Arin dan Mira tak berani mengganggu Nima saat ini karena aura yang keluar dari tubuhnya tak biasa dan terlihat sedang tidak baik-baik saja, sepertinya ia kesal dengan apa yang baru saja dilihatnya. Sang wanita pun berterima kasih pada mereka, kemudian Arin dan Mira memintanya untuk segera kembali ke desa dan berhati-hati untuk kedepannya.
Karena akan berbahaya kedepannya jika ia masih berada disini, Nima dan dua
rekannya akan bertarung dengan para iblis yang sudah menyebabkan daerah sekitar terpapar racun, membunuh para iblis sampai akar-akarnya, mereka akan membunuh semuanya sampai tak bersisa.
Setelah kejadian itu Nima menyimpan amarahnya sendiri hanya untuk ia lampiaskan pada para iblis, mereka segera kembali pada tujuan semula menuju pusat hutan gelap tempat para iblis-iblis itu berada. Iblis-iblis rendahan mulai mencegat mereka dengan jumlah yang tidak sedikit, pertarungan pun tak terelakkan bagi mereka semua. Suara bising pedang bersahutan tanpa jeda selama para iblis itu masih ada.
"Jurus Pedang Bulan Bentuk Kedua, Cahaya Langit Malam"
Wuuush…wussh..wuuush..
Craaaaat..
Dengan Gerakan yang cepat dan indah, tepat di bawah cahaya bulan, katananya memantulkan cahaya bulan ke segala arah saat Arin melancarkan jurusnya. Ia terlihat mempesona saat menebas iblis-iblis itu menggunakan katana berlian pemberian Nima.
Lima ekor iblis mati seketika di depan
Arin. Darah iblis itu mencuat muncrat dimana-mana, sedangkan Arin yang sedari tadi fokus dengan jurusnya menoleh ke arah Nima mencoba menggoda. Seolah mengatakan "ayo coba, aku ingin melihatnya!".
"(Sepertinya aku bisa membaca pikirannya dari sorot matanya itu. Sial, maniak skill sekali memang wanita satu ini)"
"Jurus Panah Bentuk Pertama, Panah Api Penyucian"
Mira dari arah belakang kami, dengan jarak yang cukup jauh melesatkan anak panahnya, panah aura yang terbentuk akibat sihir dari Mira. Anak panah yang melesat sungguh luar biasa, sangat cepat seperti peluru yang ditembakkan dari senjata api. Belum lagi ditambah sihir api yang digunakannya, sehingga membuat anak-anak panah itu dikelilingi kobaran api yang sangat panas.
Walapun dari jauh, suhu panas anak panahnya cukup terasa dari posisi kami. Anggun sekali saat ia melepaskan anak panah itu.
"(Ah, mempesona..)"
Sepertinya hal baik jika mengajaknya bergabung dengan kami untuk kedepannya. Apalagi kami tidak mempunyai penyerang jarak jauh seperti Mira.
"(Aku ingin sekaliiiii)"
Iblis-iblis yang mencoba menghalangi sudah kami bereskan, untuk sementara jalur kami aman dari para iblis itu. Namun kedepannya sepertinya akan sulit karena semakin dalam kita masuk ke bangunan penguasa para iblis itu maka penjagaannya juga semakin ketat. Artinya akan ada lebih
banyak iblis disana.
Apapun yang terjadi kami tidak punya pilihan lain selain memberantas semuanya agar wilayah ini bisa ditinggali oleh para
elf kembali.
"sepertinya yang disini sudah selesai" Arin membuka percakapan di tengah situasi yang sunyi, gelap dan mencekam itu.
"ayo lanjut kedalam, Nima" Mira menambahkan, wajahnya terlihat tegang sama seperti Arin.
Nima mengangguk mengiyakan.
Kami langsung menerobos masuk lebih dalam ke hutan dan wilayah iblis itu dengan cepat namun sambil tetap berhati-hati dengan lingkungan sekitar. Pertarungan di dalam semakin tak terelakkan, banyak sekali iblis-iblis yang muncul karena mengetahui kedatangan kami.
Diantara mereka ada iblis yang cukup kuat diantara iblis lainnya, mungkin sekelas komandan pasukan jika kita ibaratkan dengan tingkatan. Ada lima diantaranya yang mencoba menghadang kami, namun Mira masih berada di belakang cukup jauh dari kami jadi posisinya tidak mereka sadari.
"Pernapasan Busur Angin, Jurus Panah Bentuk Kedua, Anak Panah Sunyi"
Wuuush…
Dari arah belakang yang cukup jauh itu Mira melepaskan anak panahnya yang sangat cepat, kuat dan hampir tidak mengeluarkan suara.
Duarrrr..
Salah satu diantara komandan iblis itu kehilangan kepalanya karena hancur terkena panah Mira, sekarang jumlah mereka berkurang satu. Sehingga aku dan Arin menghadapi masing-masing dua iblis komandan lainnya. Mira tetap membantu kami dari arah belakang sambil membereskan iblis-iblis keroco lainnya.
Serangannya sangat tidak bisa ditebak dan sunyi. Pengalamannya dalam memanah sepertinya sudah sangat luar biasa. Aku masih saja kagum dengan permainan busurnya, ketika beberapa iblis yang ingin bermain curang dan mengeroyokku tiba-tiba mati terkena panahnya Mira, maka aku akan merasa menjadi manusia paling diperhatikan di dunia. Hehe.
"Menghadapi keroco-keroconya saja sudah sangat merepotkan, sekarang malah ditambah komandannya datang begini, ngerepotin aja kampret!!"
Nima mengeluarkan keluh kesahnya yang ia tahan dari awal datang karena banyaknya iblis di daerah ini sejak awal mereka datang.
"huh..huh..napasku berat sekali karena jumlah mereka banyak, aku jadi terlalu banyak bergerak mengeluarkan stamina yang berlebihan" Arin nampak khawatir dengan pertarungan ini kedepannya.
Nima dan Arin terpisah cukup jauh satu sama lain karena para komandan iblis menyerang mereka berdua dengan liar. Mereka jadi bertarung masing-masing dan tidak bisa saling membantu.
"sial aku terpisah dengan Arin, huuuuuuft"
"Pernapasan Pelangi, Pedang Cahaya Bentuk Keempat, Darah Iblis Merah Membara"
Zraaaaash..
Zrash zrashh zrash zrash zrash….
Teknik pedangnya membantai puluhan iblis-iblis lemah yang berada di sekelilingnya sekaligus dengan cepat dan kejam, Tebasan merah darah yang terlihat sangat menyeramkan dan membentuk oktagram itu banyak menumpahkan korban jiwa di pihak para iblis. Setelah iblis lemah sedikit
berkurang, Nima langsung menerjang dua komandan iblis yang berada di dekatnya.
Namun arah serangan Nima bisa dibelokkan oleh komandan iblis itu, pertarungan dua lawan satu yang terjadi sangat sengit. Dua iblis kuat itu menerjang Nima dengan ganas dan liar. Serangannya begitu berat dan cepat. Nima kesulitan menghindari dan menangkis serangan mereka.
Lengannya terkena serangan pedang dari komandan itu, namun hanya menyerempet sedikit saja dan lukanya tidak dalam. Beruntungnya.
Ditengah situasi yang cukup tidak menguntungkannya itu, Nima mencoba mencari celah dan berniat mengubah arah serangan salah satu iblis itu dengan tekniknya.
Meskipun begitu, tidak mudah baginya untuk terus fokus dan bertahan karena membayangkan Arin yang sedang bertarung sendirian. Ia saja kesulitan, apalagi Arin jika bertarung dengan dua komandan sekaligus. Tapi ditengah pertarungan ia menyadari sesuatu, karena Mira tidak membantunya sepertinya Mira membantu Arin di sisi pertarungan yang lain.
Dengan pikirannya yang sudah sedikit tenang, ia mulai kembali memfokuskan diri untuk membuka celah dan menyerang balik dua iblis itu. Nima menggunakan segala cara untuk mengecoh keduanya, namun kerjasama kedua iblis itu sangat baik sehingga sulit baginya untuk masuk
menyerang. Tapi ketika kedua iblis itu menyerang bersamaan, salah satu serangannya berhasil Nima tahan dan iblis itu pun goyah untuk sesaat.
"Pernapasan Pelangi, Pedang Cahaya Bentuk Kelima, Kilat Kuning Cahaya"
Dengan teknik yang super cepat diantara Teknik Pernapasan Pelangi Pedang Cahaya lainnya, ia menebas salah satu iblis itu dan memisahkan keduanya dengan tebasan cepat yang terlihat seperti kilatan. Salah satu iblis yang tadi sempat goyah sesaat itu terkena serangan dan nampak terluka, dengan tak memberikan kesempatan pada iblis itu, Nima langsung menerjangnya lagi dengan cepat dan menyerangnya dengan kuat.
Apakah yang akan terjadi selanjutnya?