Sudut pandang kembali ke Kaizoku dan Sylphy yang sedang berjalan-jalan mengelilingi desa dengan berhati-hati. Menghindari pandangan dari pasukan The Bliss, maupun bounty hunter yang menginginkan hadiah besar.
"Kai, dimana baju mu? Dan kenapa baju mu sangat kotor." Ucap Sylphy sambil melihat-lihat baju Kaizoku. "Panjang ceritanya, intinya aku disuruh kerja, tidak menerima pertanyaan lagi." Kaizoku tidak ingin membahasnya.
Sylphy yang melihat wajah sedih Kaizoku pun tidak ingin mendorongnya lebih. "Baiklah..."
Kaizoku melihat ke depan, tersadar ada pasukan The Bliss yang masih mencari-cari keberadaan dari Kaizoku. Kaizoku dengan cepat menutup mulut Sylphy dan bersembunyi di toko di dekatnya.
Sylphy mencoba melawan tangan dari Kaizoku dengan menggigitnya. Namun Kaizoku menahan rasa sakitnya dan tetap menutup mulut Sylphy, menunggu para pasukan The Bliss melewati toko tersebut. "Ssstt, diam lah."
Sylphy pun menyerah, dan mengikuti perkataan dari Kaizoku.
Setelah beberapa menit kemudian, para pasukan The Bliss pun berjalan pergi melewati toko tersebut. Kaizoku melihat dari kaca untuk memastikan mereka sudah pergi jauh.
Setelah yakin para pasukan tersebut pergi, Kaizoku melepaskan tangannya dari mulut Sylphy.
"Apa-apaan ini! Seenaknya menutupi mulut orang!" Ucap Sylphy dengan marah.
"Kau gila kah? Mereka itu para pasukan The Bliss, pasukan dari tuan Thomas. Singkatnya si Thomas ini bawahan dari demon lord Ishayaki." Jawab Kaizoku sambil mengelus-elus jarinya yang sakit setelah di gigit gigi tajam Sylphy.
Sylphy melihat ke jendela. "The Bliss? Mereka pasukan dari tuan Thomas? Tau dari mana kamu." Sylphy kembali ke dalam ruangan. "Panjang ceritanya." Jawab Kaizoku demgan wajah serius.
Kaizoku melihat ke sekitarnya, hanya terdapat baju-baju dan tidak ada orang. "Sepertinya ini toko baju, tapi di mana si kasir?"
Mereka berdua pun melihat sekelilingnya. "Hmm, baju-baju disini cukup mewah." Ucap Sylphy.
"Aku yakin, hanya mengambil dua atau tiga baju tidak akan merugikan mereka." Kaizoku mengambil baju putih panjang dan jaket tuxedo. "Mending ganti baju sekarang, sebelum yang punya toko ini datang." Kaizoku melepas bajunya dan menggantinya dengan baju putih panjang baru, dan diikuti memasang jaket tuxedo. "Hmm, pas ternyata."
"Apa? Kau pikir aku akan mengintip mu? Ganti sekarang." Kaizoku melihat wajah Sylphy yang mulai memerah.
"A-Awas aja kalau kamu mengintip, aku akan memukul mu sampai kepala mu hancur!" Mendengar perkataan dari Sylphy, Kaizoku merasakan rasa takut yang cuku besar. Jadinya Kaizoku memilih untuk tetap melihat jendela luar, memastikan tidak ada siapapun yang memasuki toko.
"Sudah belum..." Ucap Kaizoku yang tidak sabaran. Dijawab oleh Sylphy dengan keras. "Sabar! Baju ini, sangat tidak nyaman bagi ku!"
Setelah Sylphy memakai baju barunya, dia terlihat sangat tidak nyaman. "Uh... Baju ini cukup sempit."
Kaizoku membalikkan pandangannya, melihat dada Sylphy yang terlalu besar sampai-sampai baju tersebut hampir lepas. "Woaahh..." Melihat Kaizoku yang mengintip dirinya, Sylphy dengan cepat memukul wajah Kaizoku dengan sangat keras membuat Kaizoku pingsan seketika.
Saat Kaizoku pingsan, dengan cepat Sylphy mencari baju yang lebih besar lagi. Memanfaatkan waktunya dengan baik.
Pada akhirnya Sylphy memilih gaun putih yang cukup besar. "Huff... Seharusnya ini cukup, dan bisa untuk menutupi ekor besar ku..."
Setelah yakin gaun yang sedang di pakai, Sylphy membangun kan Kaizoku. "Oi, oi! Kai! Ayo kita harus pergi dari sini!" Kaizoku pun terbangun dari pingsannya. "Ugh, pipi ku..."
Kaizoku dan Sylphy pun keluar dari toko baju. Keduanya melihat sebuah sinar kuning yang bergerak cepat di atas awan. "Huh? Apakah itu Gabriel? Dia sedang membawa seseorang mengarah ke rumah putih besar itu! Ayo cepat Kai!" Kaizoku menundukkan kepalanya dan mulai untuk berlari mengikuti sinar kuning tersebut.