"GAHAHAHAHAH..." Sylphy tertawa terbahak-bahak, setelah dia berhasil berada di mode Bloodlust: Level 2. Meningkatkan kecepatan, pendengaran, dan ketahanan 10x lipat dari sebelumnya.
Taki berbicara dengan nada percaya diri jika dia akan menang. "Heh! Kamu tidak bisa melukai ku saat kita berada di dunia ku, musta-" Sebelum Taki menyelesaikan perkataannya, Sylphy bergerak berlari sangat cepat sampai-sampai terlihat seperti berteleportasi menendang perut Taki dengan lutut kaki Sylphy.
"Bisakah kamu berhenti berbicara? GAHAHAHAHA!" Sylphy kembali bergerak cepat memukul menendang Taki yang terpental jauh, tidak memberinya kesempatan untuk mendarat ke tanah. "GAHAHAHAHA!" Sylphy tertawa-tawa sambil memukul dan menendang Taki terus menerus dengan sangat-sangat cepat.
Dengan gerakan terakhir Sylphy memukul wajah dari Taki ke tanah dengan sangat keras, membuat gempa tanah sementara yang cukup kuat. Namun Sylphy tidak puas dan ingin terus melanjutkan serangannya, Sylphy menarik kaki dari Taki memaksa badan dan kepalanya keluar dari dalam tanah, Sylphy membanting-banting badan Taki layaknya mainan bagi Sylphy.
"GAHAHAHA! Para Ebonlight akan menyesal apa yang mereka buat terhadapnya keluarga ku, bermula dengan kamu!" Sylphy melempar Taki kembali ke dalam gereja.
Taki terbangun dari tidurnya akibat lemparan dari Sylphy, dia bergeleng-geleng kepala pusing akibat bantingan sebelumnya. "Uh... Keluarga-keluarga mu menang harus mati, lagi pula kalian hanyalah hama yang menyusahkan bagi kami."
"GGGRRRRHHHH... KAMI BUKANLAH HAMA, KAMI ADALAH SURVIVOR YANG INGIN HIDUP DENGAN DAMAI!" Dengan kecepatan penuh Sylphy berlari menuju ke Taki yang berada di dalam gereja, terlihat seperti berteleportasi Taki tidak bisa bereaksi apapun menyerah diserang oleh Sylphy yang sangat menggila.
Dengan sangat cepat Sylphy menusukan cakar dan tangan kanannya ke perut Taki. Walaupun tangan dari Sylphy berhasil menusuk dan menembus ke dalam perut Taki, Taki tidak mengeluarkan darah akibat Taki yang di lawan oleh Sylphy bukanlah Taki yang asli.
Dengan nada menyerah Taki berusah untuk berbicara sebisa mungkin. "Kamu menusuk ku dengan sangat baik... Keluarga mu pasti bangga..." Sylphy membalasnya dengan wajah datar dengan nada rendah namun penuh amarah. "Jangan pernah menyinggung keluarga ku lagi, mereka sudah tenang di Afterlife."
Sylphy mencabut tangannya dari perut Taki, membiarkan Taki terjatuh lemas di tanah dengan kata terakhirnya. "Bloody Mary..." Dilanjutkan dengan tertawa kecil dari Taki.
Sylphy mendengarkan bisikan-bisikan menyuruh Sylphy untuk memakan Taki. "AAAAGGHHH!!! AKU HARUS KUAT MENAHAN EFEK SAMPING INI!"
Setelah bisikan-bisikan tersebut berhenti, lonceng yang entah dari mana berbunyi sangat keras dalam kedua telinga Sylphy. "AAAGGGGHHHH!!!! BERHENTIII!! INI MENYAKITKAN!!!" Sylphy menutup telinga dan matanya mencoba untuk menahan suara lonceng keras di dalam telinga Sylphy. "BERHENTII!!! BERHENTI!!! TELINGA KU SEPERTI AKAN HANCUR!!!"
Setelah Sylphy menutup kedua matanya beberapa detik kemudian suara lonceng itu berhenti, di ganti dengan suara salju. Suhu badan dari Sylphy berubah menjadi dingin, dia pun membuka matanya melihat di sekitarnya kembali ke tempat semula yaitu gunung bersalju.
Sylphy berjalan kedepan sedikit, melihat Kaizoku yang terduduk diam. Melihat Kaizoku yang tidak bergerak, Sylphy khawatir melihat Kaizoku yang terlihat tidak memiliki nyawa lagi. Sylphy berubah kembali ke wujud normalnya setelah melihat Kaizoku yang terduduk diam. "Kai... Tidak, tidak, jangan bilang."
Sylphy berlari mendekat Kaizoku dan langsung memeluknya. "Oh syukurlah, kamu masih hidup..." Sylphy masih bisa merasakan suhu hangat di dalam tubuh Kaizoku. Keduanya pun saling berpelukan beristirahat sejenak atas apa yang mereka lakukan di pertarungan melawan Taki. "Hero kita masih hidup..." Sylphy mengelus-elus kepala rambut Kaizoku dengan halus.