Sore itu Arumi dan Dafa pergi ke Paris sekarang mereka sedang duduk berdampingan didalam pesawat satu jam yang lalu mereka sudah lepas landas. Dengan sikap Acuh dari Dafa waktu penerbangan selama kurang lebih 20 jam itu akan sangat membosankan.
Arumi melirik ke arah Dafa dilihatnya laki-laki yang sedang mendengarkan musik dengan earphone yang terpasang seakan tidak ingin diganggu oleh siapapun. Dahi Arumi mengkerut rasa kesalnya terhadap Dafa seakan tak ada habisnya.
Arumi sekarang sangat bosan tidak ada orang yang dapat diajak bicara dan sekarang Dafa malah tertidur pulas dengan earphone yang masih melekat pada telingannya. Arumi ingin mencabut earphone itu diam-diam dan mematikan musik pada ponsel Dafa tapi gerakan kecil itu membuatnya terbangun.
Ia membuka mata pelan dan mengusapnya "apa yang kamu lakukan" Tanya Dafa sambil memegang tangan Arumi yang berada didalam saku jaketnya.
"itu, tadi mau matikan musik dari ponselmu, gak baik kalau tidur sambil menggunakan earphone" jawab Arumi yang langsung menarik tangannya keluar dari saku Dafa.
"bawel, kaya ibu-ibu banyak ngatur" jawab Dafa ketus pada gadis itu. Mata Arumi melotot melihat Dafa amarahnya benar-benar ada dipuncak tapi tidak bisa dia keluarkan sekarang karena suasana didalam pesawat sangat tenang jika dia meluapkan semuanya disitu bakal menjadi masalah besar dan pusat perhatian.
"kau, suami ku yang baik, pengertian" Ucap Arumi sambil mengelus pipi Dafa yang sebelumnya tangan Arumi siap untuk mencubit keras Dafa tapi ketika dia melihat seseorang yang ada disebelah mereka memperhatikan Arumi bersikap manis sambil tersenyum kepada orang tersebut.
"kelihatan banget punya kepribadian ganda" ucap Dafa melihat tingkah Arumi yang sok manis didepan oranglain itu. "jangan ngomong yang buat aku kesal" geram Arumi sambil mencubit tangan Dafa membuat laki-laki itu meringis sakit.
Mereka sekarang tidak berbicara lagi menurut Arumi itu hal yang baik dari pada harus bertengkar dengan Dafa terus menerus. Cukup lama Arumi terjaga dan sekarang mulai mengantuk matanya pelan-pelan tertutup dan tertidur pulas.
"Arumi, Arumi" samar-samar Arumi mendengar seseorang memanggil namanya tapi matanya tidak mau terbuka Karena rasa kantuknya.
"uh gadis ini sulit sekali bangun" Dafa berusaha untuk membangunkan Arumi untuk makan karena mereka sudah terbang selama sepuluh jam waktunya mereka mengisi energi sebelum sampai nantinya.
"Arumi bangun ayo makan" ucap Dafa berbisik ditelinga Arumi hingga membuatnya tersadar. Suara Dafa yang berbisik membuat telinganya geli hingga terbangun.
"ada apa sih, ganggu orang tidur aja" ucap Arumi menggosok matanya.
"kebo, susah banget dibangunin" Dafa melihat Arumi sambil bersikap dingin memberikan air minum. Arumi mengambil air itu dan meminumnya sampai habis "makasih" ucap Arumi.
Pramugari mengantarkan makanan pada mereka. "selamat makan" ucap Arumi sambil melihat makanannya dan langsung menyantapnya. Arumi makan dengan baik dan lahap untuk mengisi energi ditubuhnya.
"katanya orang kaya tapi makan celemotan" ucap Dafa ketika melihat ada butiran nasi yang menempel dipipi Arumi. Gadis itu mengusap pipinya menggunakan tangan hingga menempelkan minyak pada wajahnya.
Tingkah Arumi membuat Dafa geram "pakai tisu dong bersihin wajah, perhatikan tanganmu ada minyaknya" Dafa mengusap wajah gadis itu baginya seperti sedang mengurus anak kecil yang belum bisa makan sendiri. Arumi terdiam dia melihat Dafa sangat dekat yang sedang mengomelinya.
"kenapa diam, kunyah itu makanan dimulut" Dafa menyadari Arumi yang sedang melamun.
Mereka sudah terbang cukup lama dan sekarang akan mendarat di bandara Charles de gaulle Airport.
***
"lelahnya, tapi paris begitu indah" ucap Arumi yang memandang keluar jendela tampak menara Eiffel langsung terlihat dari kamar hotel mereka. Dengan sengaja tante Iren memilih tempat terdekat yang menyajikan view menara Eiffel pemandangan kesukaan Arumi dari dulu.
"di paris sekarang masih siang, malam nanti aku mau jalan ke sana" ucap Arumi sumringah berharap melihat lampu-lampu disekitar menara Eiffel akan menyala menambah kecantikannya.
Arumi dan Dafa beristirahat setelah perjalan jauh mereka secara bergantian mandi.
Dafa keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah dan hanya menggunakan celana hitam pendek. Tubuhnya yang tegap dan atletis terlihat sangat sexy dengan rambut basah Arumi menelan air liurnya kasar sambil memukul kepalanya. "Jangan berpikir macam-macam Arumi, jangan jadi cewek nafsuan" Arum bangkit berdiri dan langsung nyelonong masuk kamar mandi.
Arumi masuk didalam bathub dan menyalakan air. Pikirannya berpusat pada hal yang akan terjadi malam ini. Tapi dia juga tidak berharap banyak karena mungkin tidak akan terjadi sesuatu Dafa masih menolak nya sebagai istri. Cukup lama Arumi mandi dan sekarang dia ingin keluar dicari-cari nya handuk untuk menutupi tubuh polosnya. "Kemana handuknya apa aku lupa bawa" Arumi sangat panik apakah dia harus meminta Dafa mengambilkan handuknya.
"Dafa, apa kau ada disana" panggil Arumi meletakan telinga di pintu
"Kalau kau disana, tolong berikan handukku diatas ranjang" seru arumi sekali lagi
Dafa mengetuk pintu kamar mandi . Arumi membuka pelan pintu dan mengambilnya setelah itu dengan cepat menutup pintu. "Makasih" jawabnya dari dalam ..
Arumi bersiap-siap untuk pergi ke dekat menara Eiffel dia bingung haruskah dia mengajak Dafa tapi takut jika Dafa menolak ajakannya. "Ehm Dafa, aku mau ke menara Eiffel kamu mau temani?" Tanya Arumi hati-hati.
"Baiklah" Dafa mengambil jaket Hoodienya dan berdiri baginya tak baik membiarkan Arumi pergi keluar seorang diri .. dia menegaskan pada dirinya itu hanya untuk pergi berlibur bukan bulan madu.
"Wah indah sekali ucap Arumi melihat menara Eiffel secara dekat itu kedua kalinya dia pergi tapi hari ini berbeda karena dia bersama Dafa suaminya. Banyak orang berpasangan ada disana juga saling bergandeng tangan dan bahagia.
"Dafa ayo kita foto bersama" Arumi menarik lengan Dafa dan foto bersama terlihat wajah datar Dafa membuat Arumi kesal.
"Ayo dong senyum" Arumi membentuk smile dibibir Dafa dan mengambil foto lagi.
"Gitu dong manis juga" Arumi belum puas dengan berfoto yang seperti itu dia meminta seseorang untuk memfoto mereka berdua.
"Ayo berdiri dekat sini"
"Ah maaf, bisakah kalian saling berciuman itu akan terlihat indah" ucap orang itu meminta mereka berciuman Dafa dan Arumi saling berpandangan dan terdiam. "Kalian suami istrikan?" Tanya orang itu ragu. "Tentu saja" "ayo Dafa untuk kali ini saja" ucap Arumi memohon pada Dafa. Mereka berciuman sekilas untuk menghasilkan sebuah foto yang indah.
"Terimakasih tuan" ucap Arumi pada orang itu. Diliriknya muka masam Dafa "kamu marah ya, maaf" Arumi merasa bersalah.
"Sudahlah ayo pulang" ajak Dafa pergi lebih dulu dari Arumi. "Tunggu aku dong Dafa, kebiasaan ninggalin mulu" cemberut arumi sambil menarik ujung Hoodie Dafa.