Sudut pandang berganti ke Sylphy, dengan kasus yang sama seperti Kaizoku. Setelah membuka matanya kedua kalinya, Sylphy berada di gereja putih yang sama milik Taki.
Lonceng berbunyi keras tepat berada di atas Sylphy. Sylphy melihat sekitarnya dan tetap bersedia apapun yang akan terjadi. "Kai? Gabriel?"
Suara dari Sylphy bergema keseluruh ruangan gereja.
Tidak tau apa yang harus dilakukan Sylphy, Sylphy berjalan menuju ke depan dengan sangat berhati-hati, melihat sekitarnya.
Sama seperti Kaizoku, Sylphy melihat manusia yang mirip dengannya yang tertidur di batu persegi panjang berwana putih terang.
Sylphy mendekati manusia tersebut dan melihat nya dengan sangat berhati-hati. "Ini... Dia mirip dengan ku..." Sylphy melihatnya dengan lebih dekat lagi. "Tapi... Wajah dan kulit nya sangat pucat, dan dadanya bersinar berwarna ungu... Kuku panjangnya mirip sekali dengan miliku tapi berwana biru tua... Ini sangat aneh."
Saat Sylphy melihat wajahnya lebih dekat lagi, tiba-tiba wajah manusia tersebut berubah menjadi wajah Taki. Dan di sampingnya keluar gergaji yang bergerak sangat cepat menuju ke atas.
Dengan cepat Sylphy langsung melompat mundur dan menghindari gergaji tersebut. "Taki! Kamu tidak akan bisa menipu ku..."
Tubuh dari manusia tersebut berubah menjadi Taki sepenuhnya. "Oh nak... Hampir saja leher kamu terputus, sangat sayang sekali..." Gergaji yang tadi bergerak menuju ke atas pun terjatuh, tepat sebelum gergaji tersebut terjatuh ke lantai Taki terbangun dari tidurnya dan langsung menggenggam erat-erat gergajinya yang hampir menyentuh ke lantai.
Sylphy mengeluarkan kuku-kuku tajamnya bersiap untuk bertarung. "Kamu akan menyesal apa yang kamu lakukan kepada desa kami, Taki."
"Desa kamu? Xixixi... Seharusnya kamu bersyukur karena desa kamu sudah di berkahi oleh tuhan yang maha esa." Taki tertawa kecil. "Tapi tidak apa-apa, kamu akan menyaksikan kemegahan ini..."
Sylphy tidak bisa menahan kesabarannya lagi, Sylphy melompat ke depan dengan sangat cepat melemparkan serangannya denga cakarnya menuju ke wajah Taki.
Namun serangan tersebut berhasil di tahan oleh gergaji Taki. "Sangat tidak sabaran..."
Taki menendang perut Sylphy sangat keras sampai membuat Sylphy terpantal jauh mengenai pintu gereja yang terkunci keras.
Taki tertawa gila, lalu dia bergerak sangat cepat yang terlihat seperti berteleportasi mendekat ke Sylphy. Sebelum Sylphy dapat menghindar, Taki menendang wajah dari Sylphy sangat keras sampai membuat pintu gereja yang terkunci itu terbuka akibat tendangan Taki kepada wajah Sylphy.
Mengeluarkan Sylphy dari gereja dan mendarat di lapangan luas tanpa batas yang berisi rumput-rumputan halus dan bunga-bunga bermekaran di seluru lapangan luas tersebut.
Setelah Sylphy terpental akibat tendangan tersebut, Sylphy terbangun dari tidurnya merasakan detak jantung yang sangat cepat, darah yang berkeluaran dari wajahnya, dan rasa bertarung yang sangat kuat. "Huff.... Huff... Jadi ini yang namanya Haus Darah (Bloodlust) waktu yang pas untuk menggunakan Spell tersebut..."
Luka yang berada di jidat Sylphy bercucuran menuju kedua matanya, lalu turun ke cakar-cakarannya. Darah tersebut menyatu ke cakar-cakarannya, membuat cakar-cakar dari Sylphy menjadi merah terang.
Sylphy tersenyum menyadari Bloodlust yang berada di tubuhnya aktif di waktu yang tepat. "Terimakasih keluargaku... Aku akan membayar utang yang belum kalian bayangkan..."
Taki melihat Sylphy yang berdiri tegak dengan wajah yang berdarah-darah pun terheran-heran. "Masih belum tertidur juga? Aku akui, kamu sangat kuat mampu bertahan di tempat ku..."