Chereads / Master of LYNK / Chapter 40 - Bab 3, Chapter 40: Pertarungan Dua Sisi

Chapter 40 - Bab 3, Chapter 40: Pertarungan Dua Sisi

Raven berlari dengan cepat mengejar Penyihir Kuroyami itu. Penyihir Kuroyami yang dikejar Raven berusaha berlari sekuat tenaga dari Raven. Penyihir Kuroyami itu juga sudah memperkuat kakinya dengan energi LYNK. Namun Raven sangat cepat dan terus mendekat kepada Penyihir Kuroyami itu. Raven dan Penyihir Kuroyami itu terus bermain kejar-kejaran di gang sempit dan atap rumah warga desa.

Setelah sekian beberapa saat berusaha melarikan diri, Penyihir Kuroyami itu mulai mencoba melakukan sedikit perlawanan. Penyihir Kuroyami itu berbalik dengan mengepalkan kedua tangannya dan energi LYNK yang menyelimuti kedua tangan itu. Penyihir Kuroyami itu mengayunkan tangannya dan menembakkan beberapa energi LYNK yang membentuk kepalan tangan yang ingin meninju Raven. Namun dengan mudah Raven melompat-lompat menghindari semua tembakkan energi LYNK itu.

"Tcih, Penyihir Juntoshi sialan," desis Penyihir Kuroyami itu.

Penyihir Kuroyami itu berbalik dan berlari lagi dari Raven.

Penyihir Kuroyami itu dan Raven bermain kejar-kejaran lagi. Kecepatan dari Penyihir Kuroyami itu kalah cepat dari kecepatan Raven. Walau begitu, Penyihir Kuroyami itu masih berusaha berlari dan melempari barang-barang yang berhasil dia pegang ke arah Raven. Raven semakin dekat dan semakin dekat dengan Penyihir Kuroyami itu. Jarak mereka berdua hanya berkisar 5 meter.

"Sialan!" 

Penyihir Kuroyami itu mengambil tiga buah pisau dari sakunya dan melemparke arah Raven. Ekspresi Raven hanya biasa saja pada awalnya. Namun ketika pisau itu mendekat dan Raven akan menghindarinya, Raven sedikit terkejut karena ada energi LYNK pada pisau itu. Raven juga melihat Penyihir Kuroyami di depannya menyilangkan tangannya di depan wajahnya seperti bersiap untuk melindungi wajahnya.

Tidak lama kemudian setelah pisau itu cukup dekat dengan Raven, tiga pisau itu meledak bersamaan membuat ledakan yang cukup besar. Penyihir Kuroyami itu terpental menjauh dari efek ledakan itu. Penyihir Kuroyami itu pun bergegas berlari lagi.

"Itu mungkin tidak sampai membunuhnya tapi paling tidak aku memiliki waktu untuk kabur," gumam Penyihir Kuroyami itu sembari berlari dan melihat ke belakang.

Tidak sampai sepuluh detik, Raven keluar dari kepulan asap ledakan tadi dengan senjata sabit yang sudah dia genggam dengan kedua tangannya. Raven melesat ke arah Penyihir Kuroyami itu. Penyihir Kuroyami itu terkejut dan langsung menghunuskan pedangnya. Raven menebaskan sabitnya ke arah Penyihir Kuroyami itu. Penyihir Kuroyami itu dengan cepat mengayunkan pedangnya berusaha menahan sabit dari Raven. Namun ketika pedang Penyihir Kuroyami itu bertabrakan dengan sabit milik Raven, Penyihir Kuroyami itu tidak kuat menahan serangan Raven dan terpental. Saat masih melayang, Penyihir Kuroyami itu menancapkan pedangnya ke tanah agar menahan tubuhnya tidak terpental lebih jauh. Dia terus terhempas ke belakang dan pedangnya membelah tanah yang ada di jalurnya. Tidak lama kemudian, Penyihir Kuroyami itu pun berhasil berhenti.

"Tcih, sepertinya aku tidak punya pilihan lain selain melawan balik," gumam Penyihir Kuroyami itu.

Penyihir Kuroyami itu berdiri tegap dan mengarahkan pedangnya ke arah Raven.

"Oh, kau akan melawan balik? Baiklah kalau begitu," ujar Raven.

Raven menggenggam erat sabitnya dan melesat ke arah Penyihir Kuroyami itu. Penyihir Kuroyami itu melapisi pedangnya dengan energi LYNK dan ikut melesat ke arah Raven. Mereka berdua mengayunkan senjata mereka bersamaan. Sabit dan Pedang mereka bertabrakan dengan keras dan menimbulkan efek hempasan kecil. Tidak berhenti sampai di situ, Penyihir Kuroyami itu menebaskan pedangnya lagi ke arah Raven. Raven memutar-mutar sabitnya dan menangkis pedang Penyihir Kuroyami itu. Raven membalas dengan menebaskan sabitnya ke arah Penyihir Kuroyami itu. Penyihir Kuroyami itu memiringkan badannya ke samping dan menghindari tebasan Raven.

"Walau di sini lebih sepi, masih ada rumah-rumah warga di sini. Aku tidak bisa menggunakan teknik LYNK ku secara leluasa," gumam Raven.

Penyihir Kuroyami itu datang lagi dan menebaskan pedangnya dari arah kiri Raven. Raven dengan cepat memberdirikan sabitnya di bagian kirinya dan menahan pedang itu dengan gagang sabitnya. Belum berhenti sampai di situ, Raven melapisi kaki kanannya dengan energi LYNK. Raven pun menendang keras wajah Penyihir Kuroyami itu dengan kaki kanannya. Penyihir Kuroyami itu pun terpental karena tendangan Raven. Walau begitu, Penyihir itu masih berusaha untuk tetap beridiri.

Penyihir Kuroyami itu terengah-engah dengan pipinya yang lebam dan hidungnya yang mengeluarkan darah. Belum sempat Penyihir Kuroyami itu beristirahat, Raven sudah melesat menebaskan sabitnya. Penyihir Kuroyami itu mencoba menahan serangan Raven dengan pedangnya namun secara mengejutkan, pedang milik Penyihir itu terpotong menjadi dua oleh sabit Raven. Sabit Raven memotong pedang Penyihir itu semudah memotong kertas. Raven memutar balik tubuhnya hingga kakinya menghadap ke arah Penyihir itu. Raven pun menghentakkan kedua kakinya dengan keras kepada Penyihir itu membuat Penyihir itu terpental cukup jauh. Penyihir Kuroyami itu berguling-guling dan akhirnya terkapar tak berdaya dengan penuh luka.

Raven mulai berjalan mendekati Penyihir Kuroyami itu.

"Apa kau dan organisasimu yang membuat kegaduhan di desa ini?" tanya Raven dengan nada dingin.

"Aku tidak tahu apa yang kau katakan," jawab Penyihir Kuroyami itu.

"Jawab pertanyaanku," ujar Raven.

"Kenapa jika tidak?" tanya Penyihir Kuroyami itu.

"Jika tidak, aku tidak yakin kau masih menjadi penyihir Kuroyami. Atau yang paling buruk, aku tidak yakin kau masih bisa melihat hari esok," jawab Raven.

"Haha begitu ya," tawa Penyihir Kuroyami itu.

Tiba-tiba dari tas kecil yang ada di pinggang Penyihir itu, keluar kertas-kertas yang bertebangan mengelilingi Raven. Semua kertas itu pun berubah menjadi junoi. Para junoi itu pun melompat dan siap menerkam Raven. Raven dengan tenang menggenggam sabitnya dengan erat.

"Dancing of Grim Reaper," Raven dengan cepat berputar-putar menari dengan sabitnya dan menebas seluruh junoi yang mengelilinginya. Para junoi itu pun kalah seketika.

Setelah mengalahkan para junoi yang mengepungnya, Raven melihat kesekeliling dan melihat Penyihir Kuroyami tadi menghilang.

"Eh? Dia sudah kabur? Haduh merepotkan saja. Yasudahlah aku harus siap-siap dibogem sama Pak Wise lagi nanti," ujar Raven. "Huh aku sudah jauh sekali dari Aruta dan Zaka. Aku jalan-jalan aja ah. Siapa tahu papasan," lanjut Raven.

***

Di sisi lain, Aruta dan Zaka masih berhadapan dengan tiga Penyihir Kuroyami. 

"Aruta, ayo tendang pantat mereka!" ujar Zaka.

"Baik!!" jawab Aruta.

Tidak lama kemudian, ada beberapa junoi yang muncul dari arah belakang Aruta dan Zaka. Para junoi itu berlari dengan cepat menghampiri mereka.

"Zaka! dari arah bela-"

Tiba-tiba muncul jarum-jarum raksasa yang terbuat dari darah yang menusuk semua junoi itu. Mulut Aruta terbuka lebar melihat kejadian itu.

"Kalian 'Pasukan Yami' masih mengandalkan teknik dari bos kalian saja. Jantan sedikit dong hadap-hadapan langsung," ujar Zaka.

"Huh? Pasukan Yami?" tanya Aruta.

"Di organisasi Penyihir Bayaran Kuroyami, ada dua tingkat yaitu 'Yami' dan 'Yoru'. Yoru adalah tim elit yang berisi penyihir-penyihir kuat yang biasanya sudah menguasai teknik LYNK. Sedangkan Yami adalah tim yang berisi banyak penyihir yang biasanya hanya menguasai teknik dasar," jelas Zaka.

"Jadi singkatnya, yang kita hadapi sekarang adalah kroco organisasi," lanjut Zaka.

"Apa kau bilang?!" gertak salah satu Penyihir Kuroyami itu yang terpancing emosi.

"Dan untuk kertas-kertas yang bisa memunculkan junoi tadi adalah kertas junoi, salah satu perwujudan dari teknik pemimpin organisasi Kuroyami yaitu Amazaki," ujar Zaka.

"Begitu ya," ujar Aruta.

"Sekarang sebelum kita bertengkar, jawab pertanyaanku terlebih dahulu. Apa kalian dalang dari kejadian di desa ini?" tanya Zaka serius.

"Haha, memangnya kita mau jawab cuma-cuma?" ujar salah satu Penyihir Kuroyami itu.

Ketiga Penyihir Kuroyami itu pun berlari menerjang Aruta dan Zaka. Namun tidak lama kemdian, mereka menyadari ada beberapa gumpalan darah yang ada di area yang mereka lewati.

"Spike blood."

Tiba-tiba, gumpalan darah itu menjadi tumbuh menjadi jarum-jarum tajam yang besar. Beruntung para Penyihir Kuroyami itu sudah sadar duluan dan berhasil menghindari dari serangan itu.

"Aruta!" seru Zaka.

"Baik!!" jawab Aruta dengan mantap.

Aruta langsung melesat dengan kecepatan tinggi mengincar salah satu Penyihir Kuroyami itu. Dia mengincar Penyihir Kuroyami yang paling kiri. Aruta mengepalkan tangannya dengan erat dan menyelimutinya dengan energi LYNK. Aruta melompat dan mendaratkan pukulan yang sangat keras. Penyihir Kuroyami yang menjadi incaran Aruta sempat menahan pukulan Aruta dengan pedangnya namun Penyihir itu tidak kuat menahan tekanannya dan akhirnya terdorong sampai menabrak salah satu paku darah milik Zaka.

"Kurang ajar!" ujar salah satu Penyihir Kuroyami yang lain.

Kedua Penyihir Kuroyami yang tersisa melompat dan mengarahkan pedangnya ke arah Aruta. Namun tiba-tiba, ada sebuah pecutan tali darah yang menuju ke arah mereka. Mereka terkejut dan melihat Zaka yang memegang tali darah itu. Tali darah itu muncul dari luka Zaka yang ada di tangan kanannya. Zaka memecutkan tali itu ke arah Kedua Penyihir Kuroyami itu. Kedua Penyihir Kuroyami itu mencoba untuk memotong tali itu dengan pedang mereka. Namun saat mereka mencobanya, mereka terkejut karena tali itu begitu keras. Mereka pun terkena cambukan Zaka dan terhempas menabrak pohon dengan keras..

Di sisi lain, Aruta terus memaksa pukulannya ke Penyihir Kuroyami yang ada di depannya hingga paku darah yang ada di belakang Penyihir itu retak. Penyihir itu putus asa dan kebingungan cara melawan balik. Namun tidak sengaja Penyihir itu melihat kantongnya dan melihat satu kertas junoi yang tersisa. Penyihir itu tersenyum dan mulai menekan balik pukulan Aruta dengan pukulannya. Penyihir itu berhasil membuat pukulan Aruta berbelok dan menghantam paku darah di belakang Penyihir itu hingga hancur.

Penyihir itu membuang kertas junoi yang ada di sakunya dan melompat. Penyihir itu membuat simpul di tangannya dan kertas itu berubah menjadi seekor junoi berbentuk harimau. Aruta terkejut dan melompat mundur. Baru saja Aruta mendarat, tiba-tiba junoi harimau itu melompat mencoba menerkam Aruta. Aruta berhasil menghindar dan menendang perut junoi harimau itu hingga junoi itu terhempas.

Tidak lama kemudian, Penyihir Kuroyami tadi datang dan melesat ke arah Aruta mendaratkan pukulan keras. Beruntung Aruta sempat menyilangkan tangannya dan menahan pukulan itu. Penyihir itu lanjut menyerang Aruta dengan tendangan yang mengarah ke kepala Aruta. Aruta menekuk badannya ke belakang dan berhasil menghindar. Aruta balik menyerang penyihir itu dengan mendaratkan tendangan namun Penyihir itu menahan tendangan Aruta dengan tangannya. Aruta dan Penyihir itu pun menyelimuti tangan kanan mereka dengan energi LYNK yang kebetulan secara bersamaan. Mereka pun mulai memberikan tinjuan mereka bersamaan.

Tiba-tiba junoi harimau tadi kembali dan melompat dari belakang Penyihir itu. Aruta sempat terkejut namun tidak lama kemudian, tiba-tiba ada sebuah roda gigi tajam dari darah yang memenggal junoi itu. Penyihir Kuroyami itu terkejut dengan roda barusan dan membuatnya lengah. 

"Ah! Gawat, aku lengah!" gumam Penyihir Kuroyami itu melihat tinjuan Aruta yang sudah sangat dekat.

Aruta pun mendaratkan tinjuan yang sangat keras di perut Penyihir Kuroyami itu hingga membuatnya pingsan. 

"Fiuh hampir saja kau jadi santapan makan siang junoi tadi," ujar Zaka berjalan menghampiri Aruta.

"Hehe terima kasih banyak," ujar Aruta.

"Tidak usah sungkan," jawab Zaka.

"Eh, bagaimana dengan kedua Penyihir Kuroyami yang lain?" tanya Aruta.

"Oh mereka. Hanya sedang tidur siang," ujar Zaka menunjuk kedua Penyihir Kuroyami itu pingsan di bawah pohon dan babak belur. 

"Begitu ya. Bagimana kalau kita amankan orang-orang ini? Siapa tahu kita dapat informasi berguna," ujar Aruta.

"Ide bagus," jawab Zaka.

Tidak lama kemudian, tiba-tiba wajah Zaka menjadi seirus.

"Aruta, mundur!!" teriak Zaka.

Aruta tidak tahu apa yang terjadi namun saat Zaka meneriaki Aruta seperti itu, Aruta reflek melompat mundur.

Tidak lama kemudian, sesuatu jatuh dari langit dan menghantam tanah dengan sangat keras membuat retakan tanah di sekitarnya. Hantaman itu membuat tanah berterbangan di mana-mana.

"Apa itu?!" tanya Aruta menutup matanya dengan tangannya.

Aruta melihat ke arah Zaka dan melihat Zaka yang sepertinya tertegun dan berkeringat dingin. Mata Zaka terbuka lebar dan terlihat sangat waspada.

"Ada apa?" tanya Aruta.

"I-itu... Penyihir Kuroyami... tim Yoru."