Gabriel dan Hizo masih melanjutkan pencarian, mencari di sela-sela pojok dan dimana pun. Pada akhirnya Hizo berhasil melihat coretan-coretan gambaran dinding yang aneh di dekat tulang manusia duduk yang sudah membusuk. "Ewh, Gabriel kesini!"
Dengan cepat Gabriel berlari mendekat ke Hizo, memasuki salah satu sel penjara. Melihat coretan-coretan gambaran di dinding aneh bersema Hizo. "Hmm, sepertinya ini akan menjadi petunjuk kita untuk mencari tempat kerja paksa."
"Ya! Ini Dia! Petunjuknya. Kita hanya perlu memecahkan puzzle yang ada di gambaran ini." Mereka berdua melihat lebih dekat lagi.
"Hmm, ayo kita lihat. Di kiri terdapat gambar seperti tengkorak manusia, di tengah terdapat gambar matahari? Heh, ok. Dan di kana terdapat gambar gunung? Mungkin." Ucap Gabriel yang masih kebingungan.
"Kita mulai di tengkorak manusia, hmm... Apakah yang dimaksud mematikan? Atau tempat? Jika kita merujuk ke tempat yang mematikan ialah Underworld, tempat para jiwa yang mati berada." Ucap Gabriel yang menaruh jarinya di dagu.
"Underworld? Sepertinya tempat yang sangat berbahaya." Ucap Hizo yang masih kebingungan.
"Benar, Underworld berada di dekat istana kerajaan demon lord. Jika gambar kedua mengarahkan sudut pandang matahari, maka jika benar matahari akan berada di atas tepat tempat kerja paksa tersebut."
Gabriel melanjutkan perkataannya. "Hmm, hanya satu tempat yang biasanya matahari beridiri tepat di atas tempat itu, yaitu tempat di sebelah kanan dari Underworld dan sebelah kiri dari gunung bersalju."
Gabriel berdiri dari jongkoknya. "Jika itu benar, kita harus memiliki izin untuk mendekati Underworld. Dan izin tersebut cukup susah untuk didapatkan... Kecuali, kota menggunakan Thomas untuk menjadi tangkapan dan memaksa para penjaga untuk menuruti kita dan jika mereka berani melawan balik maka kita tinggal membunuh si Thomas. Thomas bukan lah ancaman yang sangat kuat bagi kita, dia adalah salah satu bawahan demon lord yang terlemah. Kita hanya perlu nge outsmart dia, dan menipu balik si Thomas."
Hizo beridiri dari jongkoknya, dan menundukkan kepalanya. "Baiklah, aku akan ikut apapun yang terjadi untuk menyelamatkan kakek ku."
"Baiklah, sebelum itu kita harus membantu Kaizoku dulu."
Gabriel memeluk Hizo dan mengeluarkan Wings of Veracity untuk terbang ke atas. Gabriel melewati jalan lubang rahasia di halaman belakang.
Terbang keluar sinar dari sayap Gabriel langsung bersinar terang membutakan mereka semua. "AAAGGGHHH! Sinar apa ini!" Ucap Kaizoku yang sedang menutupi kedua matanya.
"Gahahaha! Bantuan telah datang!" Hizo melompat turun dari pelukan Gabriel. Diikuti dengan Gabriel yang turun ke tanah.
"Kalian memang cukup menyusahkan, and you guys are never been grateful! (dan kalian tidak pernah bersyukur!)" Ucap tuan Thomas sambil mengepalkan kedua tangannya penuh amarah.
"Tuan Ishayaki pasti akan marah mendengar kalian berada di luar aturannya. Kalian tidak akan pernah selamat!" Secara tiba-tiba setelah tuan Thomas menyelesaikan perkataannya, Gabriel melempar pedang Masayoshi tepat pada dada tuan Thomas.
Akibat lemparan yang cukup kuat, tuan Thomas ikut terpental menghancurkan tembok dinding rumah putihnya. Salah satu tamu melihat tuan Thomas yang tertusuk.
Tamu tersebut pun langsung pergi lari ketakutan.
"Hah, beraninya kamu membuat tamu ku ketakutan. Beraninya kalian menghancurkan pesta ku! Hah! Kalian harus di beri pelarajaran!" Tuan Thomas terbangun dari jatuhnya, mencabut pedang Gabriel dari dadanya lalu melemparnya kembali ke Gabriel.