3 tahun berikutnya.
Kini Halda dan Irfan telah lulus SMA. Orang tua mereka mengusulkan agar mereka melangsungkan pernikahan saja. Karena Halda dan Irfan juga saling mencintai maka mereka pun setuju saja dengan pernikahan itu.
Pesta diselenggarakan dengan sangat mewah dan meriah, satu sekolah di undang bahkan ada undangan terbuka untuk umum bagi siapa saja yang ingin datang. Halda dan Irfan sangat cantik dan tampan di hari bahagia mereka. Dengan berbalut konsep kerajaan semua tampak indah.
"Menurut kalian kenapa mereka begitu cepat menikah?" (Lisa teman sekelas mereka sewaktu SMA memulai gosip murahannya bersama gengnya).
"Mungkinkah Halda sedang hamil." (Fira memberi komentar).
Berbagai macam desas-desus terdengar bahkan sampai ke telinga Halda. Namun, ia hanya tersenyum menanggapi teman-teman munafiknya.
***
"Sayang..." (Irfan mendekati Halda yang sedang membaca buku di atas ranjang).
Halda menutup bukunya dan membelai rambut Irfan. "Kenapa sayang ku?"
"Aku ingin selamanya seperti ini sayang ku, menghabiskan waktu yang tersisa dengan mu dan keluarga kecil kita nanti." (Irfan merebahkan kepalanya di perut istri tercintanya).
"Iya sayang." (Halda mencium rambut suaminya dengan penuh cinta).
Irfan bekerja pada perusahaan ayah Halda sebagai direktur utama. Orang tua Irfan juga sangat kaya raya, karena permintaan ibu Halda Irfan mau mengurus perusahaan orang tua Halda agar bisa selalu dekat dengan putri mereka. Perusahaan ayah Irfan berada di luar negeri. Ibu Halda tidak ingin berpisah dengan putri tercintanya dan Irfan memahami itu.