Mendengar nama Cerberus, Kaizoku dan Sylphy langsung tercengang terkejut-kejut. "Haaaahhhh!!!???" ucap dari keduanya dengan nada terkejut.
"CE-CERBERUS!?" Kaizoku dan Sylphy saling bertatapan ketakutan.
"Hah! Mana kepercayaan dirimu huh!?" Kaizoku mendorong Sylphy.
"Aku tidak menyangka jika lawan kita adalah Cerberus!" Sylphy mendorong Kaizoku kembali.
Mereka saling mendorong dan saling menyalahkan datu sama lain.
Pada akhirnya mereka dihentikan oleh hentakan kaki yang sangat keras menggoyangkan pasir dan tanah seperti gempa kecil.
"KITA PERSEMBAHKAN! ANJING BERKEPALA TIGA! CER-BERUS!" setelah namanya dipanggil, Cerberus berlari ke depan mendekati Kaizoku dan Sylphy yang sedang tercengang melihat betapa cepatnya Cerberus berlari mengarah mereka.
Cerberus berhenti berlari tepat berada di depan Kaizoku dan Sylphy yang saling berpelukan ketakutan.
Cerberus berdiri dengan kekuatan yang tak tertandingi, raksasa dunia bawah yang siap menghancurkan siapa saja yang berani menantangnya. Tubuhnya sangat besar, begitu besar hingga setiap langkahnya mengguncang tanah di bawahnya. Kedua matanya menyala dengan api hijau yang berkobar, mencerminkan kejahatan abadi dan amarah yang tak terpadamkan. Tatapan dari mata berapi ini mampu menembus keberanian siapa pun yang berani menatapnya.
Cerberus berjalan berputar-putar mengelilingi Kaizoku dan Sylphy yang masih ketakutan.
Setiap kaki Cerberus dilindungi oleh armor yang terbuat dari tulang-tulang kuno, keras dan tajam seperti bilah pedang. Armor ini menambah kesan liar dan tak terkalahkan, seolah-olah tulang-tulang dari jiwa-jiwa yang dikalahkannya kini menjadi bagian dari dirinya. Meskipun tubuhnya besar dan tampak berat, Cerberus memiliki kecepatan yang luar biasa, bergerak dengan kelincahan yang tidak seharusnya dimiliki makhluk sebesar itu. Dia mampu menutup jarak dalam sekejap, menerkam musuh dengan cakar-cakar yang bisa menghancurkan baja
Kemunculannya di medan pertempuran adalah mimpi buruk bagi siapa saja yang melihatnya. Cerberus bukan hanya monster, dia adalah manifestasi dari ketakutan itu sendiri, pembawa kehancuran yang tak terelakkan. Setiap musuh yang menghadapi Cerberus akan merasakan ketakutan yang mendalam, seolah-olah sudah menyadari bahwa melawan makhluk ini sama saja dengan melawan kematian.
Walau begitu, Kaizoku mencoba untuk menguatkan dirinya. Dia melepaskan pelukan ketakutannya dan berdiri dengan tegak di depan Cerberus dengan gagahnya.
Melihat Kaizoku yang sudah memberanikan dirinya, Sylphy tidak mau kalah dari Kaizoku, dia menguatkan dirinya dan berdiri dengan tegak di sebelah Kaizoku.
"DIKARENAKAN HERCULES TIDAK DATANG DALAM PERTARUNGAN, MAKA LAWAN DARI CERBERUS AKAN DIGANTI OLEH THE OUTLAWS! JIKA THE OUTLAWS MEMENANGKAN PERTARUNGAN, MAKA KALIAN MEMPUNYAI HAK! UNTUK MEMASUKI KERJAAN MILIK TUAN GON!!!"
Cerberus berhenti tepat di depan Kaizoku dan Sylphy dengan ekspresi sangat liar. Air liur bercucuran dari mulut Cerberus layaknya air hujan untuk Kaizoku dan Sylphy dikarenakan ukuran Cerberus terlalu besar.
"Jika ini adalah tujuan kita untuk memasuki kerjaan tersebut, maka kita akan selesaikan..." ucap Kaizoku dengan wajah berani dan percaya diri.
Sylphy melihat Kaizoku dengan ekspresi kebingungan. "Sejak kapan kamu tiba-tiba berani?"
Kaizoku tidak menjawab pertanyaan Sylphy dan tetap berdiri tegak menatap ke atas, menatap ke-tiga kepala Cerberus.
"Aku harap kamu sudah siap, Sylphy. Ingat janji ku, jika kita mati maka kita akan mati bersama, jika kita hidup maka kita akan hidup bersama." dengan gagahnya Kaizoku mengucapkan kalimat tersebut.
Sylphy tersenyum kecil mengingat janji dari Kaizoku saat mereka pertama kali memasuki dunia Underworld. "Heh, tentu saja aku sudah siap..." Sylphy mengepalkan kedua tangannya siap untuk bertarung bersama Kaizoku.