Setelah selesai berbicara dengan Violet, Ren menunggu cukup lama hingga—
Terdengar ketukan suara di pintu.
"Masuk"
Setelah Ren memberi perintah untuk masuk lalu beberapa orang berotot dengan wajah sangar masuk. Mereka semua bertato dan tinggi, jika itu orang biasa mungkin orang itu akan mengompol karena ketakutan.
"Kemari kalian"
Ren memberi perintah lagi lalu orang-orang itu berdiri di hadapannya.
"Sudah berapa lama ini? Sudah hampir dua jam! Apa kalian meremehkanku?!"
Ren meledak marah. Pembucaraan dengan Violet hanya memakan waktu satu jam lima belas menit, dan saat ini hanya tersisa lima menit sebelum dua jam yang ditentukan.
"Kami minta maaf..."
Seseorang menjawab amarah Ren dengan ketakutan dan gemetar. Lalu, Ren menatap orang tersebut dengan sinis dan menghela nafas.
"Kalian sudah tahu siapa aku kan?" tanya Ren.
"Ya, Tuan! Anda adalah Alpha-sama, Raja Naga Pertama," jawab mereka serempak.
Ren yang mendengar jawaban serempak dari orang-orang tua dengan otot dan muka sangar hanya memasang ekspresi jijik di wajahnya sebagai balasan lalu dia melanjutkan perkatannya.
"Apa kalian tahu kenapa kalian aku panggil?" tanya Ren.
"T-tidak, Tuan..," jawab mereka dengan ketakutan.
"Jangan berbohong, bajingan! Cepat jawab yang benar!"
Ren sekali lagi meledak marah dan memukul meja kaca dengan keras sehingga meja itu hancur. Lalu, dia menciptakan sapu tangan dan mengelap tangan kanannya yang berdarah terkena pecahan kaca.
"K-kami benar-benar tidak tahu..."
Seseorang menjawab untuk mewakili yang lainnya.
Ren mengeriyitkan alisnya mendengar hal ini, lalu—
"Baiklah, anggap kalian benar kalau kalian tidak tahu apa-apa. Jadi, akan aku jelaskan, dengarkan ini baik-baik, brengsek"
"Bawahan kalian memperkerjakan anak dibawah umur!"
Ren mengatakan itu dengan nada tinggi dan membuat mereka pucat seketika.
"A-anak dibawah umur? Mustahil!"
Seseorang dengan tegas menyangkal Ren dan ini membuat Ren mengeluarkan niat membunuhnya.
"Kau pikir aku berbohong?" ucapnya sambil menatap ke arah orang yang menjawab dan dia langsung terjatuh dan gemetar ketakutan.
"Apa perlu aku panggil anak-anak itu?" tanya Ren kasar.
"T-tidak, Tuan. Ucapan Anda pasti benar," jawab mereka berbarengan.
"Tch jangan menjilatku, sialan. Yah, kalian urus itu nanti, aku akan membersihkan seluruh aset kalian dari kejahatan semacam ini. Jadi, beritahu itu ke rekan-rekan kalian"
"Ba-baik, Tuan!"
Lalu, Ren mengalihkan pandangannya ke sebuah dokumen yang dia bawa di sebelah kirinya dan mengambilnya. Meja yang sebelumnya hancur telah dikembalikan ke posisi yang semula dan dia meletakkan dokumen itu di meja.
"Apa kalian tahu soal kasus "Putri Kematian"?" tanya Ren.
Dan, mereka mengangguk serempak dan salah satu membuka mulutnya.
"Um, kami tidak tahu detailnya, tapi dikatakan kasus itu ulah "Dewa Kematian" iya kan?"
"Benar, itu memang apa yang dikatakan rumor, tapi menurut pandangan kalian, apa itu sebenarnya?" tanya Ren.
Lalu, ada seseorang yang mengangkat tangannya dan menjawab.
"Jujur saja, saya pribadi tidak percaya dengan hal-hal gaib seperti itu. Apalagi menyangkutpautkan kasus yang tidak jelas rinciannya kepada sosok yang disebut "Dewa"," jawabnya.
Mendengar jawaban ini, Ren mengangkat alisnya dan bertanya lagi,"Oh-ho, menarik. Jadi, menurutmu apa yang sebenarnya terjadi?"
"Saya tidak yakin ini benar atau tidak, tapi menurut saya, satu-satunya hal yang bisa menjelaskan ini adalah pembunuhan, lebih tepatnya pembunuhan yang sangat terencana dan terorganisir," jawabnya.
"Begitu, tepatnya seperti apa pelakunya?" tanya Ren lagi.
"Pembunuh bayaran tingkat tinggi, saya yakin itu. Jika itu mereka maka bisa saja melakukan hal semacam ini," jawabnya lagi.
Mendengar jawaban ini, Ren tersenyum kecil lalu mendekatkan dokumen itu ke sisi lain meja tempat orang-orang itu berdiri.
"Seperti yang diharapkan dari petinggi Yakuza. Apa yang tadi kamu katakan itu benar, semua yang terjadi adalah pekerjaan pembunuh bayaran tertinggi, lebih tepatnya seorang assasin professional, apalagi assasin itu berasal dari sebuah keluarga yang berspesialisasi dalam pembunuhan sejak beberapa abad yang lalu," katanya lalu dia melanjutkan,
"Itulah kenapa bahkan polisi dan detektif yang ikut mencari kebenaran dalam kasus ini pun menjadi korban karena tidak mungkin mereka bisa menemukan assasin semacam ini di zaman modern, mereka benar-benar langka. Jadi, itulah kenapa aku datang pada kalian"
Mereka yang mendengar ini merasa merinding di sekujur tubuhnya lalu salah satu dari mereka bertanya,"Maaf, Alpha-sama, Anda tidak akan menyuruh kami melawan para assasin kan?"
Dia sendiri merasa ragu-ragu dan berharap pertanyaannya benar.
Dan, Ren menjawab keraguannya.
"Tentu saja, dasar bodoh. Bahkan jika kalian memaksakan untuk menangkap mereka, kalian hanya akan mati konyol. Jadi, aku akan meminta bantuan, tidak, lebih tepatnya memperkerjakan kalian untuk pekerjaan spesialisasi Yakuza, yaitu mencari informasi," jawab Ren lalu dia menaruh senyum dinginnya yang membuat orang-orang itu gemetar sekali lagi.
Lalu, salah satu dari mereka mengambil dokumen yang diberikan Ren dan membuka serta membacanya.
"Apa ini, Tuan?" tanyanya, dia agak bingung dengan isi dokumen tersebut.
"Itu adalah identitas asli keluarga assasin tersebut. Mereka berasal dari Amerika, tapi lima tahun yang lalu aku telah menghancurkan sebagian dari mereka dan mengancam mereka untuk pergi dari bisnis ini. Tapi, sayangnya mereka bodoh dan malah pergi ke Jepang, memakai identitas baru dan menjalankan bisnis tersebut disini. Jadilah muncul kasus "Putri Kematian"," jawab Ren.
"Ah begitu. Kalau boleh tahu, kenapa Anda ingin ikut campur dalam kasus ini?" tanyanya lagi.
Tapi, Ren memasang ekspresi tidak senang atas pertanyaan ini.
"Kenapa? Apa itu penting bagimu? Apa aku perlu memberitahumu tujuanku?"
Atas respon dingin ini, tubuh orang tersebut gemetar hebat dan langsung menggelengkan kepalanya untuk memberi isyarat "tidak!".
"Kamu tidak perlu tahu apapun, intinya aku ada di kasus ini karena ada yang meminta bantuanku dan aku juga ingin menghukum para bajingan itu yang telah meremehkan peringatanku, kalian hanya perlu mencari keberadaan orang-orang yang ada di dokumen tersebut di seluruh wilayah Jepang," ucapnya.
Lalu, para petinggi Yakuza itu langsung mengangguk mengerti walaupun mereka merasa merinding, "orang macam apa yang berani meminta bantuan pada pemimpin raja naga!?" itulah yang mereka pikirkan.
Ren pun lalu berdiri bersiap meninggalkan ruangan, tapi segera berbalik.
"Ah, ini bukan permintaan, tapi pekerjaan. Aku akan memberikan kalian waktu satu minggu untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya, setelah satu minggu datanglah ke wilayah khusus militer Indonesia di pinggiran Tokyo dan katakan pada para penjaga kalau kalian ingin bertemu denganku, mereka akan aku beritahu nanti. Yah, itu saja, aku berharap banyak pada kalian."
"Ya, Alpha-sama! Yakuza akan mengerahkan seluruh sumber dayanya untuk menyelesaikan permintaan Anda!"
Para petinggi itu menjawab serempak, tapi Ren tidak merespon, dia tidak peduli karena urusannya di sini sudah selesai.
Lalu, Ren berbalik lagi dan pergi dari ruangan itu, dari tempat itu, kembali ke rumahnya bersama Violet yang selama pembicaraan dia dengan para petinggi Yakuza, dia menunggu di ruangan lain. Mereka bersama-sama kembali ke rumah Ren dan akan tinggal bersama, mungkin untuk waktu yang cukup lama.