Seluruh raja naga telah berkumpul.
Raja Naga Pertama, Ren Kaito, dikenal sebagai Alpha. Seorang pemuda berusia 15 tahun dengan rambut putih dan mata ungu.
Raja Naga Kedua, Karen Luminas, dikenal sebagai Beta. Seorang gadis berusia 15 tahun dengan rambut ungu dan mata biru.
Raja Naga Ketiga, Arza Wira, dikenal sebagai Gamma. Seorang pemuda berusia 17 tahun dengan rambut putih dan mata hitam.
Raja Naga Keempat, Kaila Masaki, dikenal sebagai Delta. Seorang gadis berusia 15 tahun dengan rambut merah cherry dan mata kuning keemasan.
Raja Naga Kelima, Bayu Manaru, dikenal sebagai Epsilon. Seorang pemuda berusia 18 tahun dengan rambut hitam dan mata merah.
Raja Naga Keenam, Rua Momon, dikenal sebagai Zeta. Seorang gadis berusia 16 tahun dengan rambut biru dan mata hitam.
Raja Naga Ketujuh, Azkael Soa, dikenal sebagai Eta. Seorang pemuda berusia 17 tahun dengan rambut hitam dan mata hitam legam.
"Ayo, kita mulai pertemuannya sekarang"
Ren membuka pertemuan pertama setelah satu tahun tidak ada pertemuan sama sekali karena terhalang Ren yang sedang mengambil misi mengejar sisa-sisa pasukan pemberontak yang melakukam taktik gerilya.
"Jadi, apa ada dari kalian yang merangkum informasi selama aku pergi?" tanya Ren sambil melirik mereka satu per satu.
Kaila mengangkat tangannya dan Ren mempersilahkannya berdiri. Kaila lalu mendekat dan memberikan dokumen berisi rangkuman informasi selama setahun pada Ren.
(Sungguh gadis yang bisa diandalkan, sepertinya kami beruntung punya dia disini kalau tidak bisa-bisa kami miskin informasi karena tidak ada yang punya waktu untuk mencari dan merangkum informasi terbaru...)
Ren merenung lalu memuji Kaila atas kerja cerdasnya.
"Kerja bagus, Kaila. Kamu memang bisa diandalkan"
Kaila yang mendengar pujian itu memerah lalu dia menunduk.
"T-terima kasih atas pujiannya, Tuan Ren. Senang bisa membantu Anda," jawabnya lalu kembali duduk di kursinya.
Ren lalu membaca dokumen itu dengan teliti, hanya dalam satu tahun sudah banyak informasi yang dia tidak ketahui.
Tapi ada satu hal yang paling menarik minatnya..
"Jadi begitu, "mereka" sudah mulai bergerak ya," gumam Ren
Dia menghela nafas lalu memijit pelipisnya. Jika raja naga adalah ancaman maka "mereka" adalah teror.
(Walaupun pergerakan mereka tergolong kecil dan berada dibalik bayang-bayang dunia...)
(Yah, tidak ada gunanya memusingkan hal ini sekarang lagipula tidak ada yang bisa aku lakukan perihal tersebut..)
Ren lalu meletakkan dokumen itu dan berbicara.
"Apa kalian ada sesuatu yang ingin kalian sampaikan padaku? Jika ada, tolong katakan, aku akan mendengarkannya dengan baik"
...
(Tidak ada jawaban ya? Berarti mereka tidak ingin bertanya. Yah baiklah mari akhiri saja untuk kali ini)
"Karena kalian tidak memiliki pertanyaan untukku maka dengan ini aku mengakhiri pertemuan 7 raja naga yang singkat ini. Jika ada sesuatu yang ingin kalian katakan nanti tolong datang saja ke ruanganku, aku ingin istirahat sebentar"
Ren lalu berdiri dan hendak meninggalkan ruangan tapi—
"Ah, satu hal lagi. Pihak militer akan mengadakan konferensi pers besok, dan gubernur jenderal ingin kita semua hadir. Jadi, besok kalian harus hadir tanpa terkecuali. Yah, itu saja isi pesannya, aku pergi dulu"
Ren lalu keluar dari ruangan rapat dan menuju ruangan pribadinya untuk beristirahat.
Sementara itu.....—
Di suatu tempat yang jauh dari tempat 7 raja naga mengadakan rapat, sekelompok orang bertudung dan memakai topeng sedang berkumpul.
"Bagaimana hasilnya? Apa kita akan bergerak sekarang, ketua?" tanya seseorang kepada dia yang disebut ketua.
"Fufufu, jangan terburu-buru. Saat ini masih belum waktunya bagi kita untuk bergerak terang-terangan. Tunggu sebentar lagi.., sampai saatnya tiba kita akan mempersiapkan panggung terbaik untuk drama terbesar yang pernah ada." jawab seseorang yang disebut ketua, dia memegang sebuah bola kristal dimana itu memproyeksikan rapat 7 raja naga.
Dia tersenyum halus dan bergumam.
"Sebentar lagi..., akan segera tiba saatnya untuk reuni diantara kita setelah sekian lama, Ren Kaito."
Kali ini, di dua tempat yang berbeda akan menjadi titik awal gejolak yang mengguncang dunia di masa depan. Kehancuran ataupun kesejahteraan manusia bergantung pada akhir konflik nanti.