Chereads / Master of LYNK / Chapter 42 - Bab 3, Chapter 42: Sounds from Heavens

Chapter 42 - Bab 3, Chapter 42: Sounds from Heavens

Di pasar Desa, Raven sedang berjalan-jalan dengan harapan bisa menemukan Aruta dan Zaka. Raven terus berjalan di pasar tanpa tahu harus kemana.

"Haduh bikin sulit orang mau tidur aja," keluh Raven.

Raven terus berjalan di pasar desa. Setelah beberapa menit berjalan, Raven berhenti untuk beristirahat.

"Huh... Apa aku tunggu sambil tidur aja? Siapa tahu waktu aku bangun Zaka dan Aruta sudah di depanku," ujar Raven kepada dirinya sendiri dengan suara lemah.

Raven pun duduk di salah satu bangku yang ada di dekatnya. Raven mulai memejamkan matanya. Saat mata Raven hampir tertutup sepenuhnya, ada sebuah bola yang mendekat ke kakinya. Raven melihat bola itu dan mulai mengambilnya perlahan. Tidak lama kemudian, ada seorang anak laki-laki datang.

"Ah kakak, maaf," ujar Anak laki-laki itu.

"Uh, apa ini bolamu?" tanya Raven.

"Ya!" jawab Anak laki-laki itu.

Raven pun memberikan bola itu kepada anak itu.

"Lain kali hati-hati ya," ujar Raven.

"Baik, terima kasih kak," ujar Anak laki-laki itu.

Tidak lama kemudian, ada dua anak laki-laki lain yang datang.

"Hey, ayo cepat kemari!" ujar salah satu dari mereka.

"Ayo ayo!" ujar yang lain bersemangat.

Anak laki-laki yang ada di depan Raven pun langsung berlari menghampiri mereka. Tidak lama kemudian, Ayah dan Ibu dari anak itu datang.

"Oh bolanya terlempar jauh sekali," ujar sang Ayah.

"Lain kali hati-hati ya," ujar sang Ibu sembari mengelus kepala sang Anak.

Raven yang awalnya ingin tidur, kali ini seperti matanya tidak bisa lepas dari teman dan keluarga dari Anak laki-laki itu. Walau Raven melihat mereka dengan mata mengantuk, namun mata itu seakan tidak bisa terpejam. Tidak lama kemudian, Anak laki-laki beserta keluarga dan temannya pun pergi. Setelah mereka pergi, Raven hanya bisa menarik nafas dengan berat. Raven mencoba melihat kesekeliling dan melihat toko es krim yang Zaka dan Aruta hampiri kemarin.

"Oh, itu tempat Zaka dan Aruta beli es krim kemarin. Hmm mungkin aku mau coba."

Raven pun menghampiri kedai itu dan membeli satu buah es krim. 

"Hmm enak juga," ujar Raven memakan es krimnya.

Tiba-tiba, seorang gadis dengan rambut panjang menghampirinya dengan tergesa-gesa. Gadis itu berhenti di depan Raven terengah-engah.

"Permisi Nona... hah... hah... aku ingin meminta tolong... hah... ," ujar Gadis itu terengah-engah.

"Uh? Ada apa?" tanya Raven yang ikut panik.

"Ini darurat. Ayo ikuti saya!" ujar Gadis itu.

Belum sempat Raven bertanya lagi, Gadis itu langsung pergi. Raven pun berlari mengikuti gadis itu dengan tangannya yang masih memegangi es krim yang dia beli.

***

Wise mengarahkan pedangnya ke arah Nicolas dengan ekspresi datar.

"Huh, sekarang kau mau ikut-ikutan bertengkar? Seperti bocah baru puber saja," ujar Nicolas meregangkan otot-ototnya setelah tertimpa pohon.

"Beri tahu kami apa yang kalian tahu dan aku tidak perlu mengayunkan pedangku," ujar Wise.

"Huh? Kau mau aku memberi informasi gratisan? Kau pasti tahu aku tidak pernah melakukan itu. Berusahalah kalau ingin mendapatkannya," ujar Nicolas dengan nada yang seperti menantang.

Setelah Nicolas mengatakan itu, Wise langsung melesat maju menerjang Nicolas. Kecepatan Wise sangat cepat bahkan sebelum Nicolas belum sempat mengedip, Wise sudah ada di depannya mengarahkan tusukan kepadanya. Nicolas langsung memiringkan tubuhnya menghindari serangan Wise. Namun baru menghindar, Wise sudah berpindah tempat ke belakangnya dengan sangat cepat. Wise memegang erat pedangnya dengan kedua tangannya dan mengarahkan tusukan kepada Nicolas. Nicolas dengan cepat langsung berusaha menahan tusukan Wise dengan menyilangkan kedua tangannya. Kedua tangan Nicolas dilapisi oleh aura bewarna hitam dan berusaha menahan tusukan Wise.

Saat berusaha menahan Wise, Nicolas tertegun dan sadar bahwa Wise sebenarnya hanya memegang gagang pedang miliknya hanya dengan satu tangannya. Sedangkan tangannya yang lain seperti bersiap untuk menjentik. Wise menjentikkan tangannya itu dan mengeluarkan gelombang kejut yang sangat kuat hingga membuat Nicolas terpental keras.

Saat Nicolas masih melayang karena terpental, Wise dengan sangat cepat sudah berada di belakang Nicolas. Wise sudah mengarahkan ujung pedangnya kepada Nicolas yang terhempas menuju ke arahnya. Nicolas tidak bisa berhenti dan akhirnya lehernya tertusuk oleh Wise.

Nicolas yang tertusuk lehernya pun menghilang menjadi asap bewarna hitam. Tidak lama kemudian, ada Nicolas lagi yang muncul dari bayangan Wise dan langsung mengarahkan pukulannya kepada Wise. Tangan Wise dipenuhi oleh energi bewarna hitam pekat yang besar.

"Huh? Klona? Tidak, bayangan!" desis Wise sedikit terkejut.

Wise dengan cepat mengayunkan pedangnya menangkis pukulan Nicolas. Tabrakan antara pedang milik Wise dan tangan Nicolas menimbulkan suara yang cukup keras. Tidak lama setelah tabrakan antara serangan mereka, tiba-tiba ada gelombang kejut lagi yang muncul dan menghempaskan Nicolas membuatnya menabrak pohon dengan keras walau kali ini tidak sampai roboh.

"Tcih, teknik LYNK 'Sounds from Heaven'. Dia dengan mudah memanipulasi gelombang suara menjadi hal yang dia inginkan. Selama ada suara, itu sama saja aku masih ada di dalam mulutnya dan hanya menjadi mangsa yang siap dimakan. Dia juga dapat bergerak dengan kecepatan yang di luar nalar. Dasar merepotkan sekali. Mungkin aku harus lebih serius lagi," ujar Nicolas kepada dirinya sendiri.

Nicolas memasang kuda-kuda dan menyelimuti seluruh tubuhnya dengan aura berwarna hitam walau tidak terlalu pekat. Wise yang melihat itu pun ikut bersiap memasang kuda-kuda. Nicolas memusatkan energi LYNK pada kakinya dan langsung melesat ke arah Wise dengan kecepatan yang sangat tinggi. Selagi melesat, Nicolas memakai teknik LYNK nya dan memusatkan pada tangan kanannya hingga bewarna hitam pekat. Wise sempat terkejut namun Wise sempat menekuk badannya ke belakang untuk menghindari Nicolas. Pukulan Nicolas melewati tepat di depan wajah Wise. Pukulan Nicolas melepaskan energi bewarna hitam yang sangat besar. Energi bewarna hitam itu tersentak keras hingga merobohkan pohon-pohon yang dilewatinya.

Setelah Nicolas melancarkan serangan itu, Wise langsung melompat mundur mengambil ancang-ancang. Setelah selesai mengambil ancang-ancang, Wise langsung melempar pedangnya ke atas dan menepuk tangannya dengan keras sekali. Tepukan tangan itu membuat area hempasan yang sangat besar. Tanah-tanah yang ada di area hempasan itu pun berterbangan ke arah Nicolas. 

"Haha, sudah lama aku tidak melawan Penyihir seperti ini sejak terakhir kali itu," ujar Nicolas.

Nicolas menghentakkan kakinya ke tanah dan menyilangkan tangan melindungi diri, menunggu hempasan besar itu datang kepadanya. Hempasan itu datang dan memberikan dorongan yang keras. Nicolas masih berusaha bertahan dari hempasan keras itu. Dia sedikit terdorong namun masih berusaha bertahan di tempat.

Di balik tanah, batu, dan pohon yang bertebangan, Wise pun datang mengarahkan tebasan pedangnya kepada Nicolas. Wise mengayunkan pedangnya dengan sangat keras dan Nicolas menahan pedang itu dengan lengannya. Namun ketika pedang Wise menabrak Nicolas, Wise sedikit terkejut.

"Huh? Tidak ada suaranya?" gumam Wise.

Nicolas balik mendorong pedang Wise hingga akhirnya Wise pun terhempas.

"Hahahaha!" Nicolas tertawa keras dengan kedua tangannya yang mulai memunculkan aura bewarna hitam lagi. Aura gelap itu menjadi semakin pekat dan semakin pekat.

"Shadow Style: When the Dark Eating the Light."