"Kita tidak bisa kembali ke jalan yang tadi, para penjaga masih menjaga dengan ketat. Jalan satu-satunya adalah ke dalam goa tersebut." ucap Sylphy setelah kembali dari luar goa.
Mereka berdua memasuki goa tersebut lebih dalam lagi, terdapat obor api hijau yang berada pada bahu kanan Kaizoku. Tanpa berpikir apapun, Kaizoku langsung mengambilnya dikarenakan sudah mulai gelap di dalam goa tersebut.
"Sebenarnya kita kemana sih..." ucap Kaizoku yang masih lemas.
"Aku pun tidak tahu, kita ikuti saja lah..." jawab Sylphy.
Mereka terus berjalan lebih dalam goa tanpa arah.
Semakin lama mereka berjalan kedalam goa tersebut, perasaan mereka mulai tidak enak. Rasa paranoid dan rasa ragu mulai menghantui mereka berdua.
Walau begitu, mereka tetap menyimpan perasaan mereka dalam-dalam dan tidak saling berbicara.
Entah darimana Kaizoku merasakan ada sesuatu yang bergerak dari belakang, dia seperti mendengar sesuatu yang bergerak. "Hah!?" Kaizoku menoleh kebelakang dengan penuh rasa curiga.
"Oi Sylphy, apakah kamu mendengar apa yang ku dengar?" ucap Kaizoku dengan wajah ragu.
"Apa yang kamu dengar? Aku tidak mendengar apapun." jawab Sylphy.
Semakin lama Kaizoku menatap kebelakang, semakin cepat pula jantung Kaizoku berdetak. Nafas dari Kaizoku semakin cepat dan keringat lebih banyak bercucuran.
Keheningan mulai memasuki tubuh Kaizoku.
Namun sebelum situasi lebih buruk, Sylphy menyadarkan Kaizoku dengan menepuk lengan kanan Kaizoku. "Oi, OI KAI! Kamu dengerin aku nggak sih!?" ucap Sylphy dengan nada tinggi.
Terkejut mendengar teriakkan Sylphy, Kaizoku tersadar dari melamunnya. "Ah!? Hah!? Apa!? Maaf? Apa yang kamu bicarakan tadi?"
"Kamu lagi apa sih? Kok liatin belakang terus?" ucap Sylphy.
"Hah? Apa? Liat belakang? ... Lupakan saja, lebih baik kita melanjutkan perjalanan kita. Perasaan ku sudah mulai tidak enak." Kaizoku berjalan lebih cepat.
"Hah? Oi, tungguin donk!" Sylphy mempercepat jalannya sama seperti Kaizoku.
Mereka berdua berjalan lebih dalam lagi, suara kelelawar mulai menghilang, dan sarang laba-laba mulai tidak terlihat lagi. Semakin dalam mereka berjalan, semakin sunyi bunyinya.
Hanya terdapat bunyi api tersebut dan suara nafas mereka.
Secara tiba-tiba Sylphy merasakan rasa dingin yang sangat dingin. Sylphy menggigil kedinginan. "Ne, Kai. Kamu merasakan dingin? Kok tiba-tiba aku merasakan dingin yang luar biasa ya?"
Berbeda dengan Kaizoku, dia malahan merasakan panas badan yang luar biasa. "Huh? Dingin? Aku malah kepanasan..." keringat bercucuran dengan sangat cepat.
"Sepertinya yang kamu bicarakan ada benarnya, kita harus cepat-cepat keluar dari tempat ini." ucap Sylphy sambil terus-menerus menggigil.
"Huff... Kamu benar... Aku sangat kepanasan..." setelah mengucapkan perkataan tersebut, Kaizoku dan Sylphy mulai mempercepat jalan mereka.
Terus berjalan tanpa berhenti walaupun rasa dingin dan rasa panas sedang memenuhi tubuh mereka.
Tanpa berhenti berjalan, pada akhirnya Sylphy mencium bau sesuatu. "Hmm... Bau ini... Bau yang sama saat kita berada di luar goa! Kita mendekati pintu keluar!" ucap Sylphy dengan senyum bahagia.
"Benarkah!? Akhirnya! Kita harus bergerak lebih cepat lagi!" mereka berdua mulai berlari ke depan berharap jalan keluar dari goa tersebut.
Berlari-lari ke arah depan dengan sangat cepat. Kaizoku dan Sylphy melihat sinar hijau yang sangat terang di depan mereka. Tanpa basa-basi mereka langsung berlari ke dalam sinar tersebut tanpa mengetahui apapun.
Memasuki sinar tersebut, mata dari Sylphy dan Kaizoku tertutup oleh sinar hijau tersebut.