Setelah master key berhasil dibawa oleh Kaizoku, Kaizoku berjalan ke samping bersatu kembali dengan Sylphy. "Rencana berhasil, rencana selanjutnya mencari cara untuk ke bawah tanah." Ucap Kaizoku sambil memainkan master key di tangannya.
"Bagus, aku bisa menggunakan penciuman ku untuk mencari jalan ke bawah tanah." Jawab Sylphy yang mulai bergerak ke arah kanan lorong penuh pintu kamar.
Sylphy menggunakan hawa penciumannya yang sangat kuat, untuk mencari ruangan mana yang merujuk ke dalam bawah tanah.
Berjalan terus berjalan... Berjalan cukup jauh.
Akhirnya Sylphy berhenti di depan pintu kamar bernomor "444". Sylphy memastikan jika bau yang aneh terdapat pada dalam kamar tersebut.
"Bau ini... Ya... Bau busuk, kurang oksigen, dan bau debu berserakan... Kai! Buka kamar ini." Kaizoku pun menuruti apa yang Sylphy bicarakan, dia membuka pintu kamar tersebut dengan master key.
Memasuki kamar tersebut, terlihat seperti kamar mewah yang normal. Kasur yang mewah dan rapi, rak buku yang rapi, dengan karpet yang sangat lembut. Semuanya terluhat sangat normal.
"Huh... Itu aneh, aku mencium bau yang tidak mengenakkan tepat pada di kamar ini... Coba, cari sesuatu yang menurut kita aneh." Sesuai usulan Sylphy mereka berdua pun mulai melakukan pencarian, mencari jika ada hal yang aneh atau tidak.
Setelah cukup lama mencari, saat Sylphy sedang berada tepat di depan rak buku, penciumannya tiba-tiba menjadi sangat kuat. "Huh!? Sebentar..." Sylphy mencium bau yang aneh di rak buku tersebut. "Kai! Kesini sebentar."
"Sesuatu yang aneh ada di rak buku ini, coba kamu selidiki." Kaizoku menuruti apa yang Sylphy bicarakan, dia pun mulai menyelidiki dan mencari sesuatu yang aneh dan tidak normal.
Dari atas menuju ke tengah, akhirnya Kaizoku menemukan satu buku yang cukup aneh. "Huh, buku merah ini cukup aneh terlihat lebih maju ke depan... Dan tertulis... 'Menuju Kegelapan Akan Menjadi Temanmu' Huh itu sangat aneh." Kaizoku pun memencet buku merah tersebut, membuka pintu rahasia.
Rak buku tersebut bergerak ke samping kiri dengan lambat. Di belakang rak buku tersebut memperlihatkan tangga menurun ke bawah kegelapan. "Ya, itu dia... Jalan tangga kegelapan." Ucap Kaizoku dengan wajah sedikit ragu.
"Ayolah, kita sudah berjalan sejauh ini." Dengan paksaan Sylphy menarik tangan Kaizoku sangat erat.
Menurun, menurun, menurun,menurun... Semakin ke bawah semakin gelap sampai ke titik tidak bisa melihat ke sekitarnya. "Jangan lepaskan tangan ku, Kai. Aku tidak ingin kamu tergelincir dan mati begitu saja."
Setelah beberapa menit kemudian, mereka melihat sebuah cahaya yang bersinar di bawah mereka."Huff akhirnya, walaupun hanya beberapa menit aku merasa seperti sudah berjam-jam di tangga ini."
Lentera di atas mereka, melihat di dalam lorong terdapat banyak sekali sel penjara kanan dan kiri. "Bersyukur kita tidak tertangkap." Sylphy memukul wajah Kaizoku "Diam lah."
Saat mereka berjalan-jalan di lorong penuh sel penjara, mereka mendengar suara manusia. Dengan cepat bersembunyi di sebuah kotak kayu besar. "Suara manusia, Kai, tutup mulut mu."
Sylphy mendengarkan baik-baik. "Heh... Suaranya mirip seperti Gabriel... Tapi, aku mendengar orang lain juga. Siapa mereka."
"Gabriel, satu suara remaja laki-laki, dan... Terdengar seperti suara orang tua laki-laki, tapi aku tidak pasti."
Mendengar perkataan Sylphy, Kaizoku langsung mengingat sang orang tua yang dia bantu saat berada di tempat rel kereta api. "Kakek... Apakah itu kamu..."