Chereads / Overpower di Dunia Lain / Chapter 26 - Pertarungan Di Hutan Elf (Bagian 4)

Chapter 26 - Pertarungan Di Hutan Elf (Bagian 4)

"Pernapasan Petir, Jurus Pedang Petir, Bentuk Pertama, Kilatan Cahaya Putih"

Dengan pergerakan super cepat, Arin menghantam iblis kecil itu dan berusaha keras membelahnya. Pergerakannya tak bisa di ikuti oleh mata, sangat cepat layaknya kilat menebas iblis itu.

Iblis itu tak bisa melihat pergerakan Arin yang super cepat sehingga ia terkena tebasan Arin walau tak begitu menimbulkan luka yang cukup parah karena ketahanannya yang sangat kuat.

Mengetahui serangannya hanya menimbulkan luka kecil dan tidak cukup untuk menebasnya, ia sedikit kesal dan

langsung kembali membantu Mira karena Nima sudah datang ke arahnya untuk kembali menghadapi iblis kecil itu.

"Pernapasan Busur Api, Jurus Panah Bentuk Ketiga, Amarah Phoenix"

Tanpa menyia-nyiakan kesempatan yang datang, dari arah belakang Mira langsung menyerang, melesatkan anak panahnya pada Si Besar yang berkobar api dan berbentuk layaknya seekor burung phoenix dengan kekuatan yang dahsyat.

Iblis besar itu pun kehilangan tubuh atas bagian kanannya, tetapi ia masih berusaha melawan dengan gigih sambil bersimbah darah di tubuhnya. Ia melesat dengan cepat ke arah Mira dengan segenap kemampuannya, angin yang ditimbulkan oleh pergerakannya cukup kencang terasa oleh Mira.

Mira mulai berlari menghindar dan menjaga

jarak dengan Si Besar. Arin yang sudah tiba lagsung menyerang si besar dari samping tanpa ia sadari karena hanya fokus mengejar Mira.

"Jurus Pedang Bulan, Bentuk Keempat, Puncak Bulan Purnama"

Serangan pedangnya mengalir seperti air dan sangat cepat menebas tubuh iblis itu dari samping, pergerakannya terlihat lembut dan cepat membelah tangan kanan Si Besar.

Mengetahui tangannya hilang satu, Si Besar mulai marah dan menerjang Arin dari arah depan. Dengan kuda-kuda yang kokoh Arin sudah bersiap menerima serangan Si Besar. Serangan tebasan menyamping dari atas ke bawah pun dilakukan iblis itu, namun Arin berhasil membelokkan arah serangannya.

"(gilak, walaupun tangannya tinggal satu tapi keseimbangan tubuhnya masih bagus sekali, dan juga serangannya sangat berat)"

Arin berpikir untuk melakukan serangan pada langkah selanjutnya.

Namun iblis itu seolah mengetahui jalan pikirannya, ia langsung berputar mengayunkan kapaknya dan melompat mundur. Arin tak berpikir panjang dan langsung menerjangnya,

"(ini merupakan Teknik pernapasan dan Teknik pedang terkuat yang kumiliki saat ini, setelah menggunakannya aku tidak akan bisa bergerak untuk sementara, tapi aku tidak punya pilihan lain karena hanya inilah kesempatan untuk memenggal kepala iblis itu dari jarak sedekat ini, aku tidak yakin apakah kesempatan seperti ini akan ada lagi)"

"Pernapasan Petir, Jurus Pedang Petir Bentuk Kedua, Gemuruh Guntur Dewa"

Duaaarrrrrrr…

Srrrtt srrttt srrtt..

Arin melaju dengan cepat menebas leher Si Besar dan menimbulkan suara seperti Guntur di langit yang menggelegar, tubuhnya diselimuti aliran listrik yang luar biasa. Auranya berwarna putih keemasan, warna rambutnya berubah menjadi kuning, warna bola matanya pun memutih akibat

cahaya listrik di sekelilingnya. Penampilannya sangat berkharisma dan gagah. Sungguh luar biasa.

Si Besar pun terpenggal dan hampir rubuh di depan hadapan Arin, tapi ia masih berdiri dengan gagahnya. Seperti patung tanpa kepala, ia masih saja memegang senjatanya dan bergeming. Sebelum akhirnya rubuh, iblis itu berlari menerjang Arin yang masih berada di depannya, ia berniat meledakkan dirinya sendiri bersamaan dengan Arin.

Arin yang masih dalam pengaruh Teknik Pernapasan Petir Jurus Kedua menyadari hal itu. Arin bergerak dengan cepat seperti kilat dan menimbulkan suara seperti gemuruh untuk yang kedua kalinya sebelum iblis itu hendak meledakkan diri.

Arin bergerak lebih dulu dan lebih cepat dari iblis itu dan mendekatinya lalu bergerak menuju arah belakangnya. Dengan Teknik pedang yang anggun, cepat, dan kuat. Ia berhasil mendaratkan pedangnya terlebih dahulu ke sumber energi iblis itu dan berhasil menebasnya terlebih dahulu sehingga iblis itu tak sempat untuk

meledakkan dirinya.

Si Besar pun tumbang pada saat itu, ia rubuh seperti pohon besar yang menimpa puing-puing bangunan, menghempaskan

apapun disekelilingnya karena tubuh besarnya yang ambruk. Arin dan Mira pun memenangkan pertarungan itu, namun untuk sementara Arin tak bisa bergerak karena efek samping dari Teknik pernapasannya.

Mira yang mengetahui hal itu segera membawa Arin menjauh dari lokasi

pertarungan.

Sementara itu, pertempuran Nima masih berlanjut.

Serangan bentuk ketujuh yang ia lancarkan ternyata masih tak mempan terhadap iblis kecil itu, Nima kemudian mengambil ancang-ancang lagi dan masih terus mencoba menyerangnya. Iblis itu kembali bangun dan terlihat berdiri sangat kokoh mempersiapkan kuda-kudanya.

Benturan serangan pun terjadi tak terelakkan, bunyi pedang yang saling berbenturan bergema di seluruh wilayah itu. Lingkungan bangunan disana terkena

dampak serangan mereka berdua sehingga perlahan mulai runtuh.

Mereka saling beradu serangan dengan segenap kemampuan yang mereka

miliki tanpa mengurangi fokusnya sedikit pun. Merasa ia tak bisa mengalahkan iblis itu hanya dengan katana pelangi, Nima mengeluarkan katana berlian yang disimpannya di penyimpanan dimensi sebelumnya.

Ia mengeluarkan pedang itu dan menggunakan aliran dua pedang. Katana berlian yang dikeluarkan Nima merefleksikan cahaya dari katana pelangi yang ia genggam di tangan satunya ke seluruh penjuru bangunan.

Hal itu membuat penglihatan lawan terganggu dan mengganggu jarak pandangnya. Nima memanfaatkan hal itu, Ia kembali menghantam iblis kecil itu, sehingga perlahan namun pasti iblis itu

mulai sedikit terpojok akibat aliran dua pedang hebat yang digunakan Nima tanpa berhenti sedetik pun,

"Pernapasan Ruang, Aliran Dua Pedang Bentuk Ketiga, Naga Purba"

Aura yang sangat luar biasa berkumpul di kedua bilah pedang Nima, kedua aura itu berbentuk naga yang sangat besar dan menyelimuti tubuhnya. Dengan kondisi itu, ia bergerak menuju iblis itu layaknya seekor naga yang hendak menyerang mangsanya, ia menerjangnya dengan kekuatan yang dahsyat.

Iblis itu menghindari semua serangan dari Nima namun ia sempat terkena sedikit goresan pedangnya, walau hanya sedikit tapi lukanya itu berakibat sangat fatal karena aura yang menyelimuti Nima sangat kuat dan berat.

Nima pun berputar, tanah di sekelilingnya bergetar, bergetar hebat karena aura sang Naga Purba, ia berbalik mengejar iblis itu dan ingin segera mengalahkannya dengan

tergesa-gesa karena teknik ini belum begitu dikuasainya dan sangat memberatkan tubuhnya.

Iblis itu terus menghindar, namun kecepatannya tak bisa mengikuti pergerakan Nima yang lebih cepat menerjangnya. Dengan kecepatan yang

luar biasa itu, aura naga yang menyelimuti serta kedua pedangnya yang sudah siap menebas apapun yang ada dihadapannya, Nima berhasil mendaratkan serangannya dan mengenai tubuh iblis itu.

Sruuuuush...

Sring sring sringggg..

Duuaaaarrrr..

Ketika aura sang Naga Purba mengenai targetnya, ia meledak dan membuat tubuh iblis itu tercabik-cabik dengan hebatnya. Iblis itu pun tak sempat meronta-ronta karena tebasan pedang Nima sudah mengenainya, ia tak bisa apa-apa, tubuhnya terasa dingin dan pikirannya mulai kabur, tubuh iblis itu terbelah dua, meledak tercabik-cabik menjadi potongan-potongan kecil dan kemudian terbang terbawa angin tanpa tersisa. Hanya meninggalkan beberapa aura kehidupannya saja yang masih sedikit terasa, namun akan segera menghilang.

"aaaaaaaa"

"(pernapasan ruang memang masih terlalu berat untukku. Walaupun luar biasa tapi jika tubuhku tak kuat, urat-urat dan pembuluh

darahku bisa meledak karena tak kuat menahannya)"

"aaaarrghh"

"(paru-paruku sakit sekali, rasanya mau meledak)"

"aaaaaarghh sial, apa aku akan mati?"