir kini bangkit dalam dirinya mengungkap sebuah kekuatan misterius, Nouki yang tubuhnya di lapisi energi sihir dapat bergerak dengan sangat cepat berpindah-pindah posisi untuk menembak, kemampuan tersebut terkombinasikan dengan Akselerasi Persepsi, dimana otaknya mulai berpikir 1000 kali lebih cepat seperti kamera yang memotret ratusan bingkai dalam sekian detik.

Tembakan tak terbatas melenyapkan seluruh monster yang menghalangi pandangannya, Nouki langsung berhadapan dengan monster pemanggil, mengulurkan tangannya yang memancarkan pola sihir dan sekejap menghancurkan wujud monster menjadi debu—

Ruang bawah tanah yang mewah kini berantakan dalam kekacauan, Nouki mendekati peti misterius dengan ukiran sihir yang kini menyala, seolah aktif, tiba-tiba kekuatan sihir yang berupa gelombang energi keluar dari dalam peti,, itu seketika membuat Nouki bertekuk lutut karena organ vitalnya yang cedera dalam.

Penutup peti mulai berubah menjadi abu dan sesosok monster dengan rupa seperti tengkorak manusia berwarna merah dan mata menyala, berdiri dari posisi tidurnya, itu menatap rendah ke arah Nouki yang saat ini berlutut kesakitan, Nouki yang menahan pedih menatap si monster menggunakan kemampuan analisisnya yang akurat.

[Callus | Undead King]

[Level : 1000]

[Umur : 800 Tahun]

[Sihir : Pelengkungan]

[Kekuatan sihir : 9999]

[Ketahanan sihir : 9999]

[Mana sihir : 9999]

[Identifikasi : Kacau]

"Monster dengan level 1000?, apa-apaan ini!" gumam Nouki, dia kemudian mulai menyerang raja undead menggunakan tendangan kosong, tapi percuma!, itu dapat tembus selayaknya menyerang angin karena kemampuannya yang dapat mengubah tingkat kepadatan wujudnya. Namun wujud itu tidak berhamburan seperti zat cair ataupun gas karena dapat mengendalikan struktur materi yang menyusunnya.

Nouki yang kesulitan menangani kemampuan sihir raja undead memutuskan mundur menjauh, ya lalu mewujudkan pola sihir untuk penyerangan jarak jauh namun seketika itu di lenyapkan oleh kekuatan raja undead yang melingkupi keseluruhan ruangan labirin.

Raja undead yang mengepalkan tangannya kemudian tubuhnya bercahaya oleh aura sihir jahat, tatapan darinya membuat pandangan Nouki di bawah ke bidang kegelapan. Nouki yang meskipun telah di segel kedalam kegelapan berhasil keluar setelah mempergunakan kemampuan yang sama untuk mengambil alih kekuatan kegelapan dengan Warp.

Lagi dia mulai mengakses Decode, simulasi data yang berupa teks informasi mulai berjejeran, setelah menguraikan kombinasi data, dirinya mulai berhadapan lagi dengan raja undead yang tak pernah berubah posisi berdirinya. Kali ini raja undead yang memberinya serangan melalui sebuah kubus energi yang seketika memerangkap Nouki dari dalam. Itu mulai menyusut ke titik nol dimensi, menekan Nouki dari dalam.

Namun secara sempat Nouki berpindah posisi ke luar kubus dan bergerak mengelabui persepsi raja undead, sembari menembakkan gelombang sihir di berbagai arah, raja undead pun menunjukkan lagi kekuatan matanya yang dapat membaca perubahan arah pada gaya vektor dan dapat menebak posisi Nouki selayaknya seorang peramal.

Raja undead kemudian menciptakan pancaran gelombang yang dapat memperlambat waktu hingga terlihat seperti tidak bergerak sama sekali lalu menciptakan wujud pedang dari kekacauan, Nouki yang nampak terbeku dalam waktu terkena serangan dari pedang si raja undead dan seketika membalikkan kecepatan waktu.

Nouki dalam posisi baru sadar tidak dapat mengendalikan tubuh dan kekuatan sihirnya, kekuatan pedang milik raja undead mengandung konsep kekacauan di dalamnya, itupun merasuki tubuh Nouki dengan berbagai kekacauan dan bahkan mengacau jiwanya. Pikirannya mulai di banjiri kegilaan, menciptakan sensasi terjebak dalam kebimbangan tanpa batas.

Kesadarannya mulai melebur dengan tubuh yang seketika menghilang dari hadapan raja undead— semuanya tampak gelap berlapis gulita, kesadaran perlahan menjelas dan kini membuka mata, Nouki mendapati dirinya terbangun dalam ruang gelap bersama seorang gadis yang berlutut pasrah memandanginya.

Itu adalah Sia Delicti si Dewi Keburukan, tampaknya begitu khawatir sampai mengirim Nouki ke dalam sebuah dimensi bawaan, Nouki yang kembali ke kesadaran bangun dengan keheranan, bukan hanya karena dirinya yang terbawa lagi ke suatu dimensi, tapi juga Dewi Sia yang tiba-tiba bertemu dengannya kembali.

"Sia?,,, apakah aku mati lagi?" herannya, yang kemudian berdiri memandang sekeliling, "dimana ini? apakah ini adalah Gap?"

Sia yang antusias karena Nouki mulai pulih kemudian menjawab, "ini dimensi bawaan yang aku gunakan untuk menyelamatkan mu, apa rencanamu sekarang?" Nouki tampak walah membuat keputusan hingga dirinya harus bertanya lagi kepada Sia.

"terasa seperti aku tidak bisa melanjutkan pertarungan tersebut,, Raja Undead juga punya kemampuan Warp dan akan sulit untuk menyainginya, karena metode kemampuan tersebut cukup kompleks." Nouki mulai memikirkan lagi, di dimensi yang kosong tanpa ada masalah, terasa bimbang akan keputusan.

"Maafkan aku, Nouki. Tapi kita tidak bisa bersembunyi sekarang," balas Sia. Setelah mengucap nasihat tersebut, raja undead muncul ke dalam dimensi bawaannya mendesak Nouki untuk bertarung melawan perwujudan kekacauan.

"Jika memang itu yang dia mau, kita bertarung di sini, di dimensi lain lagi!" seru Nouki. Matanya kembali bersinar dan tubuhnya kembali mengeluarkan aura sihir. Raja undead pun mengeluarkan pedang kekacauan lagi dan menyerang dengan kecepatan yang menyembunyikan wujudnya.

"Sebaiknya tidak perlu menangkis serangan pedang miliknya." Sia menyarankan. Nouki lalu menutup mata, membaca setiap perubahan struktur informasi yang tercakup dalam dimensi tersebut, secara santai menghindari ayunan pedang kekacauan dan menangkap genggaman pedang milik raja undead, meski kini raja undead menggunakan kemampuan memperlambat waktu,

Itu sudah tidak berpengaruh, "percuma!" sorak Nouki. Dia kemudian menghancurkan pedang milik raja undead menggunakan tangannya seketika membuat dimensi bergetar akan luapan kekacauan, raja undead yang heran sampai mundur.

Namun Nouki yang kini membuka mata dengan kekuatan sihir, menyebutnya "Eye of Sacrifice", menatap Raja Undead hingga pikirannya terpatahkan dari keinginan, membuat tubuhnya berhenti bergerak.

Dengan menggunakan kekuatan Warp yang kompleks Nouki mewujudkan bentuk pikirannya ke dalam realitas menciptakan berbagai kemampuan yang hanya di batasi oleh imajinasi, dirinya memunculkan lima buah pedang, melayang di sekitarnya lalu di luncurkan cepat ke arah Raja Undead yang terbeku oleh Kendali pikiran.

Raja Undead yang meski sempat menciptakan barier dari sihir dapat di tembus oleh serangan pedang milik Nouki, itu kini menancap di tubuhnya membuat sang raja mayat hidup bertekuk lutut, Nouki dengan sekejap muncul di hadapannya mengulurkan tangan sembarinya menggunakan sihir yang dapat mengubah Raja Undead menjadi abu bercahaya lalu di telan oleh kekuatannya.

...

Dimensi tempatnya berpijak memudar dan membawa mereka kembali ke ruang labirin, suasana yang campur aduk mereda dalam bayang kegelapan, kesunyian menepati keseluruhan ruangan bekas pertempuran sihir.

Sia yang melihat Nouki dihadapannya menghampiri karena khawatir, dia terlihat begitu mengagumi tekad seorang manusia fana. Nouki yang matanya di penuhi kekuatan sihir terkutuk menatap mata Sia yang mendalam namun seketika momen kagum yang tergambarkan di wajahnya sirna, tergantikan oleh ukiran kengerian.

Sia saat itu juga kehilangan keseimbangan tubuhnya, pikirannya menjadi susut termakan oleh ketakutan. Nouki secara pelan menadah tubuh gadis yang hampir kehilangan moral, sebelum menjadikannya lebih buruk, Nouki menyegel kekuatan mata tersebut membuatnya berganti ke mata merah biasa.

"Apa ini!– kekuatan kutukan dari kengerian!, ada apa dengan tatapan itu!–" gertak Sia. Wajahnya menjadi pucat, keringatnya mulai kedinginan dan matanya bergetar. Butuh beberapa menit untuknya memulihkan pikiran.

Nouki memandang heran ke Sia, matanya seperti menampilkan empati yang mendefinisi, setelah keduanya cukup sanggup memahami kondisi satu sama lain, akhirnya kembali melanjutkan destinasi. Nouki yang saat itu telah berjuang mengadu kekuatan sihir mendapatkan sebuah artefak dari Raja Undead yang binasa, sebuah artefak cincin pengendali kutukan bersinar pancar ketika digunakannya.

"Apa yang kira-kira akan Nouki perbuat menggunakan kekuatan kutukan?" suara Sia bergetar. Tubuhnya masih terasa bergidik, terlihat memprihatinkan.

"Ada banyak yang bisa kita coba– sekarang adalah saatnya menelusuri ruang lingkup kekacauan." Selayaknya mengajukan instruksi, Nouki kembali berhadapan dengan tujuan, Sia yang kini ikut bersama tekadnya mulai menerima bimbingan.

Sembarinya Sia mengungkap. "Dalam labirin, makhluk-makhluk yang kita hadapi secara langsung, adalah wujud dari kekacauan. Dulunya penyihir, karena merasa dunia labirin kekacauan adalah kutukan dari dewa, akhirnya membuat keputusan untuk menyegel Gerbang Portal menuju Dugeon of Chaos."

"Dan mereka mengubur gerbang portal pada tempat yang antah-berantah." Ujar balik dari Nouki, dia telah membaca secara terjemah sebuah ukiran kuno di tembok dinding depannya, Sia mengangguk benar, pintu jalan ke ruang bawah selanjutnya telah mereka temukan.

Mendapati ruang selanjutnya, suasana sunyi menjadi sensasi,, tapi bisa saja seperti sungai yang tenang menghanyutkan. Kemudian untuk melepas lelah, akhirnya berhenti di peristirahatan sementara, memacu pemikiran untuk langkah selanjutnya. Nouki duduk bersandar di balik tembok sambil menciptakan api pencahayaan.

"Jadi!, Sia yang adalah seorang dewi, akan benar-benar mengikuti setiap langkahku selanjutnya. Apa kau punya alasan khusus untuk menentang kehendakmu sebagai seorang Dewa?" seru Nouki.

Sia menjawab tapi ekspresinya canggung. "Memang benar aku ingin mengikuti mu mulai sekarang, tapi saat ini aku bukan lagi seorang dewa. Dewi Nasib telah mencabut kehendaku."

"Begitu alasannya..." Nouki. Dirinya sesudah itu berdiri dan mengaktifkan kekuatan artefak di jarinya, sekejap tanpa dugaan, corak sihir bercahaya terbentuk di lantai.

Memusatkan dua kekuatan sihir pada satu bentuk, ia menggabungkan struktur materi ketiadaan menciptakan wujud dari pengaruh entropi tinggi ke keacakan rendah, dari kemampuan Warp mewujudkan konsep imajiner menjadi struktur informasi baru– partikel bercahaya mulai berputar-putar di atas pola sihirnya dan membentuk tubuh sempurna dari seorang gadis.

Tubuh yang baru jadi kini dirasuki oleh jiwa yang telah di buat ulang oleh kekuatan kutukan dan pelengkungan realitas, memberinya berkah dengan kekuatan sihir kehidupan dan pikiran, Nouki memandang kagum sebuah maha karya dari kekuatan gelapnya, ia tampak menghidupkan kembali eksistensi yang telah tiada. Kiyomi Gura kini telah bangkit ke tubuh baru sebagai ciptaan kekuatan Nouki.

Sejenak gadis yang baru berpulang dari alam baka menatapnya dengan mata ungu bersinar terang, mengucapkan kata sambutan dalam melodi lembut menyebutkan namanya. "Nouki–Kun..." setelah melirih, Kiyomi kemudian berdiri memeluknya dalam tubuh telanjang bulat. Sia yang memandangi tersentak heran memperlihatkan ekspresi tidak setuju.

"Ini aneh, seharusnya sudah berakhir, aku telah melihat semua penyesalanku sebelumnya." Kiyomi yang berwajah sedih lalu kembali meringkuk, merasakan kembali sensasi kedinginan di dunia.

Sementara Nouki yang dingin ekspresinya mulai memintai pendapat ciptaanya. "Kini kau telah kembali bangkit ke dunia lain dan atas kekuatan dari dunia lain itu sendiri, tapi, kau juga punya 2 jalan keputusan sekarang, memilih sendiri nasibmu atau mengikuti ku mewujudkan pembalasan."

Kiyomi pun memberinya tatapan pilu, wajahnya menampakkan kebingungan. "Mengapa?,,," ucap wajahnya yang heran menyedihkan. Namun Nouki tanpa menanggapi hanya memberinya pilihan sendiri.

Kiyomi merendahkan kepala sebagai tanda ragu. "Biarkan aku ikut denganmu.." Namun akhirnya setuju, Nouki kemudian menjentikkan jari membuat secercah energi kegelapan mulai mengitari tubuh Kiyomi, menciptakan pakaian penutup dan jubah hitam menyatu dalam kegelapan.

Nouki memperkenalkan sihir kegelapan padanya yang kini menjadi kekuatan ciptaannya, Kiyomi yang merendahkan muka dihadapan Nouki menjadikan diri sebagai pengikutnya, pemilik kehidupannya dan Nouki dengan bangga membenarkan hal tersebut. Kini mereka bersatu menggapai tujuan.

Dalam labirin yang di selimuti kegelapan ketiga makhluk fana menjelajah dia antara susunan tangga, menemukan berbagai ruang bawah tanah berliku-liku, dalam labirin terdapat perangkap sihir yang dapat memanggil berbagai wujud monster kekacauan.

Setiap monster yang mendiaminya memiliki kekuatan dan kemampuan yang menentang batasan konsep labirin, umur dari labirin di ketahui lebih dari 800 tahun dan telah di segel pada beberapa abad lalu.

Dunia labirin sendiri membentang luas tak terbatas dengan hanya perairan yang juga mengandung berbagai monster di dasarnya, langit gelap dalam dunia labirin tersebut di huni oleh berbagai misteri. Nouki memutuskan untuk mengungkap misteri tersebut yang di asumsikannya sebagai jalan keluar, seolah menembus atmosfer sebagai pembatas ruang angkasa.

Namun di awal mereka menggali berbagai kemungkinan dalam labirin sebagai media untuk memperoleh kekuatan besar. Ketiganya yang melanjutkan penggalian tersebut, menempati lagi sebuah ruang tempat memainkan berbagai teka-teki. Kiyomi yang memilih takdirnya sendiri tampak terkesan akan kemampuan sihir kegelapan, itu bukanlah hal buruk yang dimilikinya.

Dia memandang kekuatan gelap sebagai berkah yang memberinya tujuan hidup, dia yang saat ini memulai pembelajaran spiritual menguasai kekuatan gelap mendapat berbagai kelebihan akan kekuatannya. Dalam tekad hatinya, merasa akhirnya bisa melindungi seorang yang dirinya suka ; Nouki.

Sihir kegelapan kini membuatnya dapat menciptakan berbagai objek gelap dari material misterius, menggunakannya sebagai senjata penghancur yang dapat memasukkan sihir ke dalamnya, Kiyomi yang mempertaruhkan diri untuk tuan barunya menunjukkan berbagai hal mengesankan akan kekuatannya yang dapat seperti menciptakan sebuah penghalang dari kegelapan. Menjebak objek yang mencoba mengelabuinya, dan berpindah tempat melalui penghalang kegelapan selayaknya sebuah portal.

Monster berwujud astral sekarang menyerang mereka, tampak seperti sebuah energi cahaya berwarna ungu yang dapat menembus berbagai objek fisik di hadapannya, Kiyomi melawan makhluk-makhluk astral tersebut dengan menjebak wujudnya ke dalam bayang-bayangan ruangan seperti menciptakan interaksi bertentangan dari kegelapan.

Dirinya juga dapat menciptakan proyeksi energi sihir tanpa rapalan, menciptakan objek bulat yang dapat terbang seperti sebuah kekuatan materikinesis membuatnya dapat menyerang dari berbagai jarak.

Indranya kini dapat terhubung ke hampir seluruh ruangan, menavigasinya melalui sumber kegelapan, dan saat menyerang makhluk bertubuh raksasa dan memiliki banyak duri di punggungnya, dia memecah-mecah wujudnya menjadi abu bayangan yang berpindah-pindah arah dalam sekian detik.

Bahkan merasuki tubuh monster dan menghancurkannya dari dalam secara instan, kekuatan fisik ataupun sihir tidak berkesan pada wujud kekuatannya yang imaterial, Kiyomi menciptakan senjata dari bayangan berupa pedang, bergerak dengan kecepatan bayangan. (secara teori dapat menyeimbangi kecepatan cahaya)

Mereka secara cepat dapat menyelesaikan penjelajahan ruangan kali ini, Nouki mulai menyusun strategi selanjutnya, tampak yakin dirinya akan bisa menyelamatkan kakak perempuannya yang menjegkelkan, Dia kini menggunakan kekuatannya untuk menganalisis seluruh tingkat labirin, menemukan sebuah titik semu yang lemah meyakini itu adalah kakaknya terjebak, dan kini membawa bantuan dari ketidakpastian...

—Bersambung—