Setelah selesai bersiap-siap, Ren menuju ruang konferensi pers. Disana sudah ada 6 raja naga lainnya menunggu kedatangan Ren.
"Jadi kalian sudah berkumpul" kata Ren sambil menatap ke 6 raja naga. Mereka tidak membalas dengan kata-kata tapi hanya mengangguk mengiyakan.
"Yah mari kita briefing dulu sebentar, aku yakin kalian semua gugup" lanjutnya sambil mengibaskan tangan dan bersandar ke dinding.
Enam raja naga lainnya pun mendekat dan membentuk lingkaran untuk mendengarkan briefing dari Ren. Ren pun mulai menjelaskan berbagai hal.
"Pertama-tama, aku mengerti bahwa kalian semua gugup, bagaimanapun hari ini adalah pertama kalinya ketujuh raja naga muncul di hadapan dunia internasional dimana sebelumnya identitas kita sangat dirahasiakan bahkan hanya beberapa orang penting saja yang tahu keberadaan kita secara langsung. Akan tetapi kalian tidak perlu khawatir, kemunculan kita tetap memakai tetap seperti biasa dengan jubah tertutup dan topeng masquerade jadi identitas kita tetap aman. Kedua, ini hanya firasatku tapi sepertinya Gubernur Jenderal dan pihak militer merencanakan sesuatu kali ini, seandainya semuanya menjadi rumit aku akan turun tangan langsung dan kalian tolong tetap diam, serahkan semuanya padaku. Ketiga, kalian santai saja, anggaplah ini debut pertama kalian di hadapan dunia" kata Ren sambil memberi penjelasan lalu diikuti anggukan keenam raja naga.
Mereka menunggu sebentar lalu terdengar suara dari microphone dari dalam ruangan.
"Test, test, ya sudah bagus, mari kita mulai konferensi persnya" kata seseorang dari dalam ruangan.
(Sepertinya sudah waktunya)
Ren lalu melirik keenam raja naga dan dibalas dengan anggukan, mereka segera memakai jubah dengan tudung tertutup dan topeng masquerade. Setelah itu ketujuh raja naga memasuki ruangan konferensi pers dan mengambil tempat dibelakang para petinggi militer dengan tetap berdiri tegak. Di dalam ruangan itu terdapat berbagai kamera dari berbagai media besar dan banyak kameramen menumpuk demi mendapat siaran yang bagus.
(Sudah aku duga banyak sekali yang datang, bukan hanya dari dalam negeri tapi luar negeripun sama. Sepertinya pihak militer telah mempersiapkan dengan matang untuk acara ini. Bagaimanapun mari lihat apa yang akan terjadi)
Ren berpikir sambil terus menatap lurus tanpa celah hingga Gubernur Jenderal memulai konferensi pers secara resmi.
"Karena semua pihak-pihak terkait sudah ada disini maka konferensi pers secara resmi dimulai" katanya lalu berbagai kamera mengabadikan momen tersebut sehingga ruangan penuh dengan cahaya.
"Salam untuk semua manusia diseluruh dunia, saya Gilbert Alberto yang menjabat sebagai Gubernur Jenderal tentara Republik Indonesia mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas ketersediaan kalian untuk menghadiri dan menonton konferensi pers kali ini. Disini, saya tidaklah sendirian tetapi saya juga bersama anggota-anggota penting dalam pihak militer semasa perang saudara yang lalu. Jadi, saya sangat mengharapkan ketersediaan kalian untuk terus mendengarkan kami" kata Gilbert memulai konferensi persnya dengan kata-kata pembuka
Cahaya kamera sekali lagi timbul dan tanpa henti selama beberapa menit hingga Gilbert mengatakan sesuatu yang mencengangkan dengan ekspresi seriusnya.
"Saya sebagai perwakilan pihak militer akan mempersingkat kata-kata saja agar dapat dengan mudah dipahami semua orang. Jadi, kami dengan jujur mengakui bahwa pihak kami secara sah telah melakukan penelitian dan eksperimen terhadap manusia" kata-kata singkat dari Gilbert membuat seisi ruangan gempar.
"Eksperimen manusia? Apa maksudnya itu?" Bisik seseorang
"Serius? Pihak militer melakukan hal semacam itu?" Bisik yang lain
"Eksperimen manusia? Yang benar saja, mereka benar-benar gila" saut yang lain
Ruangan itu segera menjadi kacau dan muncul bisikan tanpa henti.
(Si Pak Tua bodoh itu!? Apa yang dia pikirkan sampai membuka rahasia nasional begitu saja dihadapan media!?)
Ren terkejut dan syok atas kata-kata yang keluar dari mulut Gilbert yang tanpa memandang waktu dan tempat.
(Sialan, bajingan militer itu! Apa yang mereka rencanakan!? Apa mereka mau mengambil tanggung jawab!?)
Pikiran Ren semakin memanas lalu dia melirik Gilbert tetapi—
Gilbert sangat tenang..., hal ini jelas membuat Ren menaikkan kewaspadaannya.
(Sialan, apa lagi yang ingin diucapkan Pak Tua bodoh itu!?)
Dia ingin marah tapi memutuskan untuk tetap diam sambil mengawasi perkembangan situasi.
"Saya mengerti kalau kalian kebingungan atas pengakuan tiba-tiba kami....tapi kami sudah memikirkan ini sejak lama bahkan sejak awal dimana kami mulai melampaui batas yang seharusnya tidak boleh kami sentuh atau dengan kata lain kami telah melakukan "pelanggaran tabu" " lanjut Gilbert.
Mendengar hal itu para perwakilan negara-negara dunia mulai gelisah, mereka menanti-nanti apa yang akan dikatakan Gilbert selanjutnya.
"Pertama-tama, izinkan saya menjelaskan situasinya. Sembilan tahun lalu ketika kami terdesak karena kekurangan prajurit aktif, kami telah memutuskan untuk menjalankan rencana yang telah disusun pasca genosida dalam peristiwa "Malam Darah" di Jakarta setahun sebelumnya. Rencana itu berisi manuver militer dan politik tertentu yang perlu kami ambil dan proyek yang kami sebut Proyek "Herakles". Sesuai namanya proyek ini bertujuan untuk menghasilkan prajurit tempur dengan kekuatan dan daya tahan tinggi dan kami menempatkan anak-anak di dalamnya" kata Gilbert menjelaskan, penjelasannya ini membuat banyak orang di ruangan itu memucat, mereka bergidik ngeri memikirkan apa yang akan dikatakan berikutnya. Benar saja, perkataan berikutnya meruntuhkan pendirian mereka.
"Kalian tentu tahu apa itu Post-traumatic Stress Disorder atau yang biasa kita sebut sindrom PTSD bukan? Sindrom ini memang bisa di derita siapa saja yang mengalami peristiwa tertentu tapi secara umum sindrom ini paling banyak di derita oleh para tentara yang kembali dari medan perang, sebagai contoh di masa lalu sindrom ini banyak muncul pada veteran tentara Amerika yang terjun langsung ke medan perang dan lebih jauh lagi banyak di derita oleh veteran tentara pada Perang Dunia Pertama dan Kedua. Sindrom ini tidak dapat disembuhkan secara total dan jujur saja membuat para veteran yang mengalaminya sangat menderita bahkan jauh setelah mereka kembali dari peperangan. Ilmu medis sampai saat ini hanya bisa memberikan penanganan yang baik untuk pasien PTSD lalu jika bagi para veteran saja yang merupakan orang dewasa sudah sangat membuat penderitaan tanpa henti lalu bagaimana dengan anak-anak? Kita bisa melihat contoh betapa mengerikannya efek peperangan pada anak-anak di Timur Tengah sana, anak-anak disana ketakutan, hidup mereka tidak tenang, hidup mereka sepenuhnya mengerikan. Jadi, itulah mengapa proyek "Herakles" dibuat" kata Gilbert menjelaskan, para wartawan beserta kameramennya dan para perwakilan negara dan organisasi dunia terdiam, mereka tidak bisa menyangkal apapun lalu—
"Jadi, sekarang saya akan mulai menjelaskan tentang Proyek "Herakles". Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, proyek ini bertujuan untuk menciptakan prajurit tempur dengan daya tahan dan kekuatan tinggi dan akan ditempatkan di garis depan peperangan. Akan tetapi, sangat disayangkan karena kami kekurangan prajurit aktif, kami terpaksa memasukkan anak-anak yatim piatu yang selamat dari tragedi "Malam Darah" sebagai prajurit kami. Setelah itu kami mulai melatih mereka dengan keras lalu jika kalian bertanya seberapa keras pelatihan itu maka kami hanya bisa menjawabnya dengan pelatihan mereka setara prajurit paling elite kami" kata Gilbert
Semua orang terpaku tanpa bisa berkata-kata, mereka semua tau bahwa prajurit elite Republik Indonesia itu salah satu yang terbaik di dunia dan pastinya pelatihan yang diberikan benar-benar seperti neraka tapi anak-anak dengan pelatihan yang sama? Itu gila dan tidak manusiawi, sangat wajar jika mereka berpikir begitu.
Gilbert menatap semua orang lalu menarik nafas dalam-dalam dan melanjutkan perkataannya.
"Lalu kalian mungkin bertanya-tanya apa hubungannya dengan saya menjelaskan sindrom PTSD tadi maka kalian akan mendapatkan jawabannya sekarang. Jadi, tolong dengarkan baik-baik, saya tidak menerima pengulangan" lanjut Gilbert lalu semua orang fokus, para perwakilan negara dan organisasi dunia membetulkan posisi duduk mereka dan memfokuskan diri sementara para kameramen dan reporter bersiap-siap diri dengan baik untuk mendapat berita yang bagus.
"Untuk menangani kemunculan sindrom PTSD maka ilmuwan kami merancang sub-proyek yang disebut percobaan "Azazzel" dimana kami memutuskan menghapus beberapa emosi dari anak-anak itu demi menghindari kemunculan PTSD dalam diri mereka"
Penjelasan dari Gilbert membuat semua hadirin yang hadir tercengang, dan beberapa terlihat urat menonjol dikepalanya.
"Bodoh! Apa kalian tahu seberapa besar dosa kalian!?" teriaknya
"Benar! Kalian menjijikkan!" sahut yang lain
Ruangan itu segera menjadi tempat penuh caci maki dan penuh kebencian. Gilbert yang melihat ini hanya bisa menundukkan kepalanya dan menghela nafas, bagaimanapun juga dia tidak berniat membantah cacian mereka karena itu adalah kebenaran, dosanya terlalu besar jika dia mati sekarang dia bahkan akan pasrah jika diseret ke Neraka dan dibakar Tuhan sebagai akibat dari perbuatannya.
Gilbert sekali lagi mencoba berbicara.
"Saya mengerti kemarahan kalian, saya tidak berniat menyangkal itu, jujur saja saya dan rekan-rekan di militer yang terlibat dalam hal ini merasa sangat bersalah, bagaimanapun juga kami adalah orang pertama yang terang-terangan melanggar tabu dunia yang dimana seharusnya orang tua melindungi anak-anak dan menjauhkan mereka sebisa mungkin dari peperangan. Hal ini seharusnya sudah ada sejak zaman kuno dan kami sangat mengerti itu tapi saat ini untuk pertama kalinya kami dengan bodohnya melanggar tabu. Kami sangat mengerti kesalahan kami walaupun kami katakan itu terpaksa tetapi salah tetaplah salah. Dengan demikian, untuk ganjaran atas perbuatan gila yang kami lakukan, kami menawarkan kepala kami sebagai penebus dosa-dosa yang kami perbuat tapi kami terkhususnya saya memohon kepada kalian semua penduduk dunia ini, tolong terimalah anak-anak itu, tolong jangan biarkan mereka terus berada di neraka kesepian..., tolong.., saya mohon bantu mereka" katanya dengan berdiri sambil menangis lalu menundukkan kepalanya penuh permohonan, dia tidak kuasa menahan rasa sedih memikirkan bagaimana anak-anak itu akan hidup kedepannya tanpa emosi yang seharusnya dimiliki oleh manusia, mereka akan kesulitan menjalani hidup atau dengan kata lain mereka sendiri secara harfiah bukan lagi manusia sekarang.
"Kami mohon!!"
Semua petinggi militer mengikuti Gilbert lalu menundukkan kepala mereka bersama-sama, semuanya menangis, mereka tahu mereka telah merenggut kehidupan yang tak bersalah demi keuntungan mereka sendiri, alasan apapun tidak akan diterima karena pelanggaran tabu tetaplah ada dan tidak dapat di toleransi dengan dalih apapun.
Seisi ruangan langsung terdiam, tidak lagi terdengar cacian yang dilontarkan melainkan banyak dari mereka mulai ikut menangis. Kebanyakan dari mereka jugalah sama, mereka adalah orang tua dari anak-anak mereka, mereka tidak bisa membayangkan betapa mengerikannya seorang anak yang kehilangan kedua orang tuanya karena perang lalu dipaksa menjalani latihan seperti neraka sementara emosi mereka dihapus hanya demi pergi ke garis depan peperangan.
Ren yang melihat ini merasa tidak senang..
(Mengambil tanggung jawab? Menyerahkan kepala sebagai penebusan dosa? Jangan berani-beraninya kalian berkata omong kosong seperti itu, dasar bajingan!)
Dia lalu keluar dari barisannya dibelakang para petinggi dan pergi ke tengah panggung konferensi pers. Dia merebut microphone di meja lalu mulai berbicara.
"Salam untuk para hadirin sekalian, izinkan aku memperkenalkan diri, namaku Alpha, kalian mungkin mengenaliku sebagai Raja Naga Agung kursi pertama, lalu disinilah aku berada, aku menentang segala kebodohan yang dikatakan petinggi militer kali ini! Jika kalian berani melakukan itu.., maka 7 raja naga akan menjadi lawan dari seluruh dunia"
Kata-katanya kejam dan dingin tapi itu diliputi kemarahan, dia memang memakai topeng tapi orang-orang bisa menebak ekspresi seperti apa yang dia buat, hal ini membuat semua orang terkejut bahkan petinggi militer syok dan kebingungan dengan kata-katanya yang tiba-tiba.
Lalu untuk pertama kalinya..., raja naga yang keberadaannya dirahasiakan dari dunia dan berada di balik bayang-bayang masyarakat menunjukkan taringnya demi menghadapi kebodohan yang telah terjadi.